You are on page 1of 11
BAB II METODE PENELITIAN Bab Ini berisi uralan yang menjelaskan secara rincl tentang bagalmana suatu penelitian dilakukan. Penjelasan ini akan menuntun seorang peneliti tentang langkahdangkah yang akan dilalui untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Oleh peneliti yang lain, uraian dalam bab ini juga bisa digunakan untuk menilal apakah hasit suatu penelitian bisa dipercaya, dan apakah kesimpulan penelitian ini dapat digunakan untuk kepentingan secara praktis atau digunakan dalam kajian pustaka dalam penelitian berikutnya, Dalam setiap penelitian, metode penelitian mencakup Informas! mengenal: jenis dan rancangan penelitian, subjek penelitlan, identifikas! varlabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian, cara analisis data, etika penelitian, keterbatasan penelitian, dan jalannya penelitian. A Rancangan Penelitian Penelitian Kuantitatit @ __Jenis dan Rancangan Penelitian Kuantitatit Jenis penelitian yang sedang dilakukan ditetapkan berdasarkan_ tipologi penelitian Kesehatan masyarakat (yang dikembangkan dari jenis _penelitian epidemiologi) yang terdiri dari: 1) Penelitian Deskriptit Penelitian deskritif adalah penelitian yang dilakukan untuk memotret suatu kondisi atau fenomena yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu Sebagai contoh adalah: a) __Kajian proses perencanaan obat di gudang farmasi kabupaten. b) Studi tentang peranan instalasi gizi rumah sakit sebagai revenue center. ©) Studi prevalensi bay berat lahir rendah (BBLR) di suatu kabupaten. 4) Kajian persentase kasus resistensi malaria falsiparum terhadap chloroquine. 12 2) 3) Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengukur magnitude suatu masalah atau fenomena, tanpa membuat kesimpulan yang bersifat sebab-akibat. Meskipun begitu, bukan berarti bahwa kajian ini tanpa analisis untuk menggali kemungkinan bahwa suatu fenomena berkaitan dengan faktorfaktor tertentu. Penelitian Analitik Berbeda dengan penelitian deskriptif, penelitian analitik bertujuan untuk mengkajl kausa atau determinan darl suatu fenomena. Jadi dalam penelitian analitik dibuat suatu kesimpulan yang sifatnya sebab akibat. Hubungan sebab akibat sepert itu tidak selalu bersifat kausal, tetapi juga bisa korelasional. Dalam penelitian anaittik, determinan yang hendak dlukur pengaruhnya tersebut sudah terjadi sebelumnya (ex post facto) dan tidak dlintervensi oleh penelitinya. Penelitian analitik dibagi menjadi : penelitian potongdlintang (cross-sectional study), penelitian kasus-pembanding (case-control study), dan penelitian kohor (cohort study). Penelitian Eksperimental Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang penelitinya memiliki otoritas untuk memberikan perlakukan (intervensi) kepada subjek penelitian. Lazimnya digunakan dua atau lebih kelompok penelitian, dan tiap kelompok menerima perlakuan yang berbeda. Secara teoritis peneliti akan mengacak perlakuan yang akan diberikan kepada kelompok-kelompok, tetapi secara praktis yang dilakukan oleh peneliti adalah mengalokasikan subjek secara acak ke dalam kelompok-kelompok tersebut. Satu kelompok akan ditetapkan sebagal kelompok perlakuan, dan kelompok lainnya disebut kelompok pembanding (kelompok kontrol). Kelompok pembanding tidak selalu berarti tanpa perlakuan. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, y + penelitian eksperimental murni (true experimental study) dan penelitian eksperimental kuasi (quasi experimental study), Perbedaan penelitian eksperimental murni dan kuasi adalah bahwa pada penelitian eksperimental kuasi tidak dilakukan alokasi subjek secara acak ke dalam kelompokckelompok, dan tidak dilakukan pengendalian variabel-variabel penganggu yang utama. Penelitian eksperimental murni terdiri dari: a) Raneangan acak lengkap (Completely randomized design) b)_Rancangan faktorial (Factorial design) ©) Rancangan sama subjek (Within subject design) 13 4) Rancangan pola silang (Cross over design) e)Rancangan blok lengkap teracak (Randomized complete block design) ) Rancangan blok tak lengkap berimbang (Balanced incomplete block design). Rancangan dalam penelitian eksperimental kuasi, diantaranya adalah a) Rancangan pretest dan postest (One group pretest posttest design). b)_Rancangan Solomon (Randomized Solomon for four group design). ©) Rancangan pretest dan posttest dengan kelompok kontrol (Pretest posttest with control group design). Penelitian Kualltatif Bidang Kesehatan Masyarakat merupakan bidang yang Kini semakin Iwas amatannya. Konsekuensinya, bidang ini memerlukan berbagal perspektif iImiah dan berbagal metode penelitian (Dahlgren et al,, 2004). Tidak jarang pula kita jumpal suatu penelitian Kesehatan masyarakat yang menerapkan Kombinasi darl beberapa metode penelitian, Penelitian kualltatit merupakan salah satu metode penelitian yang banyak digunakan di bidang Kesehatan masyarakat. Creswell (1988) mendefinisikan penelitian int sebagai suatu proses untuk memperoleh pemahaman menggunakan_prinsip metodologi tertentu yang mampu mengeksplorasi masalah sosial atau manusia. Peneliti mengembangkan sesuatu yang Kompleks dan holistik, menganalisis kalimat, menceritakan pendapat responden (perspektif emik), serta menelitinya di Konteks yang sesungguhnya (alamiah). Rancangan, proses pengumpulan data serta strategi analisis data dilakukan secara kualitatif. Sebagal implikasi dari paradigma naturalistik, penelitian kualitatit mempunyal Cirecir berikut ini (Utarini, 2005) a. __Dekat dengan konteks. Penelitian kualitatif selalu ingin berada sedekat mungkin dengan pembentukan suatu realita di konteks yang sesungguhnya, tidak artifisial Maka dati itu, peneliti dapat menjelaskan secara rinci antara faktatakta yang diamati dengan konteks tempat terjadinya fakta tersebut (natural setting). b. -Manusia sebagai instrumen penelitian. Hanya manusia yang dapat menangkap dinamika interaksi antara fakta dengan Konteks penelitian. Demikian pula jeraksi antara peneliti dan yang dit justru dideskripsikan dalam pen kualitatit (bukan dikendalikan atau dihindarkan seperti dalam penelitian 14 kuantitatif) untuk memperkaya data yang diperoleh. Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, perasaan, bahkan intulsi justru mempertajam pengumpulan data penelitian kualitatif. Implikasinya, peneliti harus mendeskripsikan interaksinya dengan yang diteliti, siapa diri peneliti, dan bagaimana pengalaman sebelumnya yang berkaltan dengan topik maupun konteks penelltian. Penelitian kualitatit. Penelitian kualitatif lebih memungkinkan untuk menangkap realita dari berbagal sudut pandang (multiple realities), dan mendeskripsikan suatu situasi atau fenomena secara komprehensif dalam konteks yang sesungguhnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan cara sampling yang dapat mengoptimalkan kualitas data yang diperoleh (yaitu purposive sampling atau sampling yang bertujuan). Dengan demikian, penetapan sampel tidak didasarkan atas keterwakilan dalam hal jumlah responden (besar sampel atau kuantitas), namun berdasarkan kualitas atau cir-ciri responden yang ingin diwakili. Cara pengumpulan data yang digunakan pun pada dasarnya adalah cara-cara yang dipakai oleh manusia ketika berinteraksi dengan manusia lainnya, misalnya menggunakan wawancara, diskus! kelompok