You are on page 1of 41

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

IKGM / IKGP IV
Periode 25 Agustus - 4 Oktober 2014

di :
RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
Puskesmas Jenggawah
Puskesmas Kencong

Oleh :
Adetya Febianti
NIM. 081611101027

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
0

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Pembangunan di bidang kesehatan gigi
merupakan bagian integral pembangunan nasional, artinya dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi tidak boleh
ditinggalkan. Upaya di bidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian untuk
menunjang kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan dilakukan dengan
memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga
dalam pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan
(Depkes RI, 2004).
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negaranegara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit
jaringan keras gigi (caries dentin).Hal ini karena prevalensi karies di Indonesia
mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila
diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.Tingginya prevalensi karies gigi
serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktorfaktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor pelayanan
kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia. (Magdarina, 2005)
Salah satu sarana yang digunakan untuk melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit dan puskesmas. Rumah sakit adalah salah satu sarana
kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan
berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Sedangkan
1

Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan.
Berdasarkan kegiatan PKL IKGM/IKGP IV yang telah penulis ikuti selama 6
minggu (25 Agustus 04 Oktober 2014) di 3 tempat (RSUD Dr. H. Koesnadi
Bondowoso, Puskesmas Jenggawah dan Puskesmas Kencong) terdapat berbagai
macam kasus penyakit gigi dan mulut yang ditemukan. Kasus-kasus tersebut antara
lain gangren pulpa, persistensi, hiperemi pulpa, pulpitis, gangren radiks, gingivitis
dan periodontitis. Berdasarkan kasus yang ditemukan di lapangan, terapi untuk
masing-masing kasus gigi dan mulut diberikan kepada pasien di setiap pelayanan
kesehatan, baik di Puskesmas dan Rumah Sakit.

1.2

Tujuan
1. Untuk mengetahui dan belajar mengenai sistem manajemen pelayanan
kesehatan secara terintegrasi di puskesmas dan rumah sakit.
2. Untuk mengetahui kasus penyakit gigi dan mulut berdasarkan prevalensi
tertinggi menurut umur, jenis kelamin selama 6 minggu (25 Agustus 04
Oktober 2014) kegiatan PKL IKGM/IKGP IV di tempat (RSUD Dr. H.
Koesnadi Bondowoso, Puskesmas Jenggawah dan Puskesmas Kencong)
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap kasus tersebut selama 6
minggu (25 Agustus 04 Oktober 2014) kegiatan PKL IKGM/IKGP IV
di tempat (RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso, Puskesmas Jenggawah
dan Puskesmas Kencong)

1.3

Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen pelayanan kesehatan di
rumah sakit dan puskesmas.

2. Untuk mendapatkan informasi jumlah kasus penyakit gigi dan mulut serta

perawatannya pada tempat

RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso,

Puskesmas Jenggawah dan Puskesmas Kencong.


3. Untuk mengetahui kasus penyakit gigi dan mulut tertinggi dan

penatalaksanaan terhadap kasus yang terjadi di tempat kegiatan PKL


IKGM/IKGP IV di tempat RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso,
Puskesmas Jenggawah dan Puskesmas Kencong

yang nantinya dapat

dijadikan dasar pedoman untuk perhitungan keperluan alat dan bahan


pelayanan kesehatan gigi di masing-masing poli pelayanan kesehatan.

BAB II
HASIL KEGIATAN

2.1 RSUD dr.H. Koesnadi Bondowoso


2.1.1 Gambaran Umum
Badan pelayanan kesehatan RSUD dr.H. Koesnadi Bondowoso merupakan
rumah sakit daerah tipe B non pendidikan yang didirikan oleh pemerintah daerah
kabupaten bondowoso dalam rangka memperlancar peningkatan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat.
RSUD dr.H. Koesnadi Bondowoso terletak dijalan piere tendean no 3 bondowoso,
telp (0332) 421974, fax. (0332) 422311
Tugas Rumah Sakit
1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara terpadu, serasi dengan peningkatan pencegahan dan melaksanakan
upaya rujukan sesuai peraturan yang berlaku.
2. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standart
pelayanan kesehatan rumah sakit.
a. Fungsi rumah sakit
1. Pelayanan medik
2. Pelayanan penunjang medik dan nonmedik
3. Pelayanan dan asuhan keperawatan
4. Pelayanan rujukan
5. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
6. Pelaksanaan administrasi dan pengembangan
7. Pengelolan administrasi umum dan keuangan
8. Penyusunan laporan keuangan
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
b. Visi rumah sakit

Menyelanggaran pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh sesuai


standart profesi dengan peningkatan yang dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
c. Misi rumah sakit
1. Melayani seluruh lapisan masyarakat kabupaten Bondowoso dan
sekitarnya dalam pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan mutu rumah sakit sesuai dengan kemampuan standart
rumah sakit.
3. Meningkatkan subsidi silang yang dapat meningkatkan pendapatan rumah
sakit guna mendukung anggaran belanja.
4. Meningkatkan kesejahteran dan ketrampilan pegawai secara proporsional
dalam mencapai peningkatan dan kinerja rumah sakit.
5. Meningkatkan dan memantapkan mekanisme rujukan berjenjang antara
rumah sakit dan puskesmas atau puskesmas pembantu serta tenaga
kesehatan lainnya.
6. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan.
7. Mengembangkan kemampuan pelayanan sesuai dengan perkembangan
IPTEK dan tuntutan kebutuhan masyarakat.

KEGIATAN ORIENTASI
1.2 Orientasi hari Selasa, 26 Agustus 2014
1.2.1 Orientasi di bagian Loket

Bagian loket bertugas untuk melayani menerima pasien baru


dan lama dan melakukan pencatatan dalam buku register, penomeran rekam
medik serta menghimpun rekam medik. Penyusunan dan penempatan kartu
medic berdasarkan urutan nomor yang ditempatkan dalam rak. Penomeran
diurutkan berdasarkan nomor, jika nomor awal dibawah 35 maka dilihat
nomor akhir, sedangkan jika nomor diatas 35 maka nomor disesuaikan dengan
nomor urut sesungguhnya. Masing-masing kardek ditempatkan dalam rak
sesuai dengan poli tujuannya.
Macam-macam kartu medic (kardek) antara lain :
a.

Warna merah

: untuk pasien rawat jalan wanita usia lebi dari

15 tahun
b.

Warna biru: untuk pasien rawat jalan laki-laki usia lebih dari 15
tahun.

c.

Warna kuning

: untuk pasien anak-anak rawat jalan usia 1-15

tahun.
d.

Warna hijau

: pasien rawat jalan ibu hamil usia kandungan

hingga 5 bulan.
e.

Warna putih

: pasien rawat jalan ibu hamil usia kandungan

lebih dari 5 bulan.


Pasien kulit kelamin dan saraf tidak dibedakan kardeknya berdasarkan
usia, tetapi berdasarkan jenis kelamin, sedangkan untuk poli gigi dan poli
mata terdapat peta mata dan gigi (kadek khusus).

