Professional Documents
Culture Documents
KEMENTERIAX KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203372
Surat Elektronik : yanmed@depkes.go.id, seyanmed@depkes.go.id, mailing list: buk3@yahoogroups.com
Peraturan
Merited
Kesehatan
Nornor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Keputusan
Menteri
Kesehatan
021/MENKES/SK/I/2011 tentang Rencana
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
Nomor
Strategis
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KEPUTUSAN
DIREKTUR
JENDERAL
BINA UPAYA
KESEHATAN TENTANG DISTRIBUSI OBAT ANTI PSIKOTIK
INJEKSI LONG ACTING
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872
SuratElektronik : yanmed@depkes.go.id, seyanmed@depkes.go.id, mailing list: buk3@yahoogroups.com
KEMENTERIAIV KESEHATAIV RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak ?os 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronik: yanmed@depkes.go,id, seyanmed@depkes.go.id, mailing list: buk3@yahoogroups.com
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN;
KESEPULUH
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Agustvs 201J
DIREKTUR JENDERAL,
AKMAL TAKER
Lamp Iran
Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Nomor
: t\t
Tanggal
: 3O
PETUNJUK TEKNIS
PEMANFAATAN OBAT ANTIPSIKOTIK IN JEKSI LONG ACTING
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
B.I Tujuan Umum
Petunjuk teknis (Juknis) ini diharapkan dapat meningkatkan kwalitas
dan kwantitas pelayanan kesehatan jiwa kepada penderita gangguan jiwa
yang mengalami pemasungan oleh Puskesmas dan RSU Kab/kota melalui
managemen pelayanan yang bermutu.
C. SASARAN
Petunjuk teknis (Juknis) ini diharapkan diketahui dan dipergunakan oleh:
1. Tenaga kesehatan di puskesmas, dan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten/Kota;
2. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pemberi pelayanan; dan
3. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
D. PENGERTIAN
Kesehatan jiwa adalah
suatu
kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, mental, spiritual dan sosial seseorang secara optimal
dan selaras dengan perkembangan orang lain, yang memungkinkan orang
tersebut hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Gangguan jiwa adalah kelompok gejala atau perilaku yang ditemukan
secara klinis yang disertai dengan penderitaan (distress) dan
terganggunya fungsi sosial dan aktivitas sehari-hari (disabilitas). Individu
yang mengalami gangguan jiwa disebut sebagai orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ).
Pemasungan adalah segala bentuk tindakan yang menghalangi setiap
orang dengan ganguan jiwa memperoleh dan melaksanakan hak-haknya
sebagai warga negara. Hak-hak tersebut meliputi hak memperoleh
pengobatan, hak memperoleh penghasilan, hak memperoleh kehidupan
sosial. Pemasungan dilakukan dengan cara menggunakan cara
pengikatan, pengisolasian atau penelantaran. Pengikatan merupakan
semua metode manual yang menggunakan materi atau alat mekanik yang
dipasang atau ditempelkan pada tubuh dan membuat tidak dapat
bergerak dengan mudah atau yang membatasi kebebasan dalam
II.
Diagnosis skizofrenia;
Kontraindikasi
Kewaspadaan Khusus
Efek Samping Obat
Interaksi Obat
b. Fluphenazine decanoate
Merek dagang
Sikzonoate
Isi
fluphenazine decanoate
Managemen jangka panjang
gangguan
Indikasi
psikotik, misalnya kronis, skizofrenia.
IM / SC gangguan psikotik. Orang Dewasa &
Dosis
pasien sangat gelisah dosis awalnya 12,5-25
mg (0,5-1 mL) kemudian menyesuaikan
sesuai dengan respon pasien.
Dosis
Pemeliharaan:
Sebaiknya
tidak
melebih: 100 mg. Jika> 50 mg diperlukan,
meningkatkan dosis berikutnya & berhasil
dalam 12,5 mg-bertahap.
Dosis untuk Anak : 1A -1/3 orang dewasa.
Koma 85 keadaan depresi parah, ditandai
Kontraindikasi
kerusakan otak &, hati, sakit kuning,
aterosklerosis, feokromositoma, diskrasia
darah yang ada, insufisiensi ginjal & jantung.
Tindakan khusus
Interaksi Obat
9. Dosis Anjuran
Tabel Dosis Rekomendasi Antipsikotika Injeksi Depo
Interval Dosis Pasien Episode
Pasien Episode
Anti Psikotik
Pertama (mg)
Bemlang (mg)
(minggu)
Haloperidol
4
50 - 100
100-200
dekanoat
Flufenazin
2 -4
6.25-37.5
12.5-50
dekanoat
Pada ODGJ yang diberikan antipsikotika oral sebelumnya maka
pemberian antipsikotika oral tersebut dapat diberikan selama tiga
minggu sampai lima minggu setelah penyuntikan pertama injeksi long
acting sambil dilakukan tapering off.
