You are on page 1of 12

INFOBPJS

Edisi V Tahun 2014

Media Internal Resmi BPJS Kesehatan

Kesehatan

Yakin

Anda Sudah Mendapat


Hak Jaminan Kesehatan ?
BUMN Lupa Daftar BPJS Kesehatan
Dikenai Sanksi Sesuai Peraturan
Ketua Umum DPN Apindo
Sofyan Wanadi

Pengusaha Tak Ragukan


BPJS Kesehatan

BINCANG

CEO Message

BADAN USAHA WAJIB DAFTAR


Pembaca setia Info BPJS Kesehatan,
Memasuki edisi ke-5 Info BPJS Kesehatan, redaksi
mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap
kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga
kami benar-benar bahagia dan tetap bersemangat
menerbitkan Info BPJS Kesehatan secara konsisten.
Dengan masukan dan saran yang secara simultan kami
terima untuk pembenahan media ini kami berupaya
memberikan yang terbaik dalam upaya memberikan
informasi seputar BPJS Kesehatan kepada seluruh
pembaca.

Redaksi
Pengarah

Fachmi Idris
Penanggung Jawab
Pimpinan Umum

Ikhsan

Pimpinan Redaksi

Irfan Humaidi
Sekretaris

Rini Rachmitasari
Sekretariat

Ni Kadek M. Devi
Eko Yulianto
Paramitha Suciani
Redaktur

Diah Ismawardani
Elsa Novelia
Chandra Nurcahyo
Yuliasman
Juliana Ramdhani
Budi Setiawan
Dwi Surini
Tati Haryati Denawati
Distribusi dan Percetakan

Basuki
Anton Tri Wibowo

Buletin diterbitkan oleh:


BPJS Kesehatan
Jln. Letjen Suprapto PO BOX
1391/JKT Jakarta Pusat
Tlp. (021) 4246063, Fax.
(021) 4212940
Redaksi menerima tulisan artikel/opini
berkaitan dengan tema seputar Askes
maupun tema-tema kesehatan lainnya
yang relevan dengan pembaca yang ada
di Indonesia. Panjang tulisan maksimal
7.000 karakter (termasuk spasi),
dikirimkan via email ke alamat: redaksi.
infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi
identitas lengkap dan foto penulis

SURAT PEMBACA

email : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id

Fax : (021)
4212940

Menjadi Anggota PBI


Yth. Redaksi
Diwilayah tempat tinggal saya, masih ada warga
yang benar-benar tidak mampu, namun tidak
terdaftar dalam peserta Penerima Bantuan Iuran
BPJS Kesehatan. Bagaimana cara mendaftar
sebagai peserta PBI?
Fajar Saputra
Rawalumbu, Bekasi

Jawab : Pendaftaran PBI tidak dapat dilakukan


secara perorangan, tetapi melalui proses
verifikasi, validsasi, dan penetapan sasaran
menjadi PBI sebagaimana telah diatur oleh
Kemensos RI. Informasi selanjutnya dapat
menghubungi Dinas Sosial Kab/Kota
Terimakasih,
Salam, Redaksi

INFO BPJS

Kesehatan
EDISI V TAHUN 2014

Purnawarman Basundoro

DEMOCRATIC LEADERSHIP
IN PROFESSIONAL BARBER
PERSPECTIVE

(Kepemimpinan Demokratis ala Tukang Cukur)

alam sebuah percakapan di suatu barbershop, Pak Catur


sang empunya sedang melanjutkan argumentasinya kepada
seorang pelanggan. Coba kita pikirkan betul-betul deh
Mas. Menurut pendapat saya, justru kepemimpinan demokratis
yang akan membawa kebahagiaan dan kemakmuran rakyat adalah
kepemimpinan yang meniru tukang cukur, seperti saya ini, katanya
sungguh-sungguh. Bagaimana tidak? Sebelum saya memotong
rambut pelanggan saya, saya selalu menanyakan mau di potong
model apa rambutnya? Pak Catur lalu ia melanjutkan ucapannya :
Saya juga juga tidak pernah mengalami penolakan dari pelanggan,
ketika saya meminta mereka menundukkan kepala, agar
memudahkan saya menjalankan tugas memotong rambut mereka,
dengan rela dan penuh pengertian mereka mengikuti keinginan
saya. Begitu pula ketika saya minta mereka merebahkan kepala ke
kanan lalu ke kiri, tiada yang memprotes keinginan saya. Ini kan
namanya demokratis.
Mereka punya keinginan, saya punya cara guna pemenuhan.
Bahkan setelah selesai, sekali lagi saya memberi kesempatan
kepada mereka untuk mengevaluasi hasil kerja saya. Mereka boleh
tidak puas, supaya saya bisa memperbaiki. Namun jika mereka
telah puas, barulah saya membersihkan sisa-sisa rambut yang ada
dan menempel di kulit mereka agar tidak merasa gatal. Saya sendiri
tidak merasa rendah untuk membersihkan rambut-rambut yang
berjatuhan atau berserakan dilantai untuk kemudian membuangnya
ke bak sampah, jelasnya. Ini yang saya namakan prosedur
kepemimpinan sesungguhnya: menganalisa, melaksanakan caracara yang baik, mengevaluasi dan menerapkannya, pungkas pak
Catur sambil menuntaskan pekerjaannya.

Pada 1 Januari 2015 nanti, seluruh badan usaha milik


negara (BUMN) wajib mengikuti program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Untuk itu secara khusus Info BPJS Kesehatan di edisi
V kali ini akan mengUlasan tentang bagaimana Badan
Usaha atau jenis peserta Pekerja Penerima Upah menjadi
anggota BPJS Kesehatan kupas di rubrik FOKUS.
Info BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara
khusus bersama Anggota APINDO, dalam rubrik
BINCANG. Bagaimana pandangan pengusaha terhadap
kewajiban menjadi anggotaan BPJS Kesehatan bagi para
pekerjanya. Dan informasi-informasi lain seputar BPJS
Kesehatan yang kami hadirkan dalam rubrik-rubrik lain.
Seiring dengan penerbitan Indfo BPJS Kesehatan, kami
mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan
tanggapan atas terbitnya media ini. Semoga kehadiran
media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif
bagi BPJS Kesehatan dan stakeholder-stakeholder-nya.
Selamat beraktivitas.
Redaksi

DAFTAR ISI

BUMN Lupa Daftar BPJS Kesehatan


Bakal Dikenai Sanksi Sesuai Peraturan

Bincang - Pengusaha Tak Ragukan


BPJS Kesehatan, Ketua Umum DPN
Apindo

Benefit - Meskipun Premi Murah,


Jaminan Kesehatan Nasional Banyak
Manfaat

Kata kepemimpinan memang tidak pernah ada hukum pastinya.


