You are on page 1of 52

LAPORAN KASUS ASMA

Pendamping:
dr. Suharta
dr. Ni Luh Putu P

dr. Dea Prista Agatha

Pendahuluan

Kasus IGD RS. DKT Dr. Soetarto tanggal


23 Oktober 2014 pukul 18.30
Alasan kasus ini diajukan karena
prevalensi yang tinggi

Burden of asthma

Asthma is one of the most common chronic diseases


worldwide with an estimated 300 million affected
individuals
Prevalence is increasing in many countries, especially
in children
Asthma is a major cause of school and work absence
Health care expenditure on asthma is very high

GINA 2014

Developed economies might expect to spend 1-2 percent of


total health care expenditures on asthma.
Developing economies likely to face increased demand due
to increasing prevalence of asthma
Poorly controlled asthma is expensive
However, investment in prevention medication is likely to
yield cost savings in emergency care

Prevalence of asthma in children aged


13-14 years

Global
Initiative for Asthma
GINA 2014 Appendix Box A1-1; figure provided by
R Beasley

Global Initiative for Asthma

Fokus pembicaraan pada presentasi kali


ini adalah tatalaksana serangan asma
dalam setting emergency.

Identitas Pasien

Nama Pasien : Nn. IA


Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 25 tahun
Tanggal Masuk: 23 Oktober 2014
Alamat : Terban GK, YK
Suku: Jawa
Pekerjaan: Pegawai Salon
Agama : Islam
Pembayaran : Jamkesda

Anamnesis

Keluhan Utama

Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan sesak napas sejak 1 hari


sebelum masuk rumah sakit
Keluhan disertai batuk dan pilek. Batuk
dikatakan berdahak, namun dahak sulit
dikeluarkan, dahak kental kehijauan. Pasien
mengatakan terdapat riwayat demam, namun
suhu tidak diukur, nyeri tenggorokan (+), suara
serak (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

Asma (+) diterapi dengan Berotec inhalasi 300


mcg dan Salbutamol tab 4mg (K/P). Pasien pernah
merasakan sesak napas dengan bunyi ngik,
terdapat saat-saat serangan sesak napas, dan
terdapat pula saat-saat tidak adanya serangan
napas, atau dapat bernapas normal. Pencetus
serangan: debu, dingin, asap. Pasien merasakan
sesak khas asma kurang dari 1 kali seminggu,
gejala malam kurang dari 2 kali sebulan, tidak
terdapat gangguan kegiatan sehari-hari dan
serangan dirasakan biasanya kurang dari 5 menit
Gastritis (+)
Hipertensi (-)
Diabetes Mellitus (-)
Alergi (-)

Riwayat Sosial

Merokok (-)
Penggunaan kayu bakar dapur (-)
Tinggal bersama kedua orang tuanya

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : compos mentis, tampak


sesak, kesan gizi baik
Tanda Vital
Tekanan

Darah

Nadi
RR
Suhu

: 110/80 mmHg
: 100 x/menit
: 28 x/menit, simetris, reguler, isi cukup
: 37oC

Status Lokalis

Mata
(-)
Mulut
Leher

: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik


: faring hiperemis, T0-T0
: lnn tidak teraba, JVP tidak meningkat

Thorax : Pulmo

Depan

Belakang

KANAN

KIRI

Inspeksi

KG (-),
retraksi(-)

KG (-), retraksi
(-)

Palpasi

NT (-)

NT (-)

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi Vesikular (+)


normal;
wheeszing (+);
KANAN
ronkhi
(-)
Inspeksi
KG (-)

Vesikular (+)
normal;
wheeszing (+);
KIRI (-)
ronkhi
KG (-)

Palpasi

NT (-)

NT (-)

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi

Vesikular (+)
normal;
wheeszing
(+); ronkhi (-)

Vesikular (+)
normal;
wheeszing
(+); ronkhi (-)

Thorax: Cor

Cor :
I : Ictus cordis tak tampak
P : Ictus cordis teraba pada SIC V LMCS
P : Cardiomegali (-)
A : S1-S2 reguler, murmur (-)

Abdomen :
I : DP//DD, distensi (-)
A : BU(+)N
P : Timpani (+)
P : NTE (+), H/L ttb, ren ttb

Extremitas :

