Professional Documents
Culture Documents
KESADARAN
DAN
MATI BATANG OTAK
dr. Airiza Ahmad
dr. Jofizal Jannis, Sp. S(K)
Departemen Neurologi FK UI
Kuliah 2, Pontianak Jan, 2010
Objektif
Mengetahui tentang koma struktural dan
metabolik
Peranan neurotransmiter
Pendekatan diagnosis, diagnosis banding
dan manajemen pasien dengan kesadaran
menurun
Menentukan mati batang otak dan prosedur
pemeriksaan
Definisi
Kesadaran adalah : keadaan terjaga atau
mampu mempersepsikan (aware) diri sendiri
dan lingkungan.
Koma adalah suatu keadaan tidak sadar total
terhadap diri sendiri dan lingkungan
meskipun distimulasi dengan kuat.
Diantara keadaan sadar dan koma terdapat
berbagai variasi keadaan/status gangguan
kesadaran : berkabut, delirium, obtundasi,
stupor, ttt acute
Secara klinis derajat kesadaran dapat
ditentukan dengan pemeriksaan bedside.
Anatomi Kesadaran
Dua (2) komponen penentu kesadaran
Formasio retikularis dan hemisfer serebral
Tampak
Samping Regio
Sistem Saraf
Brain Stem
Reticular
Activating
System
Skema Aras
Jalur sensory khusus
Ascending ~ kesadaran
Wakefulness
Awareness
NEUROTRANSMITTER (NT)
Terdapat minimal 4 NT yang berperan
dalam kesadaran
Nor epinephrin
Dopamine
Serotonin
Acetyl choline
Consciousness
Kesadaran normal
Koma
BRAIN DEATH
VEGETATIVE STATE
Minimally Conciousness
Lock-in Syndrome
Etiologi Gangguan
Kesadaran
Proses difus dan
multifokal
Metabolik (hipo atau
hiperglikemia, gagal
hati, gagal ginjal,
keracunan (obatobatan, alkohol)
Lesi Supratentorial
Haemoragik (EDH, SDH, ICH)
Infark (embolus, trombus)
Tumor (primer, sekunder,
abses)
Lesi Infratentorial
Haemoragik (serebellum, pons)
Infark batang otak
Infeksi
Tumor serebellum
Konkussio dll
Abses serebellum
Metode menimbulkan
Respons pasien tidak sadar
Supra orbital
Sternum
Kuku jari
Pendekatan diagnostik
pasien tidak sadar
Membedakan secara cepat faktor penyebab
apakah kerusakan stuktural atau metabolik
dan manajemen
Komponen yang harus diperiksa pada
tingkat kesadaran meliputi
Pola pernafasan
Ukuran dan reaksi pupil
Pergerakan mata dan
Respon dari okulovestibuler
Gambara
n Pola
Nafas
apnestik
Apnoe
Pernafasan Cheyne
Stokes
Hiperventilasi Neurogenik
Sentral
Pernafasan Apneustik
Pernafasan Kluster
Pernafasan Ataksik
Okulovestibular
Negatif koma dalam karena lesi batang otak
Reflek Okuler
pada pasien tidak sadar
Gambaran Klinis
Diagnosis
Awitan akut
Defisit Neurologi
Anoksia
Intoksikasi
Gambaran Klinis
Diagnosis
Cedera
Kepala
Gambaran klinik
Riwayat cedera kepala
Imajing : normal, kontusion,
edema, perdarahan
Gangguan
metabolik
Lab abnormal:
electrolytes, dll
Imajing and lab tidak
menunjukkan penyebab
lain
Locked -in
syndrome
pada infark
brainstem
Sanggup komunikasi
dengan gerakan mata
Infark brainstem pada CT
atau MRI
Persistence
vegetative
state
Gambaran Klinis
Diagnosis
Asesmen
Pemeriksaann umum
Pemeriksaan Neurologi
GCS
Fungsi batang otak (pupils,
gerakan bola mata, menelan dll)
Motorik
E Epilepsy
F Fever
G GCS
H Herniation
I Investigate
Investigasi
Glukose, Test fungsi hati, ginjal, analisa
gas darah, hematologi dan koagulasi
EKG, Ro foto thoraks
CT scan (+/- kontras)
Lainnya: skrening infeksi, TFT, alcohol
darah, toksikologi, lumbal punksi
(jarang), EEG, MRI
Diagnosis
Mati Batang
Otak
Objektif
Memahami definisi mati klasik dan
mati batang otak (mati otak)
Mengetahui prasyarat tes mati otak
Mengetahui cara melakukan tes mati
otak
Mengetahui kesulitan dalam
menentukan diagnosis mati otak
Definisi Mati
Mati Klasik = Asistol + Apnea
Berhenti secara total dan pasti fungsi nafas
dan jantung, hal ini diketahui setelah
dilakukan tindakan resusitasi emergensi.
