You are on page 1of 14

OBAT-OBAT SALURAN CERNA

I. Pendahuluan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Adapun gangguan pada
sistem pencernaan seperti gastritis, hepatitis, diare, konstipasi, apendiksitis dan
maag.
Masalah pencernaan dari kategori ringan hingga berat harus segera
diatasi jika tidak akan dapat memperburuk keadaan. Salah satu cara untuk
mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi obat, yang
termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya antasida, H2
reseptor antagonis, antiemetik, antikolinergik, hepatoprotektor, antibiotik,
proton pompa inhibitor, prokinetik, Antidiare, Laksatif. Seperti yang diketahui
dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena
diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan
obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat.
Oleh sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap
akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan
penggunaan obat.

II. Dasar Teori


Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam
rongga mulut, makanan dikunyah dan dihancurkan oleh gigi, dibantu oleh lidah.
Dalam rongga mulut juga ada enzim yang membantu pencernaan yaitu enzim
amilase. Gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.
1. Gigi seri berbentuk pahat berfungsi untuk mencengkeram dan memotong
makanan.
2. Gigi taring berbentuk lancip dan runcing, berfungsi untuk menusuk dan
mengoyak makanan.
3. Gigi geraham berbentuk rata bergerigi, berfungsi untuk mengunyah
makanan.
Lidah juga membantu pencernaan makanan di dalam mulut. Dengan
adanya lidah, kita dapat mengecap rasa manis, asin, asam, dan pahit. Lidah
berfungsi dalam membantu proses menelan dan pencampuran makanan dalam
mulut. Di dalam mulut terdapat enzim untuk membantu pencernaan. Enzim
tersebut dihasilkan oleh kelenjar ludah. Enzimnya disebut amilase. Enzim
amilase berfungsi untuk mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
Setelah dicerna di dalam mulut, makanan akan masuk ke dalam
kerongkongan. Makanan didorong oleh otot kerongkongan menuju lambung.
Gerakan otot ini disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik inilah yang
menyebabkan makanan terdorong hingga masuk ke lambung.
Dari kerongkongan, makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung,
makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim yang disebut pepsin.
Pepsin berperan mengubah protein menjadi pepton. Di dalam lambung terdapat
asam klorida yang menyebabkan lambung menjadi asam. Asam klorida
dihasilkan oleh dinding lambung. Asam klorida berfungsi untuk membunuh
kuman penyakit dan mengaktifkan pepsin. Ketika proses pencernaan terjadi di
lambung, otot-otot dinding lambung berkontraksi. Hal tersebut menyebabkan
makanan akan tercampur dan teraduk dengan enzim serta asam klorida. Secara
bertahap, makanan akan menjadi berbentuk bubur. Kemudian, makanan yang

telah mengalami pencernaan akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam usus
halus.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat
kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses
pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di
dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan.
Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah
pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah
pankreas, dan getah usus.
Cairan empedu mengandung mucin dan garam empedu yang berperan
dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1. Air, berguna sebagai pelarut utama.
2. Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak
terjadi iritasi pada dinding usus.
3. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan
empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan
permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan
terbesar dalam tubuh yang beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati
berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari
darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati
juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta
pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus
halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan
lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu
terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida
dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang
gerak peristaltik usus. Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas.

Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah


pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk
pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga
gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas
masuk ke usus halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase
yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan
protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
Usus halus merupakan tempat pencernaan dan penyerapan nutrisi. Usus
halus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus
penyerap. Di dalam usus halus terdapat dua proses pencernaan, yaitu
pencernaan secara kimiawi dan proses penyerapan sari makanan. Di dalam usus
dua belas jari, terjadi pencernaan makanan dengan bantuan getah pankreas.
Getah pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah pankreas mengandung
enzim-enzim, seperti enzim amilase, enzim tripsin, dan enzim lipase.
Usus kosong terdapat di antara usus dua belas jari dan usus penyerapan.
Di dalam usus kosong terjadi pula proses pencernaan secara kimiawi. Usus
kosong memiliki dinding yang dapat menghasilkan getah pencernaan. Usus
penyerapan adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Sari makanan adalah
makanan yang telah dicerna secara sempurna. Di dalam usus penyerapan
terdapat bagian yang di sebut vili. Vili banyak mengandung pembuluh darah.
Vili inilah yang dapat menyerap sari-sari makanan.
Setelah melewati usus halus, sisa makanan masuk ke usus besar. Usus
besar terbagi atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun.
Di dalam usus besar, sisa makanan mengalami pembusukan. Pembusukan ini
dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Air dan garam mineral dari sisa makanan
tersebut, akan diserap oleh usus kembali. Setelah itu, sisa makanan dikeluarkan
melalui anus dalam bentuk tinja (feses).

