Professional Documents
Culture Documents
SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun Oleh :
Anneu Rostiana
110.2009.036
2010.730.142
Zakiyatul Fukairoh
2009.730.173
Pembimbing :
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Usia
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Status pernikahan
Alamat
: Tn. H
: Laki-laki
: Jakarta, 17 Februari 1996
: 18 tahun
: Islam
: Indonesia
: SMP
: Belum menikah
: Jl.KP Pertanian Selatan Klender
Pekerjaan
Datang Ke Rumah Sakit
Riwayat perawatan
Rawat Jalan
Rawat Inap
:(-)
: 18 Desember 2014
: Pernah pengobatan di RS Duren Sawit
: RSIJ Klender tahun 2014
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan
Autoanamnesa
: Diambil tanggal 19, 20 Desember 2014
Alloanamnesis
: Diambil tanggal , dengan ibu pasien
Keluhan Utama
Pasien gelisah dan marah marah sejak
minggu terakhir.
dan mengamuk bila permintaan nya tidak dituruti. Ia juga terganggu karena
adanya bisikan yang terus menerus memanggil namanya. Ia terganggu karena
bisikan tersebut. Selain mendengar bisikan, pasien menyangkal tidak pernah
melihat sesosok bayangan apapun.
Pasien pertama kali mengalami gangguan jiwa pada tahun
. Hal ini
sesudah ia dipecat dari pekerjaan nya dan putus dari pacarnya. Ia menjadi
gelisah, murung, menyendiri dan bicara kacau.
Tahun 2000 di RS Ongko Mulyo : Pasien mengamuk dan merusak
perabotan karena permintaan nya tidak diberikan orang tuanya. Ia juga
dikatakan memukul pamannya karena disuruh oleh kekuatan dari luar
tubuhnya. Pasien juga dikatakan mendengar bisikan yang terus menerus
memanggil namanya. Pasien merasa ia mengamuk karena kekuatan dari luar
tubuhnya yang menyuruhnya untuk mengamuk. Ia juga merasa perhatian
ibunya terbagi karena ibunya juga mengasuh bibi nya.
Tahun 2014 pasien dirawat di RSIJ Klender karena keluhan yang sama
seperti sebelumnya. Pasien marah-marah karena permintaan nya tidak
diberikan oleh ibunya.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
1) Gangguan Psikiatri
Pasien terakhir di rawat inap bulan Maret tahun 2011, pasien dirawat
selama 1 bulan karena di rumah pasien marah marah sampai membanting
perabotan yang ada di rumahnya. Saat itu menurut keluarga pasien tampak
gelisah, marah - marah, tidak bisa tidur, dan mulai mendengar bisikan-bisikan
yang tidak ada sumbernya, pasien mulai curiga terhadap orang orang yang
da disekitarnya. Pasien diterapi dengan Clorpromazin 3x100 mg, THP 3x2
mg, Luften 2x25 mg dan Haloperidol 3x5 mg.
3
2) Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki kelainan bawan sejak lahir. Pasien tidak pernah
dirawat di RS ataupun berobat ke RS. Pasien tidak memiliki riwayat kejang
dan trauma kepala.
3) Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien merupakan seorang perokok. Pasien pernah minum minuman
beralkohol sejak usia 12 tahun. Pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan
terlarang maupun zat psikotropika jenis apapun.
Riwayat Kehidupan Pribadi Sebelum Sakit
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami penyakit atau hal
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien lahir dari
pernikahan yang sah, cukup bulan dalam kandungan ibu, dan lahir secara
normal dan saat lahir bayi langsung menangis. Tidak ada penggunaan obatobatan selama masa kehamilan.
2) Masa Kanak-Kanak Dini (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibunya, ayahnya meninggal saat usianya 1 tahun. Ia
anak kedua. Kakak laki lakinya meninggal saat usia 1 minggu. Pemberian
ASI sampai 2 tahun. Pasien tidak pernah menderita sakit berat. Tidak ada
riwayat trauma dan kejang.
3) Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Tumbuh kembang pasien seperti anak seusianya. Pasien pernah tinggal
kelas saat kelas 1 SMP. Pasien dapat bergaul baik dengan teman temannya.
4) Masa Pubertas dan Remaja
Hubungan Sosial
Pasien memiliki banyak teman, pasien termasuk anak yang nakal,
pasien sering bolos saat sekolah, sangat dimanja oleh ibunya. Oleh
karena itu ia selalu marah bila permintaan nya tidak diberikan.
5) Masa Dewasa
Riwayat pekerjaan
Pasien tidak bekerja karena pasien tinggal bersama ibu dan saudara
saudara saudaranya.
