Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.Agar kita mampu menggunakan mesin CNC dan mengetahui bagian-bagian
utama dari mesin CNC tersebut.
2.Melanjutkan
pemahaman
proses
produksi
secara
nyata
dengan
arti
Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3
Sistematika Penulisan
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
CNC merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik
dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T,
dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC
agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dibuat. Secara umum
cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda dengan mesin perkakas
konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan
operator dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau
mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan
dan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan
pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan
kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian
pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran
poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.
Perbedaan mesin perkakas CNC dan mesin perkakas konvensional:
1.Mesin Perkakas Konvensional
a.Pengoperasian masih menggunakan cara-cara manual
b.Masih dapat dikerjakan oleh para pekerja yang tak mahir komputer.
c.Sangat mudah dioperasikan, karena tidak perlu memasukkan data.
d.Mesin tidak tergantung oleh perubahan suhu dan cuaca.
dengan pabrik yang membuat mesin tersebut. Namun demikian secara garis besar
dari karakteristik cara mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan dua
macam cara, yaitu :
1. Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai
acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi
mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu
(pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada
mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada
benda kerja yang akan dikerjakan.
2. Sistem Incremental
Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan
adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk
mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu
gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari
gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap
berikutnya.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri
yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah dikembangkan
berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksud untuk memenuhi kebutuhan
jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Berikut ini diperlihatkan
berbagai variasi mesin CNC.
Pada mesin CNC untuk keperluan unit latih (Training Unit) atau dengan
operasi sederhana, baik tampilan pada monitor maupun eksekusi program, maka
PC yang dipergunakan sebagaimana pada mesin CNC jenis LOLA 200 MINI
CNC, LEMU IITM, EMCO TU, maupun yang sejenis.
Perkembangan jenis pekerjaan yang menggunakan peranan mesin CNC
sejalan dengan kebutuhan teknologi manufaktur semakin meningkat. Oleh karena
itu dikembangkan pula perangkat PC yang dapat melayani mesin CNC dengan
kinerja yang mampu mengatasi beberapa faktor kesulitan yang dijumpai pada
proses manufaktur. Gambar 8 memperlihatkan tampilan monitor mesin CNC jenis
EIPC700-ECKELMANN, DNC NT-2000, WinPromateII - Baronics, Mirac PC,
CamSoft, ProMotion iCNC, maupun yang sejenis.
Fungsi G
G00 Gerakan cepat
G01Interpolasi linear
G02/G03 Interpolari melingkar
G04 Waktu tinggal diam.
G21 Blok kosong
G24 Penetapan radius pada pemrograman harga absolut
Fungsi M
M00 Berhenti terprogram
M03 Sumbu utama searah jarum jam
M05 Sumbu utama berhenti
M06 Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08 Titik tolak pengatur
M09 Titik tolak pengatur
Ml7 Perintah melompat kembali
M22 Titik tolak pengatur
M23 Titik tolak pengatur
M26 Titik tolak pengatur
M30 Program berakhir
M99 Parameter lingkaran
M98 Kompensasi kelonggaran / kocak Otomatis
10
3.
Uraian kerja.
1. Setting Tool.
Pasang optik pada meja mesin.
Pasang center penera pada tool post.
Digerakkan/didekatkan dan dilihat pakai optik posisi center
penera harus pas pada garis sumbu optik.
Masukkan nilai geometri center penera dengan cara.
Masukkan nila x =0
11
12
3. Pembuatan Program
Praktikum 1.
Gambar Kerja 1
13
N30 G0 X33 Z0
N35 G1 X-0.5
N40 G0 X33 Z1
N45 G73 U 0.5 R0.5
N50 G73 P55 Q105 U0.2 W0.01
N55 G0 X0 G42
N60 G1 Z0
N65 X14 Z-2
N70 Z-15.8
N75X 11.7 Z-18
N80 Z-20
N85 X16
N90 X18 Z-21
N95 Z-35.276
N100 G03 X28 Z-46 R14
N105 G1 X33 G40
N110 T0202
N115 G96 S220 F0.03 M3
N120 G72 P55 Q105
N125 G0 X40 Z50
N130 T0404
N135 G97 S400 M3
N140 G0 X14.1 Z5
14
15
N80 M30
%
KESIMPULAN
Dari berbagai Percobaan yang kami lakukan dalam pengerjaan Turning dapat
disimpulkan bahwa teknologi CNC sungguh sangat membantu pada proses
produksi yang berskala menengah dan besar.Dengan padat modal dan padat otak
maka perusahaan mempunyai efisiensi yang tinggi dalam jangka waktu yang
lama. Kendala yang dihadapi yaitu pada penyerapan tenaga kerja yang sedikit
karena hanya dengan bermodalkkan satu orang operator merangkap sebagai
pembuat program maka perusahaan suddah dapat melaksanakan produksi dan satu
orang itu dapat menggantikan jumlah tenaga kerja yang banyak tanpa
menggunakan mesin CNC.
16
SARAN
Tidak banyak yang dapat kami ungkapkan. Kami merasa cukup senang dengan
situasi praktek yang kami alami hanya saja mesin CNC di BLK BEKASI Cuma
sedikit yang bisa di pergunakan. Dengan mesin CNC yang begitu buruk kami
berharap segera ada perbaikan untuk kelanjutan mahasiswa yang akan melakukan
praktek berikutnya.
17