III.PEMBAHASAN
A. Pengertian
Obat-obat saluran cerna adalah obat-obat yang bekerja pada system gastrointestinal yang ditujukan untuk mengobati gangguan pencernaan.
B. Penggolongan
1. Lambung
a. Faktor penyebab sakit lambung:
1) Life style:
Gaya hidup seseorang merupakan faktor penting orang tersebut
dapat terkena penyakit atau tidak. Life style meliputi:
a) Makanan
Makanan yang dikonsumsi merupakan salah satu faktor
penting penyebab terjadinya sekresi asam lambung berlebih.
Selain karena mengonsumsi makanan yang asam, sering
mengonsumsi teh dan kopi juga dapat memicu sekresi asam
lambung karena teh dan kopi mengandung kafein.
b) Rokok
c) Alkohol
d) Stress
Stress dapat memicu sekresi asam lambung lebih cepat.
2) NSAID
Obat-obatan juga dapat menyebabkan terjadinya sakit lambung
jika tidak menggunakannya dengan benar. Contohnya obat-obat
NSAID golongan non-selektif, yang dapat menghambat enzim
cox-1 sehingga integritas lambung tidak terjaga. Oleh karena itu
kepatuhan dalam mengnsumsi obat sangat penting bagi
seseorang.

b. Obat Lambung
1) Menetralkan asam lambung.
Contoh obatnya yaitu : Antasida, Milanta, Promagh, Magasida,
Miloksan.
a) Antasida

Antasida merupakan basa lemah yang digunakan


untuk menetralkan asam lambung.
Antasida terdiri dari: Magnesium Magnesium Oksida
dan Aluminium Hidroksida. Aluminium Hidroksida memiliki
efek samping konstipasi, sehingga dikombinasikan dengan
Magnesium Oksida yang berfungsi sebagai pencahar untuk
mengurangi efek sampingnya.
Jika antasida hanya terdiri dari Magnesium Oksida
maka akan menyebabkan diare karena Magnesium Oksida
yang bersifat sebagai pencahar, dan jika antasida hanya
terdiri dari Aluminium Hidroksida maka akan menyebabkan
konstipasi bagi penggunanya. Oleh karena itu kedua bahan
ini dikombinasikan, untuk menghindari efek samping yang
akan ditimbulkan oleh masing-masing bahan.
Cara mengonsumsi obat ini yaitu dengan dikunyah
terlebih dahulu sebelum ditelan, lalu diminum dengan
segelas air.
Antasida dikonsumsi saat perut kosong (1 jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan). Karena pada saat
itu, lambung dalam keadaan asam, jadi antasida yang bersifat
basa lemah dapat menetralkan asam dalam lambung. Namun
jika dikonsumsi sehabis makan, lambung dalam keadaan
basa (makanan dapat meningkatkan pH pada lambung)
sehingga antasida menjadi tidak berfungsi saat dikonsumsi
oleh pasien.
2) Obat lambung penghambat sekresi asam (bekerja di dapurnya)
a) H-2 blockers
H-2 blockers terdapat di permukaan sel-sel parietal. Jika
diblock, asam lambung akan dihambat sehingga tidak dapat
dilepaskan dan dapat mengurangi sekresi asam lambung di
lambung.

Contoh : Ranitidin, Simetidin, Famotidin, Roksatidin.