Masalah seksual
Pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak pernah mengalami
masalah seksual.
Riwayat Keagamaan
Pasien dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Islam.
Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
Riwayat Keluarga
Keterangan :
bagian diarsir
adalah pasien
= Laki - laki
= Perempuan
Keterangan :
5
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Terdiri dari satu kakak laki
laki yang telah meninggal ketika berumur 1 minggu. Pekerjaan ayah dan ibu
pasien adalah pedagang. Hubungan pasien dengan ibunya kadang kadang
tidak harmonis, pasien marah kepada ibunya apabila permintaannya tidak
dituruti. Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita gangguan jiwa.
C. STATUS MENTAL
I.
Deskripsi Umum
A. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, usia 18 tahun-an, postur tubuh sedang, tinggi
badan 160 cm. Berat badan 50 kg. Penampilan fisik sesuai usia, kulit sawo
matang. Ia menggunakan kaos abu-abu dan celana cokelat, kuku dan rambut
tampak terawat.
B. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang. Pasien langsung
menjawab pertanyaan yang diajukan. Saat berbicara pasien menatap dokter
muda, tidak ada gerakan yang tidak disadari selama wawancara. Setelah
wawancara dokter muda berpamitan dengan pasien dan pasien menerima
dengan baik.
C. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan ketika
wawancara. Pasien bersikap tenang dan berprilaku sopan.
II.
III.
Keadaan Afektif
Suasana Perasaan / Mood
Afek
Keserasian
: Eutim
: Terbatas
: Sesuai
Pembicaraan
Volume
: sedang
Irama
: teratur
Kelancaran : agak terbata-bata, artikulasio dan intonasi jelas
Kecepatan
: sedang
Gaya berbicara : sedikit tegang
Gangguan berbicara : tidak ada afasia, tidak ada disartria, tidak ada
ekolalia.
IV.
Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
Auditorik : Ada
pasien sering mendengar suara-suara yang mengajak pasien untuk
b. Ilusi
: Tidak ada
c. Derealisasi
: Tidak ada
Proses Pikir
1. Proses Pikir
o Produktivitas
o Kontinuitas
: Cukup ide
: Tidak ada
- Flight of ideas
: Tidak ada
- Neologisme
: Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi
Waham
Waham kebesaran
:Tidak ada
: Tidak ada
Waham kejar
: Tidak ada
Waham refensi
: Tidak ada
Thought echo
: Tidak ada
7
Thought withdrawal
: Tidak ada
Thought insertion : Ada (Ada pikiran dari luar tubuhnya yang masuk
ke pikirannya sehingga pasien teriak-teriak, dan bicara sendiri.
Thought control
: Tidak ada
Delusion of passivity
: Ada (Pasien tidak dapat melawan bisikanbisikan tersebut dan hanya dapat mengikutinya saja).
Gagasan bunuh diri dan membunuh : Tidak ada
Obsesi dan konvulsi
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada
VI.
2.
Orientasi
Waktu baik (pasien benar menyebutkan tanggal,
bulan dan tahun saat di wawancara tetapi tidak tahu hari apa saat
diwawancara)
Tempat baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat
ini sedang berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur,
Negara Indonesia dan kota Jakarta)
Orang baik (pasien tahu bahwa ia sedang
Daya ingat :
Daya ingat jangka panjang baik
baik (pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi, pukul berapa
bangun tadi pagi)
o
4. Konsentrasi : baik
Pasien mampu mengurangi penjumlahan seratus kurang lima puluh
sebanyak 5 kali.
5.
7.
VII.
Pengendalian Impuls
Kemampuan mengendalikan impuls kehendak dan keinginan pada pasien
baik, pasien bersedia mendengarkan dan menjawab pertanyaan pewawancara
dengan baik.
VIII.
Reabilitas
o Reabilitas pasien terganggu
o Taraf dapat Dipercaya secara umum dapat dipercaya meskipun
keterangan pasien suka berubah ubah.
D. STATUS FISIK
1. Status Interna
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
> Tekanan Darah
> Nadi
> Suhu
> Pernapasan
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
: Baik
: Compos mentis
:
:
:
:
110/70 mmHg
80 x/menit
afebris
20 x/menit
: Normosefal
: Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
: Normotia
: Bentuk normal, sekret -/: Faring tidak hiperemis, T1/T1 tenang
: Cor : S1S2 Reguler, Murmur -/-, Gallop -/Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/: Datar, supel, nyeri tekan (-), H/L tidak membesar
: Akral hangat
2. Status Neurologik :
Tanda Rangsang Meningeal :Tidak ada
Refleks Fisiologis
:Normal
Refleks Patologis
Tonus
Turgor
Kekuatan
Koordinasi
Sensibilitas
Kelainan khusus
:Tidak ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak ada
10
9.