1.3 Orientasi hari Rabu, 27 Agustus 2014


2.3.1 Orientasi dibagian Radiologi
6

Instalasi Radiologi bertugas memberikan pelayanan dan pemeriksaan


penunjang vradiologi untuk membantu menegakkan diagnosa. Pemeriksaan
radiologi yang dilakukan terdiri atas pemeriksaan radiologi diagnostic yaitu
pemeriksaan sederhana (pemeriksaan tanpa kontras),sedang (tanpa
kontras), canggih (pemeriksaan dengan kontras). Di Rumah Sakit dr. H
Koesnadi di instalasi radiologinya belum mempunyai foto dengan
menggunakan kontras dan pelayanan radiologi hanya terbatas yang
sederhana saja, sedangkan apabila terdapat pasien yang memerlukan CTScan ataupun MRI dan foto panoramik gigi geligi maka akan dirujuk
keJember karena keterbatasan fasilitas.
1.4
Orientasi hari Kamis, 28 Agustus 2014
1.4.1
Orientasi di Rekam Medis
Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan, dan pelayanan lain pada pasien
pada sarana kesehatan.
Kegunaan rekam medik adalah :
1. Sebagai sarana dan alat komunikasi antar dokter denan tenaga ahlia.
2. Dasar rencana terapi yang diberikan oleh pasien.
3. Bukti tertulis atas semua tindakan pada pasien yang telah dilakukan pihak
rumah sakit pada pasien.
4. Dalam bidang hokum, rekam medis untuk melindungi pasien, dokter dan
tenaga kesehatan laiinya serta rumah sakit.
5. Data khusus sebagai bahan penelitian
6. Sensus harian
7. Laporan secara mingguan, bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.
Sistem penyimpanan rekam medic sebagai berikut :
A. Filling adalah suatu cara penyimpanan yang sistematik dan benar dalam
urutan yang spesifik, sehingga pengambilan dan penyimpanan dapat
dilakukan dengan cepat dan sudah.
7

B. Penyimpanan
1. Centralisasi

: semua file menjadi satu berkas dengan nomor yang

sama, disimpan pada satu tempat yang sama dan pasien rawat jalan,
rawat inap, dan IGD.
2. Desentralisasi

: file pasien ada di beberapa tempat bila nomor dengan

nomor rekam medic sama tempatnya menyebar menyebar dengan nomor


yang berbeda di masing-masing lokasi
3. Filling by name : penyimpanan file yang berdasarkan nama pasien
sebagai identitas disimpan secara alpatical, sehingga tidak dibutuhkan
nomor berkas.
4. Filling by number : penyimpanan file berdasarkan nomor register
pasien.
1.5 Orientasi hari Rabu, 3 September 2014
2.5.1 Orientasi di bagian Instalasi Farmasi
Tugas pokok instalasi farmasi adalah mengatur, menyelenggarakan dan
mengawasi manajemen di seluruh instalasi farmasi rumah sakit. Sedangkan
fungsinya adalah mengelola barang kefarmasian yang dilingkungan rumah sakit.
Instalasi farmasi dibagi menjadi dua gedung, yaitu :
a. Gedung obat, buka setiap

hari jam kerja yang terbagi menjadi

beberapa gedung yaitu ruangan kepala instalasi administrasi, unit


produksi obat, nit penerimaan, dan penyimpanan obat.
b. Apotek, buka 24 jam unuk melayani kebutuhan obat, bahan dan alat
medis sesuai resep dokter dari rawat jalan dan rawat inap.
Struktur organisasi diinstalasi farmasi, yaitu :
1. Kepala bagian farmasi
2. Bagian gudang obat
3. Sie bagian gas medis
4. Sie bagian sterilisasi pusat
8

5. Sie bagian distribusi dan pelayanan


Fungsi dan kewenangan instalasi farmasi, yaitu :
1. Fungsi perencanaan
2. Menetapkan sasaran dan perencanaan oprasional instalasi farmasi
3. Fungsi pengorganisasian
4. Menetapkan format organisasi dan tata kerja instalasi farmasi,
menetapkan prosedur kerja dan prosedur tetap.
5. Fungsi pelayanan
6. Menetapkan dan melaksanakan system distribusi dan pelayanan
serta memberikan pelayanan informasi obat.
7. Fungsi pengawasan
8. Menetapkan

kebijakan

serta melaksanakan

pengawasan dan

pengendalian obat dan lainnya, memantau obat dan efek samping,


memantau penggunaat dan barang farmasi.
9. Fungsi evaluasi
10. Mengevaluasi kualitas dan kuantitas kegiatan pelayanan farmasi
diinstalasi

secara

periodic

serta

berkelanjutan

untuk

menyempurnakan kegiatan selanjutnya.


11. Pengadaan obat diinstalasi farmasi berdasarkan data pemakaikaian
obat sebelumnya, data 10 besar penyakit epidemologi dan buku
panduan pengobatan. Pengelolaan obat psikotropika dan narkotika
menjadi

tanggungjawab

kepala

instalasi

farmasi.

Pelayanan

berdasarkan resep dokter. Instalasi membuat laporan bulanan


kekantor wilayah kesehatan provinsi Jawa Timur dengan tembusan
kantor dinas kesehatan kabupaten bondowoso.

1.5.2 Orientasi di bagian Laboratorium

Pada orientasi bagian ini diberikan data lembaran pengantar rujukan


dari poli/ugd yang ditujukan pada bagian laboratorium untuk dilakukan
pemerikasaan meliputi :
1. Darah lengkap
2. Gula darah
3. Liver fungsi test
4. Renal fungsi test
5. Lemak
6. Pemeriksaan elektrolit
7. Pemeriksaan cairan otak
8. Pemeriksaan urine lengkap
9. Pemeriksaan sedimen

1.6 Orientasi hari Kamis, 4 September 2014


1.6.1 Orientasi dibagian UGD
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit
yang harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.
IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua
pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi
pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah
Sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima, menstabilkan dan
mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta
juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat. IGD juga menyediakan
sarana penerimaan untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana,
hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam membantu keadaan
bencana yang terjadi di tiap daerah.

10

Ruang IGD, selain sebagai area klinis, IGD juga memerlukan fasilitas
yang dapat menunjang beberapa fungsi-fungsi penting sebagai berikut:
kegiatan ajar mengajar, penelitian/riset, administrasi, dan kenyamanan staff.
Adapun area-area yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi
pasien di IGD adalah :
a) Area administratif,
b) Reception/Triage/Waiting area,
c) Resuscitation area,
d) Area Perawat Akut (pasien yang tidak menggunakan ambulan),
e) Area Konsultasi (untuk pasien yang menggunakan ambulan),
f) Staff work stations,
g) Area Khusus, misalnya: Ruang wawancara untuk keluarga
pasien,

Ruang

Prosedur,

Opthalmology/ENT,

Plaster

Psikiatri,

Ruang

room,

Apotik,

Isolasi,

Ruang

Dekontaminasi, Area ajar mengajar.


h) Pelayanan

Penunjang,

misalnya:

Gudang

Tempat

Penyimpanan, Perlengkapan bersih dan kotor, Kamar mandi,


Ruang Staff, Tempat Troli Linen,
i) Tempat peralatan yang bersifat mobile Mobile X-Ray
equipment bay,
j) Ruang alat kebersihan.
k) Area tempat makanan dan minuman,
l) Kantor Dan Area Administrasi,
m) Area diagnostic misalnya medis imaging area laboratorium,
n) Departemen keadaan darurat untuk sementara/ bangsal
observasi jangka pendek/ singkat (opsional),
o) Ruang Sirkulasi.