Obat ini dapat dikonsumsi kapan saja (sebelum, sesudah atau
saat makan) karena obat ini tidak berinteraksi dengan
makanan karena bekerja langsung pada dapurnya.
b) Menghambat pompa proton
Mekanisme kerja obat-obat ini yaitu dengan menghambat ion
proton yang merupakan ion positif dalam hal ini H+, K+, atau
enzim ATP-ase agar tidak dilepaskan sehingga tidak
berikatan dengan ion negatif dalam hal ini Cl- sehingga asam
lambung tidak terbentuk.
Contoh : Omeprazol. Lansoprazol, Esomeprazol.
Obat ini dapat dikonsumsi kapan saja (sebelum, sesudah atau
saat makan) karena obat ini tidak berinteraksi dengan
makanan karena bekerja langsung pada dapurnya.
3) Melapisi dinding lambung yang sudah terlanjur teriritasi.
Ciri-ciri lambung yang sudah teriritasi adalah:
a) Perih di lambung.
b) Terasa seperti terbakar pada dada dan punggung.
c) Saat bersendawa ada bau asam yang keluar dari mulut, hal ini
disebabkan karena lambung yang sudah teriritasi.
Contoh : Sukralfat
Sukralfat terdiri dari kompleks dari Aluminium Hidroksida yang
berfungsi untuk menetralkan asam, dan sukrosa sulfat yang
berfungsi untuk melapisi dinding lambung yang luka.
Sehingga mekanisme kerja dari sukralfat yaitu, sukrosa sulfat
akan melapisi dinding lambung yang luka lalu kompleks dari
Aluminium Hidroksida akan menetralkan asam pada lambung,
sehingga dalam penggunaannya sukralfat tidak perlu
dikombinasikan dengan antasida.

4) Antibiotik
Digunakan untuk membasmi Helycobacter pylori yang hidup pada
dinding lambung yang sudah luka, sehingga dapat menyembuhkan
tukak lambung (PUD) secara tuntas.
a)
Dual terapi
Terapi dengan dua macam obat yaitu Klaritromisin (antibiotika)+
Lansoprasole (penghambat pompa proton) selama 14 hari, rata
rata 74% menyembuhkan tukak.
b)

Triple terapi
Menggunakan 3 macam obat selama 714 hari:

Omeprazole + amoksisilin + metronidazole


presentase kambuh dibawah 3%
Lansoprazol + amoksisilin + klaritromisin

selama 7 hari
presentase kambuh 6%
c)
Quadruple terapi
Menggunakan 4 macam obat:

Omeprazole 2 x 20 mg + bismuth sub sitrat 4 x


120 mg + metronidazole 3 x 500 mg + tetrasiklin 4 x 500 mg
selama 12 minggu
Pengobatan quadruple ini ternyata bisa menghindarkan
kambuhnya penyakit.
c. PIO

PIO yang diberikan oleh tenaga farmasi pada pasien yang membeli obat
lambung adalah sebagai berikut:
1) Makan tepat waktu
2) Pola hidup diperbaiki, hindari mengonsumsi the dan kopi berlebihan,
jauhi rokok dan alcohol
3) Jika lambung masih dalam keadaan perih, hindari makanan dengan
konsistensinya yang keras-keras untuk beberapa saat, sebaiknya
mengonsumsi bubur dulu
4) Hindari stress
2. Usus
a. Diare
Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar dengan frekuensi 3
kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi tinja yang lembek atau cair
(berupa air saja). Khusus pada bayi biasanya aka nada tanda-tanda gejala
dehindrasi, awalnya biasanya merupakan dehidrasi ringan.
Dehidrasi sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu dehidrasi ringan, dihidrasi
sedang dan dehirdrasi berat. Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
1) Dehidrasi ringan atau sedang:
a) Gelisah
b) Mata cekung
c) Keinginan untuk minum terus-menerus
d) Rewel tanpa sebab
2) Dehidrasi berat:
a) Lesu
b) Tidak sadarkan diri
Prinsip utama dalam tata laksana dehidrasi yaitu rihidrasi (mengganti
cairan yang hilang). Rehidrasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Oral dikenal dengan URO (Upaya Rehidrasi Oral)
URO dilakukan dengan cara:
a) Memberikan oralit (berisi cairan elektrolit yang dibutuhkan oleh
tubuh).
Jika tidak terdapat oralit, dapat dibuat larutan gula dan garam
dengan perbandingan 2:1, dengan 2 gula dan 1 garam. Garam
berfungsi untuk mengganti elektrolit tubuh yang hilang, sedangkan

gula berfungsi untuk membantu masuknya elektrolit masuk


kedalam sel.
b) Diberikan kuah sayur, sari buah, air teh dan air matang.
c) Pada bayi, ASI harus tetap diberikan dan diberikan makanan
pendominasi ASI (MPA).
2) Intravena
Cara ini dilakukan jika pasien tidak mau atau tidak dapat makan atau
minum lagi sehingga diberikan dengan cara intravena.

