You are on page 1of 29
Tafsir Fi Zhai Quran IX (379) Juz XX: Yoasiin, ash-Shaaffat, & Shaiad SURAH VAASHIN Diturunkan Of Mekah Suman Aval: 6F ‘serene RS RETIRE Se CaS Reach ctaez ot Rare oil Ke MeN eS op AL ef ote ante & er RAG cacraitas slabs Aves Sati tals tes Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah oa ‘Maha ape PGMs hols WEA ge Gas at Sassi 4 gene ceee ae SI ae athe gy: Sess 2 s Sai eogsees $5 ics W&kaiz. *Yaasiin, (1) Demi Al-Qur’an yang penuh hik- mah, (2) Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (3) (yang berada) di atas jalan yang lurus, (4) (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, (5) agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah dibe- ri peringatan, karena itu mereka lalai. (6) Se- sungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ke- tentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. (7) Sesungguh- nya Kami telah memasang belenggu di Icher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. (8) Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di bela- kang mereka dinding (pula), dan Kami tutup Juz XXIN: Yasin, ash-Shaaffat, & Shaad (380) Tafsir Fi Zhai Que an IX (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat me. lihat. (9) Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. (10) Sesungguhnya, kamu hanya memberi peringatan kepada orang- orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walau- pun dia tidak melihatnya. Maka, berilah mereka, kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (11) Sesungguhnya Kami meng- hidupkan orang-orang mati dan Kami me- nuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan, se- gala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (12) Dan, buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka. (13) (Yaitn) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada- mu, (14) Mereka menjawab, Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.’ (15) Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui bah- wa sesungguhnya kami adalah orang yang di- utus kepada kamu. (16) Dan, kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.’ (17) Mereka menjawab, *Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.’ (18) Utusan-utusan itu berkata, Kemalangan kamu adalah karena ka- musendiri, Apakah jika kamu diberi peringatan, maka (kamu bernasib malang)? Sebenarnya ka- mu adalah kaum yang melampui batas.’ (19) Datanglah dari ujung kota, seorang lakilaki dengan bergegas-gegas lalu ia berkata, "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu, (20) Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat pe- tunjuk. (21) Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nyalah kamu (semua) akan di- kembalikan? (22) Mengapa aku akan menyem- bah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapke, niscaya syafaat mereka tidak mem- beri manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku. (23) Se- sungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. (24) Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu, maka dengar- kanlah (pengakuan keimanan)ku.' (25) Dikata- kan (kepadanya), Masuklah ke surga.’ Ia ber- kata, ‘Alangkah baiknya sekiranya kaumku me- ngetahui (26) apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan. (27) Dan, Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukan pun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya. (28) Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja, maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (29) Pengantar Surah kelompok Makkiyyah ini mempunyai jedajeda yang pendek, dan dentang-dentang cepat. Oleh karena itu, jumlah ayatnya ada delapan puluh tiga ayat. Sementara ia adalah surah yang lebih kecil dan lebih pendek dari surah sebelumnya, yaitu surah Faathir, yang jumlah ayatnya sebanyak empat puluh lima ayat. Jeda ayat yang pendek bersama cepatnya dentang- dentang itu menciptakan suatu ciri tersendiri bagi surah inj, Dentang-dentangnya saling bersusulan, dan memukul perasaan dengan bertalu-talu. Se- hingga, menambah pengaruhnya di samping ben- tuk bentuk dan nuansa yang menyertai pemandang- an-pemandangan yang saling bersusulan dari awal surah hingga akhir. Yang beragam, menyugesti, dan membeti pengaruh yang mendalam. Topik-topik utama surah ini adalah topik-topik tipikal surah jenis Makkiyyah. Tujuan utamanya adalah membangun dasar-dasar akidah. la mem- bicarakan sifat wahyu dan kebenaran risalah sejak pembukaannya, "Yaasiin, Demi Al-Que' an yang penuh hikmah. Sesung- guhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Pe- nyayang.” (Yasin: 1-5) Kemudian menceritakan kisah penduduk suatu negeri ketika mereka didatangi oleh para rasul, ‘Tafsir Fi Zhilalit-Qur ‘an 1X (381) Juz XXIlt: Yoasiin, ash Shaaffat, & Shaad untuk memperingatkan mereka tentang azab yang akan ditimpakan atas tindakan mendustakan wahyu_ dan risalah. Azab itu disebut dalam kisah ini dengan cara Al-Qur'an dalam menggunakan kisah-kisah un- tuk mendukung pesan-pesan yang ingin disampai- kannya. Dan, menjelang akhir, surah ini kembali membicarakan topik yang sama itu, "Kani tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyairitu tidaklah layak baginya. Al-Qua an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi ipenerangan, supaya dia (Muhammad) memberi rer- ingatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.” (Yaasiin: 69-70) Demikianlah surah ini membicarakan masalah Uluhiah dan Wahdaniyyah. Maka, datanglah peng- ingkaran atas kemusyrikan melalui lisan seorang beriman yang datang dari ujung kota untuk men- debat kaumnya tentang keadaan para rasul, dan dia pun berkata, "Mengapa aku tidak menyembah (Tahan) yang telah menciplakanku dan yang hanya kepada-Nyalah kamu (semua) akan dikembalikan? Mengapa aku akan me- nyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadap- feu, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat se~ dikit pun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat ‘menyelamatkanku. Sesungeuhnya aku kalau begitu pas- ti berada dalam kesesatan yang nyata.”(Yaasiin: 22- 2A) Menjelang penutup surah, topik ini disebut lagi, ”Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala ilu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.” (Yaasiin: 74-75) Masalah yang amat difokuskan dalam surah ini adalah masalah pembangkitan dan penghidupan kembali manusia di akhirat. Masalah ini sering di- sebut dalam banyak tempat dalam surah ini. Di- sebut di awal surah, *"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mercka tinggalkan. Dan, segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Yaasiin: 12) Kemudian disebut dalam kisah penduduk suatu negeri, yang terjadi bagi seorang yang beriman. Dan, balasannya adalah secara instan, seperti yang tam pak dalam redaksi ALQur’an, "Dikatakan (kepadanya), ‘Masuklah ke surga."Ia ber- ata, Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun ke- padaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” (Yaasiin: 26-27) Lalu, disebut di tengah surah, "Dan mereka berkata, ‘Bilakah (lerjadinya) janji ini (hari berbangkit)jika kamu adalah orang-orang yang benar?” Mereka tidak menunggu melainkan satu teriak- ansaja yang akan membinasakan mercka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali ke- pada keluarganya.” (Yaasiin: 48-50) Sclanjutnya redaksi AL-Qur‘an menceritakan suatu pemandangan yang utuh dari pemandangan hari Kiamat. Di akhir surah, masalah ini disebut Kembali dalam bentuk dialog, “Ta membuat perumpamaan bagi Kami, dan ia lupa kepada kejadiannya, fa berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, la akan dihidupkan oleh Than yang menciptakannya kali yang pertama. Dan, Dia ‘Maha Mengetahui tentang segala makhluk.”” (Yaasiin: 78-79) Masalah-masalah yang berhubungan dengan pembangunan akidah dari dasarnya, sering disebut dalam surah-surah Makkiyyah. Namun, pada setiap kali dibicarakan, masalah ini dibidik dari segi ter- tentu, di bawah nuansa tertentu, yang disertai faktor-faktor yang memberikan sugesti yang sesuai dengan suasananya. Juga bersesuaian dengan dentang, bentuk, dan naungannya. Faktor-faktor yang memberikan sugesti itu ber- agam bentuknya dalam surah ini, Antara lain berupa pemandangan hari Kiamat secara khusus, peman- dangan kisah itu, sikap orang-orang dalam kisah itu, dan dialognya. Bentuk kematian orang-orang ter- dahulu sepanjang masa. Kemudian pemandangan ‘semesta yang banyak dan beragam serta memberi- kan sugesti: pemandangan bumi yang mati dan padanya ada kehidupan yang bergerak. Pemandang- an malam yang keluar dari siang, sehingga gelap pun datang. Selain itu, pemandangan matahari yang berjalan diorbitnya. Pemandangan bulan yang bergerak se- cara perlahan dalam manzilah-manzilahnya, hingga ia kembali lagi seperti bentuk tandan tua. Peman- Juz XX: Yaasin, ash-Shaaffat, 6 Shaad dangan bahtera yang penuh muatan yang meng- angkut keturunan manusia yang pertama. Peman- dangan hewan ternak yang ditundukkan bagi ke- pentingan manusia. Pemandangan nutfah dan pe- mandangan manusia yang berasal dari nutfah itu, yang selanjutnya menjadi penantang yang nyata itu! Dan, pemandangan pohon hijau yang di dalamnya terkandung api yang mereka nyalakan! Disamping pemandangan-pemandangan ini ter- dapat sugesti lain yang menyentuh perasaan manu- sia dan membangkitkannya. Di antaranya adalah gambaran para pendusta yang kekafiran mereka telah dicap oleh kalimat Allah sehingga mereka tak dapat lagi mengambil manfaat dari ayat-ayat dan per- ingatan, *Sesungeuhnya Kami telah memasang belengeu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka arena itu mereka tertengadah. Kami adakan di hadap- ‘an mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Yaasiin: 8-9) Di antaranya lagi adalah gambaran diri mereka dalam keadaan diam maupun terang-terangan, yang tersingkap bagi ilmu Allah, dan tak dapat ditutupi tirai. Dan, di antaranya adalah penggambaran pe- rangkat penciptaan dengan kata yang tak lebih dari ini, *Sesungguknya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, Jadilah!” Maka, terjadilah ia.” (Yaasiin: 82) ‘Semua itu adalah sugesti yang menyentuh hati manusia, dan ia melihat bukti kebenarannya dalam realitas wujud. Kemucian redaksi surah ini membeberkan topik- topiknya dalam tiga putaran. Putaran pertamadimulai dengan sumpah dengan dua huruf, "Yaa siin”, dan dengan AlQur’an yang penuh hikmah, atas risalah Nabi saw. dan bahwa risalah beliau adalah jalan yang lurus. Penyingkapan_ ini diikuti dengan pembicaraan tentang akhir yang buruk bagi orang-orang yang mendustakan risalah. Ituadalah ketentuan Allah bagi mereka, bahwa me- reka tak akan mendapatkan jalan menuju petujuk, dan antara mereka dengan petunjuk itu akan selalu terdapat penghalang. Dijelaskan bahwa peringatan itu hanya berguna (382) Tafsir Fi Zhitalil-Qur’‘an 1X bagi orang yang mengikuti AHQur’an dan takut ke- pada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Sehingga, dia menyiapkan hati- nya untuk menerima tandatanda petunjuk dan pen- dorong-pendorong keimanan. Kemudian mengarah- kan Rasulullah untuk memberikan perumpamaan bagi mereka berupa para penduduk suatu negeri. Lalu, diceritakan kisah pendustaan dan akibat yang diterima oleh para pendusta itu. Juga membeberkan tabiat keimanan dalam hati manusia yang beriman dan balasan keimanan dan pembenaran. Setelah itu dimulai putaran kedua dengan me- manggil dengan penuh penyesalan kepada hamba- hamba yang selalu mendustakan semua rasul dan mencemoohnya. Mereka mendustakan semua rasul tanpa mengambil pelajaran dari bentuk kematian para pendusta agama sebelum mereka, dan tidak mencermati tandatanda kekuasaan Allah yang amat banyak di alam semesta. Di sini dibeberkan peman- dangan-pemandangan alam semesta yang telah dit singgung sebelumnya dalam pendahuluan surah’ Juga membeberkan pemandangan yang panjang dari pemandangan hari kiamat, yang mengandung banyak detail. Putaran ketiga hampir meringkas topik-topik surah seluruhnya. Diawalnya menafikan bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah itu adalah syair, dan menafikan sama sekali semua hubungan Rasul de- ngan syair. Kemudian membeberkan beberapa pe mandangan dan sentuhan yang menunjukkan Ulu- hiah yang Esa, dan menyayangkan mereka yang mengambil tuhan-uhan selain Allah sambil mencari pertolongan dari tuhan-tuhan mereka itu. Padahal, merekalah yang menjaga tuhan-tuhan yang mereka Klaim itu! Setelah itu membicarakan masalah pembangkit- an dan penghidupan kembali manusia di akhirat. Juga mengingatkan mereka tentang proses penghi- ‘dupan mereka yang pertama, yang berasal dari nut- fah, Sehingga, mereka dapat melihat bahwa penghi- dupan tulang-belulang yang sudah hancur adalah seperti menciptakan dari awal itu, hingga tidak ada keanehan padanya! Selain itu, juga mengingatkan mereka tentang pohon hijau yang padanya terdapat api, padahal secara lahir jarak antara keduanyaamat jauh! Dengan menciptakan langit dan bumi, maka hal itu menjadi bukti kekuasaan Allah untuk mencipta- kan manusia sepertimereka pada kali pertama mau- pun saat diakhirat nanti. Akhirnya, datang dentang- an terakhir dalam surah ini, ‘Tafsir Fi Zhai Que “an 1X *Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghenda- i sesuatu hanyalah berkata kepadanya, Jadilak! Maka, terjadilah ia. Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan- ‘Nya kekuasaaan atas egala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Yaasiin: 82-83) Sekarang, setelah pemaparan yang general itu, kita beralih ke pembicaraan yang lebih detail. Sumpah Allah dan Hakikat Tugas Seorang Rasul btn fae teen [icaooperetfectueldcrerpess Beer n AGA, oe yaa yp ares eet Ae ek has JD SRB pa SA SSE CES GHGS 243 22 2a; cote oh ae A ot 2 ehacgectacee Se sia Basha "Yasin. Demi Al-Qur an yang penuh hikmah. Se- sungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penya~ Jang agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, arena itu mereka lalai, Sesungeuknya telah pasti ber- laku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungeuknya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka Karena itu mereka tertengadah. Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kari tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak mem- beri peringatan kepada mereka, mereka tidak akan ber- iman, Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan (383) Juz XXII Yoasiin, ashShaaffat, & Shaad kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka, berilah mercka abar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuiskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggatkan. Dan, segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang anyata (Lauk Mahfuzh).” (Yaasiin: 1-12) Allah bersumpah dengan dua huruf ini, "Yaa Siin’, dan dengan ALQur’an yang penuh hikmah. Penyatuan antara hurufhuruf abjadiah ini dengan Al-Qur'an menguatkan hipotesis yang kami pilih dalam menafsikan huruthuruf abjad yang berada diawal surah; dan hubungan antara penyebutannya dengan Al-Qur’an, Dan, bukti bahwa Al-Qur'an itu berasal dari Allah, adalah ayat yang mereka tak tadaburi itu yang kemudian AL-Qur’an kembalikan mereka kepada ayat itu, bahwa Al Qur'an itu terben- tuk darijenisjenis huruf yang sama yang selama ini mereka gunakan dengan mudah. Namun, rangkaian pikirannya dan redaksionalnya berada di atas ke- mampuan mereka dalam membuat redaksi dari hurufhuruf yang sama itu. Allah menyifati AL Qur'an bahwa dia adalah “Al- Que an yang penuh hikmah”. Hikmah adalah sifat orang yang berakal. Pengungkapan seperti ini mem- berikan kepada ALQur’an sifat kehidupan, kemauan, dan kehendak, yang merupakan prasyarat bagi sifat penuh hikmah. Meskipun ini adalah ungkapan majazi, namun ia menggambarkan hakikat dan mende- katkannya. Karena Al-Qur an ini mempunyai ruh! Al-Qur'an mempunyai sifatsifat hidup yang ber- sambung dengan Anda dan Anda bersambung de- ngannya, ketika hati dan ruh Anda mendengarkan- nya! Anda akan melihat pintu-pintu dan rahasia- rahasia yang ada padanya setiap kali Anda mem- buka hati Anda untuknya dan berinteraksi dengan- nya dengan sepenuh keikhlasan hati! Anda akan merindukannya, kepada sifat dan ciri-cirinya, se- bagaimana Anda merindukan teman berupa raut wajah dan sifat sifatnya, ketika Anda menemaninya pada rentang waktu tertentu dan merasakan ke- tenangan ketika dekat dengannya! Rasulullah senang. mendengarkan bacaan ALQur’an dari orang lain. Beliau berdiri di depan pintu ketika mendengar baca- an Al-Qur an dari dalam rumah itu, scbagaimana se- orang kekasih berdiam dan mendengarkan cerita kekasihnya! A-Qur'an adalah penuh hikmah. Iaberbicara ke- Juz XXII: Yoasiin, ash-Shaaffat, & Shad (384) pada setiap orang dengan cara yang sesuai dengan orangit, Iamenggerakksn perasaan dalam hatinya Juga berbicara kepadanya dengan hikmah yang cocok baginya dan mengarahkannya. Al-Qur an adalah penuh hikmah. Dia mendidik dengan hikmah, sesuai dengan manhaj akal dan ke- jiwaan yang lurus. Manhaj yang merangsang lahir- nya semua energi manusia sambil mengarahkannya ke arah yang benar. Demikian juga menjelaskan sistem bagi kehidupan yang memberikan ruang bagi seluruh aktivitas manusia dalam batas-batas manhaj yang penuh hikmah itu. Allah bersumpah dengan yaa dan siin serta Al- Qur'an yang penuh hikmah atas hakikat wahyu dan risalah kepada Rasul-Nya yang mulia. "Sesurigguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul.” (Yaasiin: 3 Injadalah penjelasan tabiat risalah setelah penje- Jasan hakikat Rasul. Tabiat risalah yang lurus ini berdiri seperti tajamnya pedang, tanpaada bengkok dan penyimpangan padanya, juga tanpa ada kemi- ringan dan berat sebelah, Kebenaran padanyajelas, tidak ada kesamaran padanya, Juga tidak mengikuti hawa nafsu dan menyimpang bersama maslahat. [a bisa didapati oleh orang yang mencarinya, dengan mudah, telii, dan utuh, Ja, karena kelurusannya, bersifat sederhana tan- paada kompleksitas dan berputar-putar. Juga tidak mempersulit masalah dan tidak jatuh dalam proble- matika masalah, gambaran, dan bentuk-bentuk di- alektika, Namun, tampil dengan kebenaran dalam bentuknya yang paling sederhana, dan polos dari segala campuran dan aksesoris. Ia tidak memerlu- kan penjelasan lagi, atau menumbuhkan redaksi dan melahirkan kate-kata, dan masuk dengan makna- ‘makna ke jalan jalan dan tikungan! Orang kota dan orang desa bisa hidup bersama- nya dan dengannya, Demikian juga orang yang tak berpendidikan dan orang yang berpendidikan, serta orang yang tinggal di gubuk maupun yang tinggal diistana. Orang akan mendapati di dalamnya selu- ruh kebutuhannya, Darinya ia akan mengetahui apa yang cocok untuk hidup dan sistemnya serta kaitan- kaitannya secara mudah dan tanpa berbelit-belit. Ia berdiri dengan lurus bersama fitrah alam se- mesta dan aturan kehidupan, dan tabiat benda serta makhluk hidup seputar manusia. Sehingga, tak ber- benturan dengan tabiat benda-benda itu, dan tidak memaksa manusia untuk membenturkan diri de- Tafsir Fi Zhitalil-Qur’‘an 1X ngannya. Ja berdiri lurus di atas manhajaya, dalam keserasian bersamanya. Juga saling membantu de- ngan seluruh hukum yang mengatur wujud ini, be- serta benda mati dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Karenanya, ia berdirilurus dijalan menuju Allah, sampai kepadanya dan menyampaikan kepadanya, Sehingga, orang yang mengikutinya tak takut terse- sat dari jalan menuju Khaliknya, juga tidak takut me- nyimpang dari jalan menuju-Nya, Karena ia meniti jalan urus yang akan menyampaikannya, dan yang akan berujung kepada keridhaan Sang Khalik Yang Mahaagung, Al-Qur'an adalah petunjuk jalan yang lurus ini. Setiap kali manusia berjalan bersamanya, maka ia akan mendapati kelurusan ini dalam gambarannya tentang kebenaran, dalam menujukepadanya, dalam hukum-hukum yang memutuskan terhadap nilai- nilai, dan dalam meletakkan semua nilai pada tem- patnya yang tepat. *(Sebagai wwahyu) yang diturunkan oleh Yang Mahaper- asa lagi Maha Penyayang,” (Yaasiin: 5) Allah memperkenalkan diriNya sendiri kepada hamba-hambaNya di tempattempat seperti ini, agar mereka menyadari hakikat apa yang diturun- kan kepada mereka itu. Allah Mahaperkasa dan Ma- hakwat yang melakukan apa yang Dia kehendaki, Dia Maha Penyayang terhadap hambahamba-Nya, dan Dia memperlakukan apa yang Dia kehendaki terhadap mereka, Dia menghendaki untuk memper- lakukan mereka dengan kasih sayang, Sedangkan, hikmah penurunan Al-Qur‘an ini adalah untuk memberi peringatan dan penyampai- an ajaran Allah. “Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, arena itu mereka lalai,” (Yaasiin: 6) Kelalaian itu adalah faktor yang paling merusak hati, Dan, hati yang lalai adalah hati yang mogok dari fungsinya. Mogok dari mengambil pelajaran, mengambil pengaruh, dan memenubi seruan. Schingga, meskipun di depannya lewat bukti-bulti petunjuk, namun ia tidak merasakan atau tidak me- mahami. Tanpa terdetak atau menerimanya. Karena- nya, peringatan adalah sesuatu yang paling tepat bagi kelalaian yang ada pada mereka itu. Pasalnya, telah lewat beberapa generasi dari mereka tanpaada yang memberikan peringatan, atau menyadarkan mereka, ‘Tafsir Fi Zhilai- Que ‘an 1X (385) Juz XXMt: Yoasiin, ash-Shaaffat, & Shaad Mereka adalah dari keturunan Ismail. Setelahnya tidak ada seorang rasul pun yang datang. Maka, per- ingatan ini dapat membangunkan orang-orang yang lalai dan tenggelam dalam kelalaiannya. Mereka itu beserta orang tua mereka tidak pernah didatangi pemberi peringatan. Kemudian Al-Qur'an menyingkapkan nasib ak- hir orang-orang yang lala itu, serta takdir Allah yang terkena pada diri mereka, sesuai dengan apa yang diketahui Allah dengan hati dan keadaan mereka. Apa yang telah mereka lakukan dan apa yang akan mereka lakukan. "Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.””Yaasiin: 7) Perkara mereka telah diputuskan, dan ketentuan Allah telah dijatuhkan bagi kebanyakan mereka, sesuai dengan ilmu Allah tentang hakikat mereka dan tabiat perasaan mereka. Karena, mereka tidak beriman. Dan, ini adalah nasib akhir orang-orang kebanyakan. Diri mereka itu terhijab dari petunjuk, dan terhalangi dari melihat tanda-tanda petunjuk itu atau dari meraskaannya. Di sini AlQur’an melukiskan pemandangan indrawi bagi kondisi kejiwaan ini, yang menggam- barkan seakan-akan merekaitu terbelenggu dan se- carapaksa dilarang untuk melihat. Di antara mereka dengan petunjuk dan keimanan itu terdapat pelbagai penghalang dan rintangan. Pandangan mereka tertu- tup sehingga mereka tak dapat melihat. "Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka ‘Karena itu mereka tertengadah.” (Yaasiin: 8) ‘Tangan-tangan mereka terikat belenggu ke Ieher mereka dan diletakkan di bawah pelipis mereka. Oleh karena itu, kepala mereka terangkat dengan paksa, dan mereka tak dapat melihat ke depan! Karenanya, mereka tak memiliki kebebasan untuk memandang dan melihat ketika mereka dalam ke- adaan yang keras ini! Dan, ketika mereka dalam keadaan ini, maka antara mereka dengan kebenaran serta petunjuk terdapat penghalang, dengan halang- an dari depan dan dari belakang mereka. Seandai- nya belenggu itu dikendurkan sehingga mereka da- pat melihat, maka pandangan mereka pun tak dapat menembus halangan ini! Jalan pandangan mereka telah dihalangi dan mata mereka telah ditutup dengan tirai! Bersama kerasnya pemandangan indrawi ini, manusia akan bertemu dengan orang-orang sema- cam ini, yang tampak baginya. Yakni, ketika orang- orang itu tak melihat kebenaran yang jelas dan tak dapat memahami kebenaran yang gamblang bahwa ada penghalang yang keras seperti itu di antara me- reka dan kebenaran. Jika pun orang tersebut tak di- belenggu seperti itu, dan kepala mereka tak dipaksa mendongak ke atas sehingga tak dapat melihat, ma- ka jiwa dan mata hati mereka ternyata telah terbe- lenggu dan tertutup pandangannya. Terhalang dari petunjuk secara paksa dan terbungkus dengan ketat dari melihat kebenaran. Di antara orang itu dan tanda-tanda petunjuk terdapat halangan dari sini dan dari sana. Demikian- Jah orang-orang yang menghadapi Al-Qur’an ini de- ngan pengingkaran dan penolakan seperti itu. Pada- hal, Al-Qur an itu menunjukkan hujjahnya, dan me- ngajukan bukti kebenarannya. Ia sendiri adalah hujah yang mempunyai kekuatan yang tak dapat dilawan manusia. "Sama saja bagi mereka, apakah kamu memberi per- ingatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan ber- iman,” (Yaasiin: 10) Allah telah memutuskan putusan-Nya bagi diri mereka, sestiai dengan yang Dia ketahui tentang ta- Diat hati mereka yang tak dapat dimasuki keimanan. Peringatan itu tak dapat menembus hati yang tak siap untuk beriman, terhalang darinya, dan yang tertutup dengan pelbagai tutupan. Peringatan itu tak menciptakan hati, namun ia membangunkan hati yang hidup dan siap untuk menerima. "Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka, berilah mereka kabar foes ewes ampunan dan pahala yang mulia.” 2 11) *Peringatan” yang dimaksud di sini adalah Al Qur'an dan orang yang mengikuti Al-Qur'an serta takut terhadap Ar-Rahmaan meskipun dia tak me- lihat-Nya. Mereka itulah yang dapat mengambil manfaat dari peringatan ini, sehi hanya kepada orang seperti berikan. Juga seakan-akan Rasulullah secara khusus diutus untuknya, meskipun beliau diutus untuk ma- nusia secara umum. Tapi, orang-orang yang banyak itu terhalang dati menerima petunjuk. Sehingga, keberadaan Nabi saw. menjadi terbatas hanya bagi orang yang mengikuti Al-Qur'an dan takut terhadap Juz XXiMk: Yoasiin, ash Shaaffat, & Shad (386) Tafsir Fi Zhilali-Qur’an 1X Ar-Rahman meskipun dia tak melihat-Nya. Orang ini berhak mendapatkan kabar gembira, setelah ia mengambil manfaat dari peringatan itu, "Maka, berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” Ampunan dari kesalahan- kesalahan yang diperbuatnya, yang tanpa menjadi kebiasaan. Pahala yang mulia atas rasa takutnya ter- hadap ar-Rahmaan meskipun dia tak melihat-Nya. Juga alas tindakannya yang mengikuti apa yang diturunkan oleh Allah, berupa AlQur‘an, Kedua hal itu selalui menyertainya dalam hati Setiap kali rasa takut kepada Allah bersemayam dalam hati manusia, maka hal itu akan diikuti oleh beramal dengan apa yang diturunkan Allah. Juga beristiqamah di atas manhaj yang Dia kehendaki, Disi litegaskan tentang terjadinya pembang- kitan kembali manusia, dan tepatnya hisab, vang tak ada sesuatu pun luput darinya. *Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka linggalkan. Dan, segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyaia (Lauk Makfuzh).”