Professional Documents
Culture Documents
SWASTYASTU
CALONARANG
DANCE
Oleh :
ULASAN SINGKAT
Sendratari Calonarang adalah salah satu kesenian Bali yang termasuk
dalam katagori kesenian untuk kepentingan ritual yang sakral (wali) tentu
saja tidak setiap saat dipentaskan, biasanya pada saat-saat tertentu
saja sebagai sarana untuk "melukat" (membersihkan desa). Desa adat
Kuta, setiap tahunnya selalu mengadakan pertunjukan ini menjelang
odalan pura dalem desa tersebut. untuk wilayah Desa Adat Kuta,
kegiatan ini dimulai dari setra adat (kuburan umum) yang letaknya dekat
hotel Paradiso dan puncaknya diselenggarakan di depan/pertigaan pasar
Kuta.
SEJARAH CALONARANG
Dramatari ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu
sihir, ilmu hitam maupun ilmu putih, dikenal dengan Pangiwa/Pangleyakan dan
Panengen. Lakon-lakon yang ditampilkan pada umumnya berakar dari cerita
Calonarang, sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di
Kahuripan (Jawa timur) pada abad ke IX. Karena pada beberapa bagian dari
pertunjukannya menampilkan adegan adu kekuatan dan kekebalan (memperagakan
adegan kematian bangke-bangkean, menusuk rangda dengan senjata tajam secara
bebas) maka Calonarang sering dianggap sebagai pertunjukan adu kesaktian
(batin). Dramatari ini pada intinya merupakan perpaduan dari tiga unsur penting,
yakni Babarongan diwakili oleh Barong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan
diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras (Pandung) dan
Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya (murid-murid). Tokoh penting lainnya dari
dramatari ini adalah Matah Gede dan Bondres.
PERKEMBANGAN
CALONARANG
Dramatari Calonarang, yang hingga kini masih tetap digemari oleh masyarakat Bali, kini telah
berkembang menjadi tiga varian: Calonarang Klasik, Calonarang Prembon, dan Calonarang Anyar.
Ketiganya masih tetap menampilkan lakon-lakon yang berkaitan dengan masalah ilmu hitam
(pangeliyakan), masing-masing varian menyajikan lakon Calonarang menggunakan berbagai
elemen-elemen seni, dengan struktur pertunjukan serta fokus estetik yang berbeda-beda.
Calonarang Klasik, yang diperkirakan muncul sekitar akhir abad XIX di daerah Gianyar Barat
(Batubulan, Singapadu, Sukawati), dibentuk oleh unsur-unsur Bebarongan, Pegambuhan, dan
Palegongan (tiga jenis seni pertunjukan klasik yang berkembang baik di Kabupaten Gianyar).
Unsur Babarongan diwakili oleh barong ket, rangda, dan celuluk; Pegambuhan oleh condong, putri,
patih manis (Panji) dan patih keras (Pandung); dan Palegongan oleh sisia-sisia. Peran-peran
penting lainnya yang lahir dari dramatari ini sendiri adalah matah gede (wanita tua) dan bondres
(orang-orang desa yang berwatak lucu).
TEMPAT PERTUNJUKAN
Dari segi tempat pementasan, pertunjukan
Calonarang biasanya dilakukan dekat kuburan
(Pura Dalem) dan arena pementasannya selalu
dilengkapi dengan sebuah balai tinggi (trajangan
atau tingga) dan pohon pepaya.
JENIS JENIS
CALONARANG
Ada beberapa jenis seni pertunjukan tradisional Bali yang dapat
dimasukkan ke dalam seni Pacalonarangan karena memainkan lakon
Calonarang atau yang sejenisnya. Bisa disebut antara lain: Barong Ket
Calonarang, Wayang Kulit Calonarang, Legong Keraton Sudarsana, Joged
Pingitan Calonarang, Andir Patih Prabangsa, dan Arja Basur. Belakangan
ini drama Gong dan Gambuh juga memainkan lakon-lakon Calonarang atau
yang sejenisnya. Dikarenakan dalam pertunjukan kesenian-kesenian ini
tokoh rangda (dan juga barong) memegang peranan penting; dan dalam
setiap pertunjukan Calonarang selalu ditampilkan adegan adu kekuatan
batin, maka muncul suatu kesan bahwa semua seni pertunjukan Bali yang
menampilkan rangda adalah Calonarang, dan setiap pertunjukan
Calonarang adalah ajang pameran adu kekebalan dari orang-orang sakti.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH