You are on page 1of 5
DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) DAN NS1 ANTIGEN UNTUK DETEKS! DINI INFEKSI AKUT VIRUS DENGUE Meddy Setiawan* Abstrak ‘Dewan Berdarab Dengre (DBD) atan Dengue Hemorrhagic Feer (DHE) disbubkan oes ines irs denne. Virus dengre merupakan virus RNA yong teruasue dala fel flava, gemnsflasviras dan ada 4 serotipe yang berbeda yaitu DENI, DEN 2, DEN 3, don DEN 4. Keempat seripeterdapat ai Indonesia deagan dominasi DEN 3 dan DEN 2. Dengue isi telah menjengiti lebih dark 100 gars, di cra rapie svaxpun subrpit, WEIO rempekirakan sekitar 50-100 jute asus inf viras dengue read seticp tan dengan 24.000 kemation stay tebvanya, Views dengue ini depat dinlarkan mlali gion ryamuk Aedes apt dan Aedes albopieur schaai vekiorya dengan masa inkabasirata-ata 4-6 bar neki vires dangne dapat menyebaban manifestesi kilns yang bervariasi musi ark asintorate sara manifstasi Rlins ang berat yang mergokibatkan hematin. Demam dengue meripakan manistsi klinis yang ‘ingoa,sedanglen DBD{DHF don Deze Stock Syudome (DSS) moribaken manifests Klis yong beet. Berbaga tori mevjlackan patgenesis DBD dan DSS dn saling Kontrsersi. Saat ini teri yang banyak drat addled tori Antibody Dependent Enbancement (ADE). Monnet seo ii info sekander yang dschabkan ole vias dere dengan stipe yang berbede degen inchs primer akan meinen antibod btorsgous yong dient aa info pertema namo tia bia mengdminas vr dengue pada info schunder (erifet nbnerlicas) bableon antibod terebat beret eponisas sling se target menjadi lebih mda infest sks viva daw ‘menyebarean manifesta Klns yang lib brat. Berbegd telek emrtsaan untee ments ines virus dengue yitn emeritus Antar dan isola vias, RT-PCR (Revere Transeiption Polymerase Chain Reaction), serlgé enti degne (eG dan feM) don juga pomeriksaan benutolagrtin, Kudtur vrws tax PCR sunt ink danger sebapai gold standard anttk menactesi ints dengse, nanan ‘menilikiketerbataran dale bal Giga den teks pengriaanaya. Pemeribsaan serolg ati deme G den eM sui Ertan yt tidak depat mendeteesi infosi dengn lebih anal. Sat ini dikembanghan pomeritssan bare terhdap antigen won sirkturalt dengue (NS1) yong dapat mendes inflst vira dene lebih anal haben pads bari petama onset demane Katabond : DEF, NS1, G/M Respon Imun Pada Infeksi Virus Dengue perma sampai dengan ketiga, dan menghilang serlah 60-90 har, Pada infeksi prime antibodi IgG meningkat Infeksi virus dengue menyebabkan timbulnya respon sekitr pana hai ke -14 sedangkan pada infeed sekunder Jmun baik respon imun bawaan maupun zespon imun szibod! IgG telah meningkat pada hai ke 2. Oleh Karena Jang didapat (humoral dan Sule). Respon imun bawaan iu diagnosis din’ infeksi primer hanya dapat ditegackan rmekbatkan berbagai sel dalam sistem imun bawaan dengan mendeteksi antbodi IgM setelah hari ke-5, nisalnya monosit, ekost polimotfomuklet, neta ler teditehan dice tela) eckender dapat Ategab on colt Respon immu humoral diperanan oleh ancbodi Iebth dnt dangac ads pectaglstan aac ge fang sedangkaa respons imun selulae dipersakan oleh MEIC cepat (Hiadinegoso SR. 1999) ass I~ retried CDA T le dan MHC cess 1~ retried D8 T eal, (Hadinegoto SR. 1999) Pemeriksaan Laboratorium Infeksi Virus Dengue Respon Antibod! Pada Infekes| Primer dan Pemeriksaan Iaboratorium untuk infeksi virus dengue Sekunder ada yang bersifac spesifik dan non-spesifik. Pemeviksaan yang bersifar spesifik diantarcanya isolasi virus Abo yng padanehs vn dengue