You are on page 1of 7

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

Laporan Antara

AB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kota Yogyakarta

kota Pusat Pemerintahan, kota

Pariwisata,

kota

Pendidikan dan kota Budaya serta pusat perekonomian regional di wilayah


Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Angka pertumbuhan ekonomi Kota
Yogyakarta, lebih tinggi dibanding dengan daerah Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Bantul. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta setiap
tahun, cukup tinggi, akibat pertumbuhan alami, dan migrasi penduduk dari
daerah Kabupaten/Kota lain untuk memperoleh kesempatan kerja,
kehidupan yang lebih baik dan mengikuti pendidikan.
Luas wilayah Kota Yogyakarta yang relative kecil pertumbuhan penduduk
cukup tinggi, kepadatan penduduk akan semakin padat. Konsekwensi logis
dari jumlah penduduk yang banyak, adalah jumlah buangan air limbah
domestik semakin banyak. Di lain pihak, lahan guna mengolah air limbah
buangan rumah tangga semakin terbatas, sehingga air limbah langsung
dibuang ke sungai dan permukaan tanah tanpa pengolahan terlebih dahulu
yang berakibat menimbulkan pencemaran badan air permukaan dan air
tanah hingga menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan. Penggunaan
air permukaan dan air tanah yang tercemar untuk air baku sebagai air
bersih bagi masyarakat, berakibat terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat.
Pertama kali prasarana dan sarana pengolah air limbah domestik dengan
sistem Trickling Filter, dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda pada
tahun 1930 di Ngasem, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton. Kapasitas
pengolahan relative kecil, sebesar 10 liter/detik, dan kapasitas produksi 6
CV. Bangun Cipta Persada

I-1

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

Laporan Antara

liter/detik, IPAL Kraton cakupan wilayah yaitu kawasan Kraton dan


sekitarnya, melayani kurang lebih 15.000 jiwa. Prasarana dan sarana
pengolah limbah Kraton, berfungsi untuk pengolah air limbah domestik dan
dititik beratkan sebagai sarana penelitian (research) bagi mahasiswa
perguruan tinggi Negeri dan Swasta di Yogyakarta dan juga luar negeri.
Bangunan pengolah limbah, oleh pemerintah Republik Indonesia dilakukan
reahabilitasi pada tahun 1969.
Prasarana pengolahan air limbah terdiri dari :

Saringan (Screening Facility)

Bangunan Penangkap Pasir (Grid Chamber)

Tangki

Pengendap

(Sedimentation

Tank),

Tangki

Dortmunt

(Dortmunt Tank), dan Tangki Imhoff (Imhoff Tank) dimana tangki


tersebut parallel satu sama lain.

Pompa Lumpur (Sludge Tank)

Bak Pengolah bentuk Trickling Filter (Trickling Filter)

Stabilisator Buangan (Waste Stabilizator)

Tangki Penampung Lumpur, dan Tempat Pengeringan (Sludge


Drying Bed)

Pengoperasian IPAL Kraton, ditangani oleh BTKL (Balai Teknik Kesehatan


Lingkungan) Jawa Tengah dan DIY yang merupakan lembaga dari
Departemen Kesehatan Pusat. Pada tahun 1992/1993 dibangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Desa Jepit, Sewon Kabupaten Bantul,
dengan bantuan dana hibah dari pemerintahan Jepang melalui JICA (Japan
International Agency) dan jaringan pipa air limbah dana bantuan pinjaman
dari ADB, Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah DATI II
Kota Madya Yogyakarta. Prasarana dan sarana pengolahan air limbah
tersebut guna melayani air limbah di sebagaian wilayah perkotaan
Yogyakarta, mencakup wilayah Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan
Kabupaten Bantul. Kapasitas pengolahan bangunan air limbah di Sewon,
Bantul sebesar 15.500 m3/hari atau 179.4 l/dtk, jumlah penduduk yang

CV. Bangun Cipta Persada

I-2

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

Laporan Antara

dapat dilayani sebanyak 144.307 jiwa, dan cakupan pelayanan kurang lebih
1220 ha meliputi seluruh wilayah Kota Yogyakarta, sebagain wilayah kecil
Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Dengan disambungnya saluran bypass saluran limbah Kawasan Kraton dan
sekitarnya ke saluran limbah induk IPAL Sewon, dan kepindahan Kantor
BTKL ke wilayah Kabupten Bantul, prasarana dan sarana air limbah di
Kawasan Kraton tidak dioperasikan.
IPAL Kraton yang dibangun dengan biaya tinggi untuk pengolah air limbah
wilayah Kraton dan sekitarnya merupakan bangunan besejarah dan
sebagai pusat penelitian tidak difungsikan lagi, sebagaian besar bangunan
fisik dan berbagai peralatan telah hilang dan rusak, sehingga hal ini dapat
dikatakan sebagai investasi yang berharga dan mahal serta cagar budaya
namun tidak dimanfaatkan dengan baik.
Program revitalisasi kawasan wisata Pasar Ngasem Yogyakarta merupakan
bagian dari penataan kawasan Malioboro atau kawasan pusat perkotaan
Yogyakarta (Yogyakarta Inner City). Terkait dengan pengembangan Pasar
Ngasem menjadi Obyek wisata, keberadaan IPAL Kraton yang berada di
belakangnya dapat dikembangkan menjadi wisata peninggalan sejarah dan
pendidikan tentang teknologi pengolahan air limbah.
Merujuk kepada UU No. 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya yang
menyebutkan bahwa Benda Cagar Budaya Merupakan Benda/Bangunan
Peninggalan Bersejarah yang Harus Dilestarikan, maka IPAL Kraton dapat
dikategorikan sebagai benda cagar budaya didasari dari ciri khas bentuk
dan sistem pembangunanya serta asas manfaat dari bangunan tersebut.
Sebagai langkah awal dalam rencana pengelolaan, pengoperasian kembali
IPAL Kraton dalam fungsinya sebagai benda cagar budaya dan objek
wisata pendidikan, maka IPAL Kraton juga dapat dimanfaatkan sebagai
sarana penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
teknik penyehatan lingkungan. Salah satu cara untuk melestarikan IPAL
Kraton tersebut adalah dengan merevitalisasinya, untuk itu diperlukan suatu
DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton. Pembuatan DED tersebut
dilakukan dengan mengacu kepada outline plan dan Instalasi Pengolahan
CV. Bangun Cipta Persada