terarah, atau observasi. Dengan pengumpulan data Kualitatif, peneliti Kemudian melakukan analisis data secara induktif berdasarkan datadata yang diperoleh, dengan cara memberikan label atau kode yang merupakan makna atau interpretasi dari fakta, baik berupa pendapat responden, hasil observasi, dan sebagainya. Proses analisis awal ini dikenal dengan istilah open coding. Dengan demikian konsep yang dihasiikan benar-benar berasal (emerged) dari data yang diperoleh, bukan dari teori atau konsep yang dipercaya sebelumnya. Negosiasi makna. Dalam tahapan penelitian kualitatif di atas, dinamika yang paling tinggi terdapat pada siklus rancangan penelitian - pengumpulan data - dan analisis data, Proses ini terjadi secara simultan (oleh karenanya disebut iteratif), dan hal ini sangat menentukan kualitas data yang diperoleh, Validitas dan reliabilitas data. Cara menetapkan validitas dan reliabilitas penelitian kualitatit berbasis pada krit ia yang sama dengan penelitian kuantitatif (yaitu truth value, aplikabilitas, konsistensi dan netralitas). Truth value mempertanyakan apakah hasil penelitian valid atau mencerminkan the truth, sedangkan aplikabilitas berkaitan dengan apakah hasilnya dapat diterapkan kepada subyek atau konteks yang berbeda (aplikabel). Dua kriteria yang lain adalah apabila penelitian tersebut direplikasi ke subyek dan konteks yang 15 serupa, apakah hasiinya akan Konsisten (Konsistens!) dan pengaruh karakter peneliti terhadap hasil yang diperoleh (netralitas). Isu mengenai validitas dan reliabilitas dikenal dengan istilah trustworthiness, yang secara umum berarti apakah hasil penelitian ini trustworthy (dapat dipercaya) atau worth to trust (bermanfaat untuk dipercaya). * _Penulisan laporan. Dalam penulisan taporan kualltatif, tanggung Jawab utama peneliti adalah mendeskripsikan serinel mungkin fenomena yang diteliti di konteks yang dipilih (case-study reporting mode). Kemungkinan aplikabilitas hasil penelitian tersebut di tempat atau konteks yang berbeda hanya bisa dilakukan atau diklaim oleh orang lain atau penelitian lain. Contoh aplikasi penelitian kualltatif di program kesehatan adalah untuk tujuan berikut inl (WHO, 1994) a. Mengeksplorasi masalah kesehatan yang tidak banyak diketahul sebelumnya b. _ Mengidentitikasi persepsi lokal mengenai kesehatan dan prioritas pembangunan c. _ Mengidentifikasi strategi intervensi dan target populasi yang relevan d. _ Meneliti kelayakan, akseptabllitas, dan ketepatan suatu program kesehatan baru fe. Mengembangkan kegiatan dan materi komunikasi, informasi dan edukasi yang, sesuai f. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam intervensi yang sedang berjalan dan menyarankan pemecahan masalah yang sesuai. & Membantu interpretasi hasil penelitian kuantitatif h. Merancang instrumen penelitian kuantitatif melalui identifikasi topik pertanyaan yang relevan dan penyusunan kalimatnya, Penelitian Studi Kasus Studi kasus adalah salah satu metode penelitian yang diterapkan dalam ilmu- imu sosial. Studi kasus mempelajari pertanyaan penelitian yang menanyakan “bagaimana” atau *mengapa’. Menurut Yin (1994, 2003) studi kasus adalah suatu inkuiri empitis yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan yang nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks yang dipelajari tidak tampak dengan tegas dan bila multi sumber bukti dibutuhkan, Dengan demikian, studi kasus terutama dibutuhkan apabila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa yang akan dipelajari (contohnya mempelajari kejadian bom bali). Fenomena yang dipelajari (atau disebut unit analisis) dapat berupa orang, kelompok, unit tertentu, 16 projek, aktivitas, program ataupun suatu organisasl. Contohnya fenomena yang diamati misalnya implementasi sistem Komputerisasi di suatu akademi keperawatan, efektivitas sistem manajemen keluhan di rumah sakit, technical assistance di bidang pencegahan HIV/AIDS di masyarakat, dampak desentralisasi kesehatan terhadap pemberantasan penyakit menular, dan sebagainya. Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi 3 Jenls penelitian, yaltu penelitian stud! kasus eksploratori, deskriptif dan eksplanatorl (kausal). Studi kasus eksploratori bertujuan untuk merumuskan pertanyaan atau hipotesis dari suatu penelitian (yang belum tentu menggunakan studi kasus) atau menetapkan kelayakan dari suatu prosedur penelitian yang dlinginkan, cara pengumpulan data, bahkan strateg! analisis data. Apabila hathal tersebut telah ditetapkan, maka stud! kasus eksploratoripun berakhir. Studi kasus deskriptif menyajikan deskrips! lengkap dari suatu fenomena yang diamatl dalam konteks yang nyata. Sedangkan studi asus eksplanatorl berusaha membuktikan suatu hubungan sebab-akibat, dengan memberikan penjelasan terhadap fenomena yang diamati. Terdapat empat tipe utama desaln dalam penelitian studi kasus, yang mengikutl tabel 2x2. Aspek yang dipertimbangkan adalah apakah merupakan studi kasus tunggal atau muttikasus, dan apakah menggunakan unit analisis tunggal ataukah terpancang (unit multi analisis). Berdasarkan kedua aspek tersebut, maka rancangannya dapat dibedakan menjadi: (4) desain kasus tunggal holistik, (2) desain kasus tunggal terpancang, (3) desain multikasus holistik dan (4) desain muttikasus terpancang, Dalam setiap rancangan yang dipiih, desain studi kasus mempunyal 5 komponen utama yang sangat penting dan harus dijelaskan. Komponen tersebut adalah pertanyaan penelitian, proposisi, unit analisis, logika yang mengaitkan data dengan proposisi tersebut dan kriteria untuk interpretasi temuan penelitian. Subjek Penelitian Deskripsi tentang subjek penelitian mencakup batasan populasi, besar sampel, dan cara pengambilan sampel. 1. _Batasan Populasi Yang dimaksud dengan populasi adalah kelompok subjek yang menjadi sasaran penelitian, Sasaran penelitian semacam itu bisa berupa manusia (pada penelitian epidemiologi, penelitian perilaku, penelitian manajemen), bisa berupa binatang 17 (pada penelitian entomologl, survellens vektor), dan dapat pula berupa benda mati (kartu rekam medik, slide pemeriksaan BTA). Batasan populasi mendeskripsikan cirteiri kelompok ke arah mana hasil penelitian ini akan digeneralisasi. Cir-ciri tersebut bisa berupa ciri lokasi geografik atau administratif (kelurahan, kecamatan, kabupaten, wilayah kerja puskesmas), karakteristik subjek (enls kelamin, usta, paritas, spestes), dan karakteristik penyakit (lents penyakit, keparahan penyakit, Jenls obat yang digunakan, Jen's bangsal perawatan). Pembatasan populasi ini didasarkan atas masalah dan tujuan penelitian, Karena populasi penelitian haruslah mengakomodasi_ tujuan penelitian. Secara eksplisit, batasan populas! dapat dinyatakan dalam kriterla Inklust dan kriterla eksklusl. Sebagal contoh, dalam penelitian eksperimental populast penelitian lazimnya berupa kelompok yang tidak nyata (hipotetis) arena subjek penelitian sangat spesifik. Oleh karena itu, perekrutan subjek Penelitian dilakukan terhadap subjek yang ditemui, dengan melakukan dua kali saringan. Saringan pertama disebut kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah batasan-batasan yang mengiljinkan subjek masuk ke dalam penelitian. Tetapl, tidak semua subjek yang masuk dalam saringan pertama otomatis boleh terlibat dalam