You are on page 1of 9

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

MODUL PERTEMUAN KE 11
MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MATERI KULIAH:

Tegangan (stress) dan Regangan (strain)

POKOK BAHASAN:

TEGANGAN DAN REGANGAN


11-1

TEGANGAN (STRESS)
Anda sudah sudah memahami mengenai gerak suatu benda tegar, yaitu

suatu atraksi matematis guna memudahkan

perhitungan, karena semuanya

beda nyata, sampai suatu batas tertentu, berubah di bawah pengaruh gaya
yang dikerjakan terhadapnya.

Gambar. 11-1. (a) Sebuah batang yang tertegang. (b) Tegangan di irisan tegak
lurus sama dengan F/A. (c) dan (d) Tegangan di irisan yang miring
dapat diuraikan menjadi tegangan normal Fn/A dan tegangan
tangensial (singgung) F1/A.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

Gambar 11. (a) memperlihatkan sebuah batang yang penampang


lintangnya uniform dan luasnya A. Batang ini pada masing masing ujungnya
mengalami gaya tarik F yang sama besarnya dan berlawanan arahnya.
Dikatakanlah bahwa batang itu dalam keadaan tertegang.
Mari kita tinjausebuah irisan tegak lurus pada panjang batang (dalam
gambar ditandai dengan garis putus putus). Karena masing masing potongan
batang itu dalam kesetimbangan, maka potongan di sebelah kanan irisan tentu
mengerjakan tarikan terhadap potongan di sebelah kiri dengan gaya F, dan
sebaliknya. Asal irisan itu tidak terlalu dekat ujung batang, tarikan tersebut akan
terdistribusi merata pada luas penampang lintang A, seperti ditunjukkan oleh
beberapa anak panah pendek dalam Gambar 10-1 (b).
Tegangan (ketegangan) di tempat irisan itu didefinisikan sebagai
perbandingan besar gaya F terhadap luas bidang penampang A.

Tegangan =

F
A

(11.1)

Tegangan semacam ini disebut tegangan tarikan, karena kedua potongan


bentang itu saling melakukan tarikan satu sama lain.
Tegangan itu merupakan pula tegangan normal, sebab gaya yang
terdistribusi tegak lurus pada luas.
Satuan gaya 1 newton per meter kuadrat (1 N m-2), 1 dyne per sentimeter
kuadrat (1 dyne cm-2), dan 1pound per square foot (1 lb ft-2). Sering pula dipakai
satuan lb in-2.
Kita tinjau sekarang sebuah irisan yang arahnya dibuat sekehendak,
seperti dalam gambar 11-1 (c). Gaya resultan yang dikerjakan terhadap
potongan yang satu oleh potongan yang satu lagi dan sebaliknya sama besarnya
dan berlawanan arah dengan gaya F di ujung irisan.
Tetapi gaya itu sekarang terdistribusi pada bidang A yang lebih luas dan
arahnya tidak tegak lurus pada bidang. Bila resultan seluruh gaya yang
terdistribusi itu dinyatakan dengan satu vektor yang besarnya F1 seperti dalam
Gambar 10-1 (d), vektor ini dapat diuraikan menjadi komponen Fn yang normal
terhadap bidang A dan komponen F1 yang tangen terhadapnya.
Tegangan normalanya didefinisikan sebagai perbandingan komponen F1
terhadap bidang A. Perbandingan komponen F1 terhadap bidang A disebut
tegangan tangensial pada irisan:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Tegangan normal =

MODUL KE-11

Fn
A'

Tegangan tan gensial (luncur ) =

F1
A'

(11.2)

Tegangan, tidak seperti gaya, bukanlah besaran vektor karena tidak


dapat memberinya arah yang tertentu. Gaya yang bekerja terhadap potongan
benda itu di sisi tertentu suatu irisan ada mempunyai arah yang tertentu.
Tegangan termasuk salah satu besaran fisika yang disebut tensor.