Nyatanya, kemampuan memimpin lebih kepada seni daripada
sekedar ilmu pasti dan keberhasilan seorang pemimpin lebih
kepada kemampuan mengelola emosi daripada sekedar penerapan
teori. Pertanyaannya, siapakah kiranya tokoh yang paling ideal
untuk disebut sebagai pemimpin ? Menurut teori kepemimpinan,
yang seringkali menjadi referensi : Kepemimpinan yaitu kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Dengan kata lain, inti prilaku seorang pemimpin adalah sebagai
influencer atau tokoh yang dapat menggerakkan dan memberikan
motivasi kepada orang-orang yang dipimpinannya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pemimpin boleh datang, pergi dan berganti, namun pemimpin
sejati akan selalu dinanti karena ia lah yang paling mampu
melayani, paling mampu memberikan solusi dan yang paling pasti
memberikan perjuangan terbaik bagi negeri demi tujuan yang satu,
Indonesia yang lebih baik lagi.
Kembali kepada pembicaraan Pak Catur dan pelanggannya, serta
mencermati para tokoh pemimpin Indonesia, ada satu filosofi
yang dapat dipetik untuk kita terapkan bersama bahwa pemimpin
yang sesungguhnya bukanlah pemimpin yang paling ditakuti
dan bukan juga pemimpin pandai yang lihai berkoalisi. Pemimpin
yang sebaik-baiknya adalah pemimpin demokratis yang dapat
bersikap selayaknya Professional Barber. Ia mau bertanya,
bersedia melakukan kebaikan, rela diberi masukan, mau melakukan
perubahan dan tak segan memusnahkan (sampah) yang menjadi
permasalahan.
Direktur Utama
Fachmi Idris

PELANGGAN
Pelanggan - Tak Perlu Bimbang dan
Ragu, BPJS Kesehatan Vs Asuransi
Swasta
Testimoni - SPBU 44.54307,
Kebumen Daftar BPJS Kesehatan

Sehat - "Ngos-ngosan" Saat Naik


Tangga Pertanda Performa Sex Buruk

10

Kilas & Peristiwa - Menteri Kesehatan


Resmikan Bridging System BPJS
Kesehatan

11

F kus

Badan Usaha Lupa Daftar BPJS Kesehatan

Dikenai Sanksi Sesuai Peraturan

emua kalangan sudah mamahami jika peserta


JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang
dikelola Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan adalah semua warga
negara Indonesia dan orang asing yang bekerja
di Indonesia. Termasuk di dalamnya Badan
Usaha/perusahan yang ada di Indonesia wajib
mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Kesehatan.
Maka, tidak terkecuali semua pimpinan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyepakati
masuk menjadi anggota BPJS Kesehatan pada 21
Oktober 2013 lalu di Sukabumi Jawa Barat. Namun
demikian, belum semua pegawai BUMN atau warga
yang bekerja di sejumlah industri menjadi peserta.
Batasan waktu ditentukan 1 Januari 2015, seluruh
badan usaha milik negara (BUMN) wajib mengikuti
program JKN. Ini, sesuai dengan Peraturan
Presiden (Perpres) nomor 111 tahun 2013. Tetapi,
hingga kini, baru sekitar 21 dari 140 BUMN yang
telah terdaftar sebagai peserta.

Persoalan ini pun, sempat menjadi sorotan dalam evaluasi


BPJS Kesehatan semester I. Kewajiban menjadi peserta
BPJS Kesehatan pada 1 Januari tahun depan ini juga harus
dipenuhi oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan
Usaha skala besar, skala sedang dan skala menengah.
Mereka sebenarnya sudah tahu, kalau tidak mendaftarkan
karyawannya sebagai peserta BPJS Kesehatan, ada
sanksinya. Seperti, sanksi administratif, penghentian
pelayanan publik hingga denda.
Program BPJS tidak hanya wajib diikuti para pengusaha,
karena sesuai dengan UU nomor 24 tahun 2011 tentang
BPJS, diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor
86 tahun 2013, dan disebutkan dengan tegas bahwa setiap
badan usaha yang tidak mengikutsertakan pekerjanya
dalam program BPJS ketenagakerjaan, maka dapat diberi
sanksi tegas berupa pencabutan izin usaha, tidak bisa
mengikuti tender proyek serta tidak dapat mengurus SIM,
KTP dan paspor.
Kementerian BUMN juga melalui surat nomor SE-02/MBU.
Wk/02/204 dan S-533/MBU/09/2014 sudah dengan tegas
memerintahkan seluruh BUMN untuk segera mendaftarkan
pegawainya menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Menurut Ketua Bidang Advokasi Serikat Pekerja Nasional
(SPN), Joko Heriono, sosialisasi harus terus ditingkatkan
dalam implementasi pelaksanaan BPJS . Selain itu, tambah
Joko masih terdapat pihak-pihak atau industri yang masih
menjadi anggota asuransi kesehatan sehingga menunggu
hingga menjelang akhir batasan BUMN atau perusahaan
menjadi anggota BPJS Kesehatan.
Pada sisi lain, BPJS Kesehatan, sudah melakukan berbagai
revisi aturan yang menghambat kinerja di lapangan.
Misalnya, revisi yang dilakukan terkait kepesertaan.
Pihaknya sudah menyadari peserta BPJS Kesehatan itu,
ada PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan non PBI, meliputi
PPU (Pekerja Penerima Upah) dan anggota keluarganya,

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

seperti PNS, TNI/Polri. Termasuk di dalamnya pegawai


swasta, pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja
mandiri, maupun investor.