11

1.7 Orientasi hari Sabtu, 6 September 2014


2.7.1 Orientasi di bagian Tata Usaha
Tindakan kesekretariata dibagi menjadi beberapa sub bidang yang
berada dibawah tanggung jawab direktur. Sekertariat dipimpin oleh sekretaris
yang bertugas melaksanakan tata usaha umum kepegawaian, pemeliharaan
perlengkapan kantor, kearsipan, urusan rumah tangga, peraturan perundangan,
kehumasan, dan kepustakaan, pelaporan dan keamanan kantor.
Fungsi kesekretariatan antara lain :
1. Pelaksanaan urusan kepegawaian
2. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan kantor
3. Pelaksanaan urusan surat-surat dan kearsipan
4. Pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan direktur

II. PUSKESMAS JENGGAWAH

3.1 Puskesmas jenggawah


Data wilayah
Terletak di sebelah selatan kota Jember, di jalan raya Kawi no 139 Kecamatan
Jenggawah Kabupaten Jember. Wilayah kerja nya meliputi desa jenggawah, desa
cangkring, desa Wonojati.
12

Batas-batasnya sebagai berikut :


a.
b.
c.
d.

Sebelah Timur
Sebelah Barat
Sebelah Utara
Sebelah Selatan

: Kecamatan Tempurejo
: Kecamatan Ajung
: Kecamatan Ambulu
: Kecamatan Kemuningsari Timur.

KEGIATAN ORIENTASI
1.2 Orientasi pada hari Rabu, 10 September 2014
1.2.1 Orientasi di bagian Promosi Kesehatan
Bagian promosi kesehatan memiliki tujuan agar dapat tercapai perubahan
perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Promosi kesehatan dapat berupa penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang
artinya adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan
membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan advokasi,
pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali,
menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
Sasaran :
a)
b)
c)
d)
e)

Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader


Penyuluhan Kesehatan
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Advokasi program kesehatan dan program prioritas
Kampanye program prioritas antara lain : vitamin A, narkoba, P2M

DBD, HIV, malaria, diare


f) Promosi kesehatan tentang narkoba
g) Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
h) Pembinaan dana sehat/jamkesmas
1.2.2 Orientasi di bagian UKS dan Remaja
13

Bagian UKS ini merupakan sebuah program kesehatan dengan sasaran


anak sekolah. Petugas UKS melakukan kunjungan 8x setahun pada tiap-tiap
sekolah di wilayah kerja puskesmas Kencong . Sekolah yang didatangi petugas
UKS mulai dari SD hingga SMA. Kegiatannya meliputi:
a) screening kesehatan utamanya untuk anak yang baru masuk SD,
b) UKGS
c) BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dilakukan hanya pada SD
kelas I untuk imunisasi DT dan Campak, dan untuk anak SD kelas III
d)
e)
f)
g)

1.2.3

untuk imunisasi TT
Penyuluhan kantin bersih dan sehat
Kesehatan Lingkungan sekolah
Promosi Kesehatan
Pembentukan kader UKS (dokter kecil)

Orientasi di bagian Kesehatan Olahraga


Upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga
untuk meningkatkan derajat kesehatan.. Tujuannya adalah meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman para petugas kesehatan tentang kesehatan
olahraga di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Sehingga masyarakat
terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatkan
derajat kesehatan, kebugaran, serta produktifitas kerja.
PROGRAM PENDUKUNG
1. Olahraga preventif
Sasaran : semua orang
Jenis kegiatan :
a. Pemeriksaan kadar kolesterol
b. Pemeriksaan denyut nadi
c. Pemeriksaan tekanan darah
d. Konseling fitness
e. Olahraga bersama
2. Olahraga pada anak
Sasaran : anak-anak dan usia sekolah
Jenis kegiatan :
a. Bermain dan berolahraga aktif
14

b. Bimbingan olahraga
c. Penyuluhan pertumbuhan badan
3. Olahraga pada wanita
Sasaran : wanita berdasarkan kelompok umur
Jenis kegiatan :
a. Senam ibu hamil
b. Senam refleksi untuk ibu-ibu
c. Senam relaksasi untuk pekerja wanita
4. Olahraga pada usia lanjut
Sasaran : orang usia lanjut
Jenis kegiatan :
a. Konseling usila
b. Pemeriksaan rutin usila
c. Senam kebugaran
d. Jalan santai
1.2.4

Orientasi di bagian Gizi


Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program

pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan


pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A,
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan petugas program ini ada yang
dilakukan secara harian, bulanan, smesteran (6 bulan sekali) dan tahun
( setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang
dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan
adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat
dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
Program perbaikan gizi ini biasanya yaitu dengan pembagian vitamin
A pada balita setiap 6 bulan sekali, pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan
pemberian makanan tambahan pada balita, biasanya program ini berbarengan
dengan program posyandu.

15

1.2.5 Orientasi di bagian Rawat Inap


Pelayanan rawat inap digunakan untuk

pasien-pasien yang

membutuhkan perawatan intensif. Petugas yang memberikan

pelayanan

intensif yang tidak dapat dirawat jalan. Petugas rawat inap terdiri dari dokter
dan perawat. Pasien rawat inap berasal dari pasien UGD dan pasien dari balai
pengobatan umum yang memerlukan perawatan intensif. Bila rawat inap tidak
bisa menangani maka pasien akan dirujuk.
1.3

Orientasi pada hari Kamis, 11 September 2014

1.3.1 Orientasi Bagian Apotek

Bagian ini bertujuan untuk melakukan perencanaan, pengadaan dan


distribusi obat serta pelaporan obat dipuskesmas. Permintaan obat dilakukan 2
bulan sekali ke GFK berdasarkan LPLO. Obat yang telah diterima dari GFK,
diperiksa dan dimasukkan ke gudang obat puskesmas, selanjutnya dilakukan
pencatatan.
1.3.2 Orientasi Bagian KB
Program KB bertujuan untuk m emperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,
anak, keluarga dan bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup
rakyat dan bangsa,memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR
yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan
anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Pelayananan KB

berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan

menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan


dapat berkonstribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat
fertilitas bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik), serta
meningkatkan fertililitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.
Metode kontrasepsi meliputi :
- KB alamiah (sistem kalender, coitus interuptus)
- Metode KB hormonal ( pil, suntik, susuk )
- Metode KB non hormonal (kondom, AKDR / IUD, vasektomi, dan tubektomi)

16

1.4 Orientasi pada hari Sabtu, 13 September 2014


1.4.1 Orientasi di bagian UGD
Layanan Gawat darurat yang diberikan kepada penderita yang
memerlukan

pengobatan

atau tindakan yang cepat dan tepat. UGD

Puskesmas Jenggawah buka 24 jam. UGD dapat merujuk pasien ke RS


Subandi apabila kasus tidak dapat ditangani oleh Puskesmas dan memerlukan
penanganan lebih lanjut.
1.4.2 Orientasi di bagian Balai Pengobatan
Bagian BP. Umum puskesmas Jenggawah melayani pengobatan dan
pemeriksaan pasien usia 5 tahun ke atas, kecuali pasien hamil dan KB.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan,
tensi, pemeriksaan fisik. Per hari rata-rata bagian ini melayani 40 pasien.
Semua pasien yang diperiksa di bagian ini tidak dipungut biaya, kecuali
pasien membutuhkan tindakan medis.