penelitian, yakni jika meroka memiliki kontra indikasi tertentu. Saringan kedua inilah yang disebut kriteria cksklusi. Besar Sampel ‘Suatu penelitian seharusnya dilakukan terhadap seluruh anggota populasi. Akan tetapi, penelitian terhadap seluruh anggota populasi sangat_memerlukan dukungan dana, peralatan, waktu dan tenaga yang sangat besar. Bila peneliti tidak memiliki sumber daya yang cukup, atau jika suatu penelitian bersifat destruktif, atau suatu penelitian populasinya hipotetis, maka peneliti "terpaksa” meneliti hanya” terhadap sebagian anggota populasi saja. Sebagian dari populasi tersebut disebut sampel. Besar sampel harus ditentukan dengan ‘menggunakan rumus yang sesuai. Pilih dan sajikan rumus yang sesuai tersebut pada bagian ini. Kemudian lakukan penghitungan besar sampel dengan menggunakan rumus tersebut. Bila penelitian dilakukan terhadap seluruh anggota populasi, maka kata kata “sampel” menjadi tidak relevan. Cara Pengambilan Sampel 18 Pada bagian inl disajikan teknik pengambllan sampel yang digunakan. Pengambilan sampe! meliputi teknik pengambilan sampel probabilistik dan teknik pengambilan sampel non-probabilistik. Teknik pengambilan sampel probabilistik metiputi: pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), pengambilan sampel sistematik (systematic sampling), pengambilan sampel acak stratifikasi (stratified random sampling), pengambilan sampel kelompok (cluster sampling), dan pengambilan sampel bertingkat (multistage sampling). Pengambilan sampel nor-probabilistik meliputi: sampling aksidental atau seadanya (accidental sampling, convenience sampling), sampling purposit (purposive sampling), sampling kuota (quota sampling), sampling bola salju (snowball sampling). Ada kalanya sampel dlambll dengan cara menyetarakan (mencocokkan) citi-cir| individu kelompok lainnya. Pengambilan sampel dengan cara menyetarakan inl disebut matching. Matching juga termasuk dalam ik. pengambilan sampel non-probabili Identifikasi Variabel Penelitian Bagian ini mendeskripsikan tentang varlabel atau faktor yang diamati (ditelit) dalam suatu peneliti. Penetapan variabel penelitian didasarkan atas kerangka konsep yang telah dibangun berdasarkan tinjauan pustaka. Penetapan variabel dilakukan oleh peneliti secara arbitrary, dalam arti banyak atau sedikitnya variabel penelitian sangat ditentukan oleh peneliti berdasarkan lingkup penelitian dan tersedianya sumber daya. Makin banyak variabel yang ditelit, makin canggih penelitian tersebut. Sebaliknya, ‘makin sedikit variabel yang dilibatkan dalam suatu penelitian makin artifisial penelitian itu. Variabelvariabel penelitian dikelompokkan menurut fungsinya, yaltu variabel pengaruh (independent variable, variabel bebas), variabel terpengaruh (dependent variable, variabel terikat), variabel pengganggu (nuisance variable), dan variabel terkendall, Dalam penelitian tertentu dikenal juga variabel antara (intervening variable) dan variabel moderator. Defi perasional Variabel Definisi operasional variabel adalah penjelasan tentang bagaimana suatu variabel akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk mengukurnya. Jadi definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data. Definisi operasional variabel bukantah definisi teoritis. Tidak semua variabel perlu diberikan 19 definis! operasionalnya; hanya varlabelvarlabel yang mempunyal lebih dari satu cara pengukuran, atau varlabel yang pengukurannya spesifik, atau variabel yang belum memiliki alat ukur standar dan perlu dikembangkan alat ukur oleh peneliti. Instrumen Penelitian Pada sub-bab ini disajikan deksripsi alat ukur yang hendak digunakan untuk mengukur