Definisi Mati
Mati otak = Mati Batang Otak
Kehilangan kemampuan untuk sadar
bersama-sama dengan kehilangan
menetap fungsi batang otak termasuk
kemampuan untuk bernafas.
42
Penentuan diagnosis
mati batang otak ??
Tiga komponen
menegakkan diagnosis
mati batang otak
Memenuhi prasyarat untuk
dilakukan tes diagnosis MBO
Pemeriksaan (tes) MBO
Tes konfirmasi
44
Prasyarat
Secara klinis atau neuroimajing terbukti
kerusakan SSP yang berperan dalam diagnosis
mati batang otak
Disingkirkan kondisi komplikasi medis yang
dapat meragukan penilaian klinis (Gangguan
elektrolit dan asam basa berat, atau gangguan
endokrin)
Bukan intoksikasi obat atau keracunan / bisa
Temperatur tubuh (core) 32 C
45
Kemungkinan kausa
1. Pupil terfiksasi
vestibuler supressan
ototoksik agents
penyakit sebelumnya
5. EEG isolelektrik
obat sedativa
anoksia
hipotermi
ensefalitis
trauma
T (hr)
Therapeutic range
Lorazepam
10-20
0.1-0.3 mcg/ml
Midazolam
2-5
50-150 ng/ml
Diazepam
40
0.2-0.8 mcg/ml
Carbamazepine
10-60
2-10 mcg/ml
Phenobabitone
100
20-40 mcg/ml
Pentobarbitone
10
1-5 mcg/ml
Thiopentone
10
6-35 mcg/ml
Morphine
2-3
70-450 ng/ml
10-24
75-200 ng/ml
10 ml/h
800-1500 mg/l
Amitriptyline
Alcohol
47
48
Koma
Penilaian hilangnya
reflek-reflek batang
otak
Pupil
Penilaian respon
motorik dan sensoris
Tidak ada respons terhadap rangsangan: reflek
kornea, jaw reflex, dan penilaian gerakan otot
wajah saat diberikan rangsang nyeri daerah kuku,
supraorbita, temporomandibular.
Tidak ada reflek muntah dan batuk menandakan
hilangnya reflek faring dan trakea. Reflek muntah
timbul dengan stimulasi bagian posterior faring
menggunakan spatel lidah. Suction Trakeal/
bronchial akan menstimulasi reflek batuk.
Apnea test
Sebelum dilakukan apneu test diperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi
Menurut Widjick (1995) apnea test dapat
dilakukan apabila:
Temperatur sentral >36,5C.
Tekanan sistolik >90 mmHg
Euvolemia
pCO2 normal (optional pCO2 arterial >40mmHg)
pO2 normal (optional pO2 >200mmHg)
Hasil
Perhatikan gerakan napas (abdominal dan
dada) selama diskoneksi 8-10 menit, ukur
pula pO2 dan pCO2 arterial. Kemudian
pasang kembali ventilator.
Bila tidak terdapat gerakan napas dan pCO2
arterial >60 mmHg, apnea test dinyatakan
positif.
Bila terdapat gerakan napas maka apnea test
dinyatakan negatif dan tes harus di ulang
TES KONFIRMASI
MATI BATANG OTAK
Meliputi cerebral angiography, TCD,
EEG, dan cerebral scintigraphy.
Di Indonesia tidak memerlukan tes-tes
konfirmasi.
56