1.5 Orientasi pada hari Selasa, 16 September 2014


1.5.1 Orientasi di bagian SP2TP
SP2TP adalah sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas,
yang berisi tentang data umum, sarana, tenaga kesehatan, dan upaya
pelayanan kesehatan. Selain data puskesmas ambulu, SP2TP juga menyimpan
data dari Polindes dan Ponkesdes yang masuk ke peta wilayah kerja
puskesmas ambulu. Semua laporan beberapa bagian dikumpulkan baru
kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan.

17

1.5.2 Orientasi di bagian KIA


Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Kegiatan yang
dilakukan antara lain :
1. Kesehatan ibu
a) Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil sesuai dengan standar untuk
kunjungan lengkap
b) Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
c) Pelayanan nifas paripurna sesuai standar
d) Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi
e) Jumlah kematian maternal yang diaudit
2. Kesehatan bayi
a) Penanganan dan rujukan kesehatan resiko tinggi
b) Cakupan EBLR ditangani
c) Cakupan bayi paripurna
d) Cakupan PM2
3. Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah
a)Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita dan apras
(kontak pertama) Jumlah balita dan apras paripurna
3.5.3 Orientasi Bagian Tata Usaha
Bagian T.U puskesmas Jenggawah bertanggung jawab atas 3 hal, yaitu
kepegawaian, keuangan dan SP2TP. Bagian ini merupakan tangan kanan
dari kepala puskesmas, karena semua bagian di puskemas melapor ke bagian
T.U. Dalam hal kepegawaian, T.U bertugas untuk membuat struktur
organisasi, daftar kepangkatan pegawai, absensi pegawai, pengangkatan
pegawai, dan sebagainya. Dalam hal SP2TP, T.U bertugas untuk membuat
serta mencatat laporan bulanan maupun tahunan kegiatan puskesmas yang
selanjutnya akan dilaporkan ke Dinkes Jember.

1.6

Orientasi Hari Rabu, 17 September 2014

1.6.1 Orientasi Bagian Laboratorium


18

Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan


laboratorium dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan
yang dapat dilakukan pada bagian laboratorium puskesmas Jenggawah
diantaranya: pemeriksaan urin, darah dan sputum.
1.6.2 Orientasi Bagian Loket
Jam buka loket pada hari senin-kamis jam 07.30-12.00, hari jumat jam
07.30-10.00, sedangkan hari sabtu jam 07.30-11.30. Semua pasien harus
terregistrasi ke bagian loket sebelum mendapatkan pelayanan di puskesmas
Jenggawah. Alur pendaftaran di loket yaitu : pasien datang mendaftar mengambil
nomer, kemudian menunggu dipanggil sesuai dengan nomer antrian.
Pelayanan loket untuk pendaftaran pasien baru harus membawa identitas
diri (KTP/SIM/Askes/Jamkesmas/Kartu Pelajar) Untuk pasien lama : membawa
kartu tanda pengenal keluarga (KTPK). Tetapi jika pasien lama cukup membawa
kartu berobat dari Puskesmas yang diberikan saat pertama kali mendaftar
dipuskesmas.
1.6.3 Orientasi di bagian Kesehatan Lingkungan
Program ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan
masyarakat di lingkungan sekitar. Kegiatan yang dilakukan yaitu penyuluhan
kepada masyarakat betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan tetap bersih.
Kegiatan dari program ini antara lain inspeksi sanitasi tempat umum setiap
bulannya, kegiatan ini melihat kebersihan, kamar mandi serta halaman. Selain itu
juga diadakan program

rumah sehat, pemberantasan sarang nyamuk yang

diadakan setiap jumat, pembuangan limbah medis, pembinaan desa percontohan


serta klinik sanitasi. Klinik sanitasi ini adalah program yang diadakan setiap jumat
dan sabtu dimana diadakan konseling kepada pasien tentang penyakit diare dan
ISPA terkait dengan PHBS nya.

19

1.7

Kegiatan orientasi Kamis, 18 September 2014

1.7.1 Orientasi Bagian Lansia


Program bagian lansia meliputi pembinaan lansia, pertemuan kelompok
lansia dengan ditambhakan kegiatan hiburan seperti karaoke, arisan dan senam
lansia setiap hari jumat setiap minggunya.
3.11 Kegiatan UKGS dan UKGMD
Kegiatan UKGS diwilayah Jenggawah dilaksanakan pada tanggal 26
September 2014 di TK Stirkah Salafiah dengan jumlah peserta 39 orang dan
di SD Wonojati 1 pada tanggal 30 September 2014 Peserta yang mengikuti
UKGS ini sejumlah 47 orang.
Tahapan UKGS yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut, demo cara menyikat gigi yang benar, serta pemeriksaan gigi dan mulut.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan banyak siswa yang gigi
molar pertamanya sudah mengalami karies. Hal ini dikarenakan masih
rendahnyan kesadaran orang tua untuk meberi motivasi bagi anaknya untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selain itu anak-anak cenderung
mengkonsumsi makaanan yang bersifat kariogenik.
Kegiatan UKGS ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut masyarakat serta kesadaran untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulutnya.
III. PUSKESMAS KENCONG

1.1 Profil Puskesmas Kencong


Puskesmas kencong mempunyai luas wilayah 41,88 km2. Puskesmas Kencong
ini terletak di jalan Kartini no. 216, kecamatan Kencong. Kabupaten Jember. Terdapat
5 desa di kecamatan Kencong, yaitu desa Kencong, desa Wonorejo, desa Cakru, desa
20

