You are on page 1of 3

TUGAS ADAT ISTIADAT

UPACARA ADAT DAERAH TORAJA


RAMBU SOLO

NAMA : ANUGRAH PUTRI INDAHSARI

RAMBU SOLO
Rambu Solo' adalah kata dalam bahasa Toraja yang secara
harafiah berarti asap yang arahnya ke bawah.Asap yang arahnya
ke bawah artinya ritus-ritus persembahan (asap) untuk orang mati
yang dilaksanakan sesudah pukul 12 ketika matahari mulai
bergerak menurun. Rambu solo sering juga disebut Aluk Rampe
Matampu, ritus-ritus di sebelah barat, sebab sesudah pukul 12
matahari berada di sebelah barat. Oleh karena itu ritus-ritus
persembahan dilaksanakan di sebelah barat Tongkonan, rumah
adat Toraja. Tidak ada undangan khusus bagi orang-orang yang
akan menghadiri ritus ini. Setiap masyarakat Toraja menyadari
bahwa mereka terhisab dalam persekutuan masyarakat Toraja,
dan nilai-nilainya hanya dapat dihayati secara benar dan
eksistensial oleh orang Toraja.

JENIS-JENIS UPACARA
Jenis upacara ditentukan oleh status orang yang meninggal,
dalam masyarakat Toraja dikenal sebagai tana atau kelas. Ada
beberapa stratifikasi upacara rambu solo, sebagai berikut:
1. Didedekan palungan, berlaku untuk semua tana atau kelas.
2. Disilli, berlaku untuk semua kelas.
3. Dibai Tungga, berlaku untuk semua kelas.
4. Dibai apa, berlaku untuk semua kelas.
5. Tedong tungga, untuk semua kelas.
6. Tedong tallu atau tallung bongi, untuk tana karurung ke atas.
7. Tedong pitu, limang bongi, untuk tana bassi.
8.Tedong kasera, pitung bongi, untuk tanabassi dan tana bulaan.
9. Rapasan, untuk tana bassi dan tana bulaan.

Jenis upacara pertama dan kedua diselenggarakan untuk


kematian anak. Jenis ketiga dan keempat berlaku hanya bagi
para budak. Jenis kelima berlaku untuk semua kelas, termasuk
budak asal sanggup menanggung biayanya. Dengan alasan
ekonomis jenis upacara ketujuh merupakan yang paling sering
dilaksanakan.

You might also like