(Yaasiin: 12) Menghidupkan orang-orang mati adalah salah wsalah yang menjadi bahan perdebatan pan- jang. Dalam surah ini akan dipaparkan beberapa contoh tentang perdebatan itu, Al Qur'an memper- ingatkan mereka bahwa segala sesuatu yang diker- jakan tangan mereka, dan seluruh bekas yang di- tinggalkan oleh perbuatan mereka, semua itu akan ditulis dan dicatat. Sehingga, tidak ada yang luput atau terlupakan darinya sama sekali, Allahlah yang menghidupkan orang-orang mati Dialah yang mencatat apa saja yang pernah mereka kerjakan dan bekas-bekasnya. Dialah yang menghi- tung segala sesuatu dan merekamnya. Karenanya, semua ini harus terjadi dalam bentuk yang layak de- ngan apa yang ditangani oleh tangan Allah. Kitab Induk yang nyata, Lauh Mahfuzh, dan seje- nisnya, Penafsiran yang terdekat baginya adalah bahwa dia adalah ilmu Allah yang azali dan qadim, dan Dia meliputi segala sesuatu. Konsekuensi Pendustaan dan Keimanan Setelah memaparkan masalah wahyu dan risalah, serta masalah pembangkitan kembali serta hisab, dalam bentuk penjelasan ini,... redaksi A-Qur'an kembali memaparkannya dalam bentuk cerita yang menyentuh hati, Yakni, berupa sikap pendustaan dan keimanan serta konsekuensi masing-masing, yang. dipaparkan secara jelas. ee cae Sacpeny ai, SSS tat asi AK, rik Geet < eee Bees "Dan buatlah bagi merckasua sual, perpen, ait penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka, (Yaitu) kelika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan ke- duanya. Kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, ‘Sesungguh- nya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” Mereka menjawab, ‘Kamu tidak lain hanyalah manasia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak me- nurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pen- dusta belaka.' Mereka berkata, Tuthan kami mengetahui aha sesungeuhnya kami adalah orang yang diutus ke- pada kamu. Kewajiban kami tidak lain hanyalah me- nyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.’ Mereka menjawab, ‘Sesungeuhnya kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (me- nyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan ‘Kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.’ Utusan-utusan itu berkata, ‘Kemalangan kamu adalah arena kamue sendiri. Apakah jika kamu diberi peringat- aan, maka (kamu bernasib malang) ? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.” (Yaasiin: 13- 19) Al-Qur'an tidak menyebut siapa penduduk nege- riitu, juga apa nama neger‘ itu. Riwayat-riwayat ten- tang hal ini saling berbeda pendapat. Tidak ada ‘manfaat kita menelusuri riwayat-iwayat ini, Al-Qur'an tidak menyebut nama negeri dan nama penduduknya. Hal itu menunjukkan bahwa penye- butan nama atau tempatnya tidak menambahkan sesuatu dalam makna kisah ini dan sugestinya. Oleh ‘Tafsir Fi Zhila-Qur” au 1X karena itu, masalah penyebutan namaitu dilupakan, dan langsung menunju ke intisari ibrah dari kisah itu. Ia adalah negeri yang kepadanya diutus dua orang rasul. Sebagaimana halnya Allah mengutus Musa dan Harun a.s. kepada Fir'aun. Kemudian penduduk negeri itu mendustakan kedua rasul ter- sebut, maka Allah pun mengutus rasul yang ketiga untuk memperkuatnya dan menegaskan bahwake- duanya itu adalah rasul yang diutus Allah. Kemudi- an ketiga orang rasulitu datang kepada mereka dan mengajukan dakwah mereka dari awal, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” (Yaasiin: 14) Disini para penduduk negerimembantah mere- ka dengan bantahan yang sering dilakukan dalam sejarah para rasul dan risalah, "Mereka menjaweab, ‘Kamu tidak lain hanyalah manu- sia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.”” (Yaasiin: 15) Bantahan yang sering diulang dengan membidik kemanusiaan rasul, menampakkan kesederhanaan pola berpikir, juga padanya tampak kebodohan me- eka terhadap tugas rasul. Mereka selalu menduga bahwa ada rahasia yang tersembunyi pada pribadi rasul dan kehidupannya, yang di belakangnya ter- dapat pelbagai teki-teld dan legenda. Bukankah dia utusan dari dari langit ke bumi, mengapa dia tidak dikellingi dengan legenda-legen- da? Bagaimana mungkin utusan Tuhan itu berupa sosok pribadi yang tampak jelas dan sederhana itu serta tak ada rahasia padanya dan tak ada teka-teki disekelilingnya? Dia adalah hanyalah pribadi manu- siawi yang biasa saja, seperti yang biasa memenuhi pasar dan rumah?! Ini adalah tanda kesederhanaan pandangan dan pola berpikir. Rahasia dan teka-teki bukanlah sifat yang selalu menyertai kenabian dan risalah. Tidak dalam bentuk yang sederhana dan kekanak-kanak- an ini, Meskipun adarahasia yang besar, namun ter- cermin dalam hakikat yang sederhana dan realistis. Yaitu, hakikat diletakkannya dalam diri seorang ma- nnusia yang sama dengan mereka itu. Suatu kesiapan Jladunni yang dengannya dia dapat menerima wahyu langit, ketika dia dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu yang menakjubkan ini. Dan, ini lebih menak- jubkan dibandingkan jka rasul itu berbentuk malai- kat seperti yang mereka usulkan! Risalah adalah manhaj llahi yang dilakoni umat. (387) Juz XXIl: Yaasiin, as-Shaaffat, & Saad manusia. Kehidupan rasul adalah contoh re: terhadap kehidupan yang sesuai dengan manhaj Mahi itu. Contoh yang mengajak kaumnya untuk meneladaninya. Dan, mereka itu pun manusia. Se- hingga, rasul mereka pun seharusnya dari manusia agar ter wujudlah contoh dari kehidupan yang dapat mereka teladani. Karena itu, kehidupan Rasulullah terpampang jelas bagi umainya. AFQur’an mencatat beberapa unsur utama dalam kehidupan ini dengan detail dan kejadian yang paling kecil, dengan menampakkan- nya dalam lembaran yang terlihat jelas oleh pandang- an umatnya sepanjang tahun dan abad-abad. Diantara detail itu adalah kehidupan rumah tangga dan pri- badi Rasulullah. Hingga gerak-gerik hati beliau ter- kadang direkam oleh ALQur’an, agar dapat dilihat oleh generasi-generasi setelah beliau, dan mereka dapat melihat hati Nabi saw. yang manusia itu. Namun, hakikat yang jelas dan dekat ini terus menjadi bahan bantahan dari manusia itu sendiri! Penduduk negeri itu berkata kepada tiga orang rasul mereka, "Kamu tidak lain hanyalah manusia se- perti kami.?Yang mereka maksud dengan perkataan itu adalah, "Kalian bukanlah para rasul.” Kemudian mereka berkata, "Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun.” Yaitu, apa yang kalian katakan bahwa itu adalah berasal dari Allah yang me-nurunkannya kepada kalian, berupa wahyu dan perrintah, yang kalian ajak kami untuk mengikuti- nya. "Kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.” Kalian mengatakan bahwa kalian adalah para rasul! Dengan keyakinan seorang yang meyakini kebe- narannya, dan mengetahui batas-batas tugasnya, pa- rarasul itu menjawab, "Mereka berkata, ‘Tahan kami mengetahi bahwa se- sungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kam Kewapiban kama tidak lain hanyalah menyampai- kan (perintah Allah) dengan jelas.”” (Yaasiin: 16-17) Allah mengetahui dan ini sudah cukup. Tugas para rasul hanyalah menyampaikan dan mereka pun sudah menunaikan tugas mereka. Kemudian manusia bebas untuk mengambil tindakan yang akan mereka pilih dan dosa yang akan mereka pikul atas pilihan mereka itu, Urusan antara para rasul dan manusia adalah penyampaian ajaran dari Allah itu. Dia bertanya-tanya, mengapa saya tidak me- nyembah Tuhan yang telah menciptakan saya? Tuhan yang merupakan tempat kembali terakhir bagi manusia. Dan, ia berbicara tentang berpulang- nya diri mereka kepada-Nya. Karena Dia adalah Juz XXII: Yaasiin, ash-Shaaffat, & Shaod Pencipta mereka juga. Sehingga, menjadi hak-Nya untuk mereka sembah. Kemudian dia memaparkan manhaj lain yang berbeda dengan manhajfitrah yang lurus, sehingga terlihat sebagai kesesatan yang nyata, "Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain- Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku.” (Yaasiin: 23) Apakah aku menjadi tersesat, dan termasuk golongan orang yang meninggalkan logika fitrah yang mengajak makhluk untuk menyembah Khalik- nya, dan memilih untuk menyimpang dan menyem- bah selain Khalik, tanpa keterpaksaan dan tanpa dorongan? Apakah aku harus tersesat bersama orang yang menyimpang dan memilih tuhan-tuhan yang lemah yang tak dapat menjaganya dan tak dapat menghilangkan bahaya darinya ketika Sang Penciptanya menghendaki bahaya baginya disebab- kan penyimpangan dan kesesatannya? *Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam esesatan yang nyata.” (Yaasiin: 24) Sekarang orang itu berbicara dengan lisan fitrah yang jujur yang mengetahui dengan jelas, dan me- mutuskan keputusan akhirnya di depan kaumnya yang mendustakan agama itu, yang mengancam dan meneror. Karena suara fitrah dalam hatinya lebih kuat dari seluruh ancaman dan seluruh pen- dustaan. "Sesungeuhnya aku telah beriman kepada Fuhanmu, maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku.” (Yaa- sin: 25) ‘Seperti inilah ia mengucapkan kata-kata keiman- an yang tegas dan penuh keyakinan. Ia meminta mereka untuk menyaksikan ucapannya itu. Dan, ia mengajak mereka untuk mengucapkan kata-kata yang sama seperti yang ia ucapkan. Atau, ia tak peduli dengan apa yang akan mereka ucapkan! Konteks kisah ini mengisyaratkan bahwa setelah itu mereka tak memberikan kesempatan lagi ke- padanya dan langsung membunuhnya. Meskipun redaksi surah ini tak menyebut sesuatu tentang hal itu secara jelas, namun dia menurunkan tirai atas, dunia beserta apa yang ada di dalamnya, dan atas, kaum itu dengan segala perbuatan mereka. Ke- (388) ‘Tafsir Fi Zhilali-Qur’ an 1X mudian dia mengangkat lagitirai tersebut dan kita melihat sang syahid yang mengucapkan katakata kebenaran ini, yang mengikuti suara fitrah. Selanjut- nya ia melontarkannya ke wajah orang-orang yang mengancam dan menyiksanya itu. Kita melihatnya di alam lain. Dan, kita melihat kemuliaan yang d- siapkan Allah baginya; yang sesuai dengan magam_ seorang yang beriman, berani, ikhlas, dan syahid, SSS si Be IA Lis tee “5 Vengo "Dikatakan (hepadanya), Masuklah ke surga.’ Ia ber- Kata, ’Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun ke- padaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”” (Yasin: 26-27) Kehidupan dunia bersambung dengan kehidup- an akhirat. Kemudian kita melihat kematian sebagai proses perpindahan dari alam fana ke alam baqa. Ia merupakan langkah yang membebaskan orang yang beriman dari kesempitan dunia menuju keluasan_ surga; dari godaan kebatilan kepada ketenangan kebenaran; dari ancaman penyimpangan kepada kedamaian surga; dan dari kegelapan jahiliah me- nuju cahaya keyakinan, Kita melihat orang yang beriman itu. Ia telah melihat apa yang diberikan Allah kepadanya berupa ampunan dan kemuliaan, dan dia mengingat kaum- nya dengan hatitulus dan keridhaan. lamengharap- kan seandainya kaumnya melihatnya dan melihat anugerah yang diberikan Allah kepadanya, berupa keridhaan dan kemuliaan. Sehingga, mereka me- ngetabui kebenaran dengan penuh keyakinan. Inilah balasan keimanan, Sedangkan, kebatilan dan pengingkaran, maka amat mudah bagi Allah untuk menyelesaikannya, dengan mengirim malaika Nya untuk menghancurkannya. Karena, kebatilan itu amat lemah sekali CsA CAS on cesar a Fel te Sigheipeagicral "Dan, kami tidak menurunkan kepada kaumnya se- sudah dia (meninggal) suatu pasukan pun dari langit ‘Tafsir Fi Zhai Quran 1X (389) Juz XI: Yoasin, asheShaaffat, & Shaad dan tidak layak Kami menurunkannya. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja, maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (Yaasiin: 28- 29) Al-Qur‘an tidak berpanjang kalam untuk men- ceritakan kematian kaum itu, karena menganggap remeh mereka dan menilai kecil kadar mereka. Pasalnya, hanya dengan satu teriakan suara saja, Jenyaplah jiwa mereka. Selanjutnya ditutuplah tirai atas mereka yang penuh derita, penuh hina, dan penuh cela itu! Tce Eiht ina CEs ss 1 Arp atest sett tess 4 Dadi ei MES of iG Gass wiiga. Bacto ea eS the Pech reso Sel EVEL NGL shat go HMB atiwiey [EAP ee Sean ete FVEAG TA Sci sas ASSO AS SS eu otelese sega ji ete De nee seit eS cet pes WAKE, Distt ne iit 2 Ne ce sesiaesoides Feito 4SLN 7. go cA Bis BoB Gon passe Bo che ‘Bs ee Zack SeEExS a sexs; Sie Se é COATS on DERI SE SB yet SUL ai Spa Leet Ade ci pyle Je Bw Ae en 2 vr ee = Sagaigt et ds = "Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu. Tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (30) Tidakkah mereka mengetahui berapa banyakaya umat-umat se- belum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasa- kan) itu tiada kembali kepada mereka. (31) Se- tiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi Juz XU: Yoasiin, ash-Shaaffat, & Shaad kepada Kami, (32) Suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka dari padanya mereka makan. (33) Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur. Dan, Kami pancarkan padanya beberapa mata air, (34) supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka, mengapakah mereka tidak ber syukur? (35) Mahasuci Tuhan yang telah men- ciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (36) Suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam. Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. (37) Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (38) Telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing ber- edar pada garis edarnya. (40) Suatu tanda (ke- besaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan. (41) Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. (42) Dan jika Kami meng- hendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka. ‘Maka, tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. (43) Tetapi, (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika. (44) Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat’, (niscaya mereka berpaling). (45) Sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melain- kan mereka selalu berpaling daripadanya. (46) Apabila dikatakan kepada mereka, ’Nafkah- kanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu’, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, *Apakah kami akan memberi makan kepada (390) _ Tafsir Fi Zhilalit Qur'an 1X orang-orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan. Tiada- lah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.’ (47) Dan, mereka berkata, "Bilakah (ter- jadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar? (48) Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar, (49) Lalu, mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya. (50) Dan ditiup- lah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (51) Mereka berkata, ’Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkit- kan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Ini- lah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pe- murah dan benarlah rasul-rasul (Nya). (52) ‘Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpul- kan kepada Kami. (53) Maka, pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (54) Sesungguhnya peng- huni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (55) Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, ber- telekan di atas dipan-dipan. (56) Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memper- oleh apa yang mereka minta. (57) (Kepada mereka dikatakan), ‘Salam’, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (58) Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), ‘Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. (59) Bukankah Aku telah memerintahkan ‘kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. (60) Hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (61) Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. Maka, apakah kamu tidak memikirkan? (62) Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (de- ngannya). (63) Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkari- nya. (64) Pada hari ini Kami tutup mulut mereka. Berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksi-anlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (65) Jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan ‘Tafsir Fi Zhilalit Quran 1X penglihatan mata mereka; lalu mereka ber- Iomba-lomba (mencari) jalan. Maka, betapakah mereka dapat melihat(nya). (66) Dan, jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada. Maka, mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali, (67) Barangsiapa yang Kami pan- jangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian-(nya). Maka, apakah mereka tidak memikirkan?” (68) Pengantar Setelah berbicara pada pelajaran pertama tentang orang-orang musyrik yang menghadapi dakwah Islam dengan pendustaan; dan perumpamaan yang dibuat bagi mereka berupa kisah penduduk negeri yang mendustakan agama; serta akhir nasib mere- ka setelah itu yakni kematian,... maka dalam pelajar- an ini dimulai pembicaraan dengan menggenerali- sasi sikap orangorang yang mendustakan semua agama. Juga menampilkan gambaran manusia yang sesat sepanjang masa. Dan, memanggil sekalian manusia dengan panggilan penyesalan karena me- reka tidak mengambil pelajaran dari kebinasaan orang-orang yang sudah mati itu, yang pergi dari hadapan mereka dan tidak kembali kecuali pada hari Kiamat, "Setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi ke- pada Kami.” Yaasiin: 32) Kemudian Al-Qur'an menampilkan beberapa ayat alam semesta yang sering dilewati oleh orang- orang yang mengingkari agama itu dalam keadaan lalai. Padahal, ayat-ayat alam semesta itu tersebar dalam diri mereka, di sekeliling mereka, dan dalam sejarah lampau mereka. Namun, mereka tak me- rasakannya, Jika diingatkan, mereka pun tak men- jadi ingat, *Sekali-kali tiada datang kepada mercka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.”(Yaasiin: 46) Kemudian mereka meminta dipercepat turunnya azab sambil tidak mempercayainya, "Mereka berkata, ‘Bilakah (terjadinya) janjé ini (hari berbangkit)jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Yaasiin: 48) Berkaitan dengan permintaan mereka untuk di- Percepat turunnya azab dan pendustaan mereka itu, Al-Qur'an menampilkan pemandangan yang pan. Jang dari pemandangan hari kiamat. Padanya mereka (391) Juz XIN: Yoasiin, ashrShaofft, & Shaad melihat nasib mereka yang mereka pinta untuk di percepat itu, seakan-akan kejadian itu hadir di depan mata mereka. ‘Kaum Musyrikin Mengabaikan Kekuasaan Allah AOI 25 3 co tdieioas si CLI ES st, We es Seale “Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu. Tiada datang seorang rasul pun kepada mereka me- lainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Tidak- kah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, baka orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mercka.” (Yaasiin: 30-31) Penyesalan adalah perasaan dalam diri ketika melihat keadaan yang disesali, yang manusia tak mampu mengubahnya, selain merasa menyesail dan sakit dalam hatinya. Sedangkan, Allah tidak merasa menyesal atas hambahamba-Nya. Di sini Dia ingin menjelaskan bahwa keadaan hamba-hamba-Nya itu sepatutnya disesali! Ia adalah keadaan yang menye- dihkan dan disesalkan, yang mengantarkan orang- orang itu kepada keburukan yang pasti dan azab yang besar! Alangkah menyesalnya hamba-hamba yang di- berikan kesempatan untuk selamat, namun mereka menolak kesempatan itu. Padahal, didepan mercka ditampilkan bentuk kematian orang-orang terdahulu sebelum mereka yang sudah binasa. Namun, mereka tak merenungkannya dan mengambil manfaat dari- nya. Allah telah membukakan pintu-pinturahmat-Nya bagi mercka dengan mengirimkan para rasul kepada mereka dari waktu ke waktu, Namun, mereka men- jauhi pintu-pintu rahmat itu dan berlaku buruk ke- pada Allah, ”...Tiada datang seorang rasul pun kepada mereka me- lainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Tidak- Aah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada Kembali kepada mereka.” (Yaasiin: 30-31) Juz XX: Yaasiin, aslrShaaffat, & Shaad (392) Padahal, dalam kebinasaan orang-orang terdahu- Ju yang sudah lenyap dan tak kembali itu; terdapat pelajaran bagi orang yang bertadabbur. Namun, hamba-hamba yang merugi itu tak merenungkan- nya. Sehingga, mereka pun berjalan menuju akhir nasib yang sama. Maka, keadaan apalagi yang mem- bawa penyesalan melebihi keadaan seperti ini! Hewan saja akan gemetar ketika melihat kemati- an saudaranya di depannya, dan berusaha untuk menghindarkan diri dari kematian itu semampu dia. Maka, mengapa ada manusia yang menyaksikan kematian demi kematian, tapi ia justru berjalan me- nuju jalan yang sama itu? Kesombonganlah yang membutakannya dan menipunya dari melihat akhir perjalanan yang sudah pasti itu! Garis yang panjang berupa kematian orang-orang sepanjang masa di- tampilkan di depan mata mereka, namun hamba- hamba itu seakan-akan buta dan tak melihat! Jika orang-orang yang telah binasa itu tak kem- bali kepada sekutu mereka yang belakangan, maka mereka itu tidak dibiarkan dan tidak terbebas dari hisab Allah setelah itu. Sarecigecihy "Dan, setiap wisi semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.” (Yaasiin: 32) sacycbuates iis shy lois KystSEevet eet, 27S us aka eee Ssikt Mts Sis Aw rape seat = "Satu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya bij-bijian, maka daripa- danya mereka makan. Kami jadikan padanya kebun- ebun kurma dan anggur. Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka, mengapakah mereka tidak bersyukur? Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan pasangan- ‘Tafsir Fi Zhitalil-Qur ‘an IX pasangan semwanya, baik dari apa yang ditumbubkan ‘oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” Yaasiin: 33-36) Mereka mendustakan para rasul, tidak mere- nungi kematian para pendusta sebelum mereka, dan tidak menangkap makna keadaan mereka yang pergi dan tak pernah kembali itu. Para rasul hanya me-ngajak mereka kepada Allah. Semua yang ada dalam wujud di sekitar mereka berbicara kepada mereka tentang Allah, menunjukkan-Nya, dan men- jadi saksi bagi wujud-Nya. Bumiyang dekat dengan mereka ini, mereka lihat mati tak ada kehidupan pada- nya, juga tak ada air yang melahirkan kehidupan. Kemudian tiba-ti ereka melihatnya hidup dan menumbuhkan bi Setelah itu bertambah besar menjadi kebun-kebun kurma dan anggur. Padanya juga terpancar mata air, sehingga mengalirlah ke- hidupan kemana air itu mengalir, Kehidupan adalah mukjizat yang tak dapat di- hadirkan oleh tangan manusia. Hanya tangan Allah yang dapat menghadirkan mukjizat-mukjizat, dan meniupkan ruh kehidupan dalam benda mati. Me- Jihat tumbuhan yang sedang berkembang, kebun- kebun yang rindang, dan buah-buahan yang ranum, akan membuka mata dan hati melihat tangan Allah Yang Maha Menciptakan. Allah menyibakkan tanah bagi tunas yang baru berkembang dan sedang mencari kebebasan dan cahaya. Dia mencerahkan batang yang mengarah ke matahari dan cahaya, serta menghiasi cabang- cabang yang penuh dengan dedaunan dan buah- buahan, Juga membukakan kelopak bunga dan me- matangkan buah, serta menyiapkannya untuk dipe- tik dan dipanen, *Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mercka....” ‘Tangan Allahlah yang membuat tangan mereka mampu bekerja, sebagaimana Dia menakdirkan te- tumbuhan untuk hidup dan berkembang! »...Maka, mengapakah mereka tidak bersyukur?” (Yaasiin: 35) Selanjutnya Al Qur’an menoleh dari mereka se- telah sentuhan yang bersahabat itu, untuk bertas- bih kepada Allah Yang memperlihatkan tumbuhan_ dan kebun itu bagi mereka. Allah Yang menjadikan tumbuhan itu berpasang-pasang, jantan dan betina, seperti manusia dan seperti makhluk Allah lainnya yang hanya diketahui oleh-Nya. *Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan pasangan- Tafsir Fi ZhilalitQue an 1X pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbukkan oleh burni dan dari diri mereka maupun dari ape yang tidak mercka ketahui.” (Yaasiin: 36) Ini adalah tasbih yang bergerak pada waktunya dan di tempatnya yang tepat. Bersamanya terlukis- kan hakikat yang besar dari hakikat hakikat wujud ini, Hakikat kesatuan makhluk, kesatuan kaidah dan pembentukan. Yakni, bahwa Allah menciptakan makhluk-makhluk hidup secara berpasang pasang- an. Tetumbuhan berpasangan seperti manusia juga. Demikian juga yang lainnya, "Dari apa yang tidak mereka ketahui.” Kesatuan ini menunjulskan kesatuan langan yang, menciptakan. Yang mengadakan kaidah penciptaan (bersama perbedaan bentuk, bobot, macam, jenis, karakter, dan ciri) pada makhlukemakhluk hid yang hanya diketahui secara detail oleh Allah. Siapa tahu barangkali ini adalah kaidah alam semesta seluruhnya hingga benda mati juga! Sebagaimana diketahai bahwa atom (partikel materi terkeeil yang diketahui manusia) terdiri dari dua pasang yang berbeda dari radiasi listrik negatif dan positif yang saling bersisian dan bersatu! Demikian juga kita dapati ribuan pasang bintang. Terbentuk dari dua bintang yang berkaitan yang saling menarik pasang- annya. Selanjutnya berputar pada orbit yang sama, seakanakan keduanya mengikuti irama musik yang teratur! Itu adalah tanda kekuasaan Allah di tanah yang mati yang padanya terlahir kehidupan. Dari hal itu hingga tanda kekuasaan Allah di langit, dan yang berkaitan dengannya-berupa fenomena yang dilihat oleh hamba-hambaNya dengan jelas. Tangan Allah memperjalankannya dalam bentuk supranatural dan mukjizat. Sak dipsie as a SS sigh e A Aah = Sp MoPKLELOSEAGS Sages aay lO tS "Suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam. Kami tanggalkan siang dari malam itu, (393) Juz XXitt: Yaasin, ash-Shaaffat, 6 Shoad ‘maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelap- an, Dan matahari berjalan di tempat peredaranreya Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke ‘manzilah yang terakhix) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari men- dapatkan bulan dan malam pun tidak dapat men- dahului siang. Masing-masing beredar pada garis edar- nya.” (Yasin: 37-40) Pemandangan datangnya malam, cahaya yang hilang, dan kegelapan yang menutupi. Pemandang- an yang terulang yang dilihat manusia di semua penjuru dunia selama dua puluh empat jam (kecuali di beberapa tempat yang padanya siang berlang- ‘sung beberapa minggu atau beberapa bulan, demi- kian juga malam, yaitu daerah yang dekat dengan dua kutub Utara dan Selatan). Meskipun ia terjadi setiap hari, namun ia tetap suatu keajaiban