Paseban, dan desa Kraton. Wilayah kerja puskesmas Kencong meliputi desa Kencong
(yang akan dipecah menjadi desa Kencong dan desa Kutoarjo) dan desa Wonorejo.
Sedangkan 3 desa lainnya dibawah wilayah kerja puskesmas Cakru.
Batas wilayah puskesmas Kencong sebelah utara adalah kecamatan
Umbulsari, kemudian batas wilayah timur dan selatan Puskesmas Kencong adalah
Kecamatan Gumukmas. Batas wilayah barat adalah Kecamatan Jombang.
1.2 Program Puskesmas
1.2.1 Program Pokok
Promosi kesehatan
Upaya penyehatan Lingkungan (Kesling)
Upaya perbaikan Gizi
KIA dan KB
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M)
Upaya pengobatan
1.2.2 Program pengembangan
Program-program pokok puskesmas antara lain : promosi kesehatan,
upaya penyehatan lingkungan, keluarga berencana, upaya perbaikan gizi, P2M, an
pengobatan. Sedangkan program inovatif berupa upaya kesgilut, upaya kesehatan
anak umur sekolah dan remaja, laboratorium, pemberdayaan masyarakat dalam
kemandirian hidup, upaya penyehatan rawat inap, upaya kesehatan umur lanjut,
kesehatan jiwa, kesehatan matra, kesehatan indra dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
KEGIATAN ORIENTASI

1.3 Orientasi hari Selasa, 23 September 2014


1.3.1 Orientasi di bagian UGD
Hasil orientasi pada bagian ini didapatkan informasi bahwa layanan darurat yang
diberikan kepada penderita yang memerlukan pengobatan ./ tindakan yang cepat
dan tepat. Apabila terjadi keterlambatan dalam penanganan akan menyebabkan
21

kerusakan anggota tubuh yang permanen bahkan kematian. Petugas kesehatan di


UGD terbagi atas 3 perawat, bidan dan dokter on call. UGD di Puskesmas
Kencong ini di buka setelah poli umum tutup sehingga nantinya pasien gawat
darurat ataupun yang memerlukan rawat inap pada saat puskesmas tutup tetap
dapat dirawat tetapi melewati UGD terlebih dahulu.
1.3.2

Orientasi di bagian Loket


Jam buka loket di Puskesmas Kencong pada hari senin-kamis jam 07.30-

12.00, hari jumat jam 07.30-10.00, sedangkan hari sabtu jam 07.30-11.30. Semua
pasien harus terregistrasi ke bagian loket sebelum mendapatkan pelayanan di
puskesmas Kencong. Alur pendaftaran di loket yaitu :
1. pasien datang mendaftar mengambil nomer, kemudian menunggu
dipanggil sesuai dengan nomer antrian. Setelah dipanggil pasien dibuatkan
rekam medik dan kemudian diantarkan ke poli yang dibutuhkan oleh
pasien. Saat loket tutup atau ada kasus kegawatdaruratan, pasien bisa
langsung diberi perawatan kesehatan tapi keesokan harinya, anggota
keluarga pasien

harus mendaftar ke bagian loket untuk mendapatkan

kartu rekam medis.


a. Untuk pasien baru : membawa identitas diri
b. (KTP/SIM/Askes/Jamkesmas/Kartu Pelajar)
c. Untuk pasien lama : membawa kartu tanda pengenal keluarga
(KTPK)
1.4 Orientasi hari Kamis, 25 September 2014
1.4.1 Orientasi di bagian Kesehatan Lingkungan
Orientasi bagian esehatan lingkungan ini diterangkan tetntang pentingnya
Upaya kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu program pokok puskesmas
yang mencakup kesehatan perumahan, jamban, air bersih, pembuangan sampah dan
air limbah serta sanitasi tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh petugas
Puskesmas Kencong meliputi:
a.
b.

Penyehatan makanan dan minuman


Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
22

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1.4.2

Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah


Penyehatan pemukiman
Pengawasan sanitasi tempat umum
Pengamanan polusi industri
Pengamanan pestisida
Klinik sanitasi
Penyehatan air
Orientasi di bagian labortorium
Pada bagiian laboratorium Puskemas Kencong kegiatan yang

dilakukan meliputi pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan yang ddilakukan


pada bagian laboratorium puskesmas Kencong diantaranya: pemeriksaan urin,
darah lengkap dan sputum.
1.4.3

Orientasi di bagian BP Umum


Bagian ini melayani pemeriksaan dan pengobatan pasien. Pemeriksaan

pasien meliputi pemeriksaan kesehatan secara umum, tekanan darah, dan juga
pemeriksan yang membutuhkan rujukan ke bagian laborat. Apabila pasien
membutuhkan perawatan yang lebih intensif maka pasien akan dikirim ke
pelayanan rawat inap jika puskesmas masih bisa mengatasi kasus penyakit
tersebut, tetapi apabila penyakit sudah parah maka Puskesmas akan merujuk
ke Rumah Sakit agar pasien dapat ditangani lebih intensif.
1.5 Orientasi hari Sabtu, 27 September 2014
1.6.1 Orientasi di bagian SP2TP
SP2TP merupakan sitem pencatatan dan pelaporan terpadu. Bagian ini
bertugas mencatat seluruh kegiatan puskesmas yang diambil dari tiap-tiap
bagian pelayanan serta membuat laporan rutin, yang akan dilaporkan ke
dinas kesehatan. Pustu dan Polindes yang termasuk wilayah kerja
puskesmas Kencong juga melaporkan seluruh kegiatannya ke bagian SP2TP.
Bagian ini juga merupakan tempat penyimpanan data dan juga bertanggung
jawaab terhadap sistem informasi kesehatan puskesmas.
Sistem pelaporan puskesmas diolah bulanan dan tahunan. Pelaporan
bulanan meliputi:
23

- LB 1

: data kesakitan

- LB 2

: data obat-obatan

- LB 3

: data Gizi, imunisasi, P2M

- LB 4

: rawat inap

Sedangkan pada pelaporan tahunan terdapat PKP (Penilaian Kinerja


Puskesmas) yang nantinya dijadikan POA (laporan perencanaan tahunan ke
depan), dan menjadin laporan tahunan yang akan dilaporkan ke dinas
kesehatan. Laporan tahunan yang diserhkan ke dinkes akan menghasilkan
suatu point penilaian SP2TP yang disebut juga dengan penilaian puskesmas
tersebut.
1.6 Orientasi hari Selasa, 30 September 2014
1.6.1
Orientasi di bagian P2M
Tujuan dari program ini adalah meneukan kasus penyakit menular
sedini mungkin dan mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat
yang memudahkan terjadinya terjadinya penyebaran suatu penyakit menular.
Upaya yang dilakukan yaitu survey epidemiologi, penanggulangan KLB,
pencegahan dan pengobatan pasien yang menderita TB, Kusta, ISPA, DBD dll.
Macam kegiatan yang dilakukan :
1. Pelayanan imunisasi
2. Survey epidemiologi
3. Kasus yang ditangani oleh petugas khusus missal kusta dan TBC
Untuk kasus Kusta dan TBC petugas P2M menyediakan obat yang harus
diambil oleh penderita setiap bulan dan penderita yang dinyatakan positif
mengidap kedua penyakit ini wajib untuk kontrol dan mengambil obat setiap
bulannya di Puskesmas, selain itu petugas P2M bertanggung jawab penuh
dalam pengurangan adanya kasus-kasus tersebut di wilayah Puskesmas
Kencong agar tidak menjadi KLB.
1.6.2