I-3

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

Laporan Antara

Air Limbah (IPAL) Kraton, serta Bantuan Teknis Penataan Kawasan Kraton
Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kerja sama di
antara pihak-pihak yang terlibat serta meminimalisir potensi konflik yang
ada.

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud
Maksud dari penyusunan DED dan UKL/UPL REVITALISASI IPAL KRATON
adalah:
1.

Melestarikan dan memfungsikan kembali IPAL Kraton sebagai benda cagar


budaya

2.

Memberikan informasi /pengetahuan kepada masyarakat luas akan arti


pentingnya kesehatan lingkungan melalui wisata pendidikan

3.

Merumuskan tindakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam


kegiatan Revitalisasi IPAL Kraton serta untuk mengembangkan dampak
positif dan mengurangi dampak negatif serta disesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan DED dan UKL/UPL REVITALISASI IPAL KRATON
ini adalah:
1.

Mengoperasikan kembali IPAL Kraton sebagai wisata pendidikan sanitasi


lingkungan.

2.

Mendapatkan dokumen perencanaan pengoperasian kembali IPAL Kraton


yang lengkap untuk mengolah air limbah yang berasal dari rumah tangga.

CV. Bangun Cipta Persada

I-4

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

1.3.

Laporan Antara

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan DED dan UKL/UPL REVITALISASI IPAL KRATON
meliputi:
1.

Tinjauan Kembali sarana prasarana IPAL Kraton

2.

Menyusun dokumen UKL/UPL

3.

Menentukan dan membuat spesifikasi teknik untuk setiap jenis


barang,

bahan

yang

sesuai

dengan

standar

yang

berlaku

(SNI/SII/standar lain yang diakui).


4.

Menyusun metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

5.

Membuat standar operasional prosedur (SOP) untuk operasional


dan pemeliharaan IPAL Kraton

6.

Membuat Rencana Anggaran Biaya (BOQ).

1.4. LOKASI KEGIATAN


Kegiatan DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton ini dilaksanakan di
wilayah Kota Yogyakarta.

1.5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan selama 150 (seratus lima puluh) hari
kalender terhitung sejak surat perintah kerja (SPK) diterbitkan.

1.6. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton dilaksanakan dengan
melakukan survey lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder,
analisa data lapangan meliputi aspek Sosial dan sejarah, dilanjutkan dengan
usulan teknis mengenai rencana/draft DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL
Kraton.

CV. Bangun Cipta Persada

I-5

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

Laporan Antara

1.7. SISTEMATIKA LAPORAN


Sistematika penulisan laporan pendahuluan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, maksud dan
tujuan pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan dan sistematika laporan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
Menjelaskan tentang kondisi wilayah studi yang meliputi gambaran
wilayah Kecamatan Kraton Yogyakarta.
BAB 3 KAJIAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DAN LINGKUNGAN
Menjelaskan tentang kajian-kajian yang mendukung pengelolaan air
limbah rumah tangga dan Perencanaan IPAL dengan unit-unit proses
pengolahan air limbah yang akan direncanakan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Permukiman dan Merumuskan tindakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dalam kegiatan Revitalisasi IPAL Keraton
serta untuk mengembangkan dampak positif dan mengurangi dampak
negatif sesuai dengan Permen LH Nomor 13 tahun 2010 tentang wajib
UKL/UPL.

BAB 4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Berisi

tentang

pendekatan

kajian

sistem

pengolahan

dan

perencanaan IPAL, serta metodologi yang akan dipakai dalam


penyusunan perencanaan teknis IPAL dan perumusan tindakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL dan UPL).
BAB 5 PERENCANAAN TEKNIS IPAL
Berisi

tentang

perencanaan

CV. Bangun Cipta Persada

dasar-dasar
unit-unit

perencanaan

IPAL,

beserta

teknis
bangunan

dan

Kriteria

penunjang

I-6

DED dan UKL/UPL Revitalisasi IPAL Kraton

Laporan Antara

keberadaan IPAL, perencanaan jalan masuk dan jalan setempat,


perencanaan bangunan kantor dan Laboratorium.
BAB 6 RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berisi tentang uraian jenis kegiatan dan fasilitas yang diperlukan, serta
produk yang dihasilkan dalam pekerjaan.

CV. Bangun Cipta Persada

I-7

You might also like