wah Esa vin pemerona sl tambaan znubodi necalisasi, antbemagludnin dan anckomplemen Neculsuel (AN tan Despre ees ISA, yang pada umumaya tormasuk kelas IgG, selaia iew ‘ibentuk juga JgM. Antibodi gM akan berada di dalam arah sekitar panas hati ke-5 meningkat pada ming ‘Pemeriksaan yang bersifat non-spesitik misalnya ppemeriksaan hematologi dan radiologi. Saat ini telah dikembangkan suata pemerikssan baru tethadap antigen ‘non struktural-1 dengue (NS!) yang dapat mendeteksi Sigh Aad Ped Tar Ketan inka viros dengue dengan lei aval balan pada bai Unitas Mnbanmodja Malang pemams ot demam, (Kariawat! M, 1996) Struktur genom dan replikasi virus dengue Virus dengue merupakan virus RNA rantai tanggal (single traded /s5RNA) yang teemasuk ke dalam famili flavivicidae, genus flavivieus dan terdapat 4 serotpe yang berbeda yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Keempat serotipe tersebut didapati di Indonesia, Virus dengue memiliki genom 11 kb. Genom tersebut mengkode 10 macim protein virus yaitu 3 protein strukeural (C/proein Care, M/protin Menbrane, E/protcin Ennpe) dan 7 protein non strukeutal (NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4b, dan NSS), Pada saat virus masuk ke sel melalui proses endositosis yang diperantaral reseptor, ‘genom vieus yang texdiri avi ssRNA akan dlepaskan ke dalam sitoplasma dan digunakan sebagai cetakan / template untuk proses txanslasi menjadi prekuesor protein y besa, Pemotongan pada bagian terminal dari poliprotein inj oleh enzim-enzim sel inang / bes (signalase, Farin) akan menghasilkan protein-protein struktueal yang, membentuk pactikel vis yang bersclubung, Polprotcia yang terssa diburuhkan untuk menghasilkan lebih banyak Virus. Potein-protcin non struktural virus tersebut didugn bessama-sama dengan protein-protein J yang belum diketabui, membentuk mesin replikasi di dalam sitoplasma sel-sel yeng terinfeksi yang mengkataliss perbanyakan RNA. Sebagai contoh NS3 dan NSS memilik aktivitas profase, holiest, pohamrase yang sanggt berperan pada proses replikasi. NS3 hanya akan aki bila berikatan dengan NS2b di mana NS2b juga berperan pada proceia Lfolting RINA yang batw dibasilkan kemudian digunakan ‘kembali untuk proses translasi dan menghaslkan kembali protein-prorein virus, untuk sintesis lebih banyak RNA Virus atau untuk enkapsilasi ke dalam parskel virus. Pada akhienyn vision meninggalkan sel dengan proses cksositosis yang seing menyebablaan kematian sel. (Alcon 5, Talarmin A, Debruyne M, 2002) Protein non structural-1 (NS1 dengue) SI adalah glikoprotein non steukeural dengan beeat rmiolekul 46-50 kD dan merupakan glikoprotein yang, sangat conned. Pada mulanya NS1 digambarkan sebagai suatu antigen Selle Conplement Fixing (SCF) pada kultur sel yang terinfeksi. NSI diperlukan untuk kelangsungan hidup virus namun tidak dikecabui dengan past aktivitas biologisnya, Dasi bukti yang sudah ad2 menunjukkan bahwa NSI terlbat dalam proses replikasi vieus. NSI ihasitkan dalam 2 bentuk yaitu membrane associated (NS!) don sere forw (SNS1). NSI pada molanya diteanslokasikan ke retikulum endoplasma melalui sekuens signa! bidbie yang dikode di bagian C terminal F, dan secara copatdidimerisasi di dalam organel-organel inteasel, kemudian diteansfer ke membran sitoplasma. 