"Ini kan wajib, jadi ya kita ikut


menyayangkannya, jika BUMN maupun Badan
Usaha lain belum semua jadi anggota BPJS
Kesehatan, namun pihak pengelola juga harus
evaluasi, mengapa bisa seperti itu. Yang jelas
koordinasi dan pendekatan, perlu dilakukan,"
tuturnya.
Pihaknya, tidak hanya mengimbau perusahaan tapi juga
para majikan rumah tangga. Para majikan jangan lupakan
kesehatan pekerja rumah tangga yang sehari-hari bekerja
di rumah majikannya. Hanya saja, sangat disayangkan
pembantu ini, tidak memiliki kewenangan untuk
menambah anggota keluarga, sehingga itu tergantung
kebaikan majikan. Dan majikan bisa membayarkan
jaminan kesehatan berdasarkan premi yang diinginkan dan
disesuaikan dengan kemampuan majikan.
Misalnya, untuk biaya premi bisa dipilih majikan sesuai
kemampuannya. Seperti perawatan kelas 3, kelas dua atau
kelas satu.Selama ini, masih ada peserta BPJS Kesehatan
yang didaftarkan oleh Badan Usaha (perusahaan) masih
bertanya mengenai bagaimana menghitung besar iuran dan
penentuan kelas rawat peserta BPJS Kesehatan.
"Ini yang masih harus terus disosialisasikan walaupun
perhitungan iuran dan penentuan hak kelas rawat telah
diatur oleh pemerintah dalam Perpres nomor 111/2013
tentang Perubahan atas Perpres nomor 12/2013 tentang
Jaminan Kesehatan.

fokus

Dalam Perpres tersebut dikatakan bahwa penentuan kelas


rawat bagi peserta pekerja penerima upah (PPU) dari Badan
Usaha Swasta adalah:
1. Perawatan kelas II: diberikan bagi pekerja dengan
gaji/upah dan tunjangan tetap sampai dengan 1,5 (satu
koma lima) penghasilan tidak kena pajak dengan status
kawin dengan 1 (satu) anak (1,5 PTKP K/1) atau sebesar
Rp3.543.750. Minimal gaji/upah dan tunjangan tetap adalah
UMK.
2. Perawatan kelas I: diberikan bagi pekerja dengan gaji/
upah dan tunjangan tetap di atas 1,5 (satu koma lima)
sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak
dengan status kawin dengan 1 (satu) anak (1,5 2 PTKP
K/1) atau sebesar Rp3.543.751 hingga Rp4.725.000.
Apabila terdapat pekerja dengan gaji/upah dan tunjangan
tetap di bawah UMK, maka dasar perhitungan iuran
tetap menggunakan UMK, kecuali Badan Usaha tersebut
memiliki surat penangguhan pelaksanaan upah minimum
dari gubernur."Ini harus banyak libatkan sukarelawan
menjelaskan persoalan ini," sarannya.

Untuk mencegah nasabah membayar ganda, untuk iuran


BPJS Kesehatan dan premi ke asuransi, maka nanti di pola
CoB tersebut, iuran kepada BPJS sudah termasuk dalam
premi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan asuransi.
Apabila terjadi klaim, maka BPJS Kesehatan sebagai
pembayar klaim utama, sedangkan asuransi komersial
sebagai penanggung klaim sekunder atau penunjang.
Dengan demikian, premi asuransi komersial bisa
diturunkan, karena klaim utama ditanggung oleh BPJS
Kesehatan. Asuransi komersial menanggung jumlah
sisanya.
Sesuai dengan beleid yang berlaku, badan usaha wajib
mendaftarkan karyawannya menjadi peserta BPJS
Kesehatan sampai paling lambat 1 Januari 2015. Namun
pendaftaran badan usaha melalui CoB tidak diwajibkan oleh
BPJS Kesehatan.

Hingga saat ini BPJS Kesehatan bekerjasama dengan


30 perusahaan asuransi swasta melalui skema COB,
diantaranya PT Asuransi Central Asia, PT AIA Financial, PT
Asuransi Jiwa Recapital, PT Asuransi Allianz Life Indonesia,
PT Astra Aviva Life, PT Bosowa Asuransi, PT Asuransi
Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera, PT Equity Life Indonesia, PT
Great Eastern Life Indonesia, PT MNC Life Assurance, dan
PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha, PT Asuransi Jiwa
Inhealth Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi
Mitra Maparya, PT Asuransi Tugu Mandiri, PT Asuransi
AXA Mandiri Financial Service, PT Lippo Insurance, PT
Asuransi AXA Financial Indonesia, PT Avrist Assurance, PT
Arthagraha General Insurance, PT Asuransi Astra Buana,
PT Asuransi Umum Mega, PT Asuransi Jiwa Central Asia
Raya, PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi Bina Dana
Arta, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG, PT Asuransi Jiwa Generali Imdonesia, PT
Tugu Pratama Indonesia, serta PT Asuransi Multi Artha
Guna.

COB Ditawarkan
BPJS Kesehatan juga menawarkan pola kerjasama
coordination of benefits ke badan usaha atau korporasi.
Langkah ini mereka lakukan untuk meningkatkan jumlah
kepesertaan dan jangkauan jaminan sosial yang ditawarkan
BPJS Kesehatan.

Direktur Hukum Komunikasi dan Hubungan


Antar Lembaga BPJS Kesehatan, Purnawarman
Basundoro, mengatakan bahwa pihaknya sudah
menawarkan kepada badan usaha atau korporasi
untuk melakukan kerjasama CoB. "Kami sudah
menawarkan ke badan usaha yang karyawannya
sudah memiliki manfaat di atas manfaat dasar,"
ujar Purnawarman.

Purnawarman mengatakan, badan usaha kemudian diminta


berinisiatif sendiri untuk mencari asuransi komersial untuk
ikut pola kerjasama CoB tersebut. Ia bilang, apabila badan
usaha sudah menemukan perusahaan asuransi yang
tertarik untuk diajak bekerjasama, maka karyawan badan
usaha tersebut akan menjadi peserta BPJS dan nasabah
asuransi komersial tersebut.

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

F kus

Pendirian 19
LO dan Kantor
Cabang Prima
Percepat Akses
Layanan

alangan buruh menilai positif, atas dibangunnnya


19 19 liaison office (LO) dan tersebar di 6 Divisi
Regional dan 13 Kantor Cabang, yaitu di Medan,
Batam, Pekanbaru, Dumai, Jakarta, Serang,
Tangerang, Bogor, Bekasi, Karawang, Semarang, dan
Surabaya.
LO merupakan perpanjangan tangan dari Kantor Cabang
(KC) atau Kantor Layanan Operasional Kabupaten/Kota
(KLOK) yang berlokasi di kawasan industri. Dengan KLOK,
memudahkan akses peserta, mendekatkan layanan
dengan peserta, meningkatkan efektivitas pengendalian
biaya, serta meningkatkan efektivitas kegiatan kemitraan
terhadap provider.
Semakin banyak kantor cabang BPJS Kesehatan dan KLOK,
semakin luas point of service guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Semua ini, diharapkan seluruh pekerja di
Indonesia bisa memperoleh jaminan kesehatan yang
mumpuni melalui BPJS Kesehatan.
"Ini, khan bagus karena buruh bisa semakin dekat
dengan BPJS Kesehatan. Apapaun, yang dikeluhkan bisa
memperoleh penjelasan rinci di kantor ini, nggak perlu jauhjauh, kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI), Said Iqbal.
Pihaknya, juga menyatakan salut atas pendirian Kantor
Cabang Prima sebagai unit kerja pengelola fungsi
pemasaran dan kepesertaan dari segmen pekerja penerima
upah, khususnya BUMN dan badan usaha besar serta
mengelola program koordinasi manfaat (coordination of
benefit/CoB).
Dirinya, mengetahui jika dibangunnya liaison office
di kawasan industri adalah untuk menjalankan fungsi
pemasaran dan kepesertaan, sehingga badan usaha bisa
lebih mudah menjangkau pelayanan BPJS Kesehatan.