Orientasi di bagian Apotek dan Gudang Obat

24

Bagian ini bertujuan untuk melakukan perencanaan, pengadaan dan distribusi


obat serta pelaporan obat dipuskesmas. Permintaan obat dilakukan 2 bulan sekali
ke GFK berdasarkan LPLO. Obat yang telah diterima dari GFK, diperiksa dan
dimasukkan ke gudang obat puskesmas, selanjutnya dilakukan pencatatan.
Bagian Apotek ini adalah bagian dimana tempat pasien mengambil obat
setelah dilakukan pe,eriksaan di poli gigi maupun balai pengobatan dan KIA. Jika
stok obat di Apotek habis maka petugas mengambil persedian obat di gudang
obat.
1.7 Orientasi hari Rabu, 1 Oktober 2014
1.7. 1 Orientasi di bagian Imunisasi dan KB
Imunisasi diberikan di puskesmas dan juga posyandu. Terdapat lima
imunisasi dasar lengkap, diantaranya Hepatitis B, Campak, DPT, BCG, Polio.
Imunisasi di Puskesmas Kencong ini biasanya melayani pasien setiap hari Rabu.
Jadwal imunisasi pada bayi
UMUR
0-7 hari
1 bulan
2 bulan
3bulan
4 bulan
9-11 bulan

JENIS IMUNISASI
HB 0
BCG, Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak

Imunisasi DPT berdampak demam pada bayi, oleh karena itu setelah
imunisasi, ibu bayi diberi resep penurun panas. Imunisasi polio dilakukan 4 kali
dengan rentang 1 bulan, sedangkan imunisasi tetanus optimalnya dilakukan sebanyak
5 kali.
Jadwal imunisasi TT.

Imunisasi
TT

Selang waktu minimal


pemberian imunisasi
25

Lama perlindungan

langkah awal
pembentukan tubuh
terhadap penyakit tetanus

TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5

1 bulan setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
12 bulan setelah TT 3
12 bulan setelah TT 4

3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun

Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif adalah PUS (Pasangan
Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru. Program KB dilakukan di dalam
gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam gedung antara lain KB suntik, Pil ,
IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan kegiatan luar gedung dilakukan pada saat
posyandu, KB yang dapat dilakukan adalah KB suntil, Pil, dan kondom.
1.8 Orientasi Hari Jumat, 3 Oktober 2014
1.8.1 Orientasi di bagian MTBS
MTBS adalah suatu pendekatan terpadu dalam tata laksana balita sakit.
MTBS merupakan

standart pelayanan di tingkat puskesmas yang bertujuan

menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan anak balita. Penyakit yang
sering di tangani di bagian ini adalah pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi
yang diperberat oleh masalah malnutrisi dan anemia
1.8.2

Orientasi di bagian KIA


Bagian ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan

pada ibu serta meningkatkan derajat kesehatan anak. Kegiatan yang dilakukan antara
lain :
1. Kegiatan di dalam gedung
a. Pemeriksaan ibu hamil
b. Pelayanan persalinan
c. Kontrol ibu nifas
d. Imunisasi
e. Kunjungan neonatus
f. Pelayanan kesehatan bayi
2. Kegiatan di luar gedung
a. Kelas senam ibu hamil
26

b. Posyandu
c. Lomba bayi sehat
Pelayanan yang dilakukan di bagian KIA puskesmas Kencong buka
setiah hari senin-sabtu. Khusus hari rabu dilakukan imunisasi. Untuk kasus ibu
hamil resiko tinggi rujukan dilakukan ke RSUD Subandi atau RSUD Balung.
Puskesmas Kencong merupakan salah satu puskesmas PONED yang langsung di
bawah binaan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, yang tiap bulan sekali
datang berkunjung.
1.8.3

Orientasi di bagian rawat inap

Pelayanan rawat inap dilakukan pasien-pasien yang membutuhkan perawatan


intensif. Petugas yang memberikan pelayanan terdiri dari dokter dan perawat.
Pasien rawat inap berasal dari pasien UGD dan pasien dari balai pengobatan
umum yang memerlukan perawatan intensif. Bila rawat inap tidak bisa
menangani maka pasien akan dirujuk ke RS Soebandi ataupun RS Balung.
1.9 Kegiatan UKGMD dan UKGS
Kegiatan UKGS diwilayah Kencong dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus
2014 di SDN Kencong 4 dengan jumlah peserta murid kelas 4 sejumlah 26 orang,
dan MI Hasyim Ashari sejumlah 27, MI NU 2 Kencong sejumlah 11 orang.
Kegiatan ini juga dilakukan di SD Muhammadiyah Kencong dan diikuti 30 orang
siswa serta di SDN Kencong 6 dengan peserta sebanyak 32 orang. Kegiatan
tersebut dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2014. Pada tanggal 3 September
UKGS dilaksanakan lagi di SDN Wonorejo 1 Kencong yang diikuti sebanyak 39
orang murud SD tersebut.
Tahapan UKGS yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut,
demo cara menyikat gigi yang benar, serta pemeriksaan gigi dan mulut. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan didapatkan banyak siswa yang

gigi molar

pertamanya sudah mengalami karies. Hal ini dikarenakan masih rendahnya


27

kesadaran orang tua untuk meberi motivasi bagi anaknya untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut. Selain itu anak-anak cenderung mengkonsumsi
makaanan yang bersifat kariogenik.
Kegiatan UKGS ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut masyarakat serta kesadaran untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulutnya.

BAB III
28

PEMBAHASAN
3.1 Data Kunjungan Pasien Poli Gigi
Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Selama Masing-masing
2 Minggu Di RSUD Dr. H. Koesnadi, Puskesmas jenggawah, dan Puskesmas
Kencong.
Dari hasil pelayanan kesehatan di poli gigi yang dilaksanakan di 2 Puskesmas
dan 1 Rumah Sakit yaitu RSUD Dr. H. Koesnadi, Puskesmas jenggawah, dan
Puskesmas Kencong pada periode tanggal 25 Agustus 4 Oktober 2014, jumlah
kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel 1 dan grafik 1
berikut ini
lainlain
(K07,K
10

Jenis
Kelamin

K0
3

K0
5

K0
0

K0
2

K0
4

K0
8

K0
1

K0
6

Jumla
h

Perempu
an

32

laki-laki

13

jumlah

45

Tabel 3.1 Masalah gigi dan mulut Menurut Jenis Kelamin di RS Bondowoso
Pada tabel diatas diketahui bahwa pasien dengan jenis kelamin wanita paling
sering menerima perawatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Umum daerah dr.
Koesnadi Bondowoso yaitu dengan jumlah 32 orang dan terbanyak kunjungan pasien
wanita yang melakukan perawatan yaitu pada kasus penyakit jaringan gigi dan
jaringan keras lain. Jumlah kunjungan untuk pasien laki-laki sebanyak 13 orang.
Kesadaran untuk menjaga kebersihan rongga mulut lebih banyak wanita dilihat
banyaknya kunjungan pasien tersebut, dan paling sedikit untuk kunjungan kasus

29

tertentu yaitu kunjungan pasien laki-laki pada kasus gangguan perkembangan erupsi
gigi.