1NSi dilepaskan dalam benulchexeneri soiled (NS1), yang dibentuk dari 3 sud unit dimerik yang hheksamerdihubungkan secara kovalen. Selama ifeksi sel, SI ditemukan berkaitan dengan organel-organelintrasel atau ditransfer melalui jalur sekresi ke permukaan sel (membran sitoplasma). Bectuk yang larut dilepaskan ‘dai sel mamalia yang tesinfeksi. NS1 bukan bagian dash struktur virus tetapi diekspresikan pada permukaan sel yang tecinfeksi dan memilki determinan-determinan dan spesifik grup dan pe. NS1 favivcus telah dikenal sebagai imunogen yang penting dan menunjukkan peran dalam pprotcksi tethadap peayakit. Namus, peran NS1 dalam. imunopatogenitas juga telah dixerakakan berdasarkan, temuan anti-SCF antibodies dalam serum pasien-pasien dengan infeksisekunder tetap tidak pada infeksi primer, ‘Alcon §, Talarmin A, Debruyne M, 2002) NS1 dan infeksi dengue NSI dengue disekresikan ke dalam sistem darah pada individuindividu yang terinfeksi dengan virus dengue. [NSI bersickulasi pada konsenteasi yang tinggi di dalam serum pasien dengan infeksi primer maupun sekunder selama fase Klinik sakit (dinical phase of ilest) dan ati- hari pertama fase konvalesens (pemulihan). Dari ppenelitian juge dicunjukkan bahwa deteksi NS1 dapat rmemberikan diagnosis spesfikinfeksi dengue. (Rothman AL. 2004) Hasil penelitian NS1 Dussart dkk melakukan peneliian trhadep 299 sampel serum dati pasien dengin dengue disease yang terdie dari 42 kasus DEN-1, 43 kasus DEN-2, 109 kasus DEN-3, 49 kasus DEN-¢ dan 56 tidak diketahui sezotipenya (6 sampel serum fase akut onset hari ke 3 4.51 fase konvalesens onset hari ke 5-10). Dussartjoga menambahkan 50 sampel secum fase akut hari 1-4) psica yang menunjokkan digo ike syndrame (api bukan dengue) dan 20 sampel secum yey fer Sampel seram yang terinfeksi dengue dibagi 2 yaita serum fase akut (hari ke 0-4) dan sary comolcne (baci ke 5-10). Seman sampel kemudian dipediksa MAC BLISA (IgM enibady Coptured ELISA) dan NS1 dengue. Dati peneliian tersebut diperoleh basi sensitvias NS terhadap PCR scbeser 85% dan terhadap Kultur virus 94,1%, dengan sensitivita total techadap semua jenis serorype 887%. Sensitvits pemeriksaan NS} optimal antara hari ke 0-4, sementaza pemeriksaan serologi dengan MAC ELISA scnsitivitasaya hanya sebesae 86% pada wakeu rersebut. Spesifsitas NSI dengue diperoleh sebesse 100%. ‘Kombinasipemeciksaan NS1 dengue pada fase akut dan ‘MAC ELISA pada fase konvalesens skan meningkatkan scrstvtas dai 88,7% menjadi 91 9%. (Dussart P, Labeau B, Lagathu G, 2006) PRs eer tek En ene nal 91 Penelitian lain dilakukan Komarssamy dkk yang mengguaakan sampel pisien yasg sudah dikonfirmasi dengan RT-PCR dan ssav isolasi vitus, Daci penelitian tersebur diperoleh hail ahwa sensitiv reagen komersial dengue NS1 antigen capture ELISA untuk infest vieus dengue akut sebesar 93,4% dan spesifiasnys 100%, ‘Sensitvitas untuk dengue primer aku: sebesar 97.3% éan untuk dengue akuc sekuader sebesar 70%, Nilai ramal positif dan negative masing-masing sebesar 100% dan 97.3%. Pasi ination rt isolasi virus secora eeseluruban adalah sebesae 68% (73,9 % untuk dengue primer akest sda 31% untule dengue sekunder akue), sedangkan poutine cdection rate RT-PCR. secata kesclueuhan adalah 66,7% (65.2% work dengue primer akut das 75,9% wneule dengue sekunder akvs). Dari hasil penelitian tersebus, Kursaessamy meayioypollaa babwa reagen komersial dengue NSluetigen eaplure LISA dapat lebih spear dibandingkea isolasi virus dao RT-PCR uneuk diagnosis Inboratorium infeksi dengue akut berdasarkan sampel tunggal, (Kumaresamy V, Abdul Wabsb AH, Chua SK, 2007) Pemeriksaan dengue NS1 antigen