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

Harapannya, fungsi pemasaran yang meliputi rekrutmen


badan usaha besar, menengah, kecil dan mikro, serta
sosialisasi dan edukasi langsung program BPJS Kesehatan
kepada peserta pekerja penerima upah, berjalan mulus.
"Mudah-mudahan komunikasi dan pemberian informasi
soal ini, bisa memperjelas berbagai kendala yang ada.
Cuma soal pelayanan memang harus ditingkatkan,"
tuturnya.
Sementara, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi
Idris, menjelaskan, Kantor Cabang Prima sebagai unit kerja
pengelola fungsi pemasaran dan kepesertaan dari segmen
pekerja penerima upah, khususnya BUMN dan badan
usaha besar serta mengelola program koordinasi manfaat
(coordination of benefit/CoB).
Diharapkan, lanjutnya, dengan adanya Kantor Cabang
Prima dan liasion office bisa mempercepat proses
rekrutmen dan pendaftaran peserta dari segmen pekerja
penerima upah. Ini, sesuai Peraturan Presiden Nomor 111
Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, pemberi kerja
pada BUMN, usaha besar, usaha menengah, dan usaha
kecil wajib melakukan pendaftaran kepesertaan Jaminan
Kesehatan paling lambat 1 Januari 2015.
Selain itu, dalam optimalisasi fungsi pengawasan internal
dan menindaklanjuti rekomendasi Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), BPJS Kesehatan juga membentuk Kantor
Satuan Pengawasan Internal Wilayah (SPI Wilayah) untuk
melakukan audit rutin di wilayah Divisi Regional seIndonesia. Ada empat Kantor SPI Wilayah, yaitu di Batam
dengan wilayah kerja audit Divisi Regional I III, Jakarta
(wilayah kerja audit Divisi Regional IV, V dan XII), Surabaya
(Divisi Regional VI, VII, VIII dan XI), dan Makassar (Divisi
Regional IX, X dan XII).
Penambahan point of service tersebut, diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan
utama terkait
program Jaminan
Kesehatan
Nasional yang
dikelola oleh
BPJS Kesehatan.
LO itu, juga
bertanggungjawab
menjalin
komunikasi dan
koordinasi dengan
bank yang bekerja
sama dengan
BPJS Kesehatan di
wilayah kawasan
industri, serta
memastikan bank
menjalankan
fungsinya
terkait dengan
pembayaran iuran
dan pendaftaran
peserta.

Semua ini sebenarnya, untuk mempercepat proses


rekrutmen dan pendaftaran peserta, mengoptimalkan
pemberian informasi dan penanganan pengaduan bagi
badan usaha, serta mempermudah akses badan usaha,"
ujarnya.
BPJS Kesehatan, saat ini sudah memiliki 103 KC dan 366
KLOK yang tersebar di 511 kabupaten/kota. Rencananya
pada 2015, BPJS Kesehatan akan menambah 42 KLOK
di beberapa kabupaten/kota."Jadi, akses buruh industri
terhadap layanan BPJS Kesehatan bisa semakin mudah
dan terjamin. Ini merupakan unit kerja di bawah kantor
cabang atau kantor layanan operasional Kabupaten/Kota
(KLOK). Lokasinya di kawasan industri. Artinya, BPJS
Kesehatan itu, proaktif dalam menjalin kepesertaan karena
LO juga menangani pengaduan dari peserta," tandasnya.
LO, bisa juga disebut ujung tombak bagi BPJS Kesehatan
serta kalangan buruh dalam memperolehan jaminan
kesehatan."ini, untuk membantu kalangan buruh atau
pekerja industri yang berminat menjadi peserta BPJS
Kesehatan. Karena, LO mempermudah serta mempercepat
proses pendaftaran, mengoptimalkan informasi dan
penanganan pengaduan, serta memudahkan akses badan
usaha," ulangnya.
Dirut BPJS Kesehatan, kembali menambahkan, pembukaan
Kantor Divisi Regional XIII yang berlokasi di Jalan Raya
Serang-Pandeglang Km. 1, Kebon Jahe, Kota Serang,
untuk memudahkan akses dan meningkatkan efektivitas
rentang kendali operasional wilayah kerja BPJS Kesehatan
serta meningkatkan hubungan kemitraan dengan seluruh
pemangku kepentingan.
Kantor Divisi Regional XIII BPJS Kesehatan, memiliki
wilayah kerja yang mencakup tiga provinsi yang didukung
oleh tujuh kantor cabang. Pertama, Provinsi Banten dengan
Kantor Cabang Serang. Kedua, Provinsi Lampung dengan
Kantor Cabang Bandar Lampung, Kantor Cabang Metro
dan Kantor Cabang Kota Bumi. Ketiga, Provinsi Kalimantan
Barat dengan Kantor Cabang Pontianak, Kantor Cabang
Singkawang dan Kantor Cabang Sintang.
Sebelumnya, dalam memperluas layanan service point
di tingkat kecamatan dengan menggandeng bank pelat
merah.Sebagai badan usaha pendaftaran tidak hanya lewat
website saja, tapi juga membuka layanan service point
bersama bank pelat merah, baik Bank BRI, Bank Mandiri
dan Bank BNI.
Sehingga kekuatan BPJS Kesehatan , sekarang ini,
semakin bertambah karena dibantu oleh 9.000 kantor
cabang pembantu di daerah, dan 3.000 kantor BRI di desa.
Sedangkan Bank Mandiri, lanjut Fachmi, ada 101 kantor
cabang pembantu yang siap membantu. Kerja sama ini
dibangun dengan konsep pairing.Kalau ada kantor BPJS
Kesehatan di daerah, Bank Mandiri yang akan membuka
pendaftaran service point, terangnya.
Adapun Bank BNI baru memiliki 10 kantor cabang
pembantu, dan kantor tersebut akan diterus dikembangkan
untuk mendukung implementasi BPJS Kesehatan.

BINCANG

BPJS Kesehatan

Pengusaha Tak Ragukan

Bagaimana dengan perusahaan yang ada di daerah?


