Professional Documents
Culture Documents
IKGM / IKGP IV
Periode 25 Agustus - 4 Oktober 2014
di :
RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
Puskesmas Jenggawah
Puskesmas Kencong
Oleh :
Adetya Febianti
NIM. 081611101027
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan.
Berdasarkan kegiatan PKL IKGM/IKGP IV yang telah penulis ikuti selama 6
minggu (25 Agustus 04 Oktober 2014) di 3 tempat (RSUD Dr. H. Koesnadi
Bondowoso, Puskesmas Jenggawah dan Puskesmas Kencong) terdapat berbagai
macam kasus penyakit gigi dan mulut yang ditemukan. Kasus-kasus tersebut antara
lain gangren pulpa, persistensi, hiperemi pulpa, pulpitis, gangren radiks, gingivitis
dan periodontitis. Berdasarkan kasus yang ditemukan di lapangan, terapi untuk
masing-masing kasus gigi dan mulut diberikan kepada pasien di setiap pelayanan
kesehatan, baik di Puskesmas dan Rumah Sakit.
1.2
Tujuan
1. Untuk mengetahui dan belajar mengenai sistem manajemen pelayanan
kesehatan secara terintegrasi di puskesmas dan rumah sakit.
2. Untuk mengetahui kasus penyakit gigi dan mulut berdasarkan prevalensi
tertinggi menurut umur, jenis kelamin selama 6 minggu (25 Agustus 04
Oktober 2014) kegiatan PKL IKGM/IKGP IV di tempat (RSUD Dr. H.
Koesnadi Bondowoso, Puskesmas Jenggawah dan Puskesmas Kencong)
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap kasus tersebut selama 6
minggu (25 Agustus 04 Oktober 2014) kegiatan PKL IKGM/IKGP IV
di tempat (RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso, Puskesmas Jenggawah
dan Puskesmas Kencong)
1.3
Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen pelayanan kesehatan di
rumah sakit dan puskesmas.
2. Untuk mendapatkan informasi jumlah kasus penyakit gigi dan mulut serta
BAB II
HASIL KEGIATAN
KEGIATAN ORIENTASI
1.2 Orientasi hari Selasa, 26 Agustus 2014
1.2.1 Orientasi di bagian Loket
Warna merah
15 tahun
b.
Warna biru: untuk pasien rawat jalan laki-laki usia lebih dari 15
tahun.
c.
Warna kuning
tahun.
d.
Warna hijau
hingga 5 bulan.
e.
Warna putih
B. Penyimpanan
1. Centralisasi
sama, disimpan pada satu tempat yang sama dan pasien rawat jalan,
rawat inap, dan IGD.
2. Desentralisasi
kebijakan
serta melaksanakan
pengawasan dan
secara
periodic
serta
berkelanjutan
untuk
tanggungjawab
kepala
instalasi
farmasi.
Pelayanan
10
Ruang IGD, selain sebagai area klinis, IGD juga memerlukan fasilitas
yang dapat menunjang beberapa fungsi-fungsi penting sebagai berikut:
kegiatan ajar mengajar, penelitian/riset, administrasi, dan kenyamanan staff.
Adapun area-area yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi
pasien di IGD adalah :
a) Area administratif,
b) Reception/Triage/Waiting area,
c) Resuscitation area,
d) Area Perawat Akut (pasien yang tidak menggunakan ambulan),
e) Area Konsultasi (untuk pasien yang menggunakan ambulan),
f) Staff work stations,
g) Area Khusus, misalnya: Ruang wawancara untuk keluarga
pasien,
Ruang
Prosedur,
Opthalmology/ENT,
Plaster
Psikiatri,
Ruang
room,
Apotik,
Isolasi,
Ruang
Penunjang,
misalnya:
Gudang
Tempat
11
Sebelah Timur
Sebelah Barat
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
: Kecamatan Tempurejo
: Kecamatan Ajung
: Kecamatan Ambulu
: Kecamatan Kemuningsari Timur.