10.
RTA
: terganggu
Kesadaran
: kompos mentis
Mood
: eutim
Afek
: terbatas
Kesesuaian
: serasi
Gangguan persepsi : halusinasi auditorik dan visual
7. Gangguan isi pikir
:waham paranoid (waham kejar dan referensi),
waham pengendalian (Thought echo, Delusion of passivity)
8. Gangguan proses pikir : asosiasi longgar
Tilikan
: derajat IV
Reabilitas
: kurang dapat dipercaya
F. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizofrenia paranoid
o Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi
auditorik dan visual yang berlangsung selama 2 tahun.
o Di temukan juga gangguan isi pikir berupa waham paranoid (waham
kejar dan referensi), waham pengendalian (Thought echo, Delusion of
passivity)
o Menurut DSM IV ini termasuk skizofrenia paranoid karena :
Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu
satu tahun
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
o Skizofrenia paranoid
o Skizoafektif
Diagnosa kerja : Skizofrenia Paranoid
H. PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi :
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur
agar gejala penyakitnya berkurang dan menjelaskan kepada pasien
b.
tentang akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat.
Psikoterapi Ventilasi
Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk
mengemukakan isi hatinya agar pasien merasa lega serta keluhannya
berkurang.
c.
Terapi berorientasi keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien agar
keluarga dapat menerima dan tidak dijauhi, dan agar dapat mendukung
kesembuhn pasien.
d.
Sosial budaya
Terapi kerja : memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi
atau pekerjaan yang bermanfaat, melibatkan pasien secara aktif
dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RSJI Klender agar ia
dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya secara
normal.
e.
I. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Faktor yang memperberat :
Gangguan berulang
Dukungan dari keluarga dari segi motivasi untuk sembuh sangat baik
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizeinyang berarti terpisahatau
pecah, dan phren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau
ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Secara umum, simptom
skizofrenia dapat dibagi menjadi tiga golongan: yaitu simptom positif, simptom
negatif, dan gangguan dalam hubungan interpersonal. Skizofrenia merupakan
suatu deskripsi dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan
penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi , serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate)
atau
tumpul
(blunted).
Kesadaran
yang
jernih
(clear
kanabis,
kokain,
Mempunyai
riwayat
epilepsi,
memilki
ketidakstabilan vasomotor, gangguan pola tidur, control suhu tubuh yang jelek dan
tonus otot yang jelek.
B. Symptom skizofrenia
- Gangguan pikiran :
Gangguan proses pikir
Pasien biasanya mengalami gangguan proses pikir. Pikiran mereka
sering tidak dapat dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis.
Tanda-tandanya adalah :
a. Asosiasi longgar : ide pasien sering tidak menyambung (terjadi
keseimbangan penyampaian dari satu ke ide yang lain). Ide
tersebut seolah dapat melompat dari satu topic ke topic yang lain
yang tak berhubungan sehingga membingungkkan pendengar.
Gangguan ini sering terjadi misalnya di pertengahan kalimat
sehingga pembicaraan sering tidak koheren.
15
(sering
pada
16
yaitu
pasien
tidak
menyadari
penyakitnya
serta
Gangguan persepsi
Halusinasi
Halusinasi
paling
sering
ditemui,
bilasanya
bentuk
Gangguan emosi
Pasien skizofrenia dapat memperlihatkan berbagai emosi dan dapat
berpindah dari satu emosi ke emosi yang lain dalam jangka waktu
singkat. Ada tiga efek dasar yang sering (tetapi tidak patognomonik):
a. Afek tumpul atau datar: ekspresi emosi pasien sangat sedikit
bahkan ketika afek tersebut seharusnya diekspresikan. Pasien tidak
menunjukkan kehangatan.
b. Afek tak serasi : afeknya mungkin bersemangat atau kuat tetapi
tidak sesuai dengan pikiran dan pemikiran pasien.
c. Afek labil : dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang jelas.
Gangguan perilaku
Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat seperti
gerakan tumbuh yang aneh, wajah dan menyeringai, perilaku ritual,
sangat ketolol-tololan, agresif, dan perilaku seksual yang tidak pantas.
