ISSN 1978-6204
HUBUNGAN KONDISI RUMAH DAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN PENYAKEF MALARIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Karbito” , Enro Sujito” , Ermatiani”?
Abstrak
Malaria masih merupakan masalah Kesehatan di Indonesia. Kecamatan Rajabass
Kabupaten Lampung Selatar merupakan daerah endemis malaria dengan AMI ( -bmnuo!
Maleria Incidence) pada tahun 201) yaitu 44,46%. Kejadian malaria disebabkan adanya
Kontak manusia dengan nyasruk malaria dan didukung oleh kondisi rumah dan perilaku
‘masyarakot terhaxep peneeychan gigitan nyamuk Anoples, Adepun tujan penelitian in
adaleh untuk mengetahui hubungon antara kondisi rumah dan perilaku masyarakat
dengan Kejudian penyakit malaria di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Kecamatan
Rajabasa Kabupaten Lampung Selaten Tahun 2012
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk survey: lapangen yang bersifat observasional
dengan pendekatan case control . Jumlah sampe! sebanyak’ 180 respondenyang terditi
dari 1S responiden pada kelompok kesus dan 75 respondent pada kelompok kontrol. Data
Peneftian dianalisis secara urivaciat dan bivariat dengan menggunakan uji sttistikyaitw
\yi eM square. Nilai Keyakinan uli sttistik 95% dan nilai kemaknaan (a ) 0.08.
Variabel-variabel bebas adalah kondisi rumah antara tain: kawat Kase pada
venti ( p=.000 dan OR=1,053), kerapatan ginding ( p-W021 dan OR=2,302), dan
langitlangit rumah ( p=003 dan OR=2.019). Perilaku masyrakat anstara. Isin:
Denggunaan kelambu ( p=0,039 dan OR-2.358) penggunaan obat anti ayamuk ( p=
9,000 dan OR=6,409). dan keluar rumah pada malam h 033 dar OR=2.136),
Kesimpulan yang dipevoleh yaitu tidek ada hubungan antara kawat kasa pada
ilasi dengan Kejadian malaria, Ada hubungan antara kerapaian dinding dengan
kejadian mataria, ada hubungen antara fangit-tangi rumah dengan kejadian malaria, sda
hhuburgan antora penggunaan kelambu dengan keladian malaria, ade hubungan antara
Penggiinaan obat anati nyamtk dengan kejadian malaria, ada hubungan antara, keluar
Fumat pads mata hari dengan kejadian maksra.
Kata hunei: kondisi rumah, Perilaku masyarakat, Malaria
| Dosen Jurusen Kesling Polickkes Depkes Tanjungkarang
2. Dosen Jurusan Kesting Pol ekkes Depkes Tanjungkarang
3. SuffSanivarian Dinas Keseaetan Kabupaten Lampung Selatan
PENDAHULUAN masih endemis di sebagion besar
\wilayah Indonesia ( Kemenkes. 2011:1),
Malaria merupakan selah satu
masaleh Kesehatan masyarabkat yang
dapat menyebabkan kematian teruiama
pada kelompok resiko tinggi yaitu : bey!
‘anak balita, dan iby hamil. selain ity
‘malaria secara langsung menyebabkan
anemis dan dapat’ me vurunkan
produttivitas kerja, Penyakit ini juga
Derajat,endemis melaria di
Indonesia besbeda antera. satu dacrah
dengan éaerah lain. Malaria citemukan
hampir —discluruh —bagian dunia,
dinegaranegara yang. beriklim tropis
dan subtropis. Penduduk yang beresiko
terkena malaria berjumlah sekitar 2.3
smilie acu 41% dari jumfah penduduk:ISSN 1978-6204
dunia, Setiap ‘tahun, kasusnya
sekitar 300-500 jute kasus dan
mengakibatkan 1,5 = 2,7 juta kenatian,
terutama di Negara-negara bent
Di Indonesia, penyakit ini ditemukan
tersebar diseluruh kepulauan. Biasanya
malaria menyerang penduduk yang
tinggal di daerah endemis atau orang-
‘orang yang bepergian ke daerah yang.