yang mengundang manusia untuk merenung dan ber- pikir, Ungkapan Al-Qur'an tentang fenomena ini ada- Jah suatu ungkapan yang unik, la menggambarkan siang yang diselimuti malam. Kemudian Allah men- cabut siang dari malam, sehingga menjadi gelap. Barangkali kita bisa memahami sesuatu dari rahasia ungkapan yang unik ini, ketika kita membayangkan masalah ini berdasarkan hakikatnya. Karena, bumi yang bulat pada saat berputar pada porosnya di hadapan matahari, ia melewatkan semua titik pada bumi itu dengan siraman cahaya matahari. Ketika titik itu tertimpa matahari, berarti daerah itu dalam keadaan siang. Ketika bumi itu berputar dan titik itu tak lagi tertimpa cahaya matahari, maka terlepaslah siang darinya dan mulailah ia dibungkus malam. Seperti itulah fenomena ini berlangsung bagi setiap titik dengan teratur. Seakan-akan cahaya siang itu dicabut atau dicopot, dan setelahnya ditempati oleh kegelapan. Ia adalah ungkapan yang meng- gambarkan hakikat alam semesta dengan pengung- kapan yang paling detail. "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya....” (Yaasiin: 38) Matahari berputar pada porosnya. Orang me- nyangka ia tetap ditempatnya, padahal matahar itu berputar pada porosnya, Namun, manusia me- ngetahui pada beberapa waktu berselang bahwa matahari itu tidak berdiam di tempatnya. Tapi, ia bergerak. Bergerak secara nyata. Bergerak disatu arah di angkasa luas dengan kecepatan yang me Juz XXII: Yaasiin, ash-Shaaffat, & Shad nurut para astronom sebesar 12.060 mil per detik! Allah, Rabb matahari yang Maha Mengetahui tentang matahari itu dan tentang perjalanan mata- hari dan akhirannya, berfirman bahwa matahari itu berjalan di tempat peredarannya. Peredarannya ini dan kapan matahari itu berhenti, hanya diketahui oleh Allah. Tidak ada yang mengetahui tentang waktunya itu selain Allah. Ketika kita membayangkan bahwa besarnya mata- hari ini mencapai sekitar satu juta kali besar bumi kita ini; dan bahwa benda yang amat besar itu ber- gerak diangkasa, tanpaada yang menyangganya,... maka kita segera memahami salah satu segi sifat qudrat Allah yang menggerakkan wujud ini dengan kekuatan dan ilmu, ”...Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. Telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (Yaasiin: 38-39) Manusia melihat bulan itu dalam manzilah-man- dilahnya. Dimulai dari bulan sabit. Kemudian ber- kembang dari satu malam ke malam yang lain hingga menjadi bulan purnama yang utuh, Setelah itu mulai mengecil kembali sedikit demi sedikithingga men- jadi bulan sabit yang seperti tandan tua. Orang yang memperhatikan bulan pada suatu malam, akan memahami nuansa redaksi Al-Qur'an yang menakjubkan itu, *.. Sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang ter- akhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang ua.” (Yaasiin: 39) Terutama nuansa lafal “tua” ini. Karena bulan pada malam-malam pertamanya berbentuk bulan sabit. Pada malam-malam akhirnya berbentuk bulan sabit pula. Namun, pada yang pertama tampak se- akan-akan dia itu cemerlang dan segar. Sementara pada yang akhir, dia hadir dalam keadaan seakan- akan ditutupi kecemberutan, kesedihan, dan di- selimuti kepucatan dan kerontokan. Sepertirontok- nya tandan tua! Bukanlah suatu kebetulan bahwa Al-Qur anul-Karim menggambarkan hal ini dengan ungkapan yang memberi sugesti dan menakjub- kan! Kehidupan bersama matahari dari satu malam ke malam yang lain, merangsang dalam indrawi suatu perasaan dan lintasan pikiran yang memanggil, kaya, penuh sugesti, dan mendalam. Hati manusia yang hidup bersama bulan secara penuh, tidak luput (394) ‘Tafsir Fi Zhilalit Que ‘an 1X dari pengaruh dan reaksi ini, Juga dari berenang bersama tangan Yang Maha Menciptakan keindah- an dan keagungan, yang mengatur benda-benda langit dengan sistem seperti itu. Baik orang itu me- ngetahui rahasia manzilah-manzilah dan bentuk- bentuk bulan yang berbeda-beda itu mau pun tidak. Menyaksikannya saja cukup untuk menggerakkan hati, menggerakkan perasaan, dan merangsang tadabbur dan pikiran. Dan terakhir, Al-Qur’an menjelaskan ketepatan sistem alam semesta yang mengatur benda-benda angit yang besar ini, dan menyusun fenomena- fenomena yang lahir dari sistemnya yang satu dan detail "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahuluisiang. Masing- masing beredar pada garis edarnya.” (Yaasiin: 40) Setiap bintang atau planet mempunyai porosatau orbit, yang tak ia langgar dalam pergerakan dan per- putarannya, Jarak antara bintang dan planet-planet itu amatjauh. Jarak antara bumi kita ini dengan ma- tahari sekitar sembilan puluh tiga juta mil. Matahari dengan bumi berjarak sekitar dua ratus empat pu- Juhribu mil. Jarakjarak ini meskipun amat/jauh, tapi masih bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Jarak antara galaksi kita dengan salah satu bintang yang terdekat dengannya di angkasa raya. laberja- rak sekitar empat tahun cahaya. Kecepatan cahaya sekitar seratus delapan puluh sembilan ribu mil per detik! (Atau dengan kata lain, bintang yang paling dekat dengan kita berjarak sekitar seratus empat miliar mil!) Allah Yang Mencipta alam semesta yang amat sar ini telah menakdirkan jarak-jarak yang besar ini antara orbit bintang dan planet. Dia meletakkan rancangan alam semesta seperti ini untuk menjaga- nya, sesuai ilmu-Nya, dari perbenturan dan saling bergesekan sampai datang ajal waktu yang telah ditentukan. Sehingga, matahari tidak mungkin men- dahului bulan. Dan, malam tak mungkin mendahu- luisiang, serta tidak mengganggu jalannya. Karena, putaran yang mendatangkan malam dan siang itu tak pernah macet sekali pun sehingga salah satunya tidak mendahului yang lain atau memapasinya di Jalan! ”...Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Yaasiin: 40) Gerakan benda-benda langit yang besar ini menyerupai gerakan pasak di lautan luas, Ia mes- “Tafsir Fi Zhai Quran 1X (395) _Juz XX: Yoosin, ash Shaft, & Shaad kipun besar, tapi tetap saja tak lebih darititikctitik yang berenang di angkasa yang amat luas itu. Ketika itu manusia akan mengecil dan merasa amat kecil, saat ia melihat jutaan bintang yang tak terhitung jumlahnya, yang sedang berputar itu, serta planet-planet yang sedang bergerak pada orbitnya. Semua itu tersebar di angkasa itu, bere- nang di ruang yang luas itu, dan angkasa sekitar- nya teramat luasnya. Sehingga, bintang-bintang yang amat besar itu terlihat amat kecil di angkasa yang amat luas tersebut! nih ‘anda chit Ata regi bagi ai adalah bafwwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. Jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka. Maka, tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Tetapi, (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.” (Yaasiin: 41-44) Dalam redaksi tersebut terdapat keterkaitan yang lembut antara bintang-bintang dan planet yang berenang di orbitnya, dengan bahtera yang penuh muaian di lautan yang membawa keturun- an Adam! Keterkaitan dalam bentuk, gerak, dan penundukan ini dan itu dengan perintah Allah, serta menjaganya dengan kekuasaan-Nya di lang- it dan di bumi Tanda kekuasaan Allah ini juga seperti tanda sebelumnya, yang dilihat oleh manusia tapi mereka tidak merenunginya. Bahkan, ini lebih dekat de ngan mereka dan lebih mudah mereka renung- kan jika memang mereka membuka hati mereka untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah itu Barangkali bahtera yang penuh muatan yang disebut di sini adalah bahtera Nabi Nuh, nenek moyang manusia yang kedua, yang membawa ke- turunan Adam. Kemudian Allah menjadikan bagi mereka pelbagai kapal air yang membelah ombak, seperti bahtera ini, Mereka itu dan ini dibawa oleh qudrat Allah dan hukum-hukum-Nya yang meng- atur alam semesta dan menggerakkannya. Lalu, menjadikan bahtera itu mengapung di atas per. mukaan air, dengan adanya karakter-karakter (cr- tentu pada bahtera itu. Juga karakter dalam air, angin, uap, atau energi yang dihasilkan dari atau energi-energi lainnya. Semua itu ber Allah, ciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya. 2yika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka. Maka, tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Tetapi, (Kami selamatkan ‘mereka) karena rahmat-yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.” (Yaasiin: 43-44) Bahtera di lautan lepas adalah seperti sehelai bulu burung yang ditiup angin. Seberat, sebesar, dan secanggih apa pun dia jika tidak karena rah- mat Allah, maka ia akan binasa dalam sekejap di waktu malam atau siang. Orang-orang yang mengarungi lautan dengan mengendarai kapal layar atau kapal air besar, akan_ melihat kebesaran laut yang menakutkan. Juga kecilnya kesempatan selamat dari bahayanya yang besar dan kemurkaannya yang menakutkan. Me- reka merasakan makna rahmat Allah. Juga menya- dari bahwa rahmat Allah itu sematalah yang men- jaganya dari badai dan ombak yang menerjang. Rahmat dalam ciptaan Allah yang besar ini yang. dikendalikan oleh tangan kasih sayang Mahi, b kan oleh tangan yang lainnya di bumi maupun langit. Hal itu hingga datang ajal yang telah dite- tapkan Allah, Dan, tibalah masa yang telah tentu- kan oleh Allah, sesuai dengan takdir-Nya Yang Mahabijaksana dan Maha Mengetahui, "Untuk ‘memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.” Meskipun ada ayat-ayat yang jelas ini, tapi ma- nusia berada dalam kelalaian. Sehingga, tak me- ngarahkan pandangan mereka dan tidak membang- kitkan hati mereka, Akibatnya, mercka tak hentinya mencemooh para nabi dan mendustakan mereka, serta meminta dipercepat turunnya azab yang diper- ingatkan oleh para rasul. Juz XX: Yoosiin, ash-Shaoffat, & Shaad Iss Soe AcTanisd ne wiacs ies ot eel gas! a2. ESageiN4 zB sacle Acer ade ees cay) 9 ot, “Apabila dikatakan kepada mereka, "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat’, (niscaya mereka berpaling). Sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripada- nya. Dan, apabila dikatakan kepada mereka, ‘Nafkah- kanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah ke- padamu’, maka orang-orang yang kafir itu berkata ke- pada orang-orang yang beriman, ‘Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan. Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.’ Dan, mereka berkata, ’Bilakah (terjadinya) jangi ini (hari berbang-kit) jika kamu adalah orang- orang yang benar?” (Yaasiin: 45-48) Ayat-ayat itu sendiri tidak merangsang hati mere- kauntukmencari tahu, bertadabbur, menggugah pe- rasaan, dan bertakwa. Padahal, itu saja sudah cukup untuk merangsang dalam hati yang terbuka timbul- nya gerakan, rasa gemetar, dan reaksi balik, serta menyatukannya dengan wujud ini Kitab yang terbuka ini setiap lembarannya me- nunjukkan kepada keagungan Sang Pencipta, be- serta keagungan aturan dan takdir-Nya. Namun, orang-orang yang terbutakan mata hati mereka itu takmelihatnya. Dan, jika mereka melihatnya, maka mereka tak merenungkannya. Allah tidak meninggalkan mereka dalam keadaan ini tanpa adanya rasul yang mengingatkan mereka, mengarahkan mereka, dan mengajak mereka kepa- da Rabb alam semesta ini dan Pencipta wujud ini. Kemudian merangsang dalam hati mereka suatu sensitivitas, rasa takut, dan ketakwaan. Juga mem- peringatkan mereka tentang faktor-faktor yang men- datangkan kemurkaan Allah dan azab-Nya, dan fak- tor-faktor itu mengelilingi mereka~di depan dan be- lakang mereka. Sehingga, jika mereka tak hati-hati, maka mereka akan terjatuh ke dalamnya dalam se- tiap langkabJangkah mereka. Kemudian kepada me- reka telah didatangkan ayat-ayat di samping ayat- ayat alam semesta yang mengelilingi mereka ke mana saja mereka pergi. Namun, mereka tetap saja (396) Tafsir Fi Zhilalit Qur ‘an 1X dalam kebutaan mereka. "Dan, apabila dikatakan kepada mercka, “Takutlah kamia akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rakmat’, (niscaya mereka berpaling). Sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripada- nya.” (Yaasiin: 45-46) Jika mereka diajak untuk menginfakkan sesuatu dari harta mereka untuk memberi makan orang- orang fakir, maka mereka berkata dengan mengejek dan membangkang, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang- orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan....” Mereka pun berbuat lancang terhadap para nabi yang mengajak mereka kepada kebaikan dan meng- infakkan sebagian harta, dengan berkata, ”...Tiadalak kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.” (Yaasiin: 47) Polapandang mereka terhadap masalah ini, yang seperti itu, menunjukkan tidak pahamnya mereka tentang hukum-hukum Allah dalam kehidupan hamba-hamba-Nya. Allahlah yang memberikan makan kepada seluruh hamba-Nya dan Dialah yang memberikan rezeki kepada mereka ite. Semua yang ada di bumi, berupa rezeki yang didapatkan hamba- hamba-Nya dari sesama makhluk, maka mereka itu sama sekali tak menciptakan rezekiitu. Dan, mereka pun sama sekali tidak dapat menciptakan sestua‘tu darinya, Tapi, kehendak Allahlah dalam meramaikan bumi ini yang menetapkan bahwa manusia mempu- nyai kebutuhan-kebutuhan yang tak dapat ia raih kecuali dengan kerja dan usaha. Yaitu, dengan me ngolah tanah, membuat barang-barang, dan memin- dahkan hasilnya dari satu tempat ke tempat lain. Bi sajuga dengan