Gmb. 11-2. Sebuah batang yang mengalami kompresi

Sebuah batang yang mengalami dorongan pada ujung ujungnya,


seperti pada Gambar 11-2, dikatakan berada dalam kompresi. Tegangan pada
irisan garis putus putus, dilukiskan pada (b), juga merupakan tegangan normal
tetapi dalam hal ini disebut tegangan kompresi, karena potongan yang satu
mendorong potongan yang lain. Akan jelas kiranya bahwa jika arahnya
sembarang, irisan itu akan mengalami baik tegangan luncur maupun tegangan
normal, tetapi tegangan normal ini sekarang merupakan tegangan kompresi.
Sebagai contoh lain benda mengalami tegangan, lihat balok yang
irisannya berbentuk segi empat sama sisi pada Gambar 1-3 (a). Balok itu
mengalami dua gaya kopel yang sama besar dan berlawanan arahnya, yang
dihasilkan oleh pasangan Fx dan gaya Fy yang terdistribusi dipermukaannya,
balok itu dalam keadan setimbang, dan setiap bagiannya bverada dalam
keadaan setimbang juga.
Jadi gaya gay tersebar dia tas permukaan diagonal pada Gamabr 11-3
(b) harus mempunyai gaya resultan F yang komponen komponennya sama
dengan Fx dan Fy. Oleh karena itu tegangan pada irisanini merupakan kompresi
semata mata, walaupun tegangan pada permukaan kanan dan pada
permukaan bawah adalah tegangan luncur. Begitu pula, dari Gambar 11-3 (c)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

dapat kita lihat bahwa permukaan diagonal yang lain dalam keadaan tertegang
tarik semata mata.

Gmb. 11-3. (a) Sebuah benda yang menderita tegangan yang lain macamnya,
tegangan pada salah satu permukaan diagonalnya, di (b), merupakan
tegangan kompresi semata mata; pada permukaan diagonal yang
satu lagi, di (c), merupakan semata mata tegangan akibat tarikan.

Gmb. 11-4. Fluida di bawah tekanan hidrostatik. Gaya sembarang arah terhadap
sebuah

permukaan

adalah

normal

pada

permukaan

bersangkutan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

yang

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

Kita kita tinjau pula perihal fluida yang mengalami tekanan Fluida artinya
zat yang dapat mengalir; jadi istilah ini dapat dipakai untuk zat cair dan gas. Jika
di setiap titik di dalam fluida ada tegangan singgung, fluida itu akan menghindar
ke samping selama tegangan itu ada. Jadi di dalam fluida yang diam, tegangan
singgung dimana mana nol.
Pada Gambar 11-4 melukiskan fluida di dalam sebuah silinder yang ada
pistonnya; terhadap piston ini bekerja gaya arah kebawah. Sehingga di dalam
gambar merupakan pandangan dari samping atas sebagian fluida yang
berbentuk pasak.
Seandainya berat fluida diabaikan, maka gaya yang bekerja terhadap
bagian ini hanyalah gaya yang dikerjakan fluida di sekelilingnya, dan karena tidak
punya komponen tangensial gaya ini haruslah normal pada permukaan pasak itu.
Andaikan Fx. Fy, dan F ialah gaya gaya yang bekerja terhadap ketiga
permukaannya. Karena fluida dalam keadaan setimbang, maka:
F sin = Fx,

F cos = Fy
Begitu pula

A sin = A,

A cos = Ay

Bagilah persamaan persamaan yang atas dengan yang bawahnya


maka kita dapatkan :

F Fx Fy
=
=
A Ax Ay
Sebab itu gaya per satuan luas adalah sama, bagaimanapun arah irisan,
dan selamanya merupakan kompresi.
Setiap perbanmdingan di atas mendifinisikan tekanan hidrostatik p di
dalam fluida, yaitu:

P=

F
A'

F = pA

(11.3)

Satuan tekanan ialah 1 N m-2, 1 dyn cm-2, atau 1 lb ft-2. seperti halnya
dengan jenis tegangan lainnya, tekanan bukanlah besaran vektor dan tidak dapat
ditunjukkan kemana arahnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

Gaya terhadap sembarang bidang didalam (atau yang membatasi) fluida


yang diam dan menderita tekanan, adalah normal terhadap bidang itu,
bagaimanapun arah bidang itu. Inilah yang dimaksud dengan ungkapan umum,
bahwa tekanan di dalam suatu fluida sama besar ke semua arah.
Tegangan di dalam zat padat dapat pula merupakan tekanan hidrostatik,
asalkan tegangan di semua titik permukaan zat padat itu bersifat demikian.
Maksudnya, gaya per satuan luas haruslah sama di semua permukaan, dan gaya
haruslah sama tegak lurus (normal) pada permukaan dan mengarah ke dalam.
Tidak demikian halnya pada Gambar 11-2, dimana gaya gaya dikerjakan hanya
pada ujung ujung batang, tetapi otomatis gaya per satuan luas akan sama
semua di titik jika zat padat yang direndamkan ke dalam fluida yang menderita
tekanan.