angka penularanaya tinggi (Prabowo,
2004:2),
Malaria merupakin — penyakit
menular yang disebabkan olch infeksi
Protozoa dati genus Plasmodiun yang
dapat ditularken melalui ggitan nyamuk
Anopheles betina, Sebenarnya di dunia
terdapat sekitar 2.000 spesies
Anophele? dan 60 spesies dian'aranya
diketahui scbegai penular malaria. Di
Indonesia terdapat sekitar 80 jenis
Anopheles, dan 24 spesies diantaranya
telah terbukti sebagai pentlar malaria
(AniesDD06a@)nesia Annual Malaria
Incidence (SMI) pada tahun 2009
sebesar 5,92 per 1,000 penduduk,
menurun menjadi 4,12 per 1.000
penduduk pada tahun 201¢, dan
meningia: menjadi < 3 per 1.000
penduduk pada tahun 2011 (Profi
Kesehatar Indonesia). Bila dilihat per
Provinsi pada tahun 2010 Provinsi
dengan AMI yang tertinggi adalah NTT
(94,58 per 1.000 penduduk), Papua
(91,04 per 1.000 penduduk), Papua
Barat (6266 per 1,000 pendudtk) dan
Provinsi cengan AMI terendah adalah
PKI Jakarta (0 per 1.000 pendudui),
sedangkan Provinsi Lampung (4,66 per
1.000 penduduk) berada pada urutan
ke-25 dai 33 Provinsi di Indonesia
(itjen PP& PLKemenkes RI, 2011).
Di Provins| Lampung Annuat
Malaria incidence (AMD, peda tahwa
2009 sebesar 5,43 per 1,000 penduduk,
menurun menjadi 4,66 per 1.000
penduduk pada tahun 2010, dan
meningkat menjadi 5 per 1.000
penduduk pada tahun 2011 Geksi P2
Bidang P3PL Dinkes Provinsi dan Profil
Kesehatan Kab/Kota se Frovinsi
Lampang, 2011).
Sedangan di Kabupaten
Lampang Selatan Annual Malaria
50 RUWAJURAI—Volume 7, Nomor 1, Juni 2013.
Incidence (AMD. pada, tabun 2009
adalah 2,7 per 1,000 pencuduk dan
menurun menjadi 1,81 per 1.000
penduduk pada tahun 2010 kemudian
meningkat menjadi 3 per [.000
penduduk pada tahun 2011. Bila dithat
per kabupaten pada tabun 2011
Kabupaten dengan AMI yang tertinggi
adalah Pesawaran (1S per 1.000
penduduk), Bandar Lampung (8 per
1,000 penduduk), dan Kabupaten
dengan AMI terendah adaleh Lampang
Tengah (0 per 1.000 penduduk),
sedangkan Kabupaten Lampung Selatan
@ per 1.000 penduduk) be-ada pada
uruian Ke-ll dari 14 Kabupaten di
Provinsi Lampung (Seksi P2 Bilang P3PL.
P3PL Dinkes Prop dan Profil Kesehatan
Kab/Kota se Provinsi Lampung tahun
2011).
Berdasarkan hasil Inporan P2
Matana Dinkes Lampung Selatan, pada
tahun 2009 angka kesakitan malaria
yang diukur dengan Annual Malaria
Incidence (AMI adalah 48,67 per {.000
penduduk, menurun menjadi 19,28 per
1,000 penduduk pada tahun 2010, don
meningket’ menjadi 44,46 er 1.000
penduduk pada tahun 2011, Dari 17
Kecamatan yang ada di Kabupaten
Tampung Selatan, jumlah kasus malaria
tertinggi pada tahun 2010 terdapat di
Kecamatan Rajabasa_dibandingkan
dengan kecamatan laimaya yaitu 19,28
per 1,000 pendaduk, dan kasus malaria
terendah di kecamatan Way Panji 0 per
1.000 penduditk dan vata-rats: kejadion
malaria di Kabupaten Lampung Selatan
adalah 1,81 per 1.000 penduduk
(sporan P2 Malaria ‘Kabupaten
Lampung Selatan tahun 2010).