Skizofrenia dapat berlangsung berapa bulan atau bertahun-tahun (lebih
sering). Kebanyakan pasien mengalami kekambuhan, dalam bentuk
episode aktif, secara periodic, dalam kehidupannya, secara khas
dengan jarak beberapa bulan atau tahun. Selama masa pengobatan,
pasien biasanya memperlihatkan gejala residual (sering dengan derajat
keparahan yang meningkat setelah beberapa tahun). Walaupun
demikian, ada sebagian kecil pasien yang mengalami remisi.
Sebagian besar pasien-pasien skizofrenia yang dalam keadaan
remisi dapat memperlihatkan tanda-tanda awal kekambuhan. Tandatanda awal tersebut meliputi peningkatan kegelisahan dan ketegangan,
penurunan napsu makan, depresi ringan dan anhedonia, tidak bisa
tidur, dan konsentrasi terganggu.
18
mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya adalah relative
singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.
5. Penyingkiran zat/kondisi medis umum: gangguan tidak disebabkan oleh
efek
fisiologis
langsung
dari
suatu
zat
(misalnya,
obat
yang
20
Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika waham yang tidak aneh
(nonbizzare) telah ada selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala
skizofrenia lainnya atau suatu gangguan mood.
E. PROGNOSIS
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:
1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.
2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.
Prognosis Baik
Prognosis Buruk
Onset lambat
Faktor pencetus yang jelas
Onset akut
Riwayat sosial, seksual dan
Onset muda
Tidak ada factor pencetus
Onset tidak jelas
Riwayat social dan pekerjaan
mood
Sistem pendukung yang baik
Gejala positif
duda
Sistem pendukung yang buruk
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologist
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
21
F.
PENATALAKSANAAN
Perawatan di Rumah Sakit
Indikasi utama perawatan di rumah sakit adalah :
1. Untuk tujuan diagnostik.
2. Menstabilkan medikasi.
3. Keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh.
4. Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai.
5. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Tujuan utama perawatan di rumah sakit adalah ikatan efektif antara pasien dan
system pendukung masyarakat.
Terapi somatik
1.
Antipsikotik
Prinsip-Prinsip Terapetik
1. Klinis harus secara cermat menentukan gejala sasaran yang akan diobati
2. Suatu antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu pada
pasien harus digunakan lagi.
3. Lama minimal percobaan antipsikotik adalah empat sampai enam
minggu pada dosis yang adekuat.
4. Penggunaan pada lebih dari satu medikasi antipsikotik pada satu waktu
adalah jarang diindikasikan.
5. Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin
yang diperlukan untuk mencapai pengendalian gejala selama periode
psikotik.
Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan
waham. Pada kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus
diberikan obat antipsikotik secara intramuskular. Sedangkan jika klien
gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup dalam waktu 6
minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan
pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat.
22
Anti Parkinson
Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan
untuk menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang
digunakan : 1-15 mg/hari
3.
Anti Depresan
Amitriptylin
Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan
somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.
24
Imipramin
Untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi
neurotik. Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75
mg/hari.
4.
Anti
Anti Ansietas
ansietas digunakan
untuk
mengotrol
ansietas,
kelainan
Benzodiazepin
Pemakaian bersama-sama alprazolam ( xanax ) dan antipsikotik
bagi pasien yang tidak berespo terhadap pemberian antipsikotik
saja, dan pasien skizofrenia yang berespon terhadap dosis tinggi
25
carbamazepine
benzodiazepine.
atau
Pemakaian
valproate
terapi
(depakene),
antipsikotik
atau
suatu
dosis-mega
jarang
Terapi Psikososial
a. Terapi Perilaku
Tehnik perilaku
menggunakan
hadiah
ekonomi
dan
latihan
tambahan
alami
bagi
terapi
farmakologis.
Latihan
dan
menghindari
situasi
yang
kemungkinan
keluarga
adalah
proses
pemulihan
khususnya
lama
dan
kecepatannya.
ANALISA KASUS
27
termasuk
didalamnya
psikoterapi
dan
sosioterapi
dapat
kemampuan sosial, rasa percaya diri dan dalam perawatan diri. Sehingga
diharapkan ketiga terapi inidapat meningkatkan taraf kehidupan pasien
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
29
Maramis,
Catatan
Ilmu
Kedokteran
Jiwa,
Universitas
Airlangga,1980, hal:215-35
4. Maslim. R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi 3,
Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unika Atma Jaya, Jakarta,
2001, hal 14-23.
5. Hawari, Dadang:Skizofrenia dalam Pendekatan Holistik Pada Gangguan
Jiwa, Penerbit FKUI, Jakarta, 2003.
6. http://www.schizophrenia.com
7. http://www.savalintar.com
8. http://www.medicastore.com/cybermed
30