ll.Dokumentasi Terkait
Tuntunan ini harus dibaca dalam kaitan dengan Kebijakan
Kepercayaan dan Tuntunan Kepercayaan:
1. Pencegahan dan Kebijakan Kontrol Infeksi
a. Kebersihan tangan
b. Jejas karena inokulasi
c. Keamanan Pembuangan Benda/Alat Tajam
2. Prosedur Manajemen obat
3. Panduan Keamanan dan Penyimpanan Obat
12.Panduan penyuntikan
1. Persiapan umum
a. Pastikan ODGJ merasa nyaman dan rileks
b. Jelaskan alasan penyuntikan yang akan dilakukan
c. Jelaskan prosedur penyuntikan
2. Penyuntikan
a. Pastikan identitas ODGJ dan obat yang akan diberikan
b. Pastikan tempat pembuangan alat medis tajam
c. Pastikan privasi dan martabat ODGJ dihargai
Penyuntikan
gluteal
di
daerah
Dorso
Posterior
superior
iliac spine
Oaveie
Acromfon process
Scapula
Deltoid muscle
injection
site
Greater
trochanier
SciaEic
ncrvo
Deep brachi-a!
artery
Radial nervs
Penyuntikan
di
Ventro gluteal
daerah
Anterior superior
iliac spine
Greater trochantsr
of femur
Vasius
(middle third)
Lateral (smora!
condyte
Greater trochanter
ol lerrxir
Dosis
(mg/hari)
Waktu paruh
eliminasi (jam)
1-15
100-300
10-14
30-90
1-6
25-50
3-4
Sulfas Atropin
0.5-0.75
12-24
Amantadin
12
4-8
Untuk efek
samping tardif diskinesia, turunkan dosis
antipsikotika. Bila gejala psikotik tidak bisa diatasi dengan penurunan
dosis antipsikotika atau bahkan memburuk, hentikan obat dan ganti
dengan golongan antispikotika generasi kedua terutama klozapin.
Kondisi Sindroma Neuroleptik Malignansi (SNM) memerlukan
penatalaksanaan segera atau gawat darurat medik karena SNM
merupakan kondisi akut yang mengancam kehidupan. Dalam kondisi
ini semua penggunaan antipsikotika harus dihentikan. Lakukan
terapi simtomatik, perhatikan keseimbangan cairan dan observasi
tanda-tanda vital (tensi, nadi, temperatur, pernafasan dan kesadaran).
Obat yang perlu diberikan dalam kondisi kritis adalah : dantrolen 0.8
- 2.5 mg/kgBB/hari atau bromokriptin 20-30 mg/hari dibagi dalam 4
dosis. Jika terjadi penurunan kesadaran, segera dirujuk untuk
perawatan intensif (ICU).
Penilaian Efek samping dapat mempergunakan instrument
Liverpool University Neuroleptic Side Effect Rating Scale (LUNSERS).
(Lampiran 4).
V.
VI. PENUTUP
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat membantu setiap tenaga
kesehatan dan tim kesehatan lainnya dalam melakukan penanganan
pada pasien gangguan jiwa dipasung. Demikian pula pimpinan setiap
fasyankes dapat memakai juknis ini sebagai pedoman dalam melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap penanganan masalah pemasungan.
Tempat, tgl/bln/thn
Keluarga
Saksi:
l.Nama dan tanda tangan
)
Nama ODGJ/Wali
No
Nama
Alamat
Puskesmas
No Tanggal Keluhan Tanda LUNSERS
Vital
PANSS EC
Tindakan
No
Nama
Alamat
Puskesmas
:
:
:
:
permusuhan,
ketidakkooperatifan
gaduh gelisah.
Total Skor
2. Ketegangan
Manifestasi fisik yang jelas tentang ketakutan, ansietas, dan agitasi,
seperti kekakuan, tremor, keringat berlebihan dan ketidaktenangan.
Dasar penilaian : laporan lisan membuktikan adanya ansietas dan
karenanya derajat keparahan manifestasi fisik ketegangan dapat dilihat
selama wawancara.
1) Tidak ada - Definisi tidak dipenuhi.
2) Minimal - Patologi diragukan, mungkin suatu ujung ekstrim dari
batasan normal.
3) Ringan - Postur dan gerakan - gerakan menunjukkan kekhawatiran
ringan seperti rigiditas yang ringan, ketidaktenangan yang sekalisekali, perubahan posisi, atau tremor tangan yang halus dan cepat.
4) Sedang - Suatu penampilan yang nyata-nyata gelisah yang terbukti
dari adanya pelbagai manifestasi, seperti perilaku tidak tenang,
tremor tangan yang nyata, keringat berlebihan atau manerisme
karena gugup.
5) Agak berat - Ketegangan yang berat yang dibuktikan oleh pelbagai
manifestasi seperti gemetar karena gugup, keringat sangat
berlebihan dan ketidaktenangan, tetapi perilaku selama wawancara
tidak terpengaruh secara bermakna.