Malaria mudah meayebar pada
sejumlal: penduduk, teratema yong
bertempat di daerah_persawehan,
perkebunan dan ftan maupan pantai
Karakteristik —wilayah —-Keeamazan
Rajabasa Kabupaten Lampurg Selatan
yang merupakan — daerah-daersh
sepanjang pantai dimana daerah-
tersebut merupakan dacrah tambak
rawa yang sangat tinggi terhadap
populasi nyamuk Anopheles penyebab
penyakit malaria (Profil PuskesmasKoramatan — Rajabase
Lampung Selatan, 2009).
Data pada laporan P2 Malaria di
Puskesmas Rejabasa Tahun 2011,
menanjukkan bahwa penderite malaria
Kinis sebesar 923 kasus dari 20.761
pencuduk. Peningkatan kas:s malaria di
Kecamatan Rajabasa. ini diperkirakan
berkaitan dengan Kondisi fisik rumah
yaitt mudal tidaknya nyamak masuk ke
dalam rumah yang dipengaruhi_ oleh
ventlasi yang dipasang Rawat ka
Kerapatan dinding, dan adanya Tangit-
engit rumah, Peningkatan kasus malaria
juga berksitan dengan perilcku
‘masyarakat yaita pencegahan terhadap
gyitan nyamuk Anophews dengan
Kebiasaen —menggunakan —kelambu,
pemakaian obat’ anti nyamuk dan
kebiasaan keluar rumah pada malam
hari,
Kabupaten
Tajuan penelitian ini adalah
mengetabui hubungan antara_kondisi
rumch (Kawat kasa pada ventilasi,
dinding, langit-langit rumah) dan
periliku — masyarakat —(kebiasaan
menggunakan —Kkelambu, — kebiasaan
menggunakan oat anti nyamuk,
kebiesaan keluar rumah malam hari)
dengan kejadian penyakit malaria i
Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa
Keeamatan — Rajabasa Kabupaten
Lampung Selatan,
METODE
Jenis _penelitian dengan
pendekatan case consol _—_yaitu
penditian epidemiologi analitik yang
bersifat observasi dimane dilakukan
perbandingan antara sekelompok orang
yang menderita penyakit (kasus)
dengan sekelompok iainnye yang, tidak
menderita penyakit tersebut (kontrol),
kemudian dicar faktor-faktor penycbabs
timbulnya penyakit tersebut (Azwar,
1988; 129),
Populesi adalah seseluruhan
objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmogjo, 2010 ; 115). Dimana
yang menjadi pepulasi kasus penclitian
ini idah semua orang yang dinyatakan
menderita Malaria klinis dain tereatat
sebagai pasien di witayah kerja
ISSN 1978-6204
Puskesmas — Rajabasa —-Kecamatan
Rejabasa Kabupaten Lampung Selatan
pada tahun 2011 sebanyak 923
penderita. Sedangkan populasi kontrol
adalah semua orang yang dinyatakan
bebas malaria yang bertempal tinggal di
wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa
Kecamatan — Rajabasa Kabupaten
Lampung Selatan dan tidak tinggal
serumah dengan asus serta
faktor resiko sama dengan kelompok
asus,
Sampel adalah scbagian objek
yang diteliti dan dianggap _mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010:
115)
Besar sampel
(1.56 (200
Dimana
Att
=3
‘menggunakan
) +0802 (=D pat?
oF
R
TeRR- a)
R
p= terry
Ketcrangan
f = Perkiraan besantya paparan di
masyarakat (0,04)
R= Perkiraan besarnya Relative Risk
(5,583)
q - 1p
Dat Tpeneioawy wetsbatu jong
diakukan oleh Palupi (2010) diperaich R
5,583 (Aawar, = 1988:131). Maka
didapatkan sampel minimal kasus
sebanyak 68 responden dan sampel
minimal kontrol 68 responden. Dan
sampel yang akan diambil sebanyak 68.
sampel dengan penambahan 10% dari
jumlah sampel minimal, —sehingga
jamlah sampel diambil scbanyak 75
veapotden
Yeknik pengambilan — sampel
iiéeagunston: teks atyple ec
sampling atau pengarabilan sampel
secara acak sederhana yaitu dengan
mengundi anggota populasi- (otiery
technique) dengan cara memberi kode
angka pada cameenéia pasien yang
tereatat sebagai penderita malaria dt
Puskesmas Rajabasa Kecamatan
RUWA JURAL-Volume 7, Nomor 1, Juni 2013. SL