Penyebab diare adalah sebagai berikut:


1)
2)
3)
4)

Virus/bakteri (yang mengeluarkan toksin)


Resorbsi air oleh usus menurun
Stress
Keracunan makanan, dsb.

Yang dikhawatirkan dari diare adalah dehidrasi, yang dapat menyebabkan


kematian.
Jenis-jenis diare:
1) Diare spesifik
Diare spesifik disebabkan oleh infeksi dari virus/bakteri (yang
mengeluarkan toksin). Jika disebabkan oleh bakteri makan diberikan
antibiotik, jika disebabkan oleh virus maka diberikan antivirus.
Hal ini dapat dibedakan dengan cara melihat cirri-cirinya misalnya
terdapat darah pada tinja, dan yang paling mungkin adalah dengan
melakukan pemeriksaan tinja di laboratorium. Jika dalam penanganan
tidak terdapat antibiotik atau antivirus bisa diberikan norit untuk
sementara waktu, karena norit dapat menarik racun yang dikeluarkan
oleh virus atau bakteri untuk keluar.
2) Diare non-spesifik
Diare yang disebabkan selain virus atau bakteri.
Contoh obat yang diberika : Lopramin
a) Lopramin
Lopramin memiliki mekanisme kerja memperlambat kerja
peristaltik. Diindikasikan untuk diare non-spesifik karena

mekanisme kerjanya, dimana jika diberikan pada pasien diare


spesifik maka obat ini tidak akan berkhasiat karena bakter/virus
mengeluarkan zat toksin. Jika gerak peristaltic diperlambat maka
toksinnya akan semakin lama berada di dalam usus sehingga
diarenya tidak akan sembuh.
Obat-obat lain seperti Diapet, Entrostop, Diaren,Fitodiar, Biodiar
mengandung tannin. Obat-obat ini akan menciutkan selaput lendir dalam
usus sehingga sekresi cairan semakin menurun dan boleh diberikan pada
pasien penderita diare spesifik maupun non-spesifik.
Tata laksana diare dikenal dengan LINTAS Diare (Lima Langkah
Tuntaskan Diare), yaitu dengan cara:
1) Pemberian oralit
2) Pemberian Zinc (Zn)
Pemberian zinc dalam hal ini berfungsi untuk:
a) Membantu regenerasi/perbaikan mukosa usus yang rusak
b) Sebagai co-enzym
c) Membantu meningkatkan system imun
Diberikan untuk 10 hari berturut-turut dan harus tetap diminum
meskipun diarenya sudah sembuh.
3) ASI atau makanan
ASI atau makanan harus tetap diberikan kepada penderita diare agar
tetap menjaga kondisi penderita yang bisa lemah karena kekurangan
banyak cairan.
4) Antibiotik
Antibiotik diberikan berdasarkan indikasinya (kasus tertentu).
Antibiotik hanya diberikan pada pasien diare yang disebabkan oleh
bakteri. Antibiotik yang diberikan dianjurkan yang merupakan
golongan sufonamid.
5) Pemberian nasehat pada orang tua atau pengasuh
Pemberian nasehat ini berupa:
a) Cara pemberian obat
b) Anjuran untuk kapan kembali lagi ke rumah sakit
c) Untuk menjaga gaya hidup pasien