variabel penelitian, Alat ukur penelitian bisa berupa alat ukur standar seperti timbangan, termometer, altimeter, sphymomagnometer, pengukur volume, dan lain sebagainya. Alat ukur juga bisa berupa indeks, misalnya Indeks massa tubuh, indeks disabilitas, indeks karies, dan lain sebagainya, Alat ukur juga bisa berupa kuesioner, yang terbagl menjadi kuesioner tertutup dan terbuka, Alat ukur yang berupa kuesioner lazimnya tidak standar, dalam arti tidak terbakukan untuk bisa digunakan dimanapun. Dalam banyak penelitian, peneliti "terpaksa" harus menyusun sendiri kuesioner tersebut. Jika_peneliti mengembangkan sendirialat ukur yang akan digunakan, misalnya kuesioner, maka peneliti haus mengkaji apakah alat ukur tersebut "baik", Alat ukur disebut balk jika memiliki dua atribut, yaitu valld (sahih) dan reliabel (terpereaya). Untuk itu, peneliti harus melakukan kajian untuk mengukur dan meningkatkan validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut, dengan cara melakukan uji coba (try out). Harus dijelaskan bagaimana uji coba tersebut dilaksanakan, dalam hal: kapan, dengan metode apa, siapa subjek yang dikenai uji coba, analisis datanya, dan bagaimana hasilnya. Cara Analisis Data Cara anallsis data menjelaskan tentang bagaimana seorang peneliti mengubah data has penelitian menjadi. informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian. Dalam sub-bab ini sajikan rumus-rumus yang digunakan (ika menggunakan uji statisti). Sajikan persamaan reaksi kimia (ika menggunakan analisis kimia), atau persamaan matematik, jika menggunakan analisis matematik. Dalam sub- bab ini sajikan pula tabel anak bawang (dummy table) yang dipakai untuk analisis data Etika Penelitian Dalam sub-bab ini diuraikan bahwa peneliti telah melakukan langkahangkah atau prosedur yang berkaitan dengan etika penelitian, terutama yang berhubungan 20 dengan perlindungan terhadap subjek penelitian, balk berupa manusia, hewan coba, institusi atau sistem dalam suatu institusi. H. — Keterbatasan Penelitian Tidak ada penelitian yang sempurna. Setiap penelitian pastl memiliki keterbatasan. Dalam sub-bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara teknis yang mungkin mempunyai dampak secara metodologis maupun substantif. Sub-bab ini tidak dicantumkan dalam proposal penelitian. |, Jalannya Penelitian Dalam sub-bab ini sajikan langkahangkah yang dilakukan peneliti secara kronologis dalam proses penelitian. Uraian ini penting, karena dapat digunakan untuk menilai apakah proses penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian, Kecwali itu disajikan pula penyimpangan dari rencana semula yang terpaksa harus dilakukan karena adanya keterbatasan-keterbatasan penelitian, Harus dijelaskan apakah penyimpangan tersebut tidak mempengaruhl vallditas penelltian. Jika hal itu mempengaruhi hasit penelitian, haruslah dijelaskan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mengurangi pengaruh tersebut seminimal mungkin. REFERENS! Creswell JW. Qualitative inquiry and research design: Choosing among five traditions. London: ‘Sage Publications, 1998. Dahigreen L, Emmelin M, Wink ‘Sweden: Umea University; 2004. A. Qualit methodology for international public health. Utarini A. Mengenal paradigma dan rancangan penelitian kualitatif. Naskah tulisan untuk buku (In progress); 2005. WHO. Qualitative research for health programmes. Geneva: WHO Division of Mental Health; 1994, Yin, RK. Case study research: design and methods. Second edition. London: Sage Publications; 1994. Yin, RK. Applications of case study research, Second edition. London: Sage Publications; 2003. 24

You might also like