KEGIATAN ORIENTASI
1.2 Orientasi pada hari Rabu, 10 September 2014
1.2.1 Orientasi di bagian Promosi Kesehatan
Bagian promosi kesehatan memiliki tujuan agar dapat tercapai perubahan
perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Promosi kesehatan dapat berupa penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang
artinya adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan
membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan advokasi,
pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali,
menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
Sasaran :
a)
b)
c)
d)
e)
1.2.3
untuk imunisasi TT
Penyuluhan kantin bersih dan sehat
Kesehatan Lingkungan sekolah
Promosi Kesehatan
Pembentukan kader UKS (dokter kecil)
b. Bimbingan olahraga
c. Penyuluhan pertumbuhan badan
3. Olahraga pada wanita
Sasaran : wanita berdasarkan kelompok umur
Jenis kegiatan :
a. Senam ibu hamil
b. Senam refleksi untuk ibu-ibu
c. Senam relaksasi untuk pekerja wanita
4. Olahraga pada usia lanjut
Sasaran : orang usia lanjut
Jenis kegiatan :
a. Konseling usila
b. Pemeriksaan rutin usila
c. Senam kebugaran
d. Jalan santai
1.2.4
15
pasien-pasien yang
pelayanan
intensif yang tidak dapat dirawat jalan. Petugas rawat inap terdiri dari dokter
dan perawat. Pasien rawat inap berasal dari pasien UGD dan pasien dari balai
pengobatan umum yang memerlukan perawatan intensif. Bila rawat inap tidak
bisa menangani maka pasien akan dirujuk.
1.3
16
pengobatan
17
1.6
19
1.7
Paseban, dan desa Kraton. Wilayah kerja puskesmas Kencong meliputi desa Kencong
(yang akan dipecah menjadi desa Kencong dan desa Kutoarjo) dan desa Wonorejo.
Sedangkan 3 desa lainnya dibawah wilayah kerja puskesmas Cakru.
Batas wilayah puskesmas Kencong sebelah utara adalah kecamatan
Umbulsari, kemudian batas wilayah timur dan selatan Puskesmas Kencong adalah
Kecamatan Gumukmas. Batas wilayah barat adalah Kecamatan Jombang.
1.2 Program Puskesmas
1.2.1 Program Pokok
Promosi kesehatan
Upaya penyehatan Lingkungan (Kesling)
Upaya perbaikan Gizi
KIA dan KB
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M)
Upaya pengobatan
1.2.2 Program pengembangan
Program-program pokok puskesmas antara lain : promosi kesehatan,
upaya penyehatan lingkungan, keluarga berencana, upaya perbaikan gizi, P2M, an
pengobatan. Sedangkan program inovatif berupa upaya kesgilut, upaya kesehatan
anak umur sekolah dan remaja, laboratorium, pemberdayaan masyarakat dalam
kemandirian hidup, upaya penyehatan rawat inap, upaya kesehatan umur lanjut,
kesehatan jiwa, kesehatan matra, kesehatan indra dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
KEGIATAN ORIENTASI
12.00, hari jumat jam 07.30-10.00, sedangkan hari sabtu jam 07.30-11.30. Semua
pasien harus terregistrasi ke bagian loket sebelum mendapatkan pelayanan di
puskesmas Kencong. Alur pendaftaran di loket yaitu :
1. pasien datang mendaftar mengambil nomer, kemudian menunggu
dipanggil sesuai dengan nomer antrian. Setelah dipanggil pasien dibuatkan
rekam medik dan kemudian diantarkan ke poli yang dibutuhkan oleh
pasien. Saat loket tutup atau ada kasus kegawatdaruratan, pasien bisa
langsung diberi perawatan kesehatan tapi keesokan harinya, anggota
keluarga pasien
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1.4.2
pasien meliputi pemeriksaan kesehatan secara umum, tekanan darah, dan juga
pemeriksan yang membutuhkan rujukan ke bagian laborat. Apabila pasien
membutuhkan perawatan yang lebih intensif maka pasien akan dikirim ke
pelayanan rawat inap jika puskesmas masih bisa mengatasi kasus penyakit
tersebut, tetapi apabila penyakit sudah parah maka Puskesmas akan merujuk
ke Rumah Sakit agar pasien dapat ditangani lebih intensif.
1.5 Orientasi hari Sabtu, 27 September 2014
1.6.1 Orientasi di bagian SP2TP
SP2TP merupakan sitem pencatatan dan pelaporan terpadu. Bagian ini
bertugas mencatat seluruh kegiatan puskesmas yang diambil dari tiap-tiap
bagian pelayanan serta membuat laporan rutin, yang akan dilaporkan ke
dinas kesehatan. Pustu dan Polindes yang termasuk wilayah kerja
puskesmas Kencong juga melaporkan seluruh kegiatannya ke bagian SP2TP.
Bagian ini juga merupakan tempat penyimpanan data dan juga bertanggung
jawaab terhadap sistem informasi kesehatan puskesmas.
Sistem pelaporan puskesmas diolah bulanan dan tahunan. Pelaporan
bulanan meliputi:
23
- LB 1
: data kesakitan
- LB 2
: data obat-obatan
- LB 3
- LB 4
: rawat inap
24
JENIS IMUNISASI
HB 0
BCG, Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak
Imunisasi DPT berdampak demam pada bayi, oleh karena itu setelah
imunisasi, ibu bayi diberi resep penurun panas. Imunisasi polio dilakukan 4 kali
dengan rentang 1 bulan, sedangkan imunisasi tetanus optimalnya dilakukan sebanyak
5 kali.
Jadwal imunisasi TT.
Imunisasi
TT
Lama perlindungan
langkah awal
pembentukan tubuh
terhadap penyakit tetanus
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
1 bulan setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
12 bulan setelah TT 3
12 bulan setelah TT 4
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun
Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif adalah PUS (Pasangan
Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru. Program KB dilakukan di dalam
gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam gedung antara lain KB suntik, Pil ,
IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan kegiatan luar gedung dilakukan pada saat
posyandu, KB yang dapat dilakukan adalah KB suntil, Pil, dan kondom.
1.8 Orientasi Hari Jumat, 3 Oktober 2014
1.8.1 Orientasi di bagian MTBS
MTBS adalah suatu pendekatan terpadu dalam tata laksana balita sakit.
MTBS merupakan
menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan anak balita. Penyakit yang
sering di tangani di bagian ini adalah pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi
yang diperberat oleh masalah malnutrisi dan anemia
1.8.2
pada ibu serta meningkatkan derajat kesehatan anak. Kegiatan yang dilakukan antara
lain :
1. Kegiatan di dalam gedung
a. Pemeriksaan ibu hamil
b. Pelayanan persalinan
c. Kontrol ibu nifas
d. Imunisasi
e. Kunjungan neonatus
f. Pelayanan kesehatan bayi
2. Kegiatan di luar gedung
a. Kelas senam ibu hamil
26
b. Posyandu
c. Lomba bayi sehat
Pelayanan yang dilakukan di bagian KIA puskesmas Kencong buka
setiah hari senin-sabtu. Khusus hari rabu dilakukan imunisasi. Untuk kasus ibu
hamil resiko tinggi rujukan dilakukan ke RSUD Subandi atau RSUD Balung.
Puskesmas Kencong merupakan salah satu puskesmas PONED yang langsung di
bawah binaan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, yang tiap bulan sekali
datang berkunjung.
1.8.3
gigi molar
kesadaran orang tua untuk meberi motivasi bagi anaknya untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut. Selain itu anak-anak cenderung mengkonsumsi
makaanan yang bersifat kariogenik.
Kegiatan UKGS ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut masyarakat serta kesadaran untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulutnya.