b. Konstipasi
Konstipasi merupakan keadaan dimana seseorang susah buang air besar
karena kekurangan cairan sehinggan konsistensi tinja terlalu keras atau
padat.
Penyebab terjadinya konstipasi adalah sebagai berikut:
1) Kurang air atau cairan dalam tubuh karena kurang minum atau kurang
mengonsumsi makanan berserat.
Makanan berserat dibutuhkan oleh tubuh bertugas untuk menyerap air
dan membasahi tinja sehingga tinja menjadi lebih lunak dan mudah
dikeluarkan.
2) Kurang berolahraga
3) Terdapat ganggungan saraf pada sum-sum tulang belakang
4) Stress, dsb.
3. Anti Emetika
Anti emetika adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau menekan rasa
mual atau muntah.
a. Penyebab muntah
1) Hyper sekresi asam lambung.
2) Makanan yang tidak cocok.
3) Obat-obatan.
4) Gangguan keseimbangan dalam labirin.
5) Gangguan metabolisme; Acidosis, Uremia, turun naiknya estrogen
pada wanita hamil.
6) Melalui kulit otak (cortex cerebri) dimana terlalu sensitiv dengan
melihat, mencium, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
b. Penggolongan anti emetika
1) Anti kolinergika
Digunakan saat keadaan tertentu. Juga saat mual-muntah yang
disebabkan oleh efek samping kemoterapi.
Contoh obatnya:
Antimo
Isinya dimenhidrat, dengan mekanisme kerja memblokade H1 di
CTZ. Efek samping yang ditimbulkan adalah mulut terasa kering

dan ngantuk.
Siklizin, Meklizin, Sinarizin, Prometazin, dan Dimenhidrat.

Mual atau muntah harus diobati karena bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan kehilangan cairan yang banyak dan dapat menyebabkan
dehidrasi. Mual atau muntah yang terjadi pada orang yang baru mendapat
benturan harus diobati karena mempengaruhi kerja otak dari segala aktivitas.
2) Perintang dopamin
Bekerja pada CTZ dan mengurangi atau menghambat motilitas
lambung-usus. Efek samping yang biasa ditimbulkan dari obat
golongan ini adalah sedasi (ngantuk) dan gelisah.
Contoh obatnya:
Domperidon
Metaklopramide
Metaklopramide mengandung HCl, tetapi kerjanya tidak
mempengaruhi asam lambung, karena mekanisme kerjanya yang
menghambat motilitas lambung-usus.
Obat ini diminum dalam keadaan lambung kosong.
4. Ambeien/Hemoroid/Wasir
Merupakan penyakit yang terjadi pada anus karena terjadinya
pelebaran pembuluh darah pada rektum.
Ambeien perlu diobati karena menganggu proses pencernaan, dimana
rektum merupakan tempat/akhir dari sistem pencernaan. Saat seorang
penderita ambeien BAB, feses akan menyebabkan pembuluh darah pecah
sehingga feses keluar bersama darah.
a. Penyebab ambeien:
1) Duduk terlalu lama.
Orang yang kebanyakan duduk dapat menyebabkan ambeien karena
tumpuan tubuh terlalu lama ditopang sehingga pembuluh darah
2)
3)
4)
5)

melebar.
Konstipasi.
Kurang aktivitas.
Mengangkat beban yang terlalu berat.
Kurang makan-makanan yang berserat.
Kurang makan-makanan yang berserat atau kurang minum dapat
menyebabkan ambeien karena feses akan menjadi padat atau keras,

sehingga seorang menjadi ngedan dan menyebabkan pembuluh darah


melebar.
b. Obat-obatan:
1) Ambeven; sediaan dua jenis yaitu oral dan suppos
2) Zat antiradang : Hidrokortison
3) Zat penghilang rasa setempat : Lidokain, Benzokain, Chincokain, dan
Dibokain
4) Zat penciut : ZnO, bismut hdroksida, bismut subgalat
5) Zat antiseptik : Resorchin, Cetrimida, Methanal, Asam Borat dan
adakalanya antibiotik; Framisetin.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara
kerjanya pada system biologi. Sistem pencernaan pada manusia dimulai dari
mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Pembagian
kelompok obat-obatan pada saluran pencernaan adalah brmacam-macam seperti
antasida, antidiare, digestan, antiemetika, laksansia. Obat-obatan yang masuk
pada sistem pencernaan manusia tentunya memiliki reaksi yang bermacammacam tergantung dari jenis obat dan bahan kimia yang dimiliki setiap obat
tersebut.

You might also like