Saat inj telah tersedia reagen-teagen komersaln untuk pemeriksoan dengue NSi antigen, Reagen tersebut ada yang dibuat dalam format RLISA (Lngar Linked Toenuvacoied eters) dan ade joga yeng dalam format imunokromatogeai (ri sp dst) dengan sensiivtas an spesifsitas yang berbeds, Format imurokromarograéi rnemilki sensitivies dan spesifsies sedikit dibowah reagen dengen format ELISA. Jenis sampel yang dapat digonskaa untue pemesiksaaa dengoe NSlantgen adalal serum atau plasma. (aniswasi M, 1996) Pemeriksaan-Pemeriksaan Laboratorium Lain Untuk Infeksi Virus Dengue Isolasi Virus ‘Merupakan cara yang paling baik untule diagnosis laborstorium adanya infeksi dengue karena langsung ‘mengetsu jenis virus penyebal. Namur banyale kendala wuntwk isolest visws ini kareaa diburubkan jumlab views yang banysk pada sampel dasa, dimana bul ini esjadi pada sane viremia yang bechingsung singat hanya beberapa has. Selain ina dibucubkan wakes yang lima dalam pengerjakanaya serea memeriekan peralaran yang khusus dan mahsl termasuk untuk identifikasi virusnys, (Keniawati M, 1996) Tabel 1. Beberspa Metode ‘Teknik Pemeriksaan Untuk: Mendeteksi Infeksi Virus Denguc. sen itn pat ng or bey Sumber :Kaniawati Mi, 1936 Uji Hambatan Hemaglutinasi / Haemagglutination-Inhibiton (HAI) Uji HAT merupakan gold seendaed bagi ui setologi yang Jain, Namun memiliki keeebarasan dimana dibutulbkan 2 spesimen darab atau serum yai daeah yang diambil pada stat penyakitnya masih akut dan darah koevalesen yang diambil paling scikit Thar’ setelah pengambilan spesimen pectama. Adanyn peningkatan titer scbacyak > 4 kali ‘meauinjukkan adanya infeks, walaupun ster HAL > 1:2560 untuk spesimen aku didefinisikan sebagai adanya infeksi sekuader daviflavivirus Selain memburublan waken pemerikssan yang lama, visi antarIcboratoriam kazeaa kemampuna hemaglatinin yang dlbaet di aboratorium yang berbeda menyebakan keragu ‘aguan untuk aplikasi Ksifkasikasus dengue secars umuny berdesarkan tiambatan hemagltinasi ini, (Hadinegoro SR. 1999) Anti Dengue IgM dan IgG (ELISA) Berdasaran IgM daa lg yang tinal pada wai infest dengue, maka dikembangkan ji ikborsrorim are tmengukur Konsentrasi anti dengue IgM dan IgG terschut menggunakin metode ELISA, Metode ELISA ini ‘merupakan suatyatematif dari pemieriksan hemaghtinas inibibist yang mempunysi kendala tekais dalam pengetjnanoya, Metode ELISA ment sensitvinas dan spetfistas yang ting! amon membutubkan -waktu ppemeriksaan yang calc lata (bebetapa ja). Hacinegono SR. 1999) Anti Dengue IgM dan IgG Rapid Test Saat ini telah banyak dikembonginn resgen untuk pemeriksaan anri dengue jgM daa IgG dengan merode pemerikssan yang cepat (rapid rest). Metode yang digunskan adalah minuokromatogtrafi di mana peagesjaznnya sangat sederhana dan hanya memlourulkan vwaktu 15 menit sebingga basil diperoleh dengan cepat. Reagen ini dapat mendeteksi antiboci techadap keempat serotipe virus dengue dan dapat membedakan antara infeksi primer dengan infeksi sekunder. (Kaninwati M, 1996) PRINSIP PENELITIAN “Apabila dalam serum rerdapat antiobodi terhadap dengue Dak dati kelas IgM dan IgG, maka antibod tersebut akan berikatan dengan amté-buowan IgM atau JG yang Giimbolisasi / dilekatkan pada 2 garis pada sttip ppemeriksaan, Anti flaviviras monoclonal yang beclabel [Koloidal emas akan membentak kompleks dengan antigen dengue yang kemudian ditangkap oleh IgM ateu IgG spesifik dalam serum. Kompleks ini kemudian

You might also like