memperdagangkan barang-barang ini dengan alat jual-beli berupa barang, uang, atau nilai tertentu yang berbeda-beda sesuai dengan per- bedaan zaman dan tempat. Allah menetapkan bahwa manusia itu berbeda- beda dalam potensi dan kesiapannya sesuai dengan kebutuhan kekhalifahan yang sempurna di muka bumiini. Khilafah ini tidak memerlukan potensi dan kesiapan yang berkaitan dengan mengumpulkan uang dan rezeki saja. Namun, memerlukan potensi dan kesiapan-kesiapan lain yang dapat mewujud- kan keperluan-keperluan utama untuk khalifah ‘Tafsir Fi Zhai Quran 1X jenis manusia di muka bumi ini. Sementara pada waktu yang sama, ia tak sempat mengumpulkan harta dan rezki, padahal ia memerlukannya! Dalam lautan kebutuhan-kebutuhan yang luas bagi khilafah manusia di muka bumi beserta tun- tutan-tuntutannya, potensi-potensi dan kesiapan yang mesti baginya, dan yang berkaitan dengan ini dan itu berupa perpindahan manfaat dan rezeki, serta perebutan dan benturan dalam masalah itu, ... berbeda-bedalah rezeki yang ada di tangan masing- masing manusia. Agar perbedaan ini tidak membuat rusak kehidupan dan masyarakat, maka Islam me- nyelesaikan kasus-kasus individu yang utama, de- ngan memerintahkan kepada para orang kaya untuk mengeluarkan suatu nilai tertentu dari harta mereka untuk diberikan kepada orang miskin, yang dapat menjamin kebutuhan makan mereka dan kebutuh- an-kebutuhan primer mereka lainnya. Dengan adanya aturan ini, maka akan menye- nangkan hati banyak orang miskin dan orang kaya juga. Islam menjadikannya sebagai zakat. Juga men- jadikan dalam zakat itu makna kebersihan, dan men- jadikannya sebagai ibadah. Dengannya Islam me- nyatukan antara orang-orang miskin dengan orang kaya dalam masyarakat ideal yang dia bangun secara unik tanpa ada bandingannya sebelumnya. Perkataan orang-orang yang tertutup matanya dari memahami hikmah Allah dalam kehidupan itu, *Apakah kami akan memberi makan kepada orang- orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan’ dan cercaan mereka atas orang- orang. yang menyerukan untuk menginfakkan harta dengan mengatakan, "Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”, ... maka itu tak lain adalah kesesatan yang nyata dan sebenarnya. Ke- sesatan yang tak dapat memahami tabiat hukum Allah, gerak kehidupan, besarnya gerak ini, dan besarnya tujuan. Padahal, karena infak itu, maka menjadi beragamlah potensi dan kesiapan masing- masing orang. Dan, karena hal itu, maka menjadi tersebarlah harta dan rezeki. Islam membuat sistem yang menjamin kesem- patan yang adil bagi setiap orang. Kemudian mem- biarkan kegiatan manusia yang beragam dan di- perlukan untuk menanggung tugas kekhalifahan di muka bumi ini, berjalan dengan lancar. Selanjut- nya mengentaskan kasus-kasus yang buruk dengan cara-cara pencegahan. Akhirnya, datanglah keraguan mereka terhadap janji Allah, dan mereka pun mencemooh ancaman Allah. (397) Juz XXII: Yoasiin, ash Shaaffat, & Shaad "Dan mereka berkata, ‘Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?”” (Yaasiin: 48) Janji Allah itu tak dimajukan karena permintaan manusia untuk mempercepatnya. Juga tak ditunda arena permintaan mereka untuk menundanya. Ka- rena segala sesuatu disisi Allah telah ditetapkan, Se- gala perkara terikat dengan waktu yang telah dite- tapkan Allah. Segala perkara itu terjadi pada waktu- waktunya sesuai dengan hikmah Allah yang azali, yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Diamenempatkan segala kejadian pada waktunya, dan terus memperjalankan alam semesta ini beserta apa yang ada padanya sesuai dengan sistem yang telah Dia tetapkan dalam Lauh Mahfuzh. Sedangkan, balasan atas pertanyaan pengingkaran ini datang dalam salah satu pemandangan hari kiamat yang mereka lihat bentuknya, bukan kapan terjadinya. Gambaran Kiamat yang Dijanjikan Bees BE oe oe, Berto] S54 502M SEG Sot Jae eee Acame serayecae Kistocest sores Spliaoos Belsieey Fas, Z seok. Porky oo, Seeecs sie gents; “Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja ‘yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu, mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali kepada ke- luarganya, Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) hepada Tuhan mereka. Mereka berkata, ‘Aduhai celaka- lah kami Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Perurah dan benarlah rasul-rasul- (Nya). Tidak adalak teriakan itu sein sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan Kepada Kami,” (Yaasiin: 49-53) Orang-orang yang mendustakan agama berkata, *Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit)jika Juz XU: Yaasin, ash-Shaaffat, & Shaad kamu adalah orang-orang yang benar?”Dan, jawaban- nya adalah pemandangan yang sckilas dan cepat. Yakni, satu teriakan yang mematikan semua makh- luk hidup, dan menghabi ‘Juruh kehidupan dan makhluk hidup. eee ed BB Ee, Sot ae kb SSiecoapese "Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja ‘yang akan membinasakan mereka kelika mereka sedang bertengkar. Lalu, mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali kepada Keluarganya.” (Yaasiin: 49-50) Teriakan itu mematikan mereka secara tibatiba ketika mereka sedang bertengkar dan berjibaku dalam persaingan hidup, tanpa mereka duga dan mereka perhitungkan sama sekali. Dan, tiba-tiba mereka mati. Semuanya dalam kondisi masing: masing. Tanpa mampu memberikan wasiat kepada orang setelahnya. Juga tidak mampu kembali ke- pada keluarganya dan mengatakan satu dua kata kepada mereka. Kemana mereka? Mereka juga sama, sama-sama mati di tempat! Kemudian ditiuplah sangkakala, dan mereka pun bangkit dari kubur. Mereka berjalan dengan cepat, dalam keadaan terkejut, gemetar, dan bertanya-tanya, fesaue anes "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkithan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?....” Kemudian keterkejutan itu sedikit hilang dari mereka, schingga mereka mulai tersadar dan me- ngetahui, or BSS AN IEG... . Jnilah yang dijanjikan (Tahan) Yang Maha Pemu- rah dan benarlah rasul-rasul-(Nya).” (Yaasiin: 52) Selanjutnya datang teriakan yang terakhir. Satu teriakan saja. Maka, orang yang sedang kacau, bi- ngung, terkejut, dan kalang kabutini pun bergerak, Susie s ay ”...Maka, tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.” (Yaasiin: 53) (398) ‘Tafsir Fi Zhilali-Qur ‘an 1X. Baris-baris pun dirapihkan, dan barisan ini pun dapat dirapihkan dalam sekejap. Kemudian datang keputusan Allah tentang keadaan ini, juga tentang sifat hisab dan balasan, yang diumumkan kepada semua orang. "Maka, pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa ‘yang telah kamu kerjakan.” (Yaasiin: 54) Dalam kecepatan kilat ini, yang padanya ber- langsung ketiga pemandangan itu, diberikanlah bantahan kepada orang-orang yang meragukan hari yang dijanjikan itu! Kemudian redaksi ALQur’an memperlihatkan proses hisab atas orang-orang beriman, Selanjutnya pemandangan dipercepat dengan langsung melon- cat dan memperlihatkan kenikmatan yang mereka dapatkan di akhirat. pect PES PS SASS St a NTIS ol, tessa S BSL UAE Mba Bee SALES Sasie oH Suimeayhapa penghuni surga pada hari itu bersenang- senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di alas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta (Kepada mereka dikatakan), ‘Salam’, sebagai weapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.”(Yaasiin: 55-58) Mereka sibuk dengan kenikmatan yang sedang mereka nikmati, berupa buah-buahan dan apa yang mereka pinta. Mereka berada dalam tempat yang teduh, dengan angin yang sejuk dan semerbak me- nyegarkan. Mereka bertelekan di atas dipan-dipan, dalam keadaan senang dan nikmat bersama istri atau suami mereka. Di dalamnya mereka men- dapatkan buah-buahan dan apa yang mereka mau. Mereka di situ adalah para raja yang semua ke- inginan mereka dipenuhi. Di samping kelezatan itu, mereka mendapatkan pemuliaan... yaitu “salam” yang mereka terima dari Rabb mereka Yang Maha mulia "sebagai ucapan selamat dari Twhan Yang Maha Poojerpaag® ‘Tafsir Fi Zilli Quran 1X (399) Juz XX: Yoasiin, ash-Shaaffat, & Shaad Sedangkan orang-orang lain, maka redaksi Al Qur'an tidak menutupi hisab mercka. Sebaliknya, Al-Qur’an memaparkan dan menampilkannya se- bagai bentuk cemoohan. se XMeies spi Peeniae ee xs Bild Kisses . Seki gs "Dan (dikatakan kepada orang-orang haf ‘Berpisah- lak kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbwat jahat. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesung- gubnya setan itu telah satkan sebagian besar di antaramu, Maka, apakah kamu tidak memikirkan? Inilah jahanam yang dahulu kamu diancam (dengan- nya). Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan Kamu dahulu mengingkarinya.”” (Yaasiin: 59-64) Mereka mendapatkan hinaan dan celaan, "Dan (dikatakan kepada orang- orang kafir), Berpisah- Jah kamu (dari orang-orang mujmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.”” (Yaasiin: 59) Berpisahlah seperti itu dengan jauh dari orang- orang yang beriman! "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah sean? Se- sungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.” (Yaasiin: 60) Panggilan mereka disini, dengan “hai dani Adam” «mengandung cemoohan. Karena setan telah me- ngeluarkan nenek moyang mereka dari surga, tapi merekamalah menyembah setan itu. Padahal, setan adalah musuh mereka yang nyata. "Hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang Lurus.” (Yaasiin: 61) Jalan yang menyampaikan kepada-Ku, dan me- ngantarkan kepada keridhaan-Ku, ‘Tapi, Kalian tidak berhati-hati terhadap musuh kalian yang telah menyesatkan banyak generasi dari kalian, "...Maka, apakah kamu tidak memikirkan ?” Yaasiin: 62) Pada akthir sikap yang menegangkan dan meng. hinakan ini, Allah mengumumkan balasan yang pedih, sambil diiringi cercaan terhadap mereka, "Tnilah jahanam yang dakulu kamu diancam (dengan- nya). Masuklah ke dalamnya pada hari ini discbabkan Kamu dahulu mengingkarinya.” (Yaasiin: 63-64) Pemandangan ini tak berhenti hanya pada sikap yang menyakitkan ini, untuk kemudian menutup- nya. Tidak, sebaliknya malah terus memaparkan hal ini. Dan, berikutnya datang pemandangan yang baru dan menakjubkan ini, eI Sie "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka. Berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dakulu mereka usaha- kan.” (Yaasiin: 65) Seperti itulah masing-masing saling menghia- nati, dan anggotaanggota tubuh mereka bersaksi atas mereka. Pribadi mereka terpecah satu-satu untuk kemudian saling mendustakan, Setiap anggota tubuh mereka itu kembali kepada Rabbnya secara sendiri-sendiri, untuk kemudian semua anggota tubuh itu berserah diri kepada Rabbnya Iniadalah pemandangan yang menakjubkan dan menakutkan, yang membuat hati gemetar ketika membayangkannya! Seper tiitulah pemandangan itu berakhir, dalam keadaan lidah mereka terikat, tangan mereka ber- bicara, dan kaki mereka bersaksi. Tidak seperti biasanya dan berlainan dengan yang mereka tunggu. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan berbuat Jain terhadap mereka itu, dan menjatuhkan siksa yang Dia kehendaki terhadap mereka. Disini Allah menampilkan dua macam azab yang jika Diakehen- daki, maka Dia akan menjatubkan salah satu azab ini kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Sica Hs size cosy; Sle EE Sis Sare Juz X04 Yasin, ash Shoaffat, & Shaad (400) SoA a ‘Jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka. Lalu, mereka berlomba- lomba (mencari) jalan. Maka, betapakah mereka dapat melihat(nya). Dan, jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada. Maka, mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.” (Yaasiin: 66-67) Keduanya adalah pemandangan yang di dalam- nya terdapat azab, jugacelaan dan cemoohan. Cela- an terhadap para pendusta agama dan cemoohan terhadap orang-orang yang mencemooh agama, yang sebelumnyaberkata, "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang ‘yang benar?” Meréka pada pemandangan pertama menjadi orang buta yang tak dapat melihat. Kemudian dalam keadaan buta itu, mereka tetap berusaha berada di jalan dan turut berdesakan untuk menyeberang. Sehingga, mereka pun berjalan terantuk-antuk se- bagaimana halnya orang buta ketika berebut jalan! Dan, mereka pun berjatuhan sebagaimana jatuhnya orang buta ketika mereka berjalan tergesa-gesa untuk berlomba menyeberang! ” Maka, betapakah mereka dapat melihat{nya).” (Yaasiin: 66) Pada pemandangan kedua mereka telah kaku di tempat mereka. Sehingga, mereka berubah menjadi patung yang tak dapat meneruskan jalan dan tidak dapat kembali. Padahal, sebelumnya mereka buta sambil berebut jalan dan bersaing untuk menye- berang! Mereka pada kedua pemandangan itu tampak ‘seperti boneka dan mainan, sehingga mengundang cemoohan dan celaan. Sementara mereka itu se- belumnyamenganggap remeh ancaman Allah dan mencemoohnya! Hakikat Masa Tua Renta Semua itu ketika datang waktu terjadinya janji Allah yang mereka pinta untuk dipercepat. Sedang- kan, jika mereka dibiarkan di bumi, diberikan sedi- kit panjang usia, dan diberikan kesempatan untuk tidak dijatuhkan azab untuk beberapa waktu, maka mereka itu berjalan menuju keburukan, Sehingga, pantas jika mereka meminta dipercepat azab mereka. Mereka menuju