11-2

REGANGAN (STRAIN)
Yang dimaksud dengan regangan ialah perubahan relatif atau bentuk

benda yang mengalami tegangan.


Tiap jenis tegangan yang kita bicarakan sebelum ini ada jenis
regangannya masing masing.

Gambar. 11-5. Regangan memanjang didefinisikan sebagai l/lo.


Gambar 11-5 melukiskan sebuah batang yang panjang aslinya lo dan
berubah menjadi panjang l apabila pada ujung ujungnya dilakukan gaya tarik
yang sama besar dan berlawanan arahnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

Sudah tentu perpanjangan itu tidak hanya timbul pada ujung ujung
batang saja; setiap unsur batang itu bertambah panjnag, sebanding dengan
pertambahan

panjang

batang

itu

didefinisikan

sebagai

perbandingan

pertambahan panjang terhadap panjnag awalnya:


Regangan akibat tarikan =

l lo l
=
lo
lo

(11.4)

Regangan akibat kompresi (desakan) pada batang itu didefinisikan


dengan cara yang sama, yaitu sebagai perbandingan berkurangnya panjang
terhadap panjang awalnya.

Gmb. 11-6. Perubahan bentuk balok yang menderita tegangan luncur. Regangan
luncurnya ditentukan berdasarkan x/h.

Gambar 11-6 (a) melukiskan sifat perubahan bentuk (deformasi) apabila


terhadap permukaan permukaan sebuah balok bekerja tegangan tangensial,
seperti pada gambar 11-3. Garis putus putus abcd melukiskan balok yang tidak
mengalami tegangan, dan garis penuh abcd melukiskan balok yang mengalami
tegangan.
Dalam gambar (a), bagaikan tengah balok yang tertegang dan bagian
tengah balok yang tidak tertegang, berimpit. Pada bagian (b), sisi ad dan sisi ad
yang berimpit.
Panjang permukaan permukaan yang menderita tegangan tangensial
hampir tetap konstan, sedangkan semua dimensi yang sejajar dengan diagonal
ac panjnagnya bertambah, dan yang sejajar dengan diagonal bd panjnagnya
berkurang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

Perhatikanlah bahwa ini memang begitu seharusnya berdasarkan sifat


tegangan dakhtil yang bersangkutan (lihat Gambar 11-3). Regangan semacam
ini disebut regangan luncur, dan didefinisikan sebagai perbandingan perubahan x
sudut b terhadap dimensi melintang (transversal) h:
Regangan luncur = xlh

(11.5)

Seperti halnya jenis regangan lain, regangan luncur dinyatakan dengan


bilangan semata mata.
Regangan yang dihasilkan oleh tekanan hidrostatik, dinamakan regangan
volume, yang didefinisikan sebagai perbandingan perubahan volume V,
terhadap volume awal V. Regangan volume juga merupakan modulus bulk dan
dilambangkan dengan huruf B. Defenisi umu modulus bulk adalah perbandingan
( negatif) perubahan tekanan terhadap perubahan regangan volume yang
dihasilkan.

dP

dp

B = - ------

= - V ----------

dV /V

dV

Regangan volume =

V
V

(11.6)

Modulus bulk disebut juga dengan kompresibilitas (k), berdasarkan defenisinya


maka :
1
K = ---- =

dV/V

dV

------- = - ---- ------------

dP

dP

Jadi kompresibiltas suatu bahan sama dengan berapa besar berkurangnya


volume, -dV/V, persatuan kenaikan tekanan dP.

Contoh Soal :
Volume minyak

di dalam sebuah alat tekan hidroulik 5 ft3. Berapakah

penyusutan volumenya bila minyak itu menderita tekanan sebesar 2000 lb. in-2
Kompresibiltas minyak tersebut 20 x 10 -6 atm-1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL KE-11

Untuk kenaikan tekanan sebesar 1 atm, volume susut 20 bagian per juta, karena
2000 lb.in-2 = 136 atm, volume susut 136 x 20 = 2720 bagian per juta.
Karena volume awal 5 ft3, penyusutan yang terjadi pada volume tersebut adalah
2720 / 1 juta x 5 ft3 = 0.0136 ft3 = 23,5 in3

Atau berdasarkan persamaan

V = -k.V. p
= -20 x 10 -6 atm-1 x 5 ft3 x 136 atm
= -0.0136 ft3

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

You might also like