Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sosiolinguistik
yang dibina oleh Bapak Dr. Rizman Usman, M. Pd
oleh
Arya Pramuditta Wardhana
140212807715
A. Latar Belakang
Saat dilahirkan ke dunia ini, manusia mulai belajar bahasa. Sedikit demi
sedikit, bahasa yang dipelajari olehnya sejak kecil semakin dikuasainya sehingga
jadilah bahasa yang ia pelajari sejak kecil itu sebagai bahasa pertamanya. Dengan
bahasa yang dikuasai olehnya itulah, ia berinteraksi dengan masyarakat di
sekitarnya.
Beranjak remaja, ia sudah menguasai lebih dua atau lebih bahasa. Semua
itu ia peroleh ketika berinteraksi dengan masyarakat atau ketika di bangku
sekolah. Hal ini menyebabkan ia menjadi dwibahasawan atau multibahasawan.
Ketika menjadi dwibahasawan atau multibahasawan,
ia dihadapkan pada
PEMBAHASAN
Perubahan, pergeseran, dan pemertahanan bahasa masih berkaitan dengan
masalah kontak bahasa yang terjadi dalam masyarakat bilingual atau multilingual.
Perubahan bahasa menyangkut soal bahasa sebagai kode, di mana sesuai dengan
sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan kode-kode lain,
bahasa itu bisa berubah. Pergeseran bahasa menyangkut masalah mobilitas
penutur , di mana sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para penutur itu
dapat
menyebabkan
menggunakan
pergeseran
bahasa,
seperti
penutur
yang
tadinya
tidak
digunakannya
bahasa
Bali
dalam
berinteraksi
sekitar 2000 orang, sebagian besar masih menempati rumah nenek moyang
mereka. Masyarakat Tiwa merupakan masyarakat dwibahasa, kemudian bahasa
Spanyol sebagai bahasa kedua dan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama. Selama
beberapa abad masyarakat Tiwa di bawah kekuasaan Mexsiko (yang mayoritas
berbahasa Spanyol) dan kemudian Amerika (yang berbahasa Inggris) dengan
jumlah yang sangat kecil. Hasil akhir dari penelitiannya ini adalah bahasa Tiwa
tetap bertahan di dalam komunitas masyarakat yang umumnya dwibahasa, bahasa
Tiwa sebagai B1 dan bahasa Inggris sebagai B2.
C. Faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa
Bertahan atau bergesernya sebuah bahasa, baik pada kelompok minoritas
maupun pada kelompok imigran transmigran dapat disebabkan oleh banyak
faktor. Hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa faktor industrialisasi
dan urbanisasi/ transmigrasi merupakan faktor-faktor utama. Yang dimaksud
dengan faktor industrialisasi adalah faktor perubahan atau modernisasi jaman juga
akan mempengaruhi pemertahanan bahasa, dimana semakin maju jaman serta
tekhnologinya juga akan berpengaruh dengan pergeseran bahasa. Dengan
berpengaruhnya terhadap pergeseran bahasa, maka juga akan berpengaruh
terhadap pemertahanan suatu bahasa. Fishman (1972) menyebutkan bahwa salah
satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa adalah adanya loyalitas
masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu, pendukung suatu bahasa akan
tetap mewariskan bahasanya dari generasi ke generasi. Selain itu, faktor
konsentrasi wilayah permukiman oleh Sumarsono (1990:27) disebutkan pula
sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung kelestarian sebuah bahasa.
Konsentrasi wilayah permukiman merupakan faktor penting dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang besar. Kelompok yang kecil jumlahnya pun dapat lebih
kuat mempertahankan bahasanya, jika konsentrasi wilayah permukiman dapat
dipertahankan, sehingga terdapat keterpisahan secara fisik, ekonomi, dan sosial
budaya. Faktor-faktor lain yang dapat mendukung pemertahanan bahasa adalah
digunakannya bahasa itu sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, dalam
penerbitan buku-buku agama, dan dijadikannya sebagai bahasa pengantar dalam
upacara-upacara keagamaan.
KESIMPULAN
Seiring dengan perkembangan kehidupan sosial manusia maka bahasa juga
akan mengalami perkembangan. Mulai dari bagaimana bahasa itu dintegrasikan
atau dimasukkan ke dalam bahasa tertentu dari masyarakat tutur yang mengalami
kontak bahasa sampai pada bagaimana perkembangan bahasa. Dampak yang
dirasakan oleh bahasa yang menjadi objek atau sarana tutur masyarakat ini sangat
ditentukan oleh sikap masyarakat tutur itu sendiri. Bahasa yang tetap
dipergunakan dan dilestarikan oleh masyarakat tuturnya tentunya akan tetap
bertahan atau mengalami pemertahanan dan hal yang sebaliknya akan terjadi pada
bahasa yang tidak mendapatkan perhatian dan usaha pemertahanan dari
masyarakat tuturnya akan mengalami kepunahan.
Semua proses yang berakhir pada pemertahanan atau kepunahan tersebut
terjadi secara bertahap dan memakan waktu yang relatif lama. Terjadinya
fenomena-fenomena bahasa, seperti pidgin, kreol, dan diglosia merupakan
fenomena alami yang terjadi di dalam masyarakat sosial. Melalui pemahaman dan
pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa sosiolinguistik, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri maka masyarakat Indonesia, khususnya kaum terpelajar
harus menjadi garda terdepan di dalam menjaga budaya (bahasa) bangsa sebagai
amanat sekaligus identitas bangsa yang membedakannya dari bangsa yang lain
sekaligus sebagai implikasi sosiolinguistik dalam pembelajaran dan pengajaran
bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Bramono,
Nurdin.
2012.
Pergeseran
dan
Pemertahann
Bahasa.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=116515&val=5319&title= diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarsono. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://idaayuanggra.blogspot.com/2013/03/konsep-pemertahanan-bahasa.html
diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
http://nahulinguistik.wordpress.com/2010/04/19/pergeseran-pemertahanan-dankepunahan-bahasa/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
https://www.academia.edu/3449931/Makalah_Perubahan_Pergeseran_Perluasan_
Penyempitan_Pemertahanan_dalam_Bahasa_-_Sosiolinguistik diakses
pada tanggal 25 Oktober 2014.