BAB III
28
PEMBAHASAN
3.1 Data Kunjungan Pasien Poli Gigi
Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Selama Masing-masing
2 Minggu Di RSUD Dr. H. Koesnadi, Puskesmas jenggawah, dan Puskesmas
Kencong.
Dari hasil pelayanan kesehatan di poli gigi yang dilaksanakan di 2 Puskesmas
dan 1 Rumah Sakit yaitu RSUD Dr. H. Koesnadi, Puskesmas jenggawah, dan
Puskesmas Kencong pada periode tanggal 25 Agustus 4 Oktober 2014, jumlah
kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel 1 dan grafik 1
berikut ini
lainlain
(K07,K
10
Jenis
Kelamin
K0
3
K0
5
K0
0
K0
2
K0
4
K0
8
K0
1
K0
6
Jumla
h
Perempu
an
32
laki-laki
13
jumlah
45
Tabel 3.1 Masalah gigi dan mulut Menurut Jenis Kelamin di RS Bondowoso
Pada tabel diatas diketahui bahwa pasien dengan jenis kelamin wanita paling
sering menerima perawatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Umum daerah dr.
Koesnadi Bondowoso yaitu dengan jumlah 32 orang dan terbanyak kunjungan pasien
wanita yang melakukan perawatan yaitu pada kasus penyakit jaringan gigi dan
jaringan keras lain. Jumlah kunjungan untuk pasien laki-laki sebanyak 13 orang.
Kesadaran untuk menjaga kebersihan rongga mulut lebih banyak wanita dilihat
banyaknya kunjungan pasien tersebut, dan paling sedikit untuk kunjungan kasus
29
tertentu yaitu kunjungan pasien laki-laki pada kasus gangguan perkembangan erupsi
gigi.
3.2 Grafik Masalah gigi dan mulut Menurut Jenis Kelamin di RS Bondowoso
Keterangan Kode :
K00
K01
K02
Karies Gigi
K03
K04
K05
K06
K08
K09
K10
K11
K12
K13
K14
Pada grafik diatas dapat ditemukan bahwa kunjungan pasien di RS dr Koesnadi Bondowoso
terbanyak pada jenis kelamin wanita adalah kasus ekstraksi gigi yaitu terdapat 8 kasus dan
pada jenis kelamin laki-laki, pasien tersebut ke RSUD dr Koesnadi untuk melakukan
perawatan saluran akar sebanyak 4 kasus serta berkonsultasi adanya gigi impaksi sebanyak 4
kasus.
Jenis
Kelamin
Perempuan
laki-laki
jumlah
20.04
20.06
20.01
20.03
20.05
20.09
20.02
20.07
7
4
11
6
2
8
36
14
50
15
7
22
70
22
92
4
5
9
1
1
2
12
12
24
lainlain
(20.08,
20.10)
1
3
4
Jumlah
152
70
222
Keterangan Kode :
20.01
20.02
20.03
Karies Gigi
20.04
20.05
20.06
20.07
20.09
Menurut grafik batang diatas diketahui bahwa kunjungan untuk puskesmas dan
rumah sakit sangat berbeda, namun dapat dilihat hampir di ketiga tempat tersebut,
pasien dengan jenis kelamin wanita paling sering menerima perawatan gigi dan
32
mulut, untuk pasien berjenis kelamin wanita di Puskesmas Kencong dan Jenggawah
dengan jumlah 152 orang sedangkan pasien laki-laki hanya berjumlah 70 orang.
Pasien berjenis kelamin wanita yang banyak berkunjung untuk melakukan perawatan
terdapat pada kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal yaitu sebanyak 70 orang, dan
yang paling sedikit melakukan perawatan terdapat pada jenis kelamin laki-laki yaitu
pada kasus gigi impaksi. Jumlah kunjungan pasien puskesmas jenggawah dan
puskesmas kencong selama 14 hari sebanyak 222 orang.