Semua sudah kita imbau agar segera mendaftar BPJS
Kesehatan. Sebab, sebenarnya, seperti tadi. Pengusaha
akan lebih tenang dalam menjalan roda perusahaan dan
karyawan pun lebih tenang dalam bekerja. Lagi pula
perusahaan tidak perlu lagi mensubsidi penuh untuk biaya
kesehatan pekerja.

Bayangkan kalau ada pekerja yang sakit


gagal ginjal perlu cuci darah, atau operasi
jantung hingga terapi kanker. Dengan
menjadi peserta JKN BPJS Kesehatan,
semuanya ditanggung. Di sini, benefit yang
didapat dari BPJS Kesehatan sangat luas
baik dari sisi pengobatan penyakit hingga
rumah sakit.
Memang, masih banyak manajemen perusahaan yang
belum memahami soal BPJS Kesehatan. Untuk itu, Apindo
dan BPJS Kesehatan akan bersama-sama menggiatkan
sosialisasi.
Bagi perusahaan yang sebelumnya sudah menjadi peserta
JPK Jamsostek, maka secara otomatis beralih sistem
pelayanan kesehatannya ke BPJS Kesehatan. Jika begitu,
perusahaan tersebut diharapkan segera mengikuti sistem
dan aturan termasuk pembayaran premi untuk kelanjutan
kepesertaan di BPJS Kesehatan.
Sebenarnya, yang menjadi keenganan perusahaan
sehingga belum mendaftar ke BPJS Kesehatan ?

Ketua Umum DPN Apindo


Sofyan Wanadi

alangan pengusaha dan perusahaan swasta


mendukung penuh keberlanjutan Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang telah diluncurkan
pemerintah sejak awal tahun lalu. Melalui Program JKN
yang dikelola BPJS Kesehatan, dapat menjamin pesertanya
mendapatkan standarisasi pelayanan yang dilakukan
pihak rumah sakit atau klinik yang bermitra dengan BPJS
Kesehatan.
Hingga kini, masih ada perusahaan yang belum
mendaftarkan pekerjanya menjadi anggota BPJS
Kesehatan. Untuk itu, Info BPJS Kesehatan, mewawancarai
Ketua Umum DPN Apindo, Sofyan Wanandi, di sela-sela
kegiatannya. Berikut petikannya.
Masih banyak perusahaan yang belum mendaftarkan
karyawannya, sebagai peserta BPJS Kesehatan.
Bagaimana sebenarnya?
Setiap program, pasti ada saja kekurangannya, baik
kaitannya dengan regulasi atau aturan yang ada dengan
realisasinya. Begitu juga BPJS Kesehatan, yang sudah
berjalan hampir satu tahun. Kritikan dan harapan masih saja
muncul, terutama kaitannya dengan pelayanan.
Intinya, aturannya sudah jelas tapi masih saja ada
kendala di lapangan. Sehingga masih banyak keluhan dari
perusahaan dan pekerja terhadap pelayanan dan manfaat
yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.
Untuk mengatasi hal tersebut Apindo juga telah
bekerjasama dengan jajaran Direksi BPJS Kesehatan untuk
memonitor dan mengatasi keluhan yang muncul.
Apakah persoalan ini, menjadikan sejumlah
perusahaan masih belum mendaftarkan ke BPJS
Kesehatan?
Bukan itu saja. Sejumlah perusahaan masih ada kontrak
dengan asuransi terhadap pelayanan kesehatan karyawan.
Ada juga perusahaan yang masih memiliki tanggungan
di Jamsostek sehingga belum bisa mendafatar. Itu,
sebenarnya, yang terjadi hingga menjelang akhir tahun ini.
Pengusaha tidak ragukan BPJS Kesehatan.
Akan tetapi, pengusaha mendukung pelaksanaan BPJS
Kesehatan, sesuai dengan amanah undang-undang.
Perusahaan yang belum mendaftar juga sudah kita imbau
untuk mendaftar. Pengusaha dan pekerja punya kontribusi
besar membayar iuran BPJS Kesehatan. Namun dalam
realisasinya, BPJS Kesehatan menemui banyak tantangan
dan hambatan dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan.

Kita berharap, keluhan yang disampaikan pekerja terhadap


pelayanan BPJS Kesehatan bisa dijadikan indikator.
Maka, harapannya, agar BPJS bisa segera mengatasi
hambatan tersebut. BPJS baik kesehatan maupun
ketenagakerjaanharus bisa lebih baik dari sistem jaminan
yang berlaku sebelumnya. Ini khan normatif lah, tapi kita
salut kinerja BPJS Kesehatan.
Hal-hal apakah yang diperbincangankan soal
pelaksanaan BPJS Kesehatan?
Seperti yang kita bicarakan tadi. BPJS Kesehatan, sudah
bagus tapi di tingkat pelayanan masih ada yang memiliki
persepsi berbeda sehingga tingkayt pelayanan jadi kurang
optimal. Ujungnya, tentu BPJS Kesehatan yang dianggap
kurang ada pendekatan kepada pengelola pelayanan
kesehatan.
Sebab, hingga akhir bulan lalu, semua perusahaan yang
menampung keluhan karyawannya, hanya mempersoalakan
tentang pelayanan. Kami merasakan apa yang selalu
dikeluhkan dan dimasalahkan pekerja kami. Pelayanan
BPJS Kesehatan dianggap kurang maksimal dibandingkan
dengan kegiatan serupa sebelumnya.Padahal, bukan
BPJSnya. Ini hanya salah persepsi pelayanan kesehatan di
lapangan, bukan BPJSnya.
Hanya saja, jika terus dibiarkan, dampaknya bisa
mengganggu situasi di lingkungan kerja. Apindo, bersedia
membantu BPJS Kesehatan mengatasi masalah. Terutama
untuk mencegah berkurangnya manfaat yang diterima
peserta. Sebenarnya sejak ada BPJS Kesehatan, pekerja
senang dan pengusaha juga tenang.
Masalah administrasi dan database kepesertaan. Seperti
peserta JPK Jamsostek yang dialihkan ke BPJS Kesehatan
tapi tidak mendapat pelayanan yang baik dari fasilitas
kesehatan (faskes). Kemudian ketidaksiapan administrasi
dari faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Seperti adanya pembatasan waktu dalam pelayanan
kesehatan. Sehingga untuk mendapat pelayanan kesehatan
peserta membutuhkan waktu lebih dari satu hari. Padahal
sebelumnya saat menjadi peserta JPK Jamsostek, paling
lama peserta hanya butuh waktu satu hari untuk mendapat
pelayanan di faskes.Karena pelayanan kesehatan, dalam
satu hari hanya membolehkan mengikuti satu kegiatan.
Misalnya, orang yang sakit diberi rekomendasi untuk terapi
oleh Puskesmas namun di rumah sakit orang yang sakit
tadi hanya dibolehkan untuk konsultasi saja kemudian
besoknya baru boleh diterapi.

Ya tadi itu. Masih ada asuransi yang menjamin kesehatan


perusahaan atau masih belum menyelesaikan tagihan
dengan asuransi swasta sehingga tertunda untuk
mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Kalau persoalan yang mengemuka, ya soal standarisasi,
data peserta, regulasi, dan obat. Kita setuju, BPJS
Kesehatan membentuk tim. Kita juga membentuk tim
baik di pusat maupun di daearah. Pelaku usaha akan
mempertahankan iuran JKN yang dikelola BPJS Kesehatan
sebesar 3 persen dari batas atas (ceiling) sebesar Rp2 juta.
Kita, memang tidak akan menggunakan perhitungan
celiling dengan dua kali penghasilan tidak kena Pajak
(PTKP). PTKP tahun ini diputuskan sebesar Rp24,3 juta
atau setara dengan Rp2,025 juta per bulan.
Pihak pengusaha tidak keberatan membayarkan besaran
ceiling sesuai dengan PTKP. Namun, seiring dengan
peningkatan PTKP sebesar 52 persen dari Rp15,8 juta atau
Rp1,32 juta per bulan pihaknya berhitung ulang.
Semua pihak harus memikirkan situasi terburuk apabila
para pekerja bersikukuh meminta besaran iuran tetap 3
persen dari Rp2 juta. Bisa kita lihat dalam 1,5 tahun, jika
tidak bertahan ya tanggung jawab bersama. Itu, dulu tapi
kini sudah ada perbaikan dan lebih menguntungkan semua
pihak kok.
Apakah, pengusaha masih menganggap ikut BPJS
Kesheatan, merugikan ?
Tidak. Dulu memang pernah ada yang memberikan
penilaian seperti itu, karena dianggap membingungkan dan
memberatkan pengusaha. Selain itu, dulu masih dikeluhkan
soal PTKP yang di dalam iuran premi perusahaan batasnya
hanya 4,7 persen. Di samping upah minimum dan susulan
juga dibebani jaminan kesehatan yang tinggi di samping
jaminan pensiun nanti pada 2015. Sekarang sih, sudah
sinkron.
Berarti masih diperlukan sosialisasi ?
Sangat perlu. Dalam berbagai pertemuan, banyak
pengusaha yang belum mengetahui kejelasan mekanisme
koordinasi manfaat yang diberikan BPJS Kesehatan setelah
diberlakukan sejak 1 anuari.Prinsipnya, sangat setuju
dengan pemberlakuan BPJS ini, karena jaminan kesehatan
bagi tenaga kerja dan keluarganya terjamin.
Jika sebuah perusahaan telah mendaftarkan karyawannya
menjadi peserta asuransi kesehatan, maka kalau mematuhi
aturan itu, para karyawan akan punya double perlindungan
kesehatan. Satu dari asuransi kesehatan yang lama,
dan satu lagi dari BPJS Kesehatan.Inilah yang sudah
dikoordinasikan agar tidak memberatkan pengusaha.
Persoalan ini pun, sudah dibahas tuntas.

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

BENEFIT

Meskipun Premi Murah,

Jaminan Kesehatan Nasional Banyak Manfaatnya

anfaat jaminan kesehatan yang diselenggarakan


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, ibarat pepatah tak kenal tak sayang.
Artinya, kita harus mengenal lebih dekat apa saja pelayanan
yang dapat dinikmati oleh peserta BPJS Kesehatan. Sejak
program jaminan kesehatan nasional (JKN) diberlakukan
mulai 1 Januari 2014 hingga kini, sudah banyak masyarakat
yang merasakan manfaatnya.

Seorang karyawan swasta, Kuwatra Al Bakhazie menulis
status di media sosial Saya merasakan manfaat layanan
BPJS yg sangat membantu. Saya mendaftarakan sebagai
peserta BPJS sejak pukul.11.00 -14.00 WIB, dan pukul
18.30 WIB saya pergunakan untuk persalinan caesar istri
saya di RS Sentra Medika Cikarang, dari tanggal 16-20 April
2014 (4 hari).
Setelah dokter mengizinkan istrinya pulang, Kuwatra lalu
mengurus administrasi rawat inap. Petugas kasir memberi
ucapan selamat dan saat itu, Kuwarta merasa lega setelah
kasir mengatakan, Selamat pak, atas kelahiran anak
bapak, segala biaya bapak sudah ditanggung oleh BPJS
Kesehatan. Bapak cukup tanda tangan saja dan serahkan
surat izin pulang keperawatan di ruangan, sekali lagi
selamat ya pak.
Untuk biaya caesar sebesar Rp17 juta, seperti tidak
mungkin karena hanya membayar iuran premi setiap bulan
sebesar Rp59.500 untuk kelas 1. Kuwatra baru mengerti
bahwa biaya yang digunakan itu berasal dari iuran peserta
lain yang tidak menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.
Sedangkan dalam Undang Undang BPJS Kesehatan
menyebutkan seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi
peserta BPJS Kesehatan. Bagi penduduk yang tidak
mampu, iuran premi dibayar oleh pemerintah sebesar
Rp19.225 perjiwa perbulan dan bagi pegawai negeri sipil
(PNS), preminya dipotong dari gaji sebesar 5 persen yang
ditanggung oleh pemerintah sebesar 3 persen dari gaji dan
2 persen dari PNS.
Iuran bagi karyawan swasta sebesar 5
persen dari gaji, 4 persen dibayar oleh
pemberi kerja dan sebesar 0.5 persen
dibayar oleh pekerja. Mulai Juli 2015,
pekerja membayar 1 persen dari gaji.
Masyarakat umum atau peserta
mandiri bisa memilih iuran preminya
sesuai dengan kelas perawatan yang
dipilih. Untuk kelas 1, iuran premi
sebesar Rp59.500, kelas 2, iurannya
sebesar Rp42.500, dan kelas 3, iuran
preminya sebesar Rp25.500 perjiwa
perbulan.
Menyimak penuturan Kuwatra, banyak
kasus serupa. Pasien jantung yang
memerlukan biaya puluhan juta pun
merasa sangat terbantu oleh BPJS
Kesehatan karena tidak lagi pusing
mencari dana, tetapi cukup iuran rutin
setiap bulannya. Untuk satu keluarga
dengan empat anggota keluarga
bisa memilih kelas tiga atau sebesar
Rp102.000.

