Professional Documents
Culture Documents
Pendamping:
dr. Suharta
dr. Ni Luh Putu P
Pendahuluan
Burden of asthma
GINA 2014
Global
Initiative for Asthma
GINA 2014 Appendix Box A1-1; figure provided by
R Beasley
Identitas Pasien
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat Sosial
Merokok (-)
Penggunaan kayu bakar dapur (-)
Tinggal bersama kedua orang tuanya
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Darah
Nadi
RR
Suhu
: 110/80 mmHg
: 100 x/menit
: 28 x/menit, simetris, reguler, isi cukup
: 37oC
Status Lokalis
Mata
(-)
Mulut
Leher
Thorax : Pulmo
Depan
Belakang
KANAN
KIRI
Inspeksi
KG (-),
retraksi(-)
KG (-), retraksi
(-)
Palpasi
NT (-)
NT (-)
Perkusi
Sonor
Sonor
Vesikular (+)
normal;
wheeszing (+);
KIRI (-)
ronkhi
KG (-)
Palpasi
NT (-)
NT (-)
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
Vesikular (+)
normal;
wheeszing
(+); ronkhi (-)
Vesikular (+)
normal;
wheeszing
(+); ronkhi (-)
Thorax: Cor
Cor :
I : Ictus cordis tak tampak
P : Ictus cordis teraba pada SIC V LMCS
P : Cardiomegali (-)
A : S1-S2 reguler, murmur (-)
Abdomen :
I : DP//DD, distensi (-)
A : BU(+)N
P : Timpani (+)
P : NTE (+), H/L ttb, ren ttb
Extremitas :
Tatalaksana
Ventolin 1 respul
Flixotide 1 respul
Rawat jalan
Diskusi
Anamnesis
Pada anamnesis ditemukan bahwa pasien memang
telah memiliki asma sebelumnya, dan melalui riwayat
sesak napas yang ditemukan, terdapat karakteristik
asma yang sangat khas yaitu:
Episodik: pasien pernah merasakan sesak napas
dengan bunyi ngik meskipun saat datang tidak
disertai bunyi ngik, terdapat saat-saat serangan
sesak napas, dan terdapat pula saat-saat tidak
adanya serangan napas, atau dapat bernapas
normal.
Variabilitas: pasien mengakui bahwa, sesak
napas muncul karena adanya pencetus yaitu saat
dingin, terhirup debu, atau asap.
Reversible: Keluhan sesak biasanya hilang
mendapatkan terapi SABA (Short Acting Beta-
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan respiratory rate
28x/menit dan pada auskultasi didapatkan adanya bunyi
mengi (ngik) terutama pada ekspirasi. Pada pemeriksaan
abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium sedangkan
pada pemeriksaan fisik yang lain tidak ditemukan adanya
kelainan yang lain.
Diagnosis
Klasifikasi
Derajat Asma
Diagnosis
Klasifikasi Asma
Pasien merasakan sesak khas asma kurang dari 1 kali
seminggu, gejala malam kurang dari 2 kali sebulan, tidak
terdapat gangguan kegiatan sehari-hari dan serangan
dirasakan biasanya kurang dari 5 menit, sehingga
diklasifikasikan sebagai asma intermitten.
Sedangkan untuk serangan akut pasien yang membuat
pasien datang ke RSP, memiliki karakteristik dengan
pasien sesak napas sehingga sulit bernapas dan lebih
memilih duduk, dapat berbicara berupa kalimat,
peningkatan respiratory rate, nadi 100x/menit, dan tidak
terdapat penggunaan otot bantu napas. Sehingga
eksaserbasi serangan pasien masuk dalam klasifikasi
serangan asma akut ringan atau sedang.
Tatalaksana
Kegawatdarura
tan
Tatalaksana
Pasien diberikan oksigenasi dengan nasal kanul
sebanyak 4 Liter per menit sambil dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan, kemudian dilakukan nebulisasi
dengan ventolin dan flixotide. Setelah dilakukan
nebulisasi, sesak menghilang dan saat dilakukan
auskultasi wheezing -/-. Kemudian pasien dipulangkan
dengan meneruskan terapi ditambahkan terapi untuk
Rhinopharyngitis Acute yaitu Amoxicillin 500 mg tiap 8
jam selama 5 hari, Ambroksol 3x30 mg, dan
Paracetamol 500 mg bila demam, serta terapi untuk
gastritis yaitu Antacid syrup 3x1 sendok makan.
Dilakukan edukasi untuk menghindari pencetus dan
istirahat
untuk
mempercepat
pemulihan
dari
Rhinopharyngitis Acute.
Tambahan
Pengobatan
Pengobatan
Terima Kasih