6) Berat - Ketegangan berat sedemikian rupa sehingga taraf interaksi
interpersonal terganggu. Misalnya pasien mungkin terus menerus
bergerak seperti cacing kepanasan, tidak dapat duduk untuk waktu
lama, atau menunjukkan hiperventilasi.
7) Sangat berat - Ketegangaji sangat mencolok yang dimanifestasikan
oleh tanda-tanda panik atau percepatan gerakan motorik kasar,
seperti langkah cepat yang gelisah dan ketidakmampuan tetap
duduk untuk waktu lebih lama dari semenit, yang menyebabkan
percakapan tidak mungkin diteruskan.
3. Permusuhan
Ekspresi verbal dan nonverbal tentang kemarahan dan kebencian,
termasuk sarkasme, perilaku pasif agresif, caci maki dan penyerangan.
Dasar penilaian: perilaku interpersonal yang diamati selama wawancara
dan laporan oleh perawat atau keluarga.
1) Tidak ada - Definisi tidak dipenuhi.
2) Minimal - Patologis diragukan, mungkin suatu ujung ekstrim dari
batasan normal.
Ketidakkooperatifan
Penilaian :
Agitasi
Tidak agitasi
: Skor total > 15 dan minimal satu item skornya > 5 atau 2
item skornya > 4
: Skor total < 15
3 : banyak
4 : sangat banyak
LUNSERS
Pemantauan Efek Samping Obat
(dievaluasi setiap bulan)
Silanglah kotak di Tidak Sangat Ringan Cukup
sebelah ini sesuai
ringan
ada
berat
dengan beratnya
gejala yang Anda
rasakan dalam
satu bulan
0
1
2
3
terakhir
Merah di kulit
Sulit tetap terjaga
di siang hari
Hidung
tersumbat/ berair
Sering bermimpi
Sakit kepala
Payudara bengkak
atau nyeri
Mulut kering
Sulit konsentrasi
Daya ingat
berkurang
Sulit buang air
besar
Rambut rontok
Tegang
Fusing
Merasa letih
Dorongan seks
Sangat
berat
meningkat
Otot kaku
Otot kram
Gerakan lambat
Berdebar-debar
Berat badan
menurun
Perasaan tumpul
Gangguan fungsi
seksual
Depresi
Banyak keringat
Banyak tidur
Muka merah
Sensitif terhadap
cahaya
Diare
Mulut bergerakgerak
Mata kabur
Gelisah
Sulit tidur
Nyeri sendi
Gairah seks
berkurang
Bagian tubuh
bergerak-gerak
sendiri
Penilaian :
Sangat Ringan
Ringan
Cukup berat
Berat
Nilai 00-40
Nilai 41-80
Nilai 81-100
Nilai lebih dari 100
No
Kama Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Jumlah
Penduduk
ODGJ diPasung
Yang
Yang Rujuk
Dilaporkan/Dian
ditatemukan
ngani
Efek
Samping
Obat
OAP/DEPO
Stok Penggunaan
Obat
Keterangan
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Nama
Puskesmas
No
1 .
2 _
3
4 .
5 6 _
7 _
8
9
10
Total
Jumlah
Penduduk
Yang
Dilaporkan/Ditemukan
Yang
ditangani
Rujukan
Efek
Samping
Obat
GAP DEPO
Stok Penggunaan
Obat
Keterangan
Perda
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
No
Nama
Puskesmas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Jumlah
Penduduk
ODGJ diPasung
Yang
Yang Rujukan
Dilapor- ditakan/Di- ngani
temukan
Efek
Samping
Obat
GAP DEPO
Stok
Penggu-
naan
Obat
Keterangan
Perda
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Keterangan:
1. Pemasungan adalah segala bentuk tindakan yang menghalangi setiap penderita gangguan jiwa memperoleh dan
melaksanakan hak-haknya sebagai warga negara. Hak-hak tersebut meliputi hak memperoleh pengobatan, hak
memperoleh penghasilan, hak memperoleh kehidupan sosial. Pemasungan dilakukan dengan cara menggunakan
cara pengikatan, pengisolasian atau penelantaran.
2. Kasus pasung yang dilaporkan/ditemukan adalah seseorang yang mengalami pemasungan yang ditemukan oleh
masyarakat dan dilaporkan kepada ketua RT, RW ataupun ke Kepala Desa/ Lurah serta Kepala Puskesmas.
3. Yang ditangani adalah orang dengan gangguan jiwa dipasung yang mendapat GAP Depo berkelanjutan.
4. Rujukan adalah seseorang yang telah ditangani oleh tenaga kesehatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
primer akan tetapi perlu ditangani lebih serius dirujuk ke Rumah Sakit Umum atau ke Rumah Sakit Jiwa.
5. Efek samping obat adalah akibat dari pemberian obat mengalami ketidak cocokan terhadap obat
6. Stok obat adalah persediaan obat di pelayanan kesehatan
7. Penggunaan obat adalah obat yang digunakan untuk pengobatan seseorang yang mengalami pemasungan dan
penelantaran
8. Perda adalah peraturan daerah yang disahkakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik upaya
10. promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau
masyarakat.