Sedangkan bagi karyawan, gajinya
hanya dipotong dengan kisaran
sebesar Rp10.000 hingga Rp20.000
setiap bulannya, tetapi bisa menikmati
fasilitas pelayanan jaminan kesehatan
menyeluruh. Ibarat asuransi kendaraan,
jaminan kesehatan BPJS Kesehatan
itu jenis all risk, menanggung semua
risiko penyakit. Untuk menjadi peserta
BPJS Kesehatan tidak perlu melalui
skrining kesehatan dan tidak melihat
usia.
Jaminan kesehatan yang
diselenggarakan BPJS Kesehatan
merupakan amanah Undang Undang

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial


Nasional dan Undang Undang nomor 24 tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sehingga,
menjadi peserta BPJS Kesehatan hukumnya wajib bagi
setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat enam bulan di Indonesia.

Oleh karena itu, menurutnya, menjadi peserta BPJS


Kesehatan sama dengan menanamkan kepedulian
terhadap sesama karena sifatnya gotong royong, yang
sehat membantu yang sakit. Untuk itu, sebaiknya
segeralah mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS
Kesehatan, bukan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
karena jatuh sakit, tetapi membayar iuran untuk membantu
orang lain.

BPJS Kesehatan memberikan manfaat


pelayanan promotif, preventif yaitu
penyuluhan, imunisasi (BCG, DOT-HB,
Polio dan Campak), Keluarga Berencana
(kontrasepsi, vasektomi dan tubektomi) dan
skrining kesehatan sesuai kebutuhan medik.

Pelayanan kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan


bahan medis, yaitu rawat jalan dengan dokter spesialis
dan subspesialis, dan rawat Inap di ruang intensif dan non
intensif, serta manfaat non medis meliputi akomodasi dan
ambulans.

Meskipun menjadi peserta BPJS Kesehatan wajib dan


relatif murah dan terjangkau, namun manfaatnya sangat
luas. Dalam pembiayaan jaminan kesehatan, BPJS
Kesehatan menanggung biaya tanpa limit manfaat, asal
memenuhi ketentuan medis. Selama peserta BPJS
Kesehatan membayar iuran premi, selama itu juga peserta
mendapat pelayanan kesehatan secara total.
Selama mengikuti prosedur dan menggunakan kelas kamar
yang ditentukan, semua biaya pengobatan ditanggung oleh
BPJS Kesehatan. Kelebihan ini sangat membantu pasienpasien berpenyakit kronis seperti stroke, kanker, gagal
ginjal, yang memerlukan terapi yang lama bahkan seumur
hidupnya.
Bagi karyawan swasta sebaiknya segera mendaftarkan
diri sebagai peserta BPJS. Pendaftaran secara kolektif
dilakukan oleh perusahaan, semakin cepat akan semakin
baik. Selain untuk melindungi kesehatan pribadi dan
keluarganya, juga akan menguatkan program jaminan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Semakin banyak
orang yang sehat menjadi peserta BPJS Kesehatan,
semakin kokoh keberlangasungan program jaminan
kesehatan nasional.

PELANGGAN

Tak Perlu Bimbang dan Ragu,

BPJS Kesehatan Vs Asuransi Swasta

adan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


Kesehatan memang belum genap setahun
berjalan, namun perlindungan yang diberikan
sudah dirasakan oleh masyarakat peserta BPJS
Kesehatan. Manfaat itu sangat dirasakan terutama oleh
peserta yang sebelumnya tidak dilindungi oleh asuransi
kesehatan.

melakukan pembayaran iuran ke BPJS Kesehatan


sebelum ada pemberitahuan resmi. Sementara, khusus
bagi karyawan yang sudah keluar bekerja dan keluar
dari kepesertaan BPJS Kesehatan, diminta melapor ke
Kantor BPJS Kesehatan terdekat dengan membawa surat
keterangan yang menyatakan dirinya sudah tidak bekerja
lagi di tempat kerja tersebut.

Sebaliknya, para karyawan yang sudah mendapatkan


jaminan kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja,
merasa keberatan jika harus menjadi peserta BPJS
Kesehatan karena gajinya akan dipotong lagi untuk iuran
preminya. Artinya, iuran premi menjadi dobel untuk
kebutuhan yang sama yaitu jaminan kesehatan.

Kini, keraguan itu seharusnya tidak perlu ada lagi.
Perlindungan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan telah
mencukupi layanan kesehatan standar hingga tindakantindakan medis yang besar seperti operasi dan cuci darah.
Namun, untuk mendapatkan pelayanan harus melalui
jenjang rujukan yang berlaku.

Selanjutnya, karyawan tersebut tetap bisa memperoleh


jaminan kesehatan dengan cara tersendiri dan bisa
melakukan perubahan data atau fasilitas lainnya. Misalnya,
perusahaan mendaftarkan dirinya di kelas 2. Maka setelah
karyawan itu keluar dari tempat kerja, maka harus segera
melapor ke BPJS Kesehatan dan membayar iuran untuk
kelas 2 sendiri, yaitu sebesar Rp 42.500 per orang per
bulan. Orang tersebut juga bisa mengubah kelas sesuai
dengan kemampuannya atau tidak tergantung lagi dengan
perusahaan tempat bekerja sebelumnya. Untuk kelas 1,
iuran preminya sebesar Rp 59.500 dan kelas 3 sebesar Rp
25.500.

Manager HRD PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper,
Sumatera Selatan, Ardian Sartikon mangatakan, BPJS

Seiring dengan berkembangnya tuntutan


terhadap pelayanan peserta, BPJS
Kesehatan telah bekerjasama dengan
asuransi swasta dalam bentuk coordination
of benefits (CoB) atau koordinasi manfaat.
BPJS Kesehatan tentu sudah memberikan
manfaat yang cukup baik, namun masih ada
yang ingin mendapatkan kenyamanan yang
lebih tinggi dari haknya, misalnya ingin di
kelas VIP, bisa saja kelebihan bayarnya
ditanggung oleh asuransi swasta, kata
Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, drg.
Fajriadinur, MM.


Oleh karena itu, jika seseorang atau perusahaan ingin
membeli polis asuransi kesehatan swasta, disarankan
memilih perusahaan asuransi yang sudah bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan agar tidak perlu lagi membayar
dobel yang perlindungan yang sama. Produk asuransi yang
sudah CoB dengan BPJS Kesehatan akan menanggung
biaya-biaya layanan kesehatan jika melebihi jumlah yang
telah di-cover oleh BPJS Kesehatan.

Bagi karyawan swasta, bisa mendaftar BPJS Kesehatan
melalui perusahaan tempat bekerja. Sebelum proses
mendaftarkan peserta, perusahaan diharuskan
menyelesaikan registrasi perusahaan dengan mengisi
formulir registrasi perusahaan /organisasi yang terlebih
dahulu sudah dicap dan ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan masing-masing.