3.2 Grafik Masalah gigi dan mulut Menurut Jenis Kelamin di RS Bondowoso
Keterangan Kode :
K00

Gangguan Perkembangan Erupsi Gigi

K01

Gigi Terbenam Impaksi

K02

Karies Gigi

K03

Penyakit Jaringan Keras Gigi Lain

K04

Penyakit Pulpa Dan Jaringan periapikal

K05

Gingivitis Dan Penyakit Jaringan Periodontal

K06

Gangguan Gusi Dan Hubungan Alveolar Dan Tidak Bergigi Lainnya

K08

Gangguan Gigi Dan Jaringan Penyangga Laiinnya

K09

: kista rongga mulut (macam-macam kista tergantung lokasinya)

K10

: penyakit rahang lain (osteomyelitis, trismus, fraktur).

K11

: penyakit kelenjar liur (ranula, mucocele).


30

K12

: stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan (RAS, traumatik ulser,


ulser decubitus).

K13

: penyakit bibir dan mulut lainnya ( cheilitis, angular cheilitis, linea


alba buccalis).

K14

: penyakit lidah (fissure tongue, lichen planus, hairy tongue,


candidiasis, atropik glossitis).

Pada grafik diatas dapat ditemukan bahwa kunjungan pasien di RS dr Koesnadi Bondowoso
terbanyak pada jenis kelamin wanita adalah kasus ekstraksi gigi yaitu terdapat 8 kasus dan
pada jenis kelamin laki-laki, pasien tersebut ke RSUD dr Koesnadi untuk melakukan
perawatan saluran akar sebanyak 4 kasus serta berkonsultasi adanya gigi impaksi sebanyak 4
kasus.

Jenis
Kelamin
Perempuan
laki-laki
jumlah

20.04

20.06

20.01

20.03

20.05

20.09

20.02

20.07

7
4
11

6
2
8

36
14
50

15
7
22

70
22
92

4
5
9

1
1
2

12
12
24

Tabel 3.3 masalah gigi dan mulut

lainlain
(20.08,
20.10)
1
3
4

Jumlah
152
70
222

menurut umur jenis kelamin di puskesmas

Kencong dan Jenggawah


Pada tabel diatas diketahui bahwa pasien dengan jenis kelamin wanita paling
sering menerima perawatan gigi dan mulut di Puskesmas Kencong dan Puskesmas
Jenggawah yaitu dengan jumlah 152 orang dan terbanyak kunjungan pasien wanita
yang melakukan perawatan yaitu pada kasus penyakit jaringan gigi dan jaringan keras
lain. Jumlah kunjungan untuk pasien laki-laki sebanyak 70 orang yang melakukan
perawatan pada kasus penyakit jaringan gigi dan jaringan keras lain.. Kesadaran
untuk menjaga kebersihan rongga mulut lebih banyak wanita dilihat banyaknya
kunjungan pasien tersebut, dan paling sedikit untuk kunjungan kasus tertentu yaitu
kunjungan pasien laki-laki pada kasus gangguan perkembangan erupsi gigi.
31

3.4 Grafik masalah gigi dan mulut

menurut umur jenis kelamin di puskesmas

Kencong dan Jenggawah

Keterangan Kode :
20.01

Gangguan Perkembangan Erupsi Gigi

20.02

Gigi Terbenam Impaksi

20.03

Karies Gigi

20.04

Penyakit Jaringan Keras Gigi Lain

20.05

Penyakit Pulpa Dan Jaringan periapikal

20.06

Gingivitis Dan Penyakit Jaringan Periodontal

20.07

Gangguan Gusi Dan Hubungan Alveolar Dan Tidak Bergigi Lainnya

20.09

Gangguan Gigi Dan Jaringan Penyangga Laiinnya

Menurut grafik batang diatas diketahui bahwa kunjungan untuk puskesmas dan
rumah sakit sangat berbeda, namun dapat dilihat hampir di ketiga tempat tersebut,
pasien dengan jenis kelamin wanita paling sering menerima perawatan gigi dan
32

mulut, untuk pasien berjenis kelamin wanita di Puskesmas Kencong dan Jenggawah
dengan jumlah 152 orang sedangkan pasien laki-laki hanya berjumlah 70 orang.
Pasien berjenis kelamin wanita yang banyak berkunjung untuk melakukan perawatan
terdapat pada kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal yaitu sebanyak 70 orang, dan
yang paling sedikit melakukan perawatan terdapat pada jenis kelamin laki-laki yaitu
pada kasus gigi impaksi. Jumlah kunjungan pasien puskesmas jenggawah dan
puskesmas kencong selama 14 hari sebanyak 222 orang.
3.5 Tabel dan grafik batang perawatan gigi dan mulut Menurut Umur 0-45
Tahun di RS Bondowoso
Umur
< 10 th
10-20 th
21-30 th
31-40 th
> 40 th
Jumlah

3.5 Tabel

Jenggawah

Kencong

Bondowoso

16
11
4
9
9
49

65
28
29
39
50
211

Jumlah
5
4
11
5
15
40

86
43
44
53
74
300

Perawatan Menurut Umur 0-45 Tahun di RSUD dr.H. Koesnadi

Bondowoso
Pada tabel diatas diketahui bahwa jumlah pasien berdasarkan umur dari
masing-masing tempat yaitu Rumah Sakit H.Koesnadi Bondowoso, Puskesmas
Jenggawah, dan Puskesmas Kencong. Pada rumah sakit H, Koesnadi Bondowoso
didapatkan jumlah pengunjung terbanyak pada usia lebih dari 40 tahun yaitu
sebanyak 40 orang. Pada Puskesmas kencong pengunjung yang terbanyak adalah
pada usia anak yaitu kurang dari 10 tahun yaitu sebanyak 65 orang, sedangkan
pada Puskesmas Jenggawah terdapat 16 orang yang berusia kurang dari 10 tahun
yang banyak mengunjungi Puskesmas.

33

3.6

Grafik

Perawatan Menurut Umur 0-45 Tahun di RSUD dr.H. Koesnadi

Bondowoso, Puskesmas Jenggawah, Puskesmas Kencong

Perawatan pada kasus karies gigi di Rumah Sakit dr. H Koesnadi adalah
dengan tumpatan Glass Ionomer dan adanya perawatan saluran akar, tergantung
dengan indikasinya.Sedangkan jika kariesnya profunda ditumpat dengan eugenol
dicampur fletser. Seharusya perawatan yang dapat dilakukan pada karies salah
satunya

melalui

perawatan

restorasi.Restorasi

merupakan

perawatan

untuk

mengembalikan struktur anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan fraktur,
atrisi, abrasi, erosi dan karies (Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan RI,
2007).
Kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal di Rumah Sakit Bondowoso
perawatannya sama seperti Puskesmas yang lain yaitu dengan mematikan pulpa dan
34

mensterilkannya secara berulang hingga tidak ada keluhan baru kemudian ditumpat
tetap. Tumpatan post perawatan penyakit pulpa juga menggunakan eugenol dicampur
dengan fletser. Perawatan kasus gangguan perkembangan dan erupsi gigi adalah
dengan ekstraksi.Gigi yang sudah goyang menggunakan chlor ethyl sedangkan yang
belum goyang dengan anestesi topikal dan anestesi infiltrasi.Kasus gingivitis dan
penyakit periodontal biasanya dilakukan pencabutan, tetapi bila kondisinya masih
sakit, maka diberikan medikasi terlebih dahulu dan pencabutan dilakukan tiga hari
kemudian.Kehilangan perlekatan yang cukup besar pada kasus periodontitis
menyebabkan kegoyangan pada gigi.Ekstraksi terhadap gigi goyang juga dapat
dilakukan apabila dukungan terhadap gigi goyang tidak diperoleh meskipun telah
dilakukan perawatan (Ginting, 2010).
Perawatan kasus gigi terbenam dan impaksi adalah odontektomi.Kasus
anomali dentofasial (termasuk maloklusi) perawatannya tergantung dari kondisi gigi geliginya.