Edema (-), akral hangat, WPK < 2 detik

Tatalaksana

O2 nasal canule 4 LPM


Nebulisasi

Ventolin 1 respul
Flixotide 1 respul

Rawat jalan

Amoxicillin tab 500 mg tiap 8 jam selama 5


hari
Ambroksol tab 3x30 mg
Paracetamol tab 500 mg jika perlu
Antacid syr 3 x 1 sendok makan

Diskusi

Anamnesis
Pada anamnesis ditemukan bahwa pasien memang
telah memiliki asma sebelumnya, dan melalui riwayat
sesak napas yang ditemukan, terdapat karakteristik
asma yang sangat khas yaitu:
Episodik: pasien pernah merasakan sesak napas
dengan bunyi ngik meskipun saat datang tidak
disertai bunyi ngik, terdapat saat-saat serangan
sesak napas, dan terdapat pula saat-saat tidak
adanya serangan napas, atau dapat bernapas
normal.
Variabilitas: pasien mengakui bahwa, sesak
napas muncul karena adanya pencetus yaitu saat
dingin, terhirup debu, atau asap.
Reversible: Keluhan sesak biasanya hilang
mendapatkan terapi SABA (Short Acting Beta-

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan respiratory rate
28x/menit dan pada auskultasi didapatkan adanya bunyi
mengi (ngik) terutama pada ekspirasi. Pada pemeriksaan
abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium sedangkan
pada pemeriksaan fisik yang lain tidak ditemukan adanya
kelainan yang lain.

Diagnosis

Klasifikasi
Derajat Asma

Serangan Asma Akut

Diagnosis
Klasifikasi Asma
Pasien merasakan sesak khas asma kurang dari 1 kali
seminggu, gejala malam kurang dari 2 kali sebulan, tidak
terdapat gangguan kegiatan sehari-hari dan serangan
dirasakan biasanya kurang dari 5 menit, sehingga
diklasifikasikan sebagai asma intermitten.
Sedangkan untuk serangan akut pasien yang membuat
pasien datang ke RSP, memiliki karakteristik dengan
pasien sesak napas sehingga sulit bernapas dan lebih
memilih duduk, dapat berbicara berupa kalimat,
peningkatan respiratory rate, nadi 100x/menit, dan tidak
terdapat penggunaan otot bantu napas. Sehingga
eksaserbasi serangan pasien masuk dalam klasifikasi
serangan asma akut ringan atau sedang.

Tatalaksana
Kegawatdarura
tan

Tatalaksana
Pasien diberikan oksigenasi dengan nasal kanul
sebanyak 4 Liter per menit sambil dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan, kemudian dilakukan nebulisasi
dengan ventolin dan flixotide. Setelah dilakukan
nebulisasi, sesak menghilang dan saat dilakukan
auskultasi wheezing -/-. Kemudian pasien dipulangkan
dengan meneruskan terapi ditambahkan terapi untuk
Rhinopharyngitis Acute yaitu Amoxicillin 500 mg tiap 8
jam selama 5 hari, Ambroksol 3x30 mg, dan
Paracetamol 500 mg bila demam, serta terapi untuk
gastritis yaitu Antacid syrup 3x1 sendok makan.
Dilakukan edukasi untuk menghindari pencetus dan
istirahat
untuk
mempercepat
pemulihan
dari
Rhinopharyngitis Acute.

Tambahan

GINA assessment of asthma control

GINA 2014, Box 2-2A

Global Initiative for Asthma

GINA assessment of asthma control

GINA 2014, Box 2-2B

Global Initiative for Asthma

Pengobatan

Pengobatan

Assessment of risk factors for poor asthma


outcomes
Risk factors for exacerbations include:

Ever intubated for asthma


Uncontrolled asthma symptoms
Having 1 exacerbation in last 12 months
Low FEV1 (measure lung function at start of treatment, at 3-6 months
to assess personal best, and periodically thereafter)
Incorrect inhaler technique and/or poor adherence
Smoking
Obesity, pregnancy, blood eosinophilia

Risk factors for fixed airflow limitation include:


No ICS treatment, smoking, occupational exposure, mucus
hypersecretion, blood eosinophilia

Risk factors for medication side-effects include:


Frequent oral steroids, high dose/potent ICS, P450 inhibitors
GINA 2014, Box 2-2B

Global Initiative for Asthma

Terima Kasih

You might also like