Karyawan yang sudah menjadi peserta jaminan
pemeliharaan kesehatan (JPK) Jamsostek, maka
secara otomatis kepesertaannya dimigrasi ke BPJS
Kesehatan. Namun, perusahaan mengisi formulir migrasi
peserta yang berisi data peserta, pemilihan fasilitas
kesehatan dan lainnya. Setelah formulir diserahkan
kepada BPJS Kesehatan, perusahaan membayar premi
sebesar ketentuan pemerintah kepada bank yang sudah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yaitu Bank BNI, Bank
Mandiri, dan Bank BRI.

Jika terjadi perubahan data pekerja/pegawai/karyawan,
maka pengurusannya akan dilakukan oleh pihak perusahaan
secara kolektif. Apabila terdapat mutasi (penambahan
atau pengurangan pegawai), maka pihak HRD atau
pimpinan tempat kerja tersebut wajib melaporkan secara
tertulis kepada BPJS Kesehatan dengan menyebutkan
data pegawai yang bertambah atau berkurang saja (tidak
menyertakan data semua pegawai).
Jika ada pegawai yang keluar tapi tidak dilaporkan secara
tertulis, maka pemberi kerja tersebut tetap berkewajiban

Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan

Fajriadinur
Kesehatan adalah wajib hukumnya dan jika dilanggar maka
ada sanksi bagi yang melanggarnya tetapi pihak perusahaan
juga tidak akan mengurangi fasilitas kesehatan yang sudah
tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Pernyataan itu, terkait dengan kekhawatiran karyawan
bahwa fasilitas kesehatan yang diberikan oleh perusahaan
berkurang gara-gara menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Sementara itu, tidak ada yang boleh melanggar peraturan
perundangan yang berlaku. Dalam Peraturan Presiden No.
111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, karyawan
perusahaan swasta maupun BUMD/BUMN wajib menjadi
peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikelola
BPJS Kesehatan.
Seperti dijelaskan Kepala BPJS Kesehatan Divre III, dr. H.
Handaryo, teknis pelaksanaan CoB tidak memberatkan
perusahaan dan juga karyawan. Dia mencontohkan, jika
asuransi kesehatan yang diikuti karyawan adalah Inhealth.
Keikutsertaan dalam dua asuransi kesehatan itu (asuransi
lama dan BPJS Kesehatan) tidak membebani perusahaan
dan karyawan dengan dua kali bayar premi. Perusahaan
tetap bayar satu kali. Misal perusahaan itu peserta Inhealth,
maka premi dibayar melalui Inhealth, ungkapnya.
Ada kerjasama antara perusahaan, asuransi kesehatan yang
sudah kerjasama dengan perusahaa itu sebelummua, dan
BPJS Kesehatan. Misalnya perusahaan tersebut terdaftar
menjadi pasien kelas 1 Inhealth dengan premi Rp 150
ribu-an, maka nanti ada sebesar Rp59 ribu yang di-sharing
ke BPJS Kesehatan. Sisanya tetap untuk perusahaan
asuransi lama.Pembayaran klaimnya akan di bagi dua
antara perusahaan asuransi dan BPJS Kesehatan. Dengan
begitu tidak memberatkan perusahaan maupun karyawan.

Disitulah ada keutungan yang didapat perusahaan dan


karyawannya dari keikutsertaan dalam dua asuransi
kesehatan yang sudah terjalin CoB.
Jika pada rumah sakit yang didatangi tidak melayani produk
asuransi sebelumnya, maka karyawan yang berobat itu bisa
menggunakan BPJS Kesehatan dengan kelas yang sama
dengan asuransi lain yang dimiliki karyawan itu.
Sebaliknya, jika rumah sakit itu tidak melayani BPJS
Kesehatan, bisa menggunakan produk asuransi swasta.
Itulah keutungan yang di dapat jika asuransi kesehatan
tergabung dalam COB. Tapi jika perusahaan asuransi
kesehatan yang diikuti tidak tergabung dalam COB, maka
perusahaan wajib membayar double. Oleh karena itu,
disarankan agar perusahaan memilih asuransi kesehatan
swasta yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Saat ini terdapat 30 perusahaan asuransi swasta yang
sudah bergabung dengan BPJS Kesehatan.
Kerjasama berupa COB dengan BPJS Kesehatan, disambut
baik oleh Asuransi Sinar Mas (ASM). Direktur ASM, Dumasi
MM Samosir mengatakan, pihaknya terus melakukan

Direktur Asuransi Sinar Mas

Dumasi MM Samosir

sosialisasi CoB dan mekanisme koordinasi antara Asuransi


Sinar Mas dengan BPJS Kesehatan adalah koordinasi
kepesertaan, koordinasi Iuran, koordinasi klaim manfaat,
dan koordinasi sosialisasi.
Jaminan Asuransi Kesehatan dari Asuransi Sinar Mas
yang akan dapat dikoordinasikan manfaatnya, mencakup
berbagai macam produk yang telah mendapatkan izin
pencatatan produk dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yaitu
simas sehat corporate , simas sehat executive, simas
sehat income, simas sehat platinum dan simas personal
accident.
Dumasi sangat yakin, bahwa pemerintah, perusahaan
BUMN, ataupun perusahaan swasta tidak serta merta
meninggalkan layanan asuransi kesehatan karena beralih
ke layanan BPJS Keseahtan. Karena, massih banyak
perusahaan yang akan tetap membeli jaminan asuransi
kesehatan tambahan, baik untuk level tertentu dari sistem
kepegawaian perusahaan atau bahkan untuk seluruh
karyawan perusahaan dan keluarganya.
Kini, ASM memiliki total 961 jaringan provider di seluruh
Indonesia dan 8 rumah sakit di luar negeri. Total telah ada
521 RS provider ASM yang merupakan fasilitas kesehatan
(faskes) BPJS Kesehatan sehingga jika peserta BPJS
Kesehatan naik kelas dari hak yang dimilikinya dapat
dikoordinasikan manfaat-nya dengan jaminan asuransi
dari ASM. Selain itu terdapat 17 RS Non Faskes BPJS
Kesehatan yang dapat menerima Peserta CoB dengan
prosedur asuransi. Jumlah ini telah berkurang sebanyak
3 RS dari sebelumnya 20 RS karena 3 RS telah menjadi
faskes BPJS Kesehatan.

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

TESTIMONI

SPBU 44.54307 Kebumen

Daftar BPJS Kesehatan

Menteri BUMN Dahlan Iskan sejak awal pelakasnaan


JKN sudah mengajak seluruh perusahaan BUMN untuk
segera mendaftarkan