Perawatan yang dilakukan pada kasus persistensi adalah ekstraksi gigi


sulung agar gigi permanennya dapat tumbuh sesuai dengan lengkung gigi yang baik
dan benar. Biasanya ekstraksi gigi sulung yang persistensi cukup dengan
menggunakan anastesi topical misalnya Chlore Etile, namun apabila gigi tidak
goyang dapat juga menggunakan citojet.
Kasus kedua yang paling sering terjadi antara umur 0-45 tahun di Puskesmas
adalah gangren pulpa. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies.
Karies dentin adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan sementum)
oleh aktivitas sel jasad renik (mikroorganisme) dalam dental plak. Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan intraoral).
Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
a. Karies profunda (+).
b. Pasien tidak merasakan sakit.

35

c. Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung kaca mulut


yang bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).
Pasien tidak merasakan sakit.
d. Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas
lalu sentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya,
hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien.
e. Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan
dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan
jaringan periodontium memperlihatkan penebalan (Kartini, 2009).
Pada kasus gangren pulpa, prosedur pertama yang harus dilakukan adalah
medikasi, baik dengan cara desinfeksi saluran akar yang disertai oleh pemberian
medikasi saluran akar, maupun pemberian antibiotik per oral. Medikasi bertujuan
untuk memusnahkan mikroorganisme yang ada di dalam saluran akar. Obat saluran
akar sebaiknya diganti tiap minggu dan tidak boleh lebih dari dua minggu, karena
dapat menjadi cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan
mikroorganisme (Grossman, dkk., 1995).
Fungsi obat sterilisasi saluran akar antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.

Untuk membantu mengeluarkan mikroorganisme


Mengurangi rasa sakit
Menghilangkan eksudat periapikal
Mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras
Mengontrol resorbsi radang (Walton dan Torabinejad, 1998)

Bahan-bahan yang dipakai untuk sterilisasi saluran akar di RS dan


Puskesmas antara lain:
a. Eugenol, merupakan kelompok minyak esensial kimiawi minyak
cengkeh yang memiliki hubungan dengan fenol. Eugenol dapat
menghalangi impuls saraf interdental dan memiliki efek desinfektan
lemah. Biasanya pemakaiannya dikombinasikan dengan ChKM.
b. ChKM (Chlorofenol Kamfer Menthol), merupakan kelompok fenol
disertai kamfer sebagai pengencer guna mengurangi efek iritasi.

36

ChKM dapat memusnahkan berbagai mikroorganisme yang biasa


ditemukan pada saluran akar yang terinfeksi.
c. TKF (Trikresol Formalin), merupakan kombinasi formalin dan kresol,
yang berfungsi sebagai desinfektan kuat. Formokresol adalah suatu
medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap
organisme aerobik dan anaerobik yang ditemukan dalam saluran akar
(Grossman, dkk., 1995).
Selain medikasi intra pulpa, pasien gangren pulpa juga diberi medikasi
antibiotik per oral sebagai suatu perawatan tambahan infeksi periapikal akut atau jika
terdapat infeksi periodontal. Antibiotik yang paling efektif untuk digunakan pada
endodontik darurat adalah Penicilin. Contohnya adalah Amoksisilin. Cara kerjanya
adalah

menghambat

sintesis

dinding

sel

pada

waktu

perkembangbiakan

mikroorganisme. Kekuatan mikrobialnya adalah bakterisidal. Penicilin efektif


terhadap kokus gram positif dan banyak anaerob yang terlibat dalam infeksi
endodontik (Grossman, dkk., 1995).

37

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien yang sering berkunjung ke
Puskesmas Jenggawah dan Kencong serta RSUD dr. H.Koesnadi adalah pasien
berjenis kelamin wanita yaitu lebih dari 50%, dan kasus terbanyak yang dijumpai di
Puskesmas maupun rumah sakit adalah Persistensi dan Gangren pulpa serta
perawatan yang sering dilakukan di Puskesmas dan rumah sakit tersebut adalah
ekstraksi kemudian disusul oleh medikasi dan sterilisasi.
4.2 Saran
4.2.1 Dapat
4.2.2

digali

lagi

penatalaksanaan

dari

masing-masing

komplikasinya
Dapat digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Behrman. R. L. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Dian Rakyat.
38

kasus

dan

Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.
Grossman L, Oliet S dan Rio. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta :
EGC.
Grossman LI. 1998. Endodontic Practice. 8th ed. Philadelphia, London : Lea
and Febiger.
Kennedy. 2002. Konservasi Gigi Anak (Pediatric Operative Dentistry). Jakarta :
EGC.
Kiswaluyo dan Yani, Ristya Widi Endah. 2009. Trend kunjungan pasien Poli
Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember: Jurnal PDGI 59 (1) hal 19-23 2009
Mulyadi, Dedi S.E.,MM.,DR., Uus M. Fadli, Ir.,S.E.,MM., Fitriyani Cipta Kusuma ,
Ningsih, SE. 2013. Analisis Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Pada
Rumah Sakit Islam Karawang. Jurnal Manajemen Vol.10 No. 3 April 2013.
Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.
Pedlar J, Frame JW. 2007. Oral And Maxillofacial Surgery. China : Churchill
Living Stone Elsevier.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71. 2013. Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes RI.
Sabiston, DC. 1994. Buku Ajar Bedah. Volume 2. Jakarta : EGC.
Sanghai S, Chatterjee P. 2009. A Concise Textbook Of Oral And Maxillofacial
Surgery. New Delhi : Jaypee Publisher.
Suryawati, P.N. 2010. 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gigi Anak. Jakarta :
Dian Rakyat.
Suswardji, Edi SE., MM Nelly Martini, SE., MM Rani Meliana, SE. 2012. Pengaruh
Pelayanan Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Adiarsa
Karawang Timur: Jurnal Manajemen Vol.09 No. 2.
Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi. Jakarta : EGC.
Yuwono. 2003. Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya karies dentis di
SMA Negeri 15 Semarang. Jakarta : EGC.

39

40

You might also like