3.5 Tabel dan grafik batang perawatan gigi dan mulut Menurut Umur 0-45
Tahun di RS Bondowoso
Umur
< 10 th
10-20 th
21-30 th
31-40 th
> 40 th
Jumlah
3.5 Tabel
Jenggawah
Kencong
Bondowoso
16
11
4
9
9
49
65
28
29
39
50
211
Jumlah
5
4
11
5
15
40
86
43
44
53
74
300
Bondowoso
Pada tabel diatas diketahui bahwa jumlah pasien berdasarkan umur dari
masing-masing tempat yaitu Rumah Sakit H.Koesnadi Bondowoso, Puskesmas
Jenggawah, dan Puskesmas Kencong. Pada rumah sakit H, Koesnadi Bondowoso
didapatkan jumlah pengunjung terbanyak pada usia lebih dari 40 tahun yaitu
sebanyak 40 orang. Pada Puskesmas kencong pengunjung yang terbanyak adalah
pada usia anak yaitu kurang dari 10 tahun yaitu sebanyak 65 orang, sedangkan
pada Puskesmas Jenggawah terdapat 16 orang yang berusia kurang dari 10 tahun
yang banyak mengunjungi Puskesmas.
33
3.6
Grafik
Perawatan pada kasus karies gigi di Rumah Sakit dr. H Koesnadi adalah
dengan tumpatan Glass Ionomer dan adanya perawatan saluran akar, tergantung
dengan indikasinya.Sedangkan jika kariesnya profunda ditumpat dengan eugenol
dicampur fletser. Seharusya perawatan yang dapat dilakukan pada karies salah
satunya
melalui
perawatan
restorasi.Restorasi
merupakan
perawatan
untuk
mengembalikan struktur anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan fraktur,
atrisi, abrasi, erosi dan karies (Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan RI,
2007).
Kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal di Rumah Sakit Bondowoso
perawatannya sama seperti Puskesmas yang lain yaitu dengan mematikan pulpa dan
34
mensterilkannya secara berulang hingga tidak ada keluhan baru kemudian ditumpat
tetap. Tumpatan post perawatan penyakit pulpa juga menggunakan eugenol dicampur
dengan fletser. Perawatan kasus gangguan perkembangan dan erupsi gigi adalah
dengan ekstraksi.Gigi yang sudah goyang menggunakan chlor ethyl sedangkan yang
belum goyang dengan anestesi topikal dan anestesi infiltrasi.Kasus gingivitis dan
penyakit periodontal biasanya dilakukan pencabutan, tetapi bila kondisinya masih
sakit, maka diberikan medikasi terlebih dahulu dan pencabutan dilakukan tiga hari
kemudian.Kehilangan perlekatan yang cukup besar pada kasus periodontitis
menyebabkan kegoyangan pada gigi.Ekstraksi terhadap gigi goyang juga dapat
dilakukan apabila dukungan terhadap gigi goyang tidak diperoleh meskipun telah
dilakukan perawatan (Ginting, 2010).
Perawatan kasus gigi terbenam dan impaksi adalah odontektomi.Kasus
anomali dentofasial (termasuk maloklusi) perawatannya tergantung dari kondisi gigi geliginya.
35
36
menghambat
sintesis
dinding
sel
pada
waktu
perkembangbiakan
37
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien yang sering berkunjung ke
Puskesmas Jenggawah dan Kencong serta RSUD dr. H.Koesnadi adalah pasien
berjenis kelamin wanita yaitu lebih dari 50%, dan kasus terbanyak yang dijumpai di
Puskesmas maupun rumah sakit adalah Persistensi dan Gangren pulpa serta
perawatan yang sering dilakukan di Puskesmas dan rumah sakit tersebut adalah
ekstraksi kemudian disusul oleh medikasi dan sterilisasi.
4.2 Saran
4.2.1 Dapat
4.2.2
digali
lagi
penatalaksanaan
dari
masing-masing
komplikasinya
Dapat digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman. R. L. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Dian Rakyat.
38
kasus
dan
39
40