kepada masa tua renta, kemudian ‘Tafsir Fi Zhai Quran 1X menuju fase berkurang perasaan dan kemampuan berpikir. Sahewiwleadyiad ys ‘Ricca ‘yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka, apakah mereka tidak memikirkan?” (Yaasiin: 68) Masa tua renta adalah fase kembalinya sese- orang menjadi seperti anak-anak. Tanpa keceriaan anak-anak dan kepolosannya yang disenangi semua orang! Orang tua itu terus kembali ke belakang. Kemudian ia melupakan apa yang telah ia ketahui, sarafnya melemah, pemikirannya melemah, daya tahannya melemah, hingga akhirnya ia kembali menjadi anak-anak. Namun, jika anak-anak itu di- senangi bicaranya yang salab-salah, dan menarik hati dan perhatian setiap kali dia berbuat kekeliru- an,... maka seorang tua renta itu sebaliknya. Setiap kali ia melakukan kesalahan, maka hanya meng- undang rasa kasihan. Dia juga menjadi bahan olok- olok ketika padanya tampak tanda kekanak-kanak- an, sementara dia adalah orang tuarenta, Dan, setiap kali dia makin menjadi bodoh, maka punggungnya menjadi bengkok karena tua! Balasan seperti itu akan menunggu orang-orang yang mendustakan agama. Yakni, mereka yang tidak diberikan anugerah keimanan yang matang dan mulia oleh Allah. “Be 22) sea ne BAe Skt tc 5 253 $< — ‘ err re ree aoe Xp Sass ES Tafsir Fi Zhai Que an 1X (401) Juz XX: Yoasin, ash:Shaaffat, & Shaad “Rie ees At -7F the BAre PAG SANGLI CINE 533 $4 Si Sue eee SAS SAS ENC Basses % a een BSA FE IESL pc MGALS Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Qur°an iti tidak lain hanyalah pe- lajaran dan kitab yang memberi penerangan (69) supaya dia (Muhammad) memberi pe- ringatan kepada orang-orang yang hidup (hati- nya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) ter- hadap orang-orang kafir. (70) Apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang temak untuk mereka yaitu sebagian dari apa yang telah Kami cipta- kan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? (71) Kami tunduk-kan binatang-binatang itu untuk mereka. Maka, sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. (72) Dan, mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka, mengapakah mereka tidak bersyukur? (73) Mereka mengambil sembahan- sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan. (74) Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka, padahal berhala-ber- hala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka. (75) Maka, janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesung-guhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. (76) Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! (77) Dan, ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan ia lupa kepada kejadiannya. Ia berkata, °Siapakah yang dapat menghidupkan tulang- belulang, yang telah hancur luluh?* (78) Kata- kanlah, ‘la akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan, Dia ‘Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (79) Yaitu, Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu, (80) Dan, tidakkah ‘Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (81) Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah! Maka, terjadilah ia. (82) Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (83) Pengantar Pada potongan terakhir surah Yaasiin ini, ditam- pilkan semua masalah yang dibicarakan oleh surah ini. Masalah wahyu dan tabiatnya, masalah Uluhiah dan Wihdaniyyah, serta masalah pembangkitan dan penghidupan kembali manusia di akhirat. Masalah- masalah itu dipaparkan dalam potongan-potongan yang terpisah. Disertai dengan pelbagaifaktor pen- dukung yang kuat dalam dentangan-dentangan yang mendalam, ‘Semua itu mengarah kepada usaha menampilkan tangan kudrat Allah ketika mengerjakan semuanya dalam alam semesta ini dan memegang semua kendali perkara. Makna ini tercerminkan secara ter- pusat pada akhir surah dalam ayat yang menjadi penutup surah ini, "Maka, Mahasuci (Alla) yang di tangan-Nya kekuasa- an atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Yaasiin: 83) Tangan yang kuat dan menciptakan ini mencipt- kan hewan ternak bagi manusia dan mempermudah- nya untuk dimanfaatkan mereka. Dia pula yang menciptakan manusia dari nutfah, Dia yang meng- hidupkan kembali tulang-belulang yang sudah hancur sebagaimana dia menciptakannya pada per- tama kali. Dialah yang menciptakan api yang di- hasilkan dari pepohonan yang hijau. Dia yang men- ciptakan langit dan bumi. Dan, pada akhirnya, Dia- Jah pemilik semua itu dalam alam semesta ini. Inilah isi pembicaraan potongan terakhir surah Yaasiin. Perbedaan Al-Qur’an dengan Syair Sebelumnya, pembicaraan tentang wahyu datang diawal surah, "Yaa siin. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah. Se- sungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang Juz XXII: Yoasiin, ash-Shoaffat, & Shaad (402) ‘Tafsir Fi Zhitalil-Qur’‘an 1X diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penya- yang, agar kamu memberi peringatan kepada kaum ‘yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi per- ingatan, karena itu mereka lala.” (Ye 16) Kemudian pembicaraan yang sama hadir di ak- hir surah. yeeee gts Se ste aslaccleuss Sok SpA Qua’ an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) ter- hadap orang-orang kafir.” (Yaasiin: 69-70) Namun, sekarang datang dalam bentuk seperti ini untuk membantah tuduhan sebagian mereka bahwa Nabi saw. hanyalah seorang penyair, dan me- ngatakan bahwa Al-Qur'an yang dibawa beliau itu adalah syair. Pada dasarnya para pembesar Quraisy tidak meragukankan bahwa masalahnya bukan se- perti yang mereka tuduhkan itu. Juga mereka tidak meragukan bahwa apa yang dibawa Nabi Muham- mad saw. adalah suatu ucapan yang tidak biasa dalam bahasa mereka. Mereka juga tidak sedang ngelin- dur sehingga tak dapat membedakan Al-Qur'an. dengan syair. ‘Tapi, yang mereka lakukan itu merupakan bagian dari perang opini yang mereka geralckan untuk me- Jawan agama yang baru ini dan untuk menjatuhkan nama pembawanya, yaitu Nabi Muhammad saw. di tengah masyarakat. Tuduhan itu mereka sandar- kan pada keindahan redaksi Al-Qur'an yang mem- berikan pengaruh. Dengan harapan, gambaran masyarakat umum akan menjadi rancu antara AL Qur'an ini dengan syair, ketika mereka menghadapi redaksi Al-Qur'an dan ajaran yang ada di dalamnya. Disini, Allah menafikan bahwa Dia mengajarkan syair kepada Rasulullah. Dan, jika Allah tidak me- ngajarkan syair, berarti beliau tidak tahu syair. Karena seseorang tidak mengetahui sesuatu kecuali apa yang diajarkan Allah. Kemudian Allah menafikan kepantasan syair bagi Rasulullah, Dan bersyair itu tidaklah layak baginya....” Karena syair mempunyai metode lain yang ber- beda dengan manhaj kenabian. Syair adalah buah ‘emosi dan ungkapan terhadap emosi ini, Sedangkan, ‘emosi itu selalu berubah-ubah dari satu kondisi ke Kondisilain. Sementara kenabian adalah wahyu dan berdiri di atas manhaj yang konstan. Di atas jalan yang lurus. Mengikuti namus Allah yang tsabit yang mengatur seluruh wujud ini, Sehingga, tidak ber- ubah-ubah dan tidak dipengaruhi oleh hawa nafsu yang timbul, seperti berubahnya syair mengikuti emosi yang selalu berubah dan tak pernah diam pa- da satu titik Kenabian adalah hubungan yang permanen de- ngan Allah, menerima secara langsung wahyu dari Allah, dan usaha terus-menerus untuk mengemba- likan kehidupan kepada Allah, Sementaraitu dalam bentuknya yang tertinggi, syair adalah ungkapan ke- rinduan manusia kepada keindahan dan kesempur- naan yang disertai dengan pelbagai kekurangan ma nusia dan pola pandangnya yang terbatas sesuai de- ngan terbatasnya perangkat pengetahuan dan ke- siapan jiwanya. Namun, ketika syair turun dari ben- tulcbentuknya yang tinggi, maka ia berubah menja- di ungkapan emosi dan keinginan yang bisa turun terus hingga hanya menjadi teriakan tubuh, dan ungkapan gelegak daging dan darah! Maka, tabiat kenabian dengan tabiat syair itu se- cara mendasar berbeda. Karena syair itu, dalam ben- tuknya yang paling tinggi, adalah kerinduan yang naik dari bumi. Sedangkan, kenabian pada intinya adalah petunjuk yang turun dari langit. ”.. Al-Quy’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.” Yaasiin: 69) Pelajaran dan Qur'an. Keduanyamerupakan sifat bagi satu hal. Sebagai pelajaran sesuai dengan fung- sinya, dan kitab bacaan ketika dibaca. la adalah zikir kepada Allah yang mengisi hati, dan kitab yang di- baca dengan lidah. Dan, ia diturunkan untuk menu- naikan tugas tertentu. *Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ke- tetapan azab) terhadap orang-orang kafi.”(Yaasiin: 70) Redaksi Al- Qur'an meletakkan kekafiran sebagai antitesis dari kehidupan. Sehingga, dia menjadikan kekafiran sebagai kematian, dan menjadikan ke- siapan hati untuk beriman adalah kehidupan. Ke- mudian menjelaskan tugas Al-Qur'an ini, bahwa ia diturunkan kepada Rasulullah agar beliau mem- berikan peringatan kepada orang yang dalam diri- nya ada kehidupan itu. Sehingga, peringatan itu ber- ‘Tafsir Fi Zhai Que “an 1X (403) Juz XIN: Yaasiin, ash Shaaffat, & Shaad manfaat bagi orang itu. ‘Sedangkan, orang-orang kafir adalah orang-orang, mati yang tak mendengarkan peringatan, Sehingga, fungsi ALQur'an bagi mereka adalah menguraikan kepantasan mereka untuk menerima azab. Karena, Allah tidak mengazab seseorang sehingga kepada- nya sampairisalah agama. Kemudian orang itu me- milih kekafiran setelah ia mendapatkan penjelasan dengan terang-benderang. Maka, dia binasa tanpa ada alasan dan ampunan lagi! Dengan demikian, manusia mengetahui bahwa mereka dalam menyikapi Al-Qur'an ini adalah dua kkelompok. Satu kelompok yang memenuhi panggil- an Al-Qur’‘an, yang merupakan orang-orang hidup. Dan, satu kelompok lagi yang tak memenuhi pang- sgilan AL-Qur an, sehingga orang-orang itu berstatus mati, Kelompok ini mengetahui bahwa mereka telah celaka kerena ketetapan Allah itu, dan mereka pantas menerima azab! Masalah Uluhiah dan Wihdaniyyah Bagian kedua dari potongan surah ini memapar- kan masalah Uluhiah dan Wihdaniyyah dalam ke- rangka pemandangan tentang kaum itu, dan nikmat- nikmat Allah atas mereka, tapi mereka kemudian tidak mensyukurinya. fle; ca site ie OS AGL S ake Ws SB aypK eS ats aacatpa chs ENS ay SW Qidloson SSDS Spek Aas has Saas i suats “Apakah mereka tidak melihat bakwa sesungeuhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan de- nngan kekuasaan Kami sendiri,lalu mercka menguasai- nya? Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka. Maka, sebogiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan, Dan, mercka mempe- roleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka, ‘mengapakah mercka tidak bersyukur ?Mereka mengam- bil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka men- dapat pertolongan. Berhala-berhala itu tiada dapat me- igs sical nolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi ten- tara yang distapkan untuk menjaga mereka. Maka, jang- anlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesunggubnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.” (Yaasiin: 71-76) Apakah mereka tidak melihatnya? Padahal, tanda kekuasaan Allah di sini amat jelas dan terlihat di depan mereka, tidak di tempat lain yang tak dapat mereka lihat. Juga tidak misterius sehingga memer- lukan tadabbur atau berpikir yang dalam. Tanda ke- kuasaan Allah itu adalah hewan ternak yang Allah ciptakan bagi mereka dan jadi milik mereka. Allah juga membuat hewan ternak itu jinak, dapat mereka kendarai, dapat mereka makan dagingnya, mereka minum susunya, dan dapat mereka ambil manfaat- nya dari pelbagai sisi. ‘Semua itu merupakan bentuk takdir Allah dan pe- ngaturan-Nya. Dengan adanya suatu potensi yang Dia letakkan dalam diri manusia serta dalam diri hewan ternak, maka Dia membuat mereka mampu menun- dulskan hewan ternakitu, untuk kemudian mengguna- kan dan memanfaatkannya. Dia menjadikan hewan ternak itu mudah dikendalikan manusia, berman- faat, dan memenuhi beberapa kebutuhan manusia. Manusia sama sekali tak mampu membuat se- mua itu. Mereka pun tak mampu membuat satu ekor_ lalat pun, sekalipun mereka bersatu semuanya un- tuk membuatnya. Dan, mereka tak mampu menun- dukkan lalat sesuai dengan kehendak mereka. Karena, dalam diri Jalat itu Allah tidak letakkan ‘suatu potensi yang membuat lalat itu tunduk kepada manusia! ”...Maka, mengapakah mereka tidak bersyukur?” (Yaasiin: 73) Ketika manusia melihat hal ini dengan mata se- perti ini, dan dalam suasana yang dibentuk oleh Al- Qur'anul-Karim ini, maka ia segera merasakan bah- wa ia dipenuhi pelbagai anugerah dan nikmat dari Allah. Anugerah yang tercerminkan dalam segala sesuatu di sekitarnya, Setiap kali ia mengendarai hewan tunggangan, makan sepotong daging, minum seteguk susu, ma- kan sepotong keju, atau memakai pakaian dari kapas atau wol., dan seterusnya.. maka hal itu menjadi sen- tuhan batin yang memberikan perasaan kepada ha- tinya tentang keberadaan Sang Khalik beserta rahmat dan nikmat-Nya. Hal ini akan tampil dalam semua yang disentuh tangannya di sekitarnya, dan semua yang ia pergunakan, berupamakhluk hidup atau benda mati di alam semesta ini, Sehingga, selu- Juz XXII: Yoasin, ash-Shaaffat, 6 Shad (404) ‘Tafsir Fi Zhilali-Qur’an 1X ruh kehidupannya menjadi tasbih bagi Allah, tahmid bagi-Nya, dan tasbih terhadap-Nya, di sepanjang malam dan siang hari. Namun, manusia tidak bersyukur. Bahkan, di an- tara mereka ada yang kemudian mengambil banyak tuhan selain Allah, meskipunia telah melihat semua anugerah Allah ini, "Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga me~ veka.” (Yaasiin: 74-75) Pada masa lalu, tuhan-tuhan yang mereka jadi- kan sekutu Allah berupa patung, berhala, pohon besar, bintang, malaikat, atau jin. Paganisme masih tetap ada hingga hari ini di beberapa tempat di dunia. ‘Namun, orang-orang yang tidak menyembah tuhan- tuhan ini tidak mengikhlaskan tauhid mereka. Syirik mereka pada saat ini tercermin dalam kekuatan-ke- kkuatan palsu yang bukan kekuatan Allah; dan de- ngan berpegang pada sandaran lain selain Allah. Ke- musyrikan itu terdiri dari beberapa jenis, yang ber- beda-beda sesuai dengan perbedaan zaman dan tempat. Mereka menjadikan hal-hal itu sebagai tuhan mereka dengan tujuan untuk mendapatkan perto- Jongan dari tuhan-tuhan itu. Padahal, mereka itulah ‘yang menjaga tuhan-tuhan mereka dari tangan jahil atau bencana. Sehingga, mereka itu menjadi tenta- Ta, penjaga, dan penolong tuhan-tuhan mereka itu, ”,,.Padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.” (Yaasiin: 75) Inimerupakan suatu tashawwur serta gaya ber- pikir yang amat bodoh dan menggelikan. Namun, kebanyakan manusia pada zaman sekarang tidak meningkat dari kebodohan semacam ini, kecuali hanya dalam bentuknya saja. Karena orang-orang yang menuhankan para diktator yang berkuasa pada saat ini, tak berbedajauh dengan para penyem- bah berhala dan patung itu. Mereka adalah para ten- tara yang disiapkan untuk menjaga para diktator. Merekalah yang membela dan menjaga penyim- pangan para diktator itu. Kermudian merekaitu pada waktu yang sama juga tunduk kepada para diktator! Paganisme adalah paganisme dalam pelbagai bentuknya, Ketika akidah tauhid yang murni me- ngalami guncangan, maka datanglah paganisme itu, dan ituadalah kemusyrikan dan kejahiliahan! Tidak ada penjagaan bagi umat manusia dari kemusyrikan, itu kecuali dengan bertauhid secara total dan meng- esakan Allah semata dalam Uluhiah-Nya. Mengesa- kan-Nya dalam beribadah, Mengesakan-Nya dengan bertawajjuh dan berpegang. Dan, mengesakan-Nya dalam melakukan ketaatan dan memberikan peng- hormatan. "Maka, janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguchnya Kami mengetahusi apa yang mereka raha- siakan dan apa yang mereka nyatakan.”(Yaasiin: 76) Redaksi itu ditujukan kepada Rasulullah ketika beliau sedang menghadapi mereka yang meng- ambil tuhan-tuhan selain Allah. Mereka yang tidak bersyukur dan tidak mengingat Allah. Sehinggade- ngan redaksi tadi, menjadi tenanglah hati beliau dalam memandang urusan mereka. Karena semua tindakan mereka itu tersingkap oleh ilmu Allah. Semua yang mereka rencanakan dan apa yang mereka miliki berada dalam pengawasan Allah. Sehingga, beliau tidak perlu khawatir tentang urus- an mereka, mengingat masalah mereka berada dalam genggaman Allah. Dan, Allah Maha Me- ngetahui segala urusan mereka. Dengan demikian, urusan mereka menjadi mudah. Bahaya yang mengancam mereka itu dirasakan oleh orang beriman yang berpegang kepada Allah. Dan, dia mengetahui bahwa Allah Maha Mengeta- hui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan. Mereka itu berada dalam geng- gaman-Nya dan di bawah pengawasan-Nya, namun mereka tak menyadarinya! Pembangkitan dan Penghidupan Kembali di Akhirat Potongan ketiga dari potongan terakhir surah Yaa- siin ini berbicara tentang masalah pembangkitan dan penghidupan kembali umat manusia di akhirat. pere Elie AE pO SOG tesco" occ ie i crcqedete- ee well SAI SISSY Kee SS CBU AIG Miccosl SAE AIS 5 es Hip Gl hs Set tS STG ‘Tafsir Fi Zhilalit-Qur ‘an 1X (405) Juz XXII: Yoasiin, ash Shaaffat, & Shaad 2 R54 Be hers ake sede EEG SALAS Hi gue S “Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami smenciptakannya dari setiik air (mani), maka tiba-tiba ia fi penantang yang nyata! Dan ia membuat per- umpamaan bagi Kami; dan ia lupa kepada kejadiannya. Taberkata, Siapakah yang dapat menghidupkan tulang- belulang, yang telah hancur luluh?? Katakanlah, ‘Ta akan dikidupkan oleh Tuhan yang menciplakannya kali ‘yang perlama. Dia Maha Mengetahui tentang segala ‘makhluk. Yaitu, Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.’ Dan, tidakkah Tuhan yang men- ciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dialah “Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguknya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanya- lah berkata kepadanya, Jadilaht!’ Maka, terjadilah ia.” (Yaasiin: 77-82) Potongan ini dimulai dengan penghadapan ma- nusia dengan realita keadaannya sendiri. Realita ini menggambarkan pertumbuhan dirinya dan kejadi- annya sebagai manusia seperti yang ia lihat sendiri dalam kehidupannya, dan ia saksikan dengan mata kepala sendiri dan perasaannya berulang kali. Tapi, ia kemudian tidak menangkap maknanya. Juga tidak menjadikannya sebagai bukti kebenaran j tentang akan dibangkitkannya kembali tadihidupkannya kembali setelah dia mati dan han- cur lebur. "Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari settik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata?” (Yaasiin: 77) Apakah hakikat nutfah itu, yang tak seorang pun dari manusia yang meragukan bahwa itulah asal- usul terdekat tubuh manusia? Ia adalah setetes air yang hina, yang tak ada nilainya! Setetes air yang mengandung ribuan sel. Dan, satu dari ribuan sel itulah yang kemudian menjadi janin. Berikutnya ja- nin itu menjadi manusia yang menantang Rabbnya, dan meminta-Nya untuk mendatangkan bukti dan dalil bagi keberadaan-Nya! Daya cipta Allahlah yang menjadikan dari nutfah ini sosok manusia yang kemudian menjadi penantang yang nyata itu. Alangkah jauhnya pergeseran dari awal pertumbuhan manusia hingga akhir kehidupan- nya! Apakah kekuatan yang mempunyai daya cipta seperti ini diragukan oleh manusia untuk mem- bangkitkan dan menghidupkannya kembali di ak- hirat setelah ia mati dan hancur lebur? "Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan ia lupa kepada kejadiannya. a berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah han- cur luluh?’ Katakanlah, ‘la akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.”" (Yaasiin: 78-79) Alangkah sederhananya! Alangkah mudahnya logika fitrah itu dan logika realita yang dekat dan ter- lihat! Apakah nutfah itu lebih hidup, lebih mempunyai kemampuan, atau lebih bernilai dari tulang yang su- dah hancur lebur? Bukankah dari nutfah itu manu- sia berasal? Bukankah nutfah itu asal pertumbuhan pertama manusia? Dan, bukankah Allah yang me- ngubah nutfah itu menjadi manusia, dan kemudian menjadikannya sebagai penantang yang nyata, Dia Maha Berkuasa untuk menjadikan tulang-belulang yang sudah hancur itu menjadi makhluk hidup yang baru? Halini lebih mudah dan lebih jelas dari pertanya- an seputar hal ini. Kemudian mengapa sampai ada perdebatan yang panjang itu?! "Katakanlah, ‘la akan dikidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dia Maha Me- ngetahui tentang segala makhluk.”” (Yaasiin: 79) Kemudian Allah menambah penjelasan bagi ta- biat daya cipta-Nya, dan ciptaan-Nya yang ada di de- pan mereka dan dalam pandangan mereka. "Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari ‘kayu itu.” (Yaasiin: 80) Pemandangan pertama yang sederhana akan meyakini kebenaran keajaiban ini! Keajaiban yang mereka sering lihat, tapi dalam keadaan lalai. Ajaib sekali, pohon yang hijau dan dis ir ini, ketika ia diadu satu sama lain kemudian melahirkan api. Se- telah itu ia menjadi bahan bakar api. Padahal, sebe- Jumnya dia berwarna hijau dan basah, Maka, pe- ngetahuan ilmiah yang mendalam tentang tabiat pa- nas yang disimpan oleh pohon hijau ini dari energi matahari yang ia serap, dan ia simpan padahal ia dialiri air dan ber warna hijau segar-yang kemudian melahirkan api ketika diadu satu sama lain, sebagai- manaia mengeluarkan api ketika dibakar-ini menam- bah keajaiban lebih jelas dalam perasaan manusia, Sang Penciptalah yang meletakkan karakter ini dalam pohon itu. Dialah yang memberikan segala sesuatu sifat ciptaannya dan kemudian Diamembe- ‘Juz XXII: Yoasiin, ash-Shaaffat, 6 Shoad (406) ‘afair Fi Zhilalt-Qur ‘an 1X rikan petunjuk. Namun, kita tidak melihat halal itu dengan mata yang terbuka ini, juga tidak merenung- kannya dengan perasaan yang berkesadaran. Se- hingga, rahasiarahasia alam yang menakjubkan tak tersingkapkan bagi kita. Akibatnya, hal itu tak me- nunjukkan kita kepada Sang Pencipta wujud ini. Se- danglkan, jika kita membuka hati kita baginya, nis caya dia akan menampilkan rahasia-rahasianya. Dan, kita akan hidup bersamanya dalam ibadah dan tasbih yang terus-menerus kepada Allah! Kemudian redaksi A-Qur’an memaparkan bebe- rapa dali kekuasaan Allah, dan menyederhanakan masalah penciptaan dan penciptaan ulang manusia setelah matinya. "Dan, tidakkah Than yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (Yaasiin: 81) Langit dan bumi adalah ciptaan yang menakjub- kan dan amat detail, Bumi adalah tempat kita hidup bersama jutaan jenis dan macam makhluk hidup. Tapi, hingga hari ini kita tidak mengetahui bentuk, hakikat, dan tentang bumi ini kecuali sedikit saja. Buniiini secara keseluruhan hanyalah planet kecil bagi matahari. Dan, dengan cahaya matahariitulah, bumi kita yang kecil ini mendapatkan sinar penerang dan penghangatnya. Matahari ini adalah satu dari ratusan uta bintang di satu galaksi tempat matahari kita mengorbit, yang membentuk dunia kita yang dekat! Padahal, dalam alam semesta ini terdapat banyak galaksi lain atau dunia dunia lain yang dekat dengan dunia kita Para astronom hingga saat ini dapat mendeteksi keberadaan seratus juta galaksi dengan bantuan te- leskop mereka yang terbatasjangkauannya. Mereka akan menemukan banyak lagi galaksiain setiap ka- li mereka dapat memperbesar teleskop mereka. Perlu diketahui bahwa antara galaksi kita dengan galaksi berikutnya berjarak sekitar tujuh ratus lima puluh ribu tanah cahaya (satu tahun cahaya = sekitar duapuluh enam miliar mill). Dan, ada segumpal awan yang besar di angkasa, yang menurut para pakar da- ri situlah matahari-matahari itu berasal. Ini adalah bagian dari pengetahuan yang masuk dalam penge- tahuan kita yang kecil dan terbatas! Matahari-matahar itu tak dapat dihitung jumlah- nya. Masing-masing matahari itu mempunyai garis orbit tempatnya berjalan. Kebanyakannya mempu- nyai planet yang mempunyai garis orbit disekitarnya seperti orbit bumi seputar matahari. Semuaitu ber- jalan dan berputar dalam ketetapan dan ketelitian... tanpa pernah berhenti sebentar pun dan tak pernah berbenturan. Karena jika itu terjadi, maka akan han- curlah alam semesta yang kita lihat ini. Juga saling berbenturanlah benda-benda langit yang besar itu yang sedang berenang di angkasa luas. ‘Angkasa yang padanya berenang jutaan benda yang tak terhitung jumlahnya, sehingga seakan- akan ia hanyalah atom-atom kecil. Disini kami tidak berusaha menggambarkan dan melukiskannya. Karena, hal itu adalah perkara yang membuatleher orang ternganga! "Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bum itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu ...?” Di manakah letak nilai manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang besar dan menak- jubkan itu? ”.Benar, Dia berkuasa, Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (Yaasiin: 81) Namun, Allah menciptakan ini dan itu sertamen- ciptakan yang lainnya dengan tanpa beban dan rasa capai. Bagi-Nya tak ada bedanyaantara menciptakan yang besar maupun yang kecil. "Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, Jadilak! Maka, terjadilah ia.” (Yaasiin: 82) Hal itu bisa berupa langit atau bumi. Bisa pula yamuk atau semut. Ini dan itu sama saja di hadap- an kalimat Allah tadi. Jadilah. Maka, terjadilah ia! ‘Tidak ada istilah sulit dan mudah bagi-Nya. Tidak pula istilah dekat dan jauh. Karena sekadar meng- arahkan kehendak-Nya untuk menciptakan sesuatu saja sudah cukup untuk mewujudkan sesuatu itu, apa pun iaadanya. Allah mendekatkan halal itu ba- gi manusia, agar mereka memahaminya dengan ukuran-ukuran manusiawi mereka yang terbatas. Pada potongan ini datang dentangan terakhir dalam surah ini. Dentangan yang menggambarkan haldkat hubungan antara wujud dan Pencipta wujud. ecard He. t eee oat Sips. EEG ash s NGS da "Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya felaase- cancatas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikem- balikan.” (Yaasiin: 83) ‘Tafsir Fi Zhilalil-Que’ an 1X (407) Juz XXIIL Yoasiin, ash-Shaaffat, & Shaad Kata "malakuué dengan redaksinya yang seperti Ini adalah dentangan penutup yang sesuai de- itu menambah besar hakikat hubungan ini. Hu- _ngan perjalanan yang besar ini. Sesuai bagi surah bungan kepemilikan yang mutlak terhadap segala__secara keseluruhan, dan bagi topil-topiknya yang sesuatu dalam wujud ini, dan penguasaan yangme- _berhubungan dengan hakikat yang besar ini, yang megang segala sesuatu dari apa yang dimiliki itu. padanya terdapat semua penjelasan. J Kemudian kepada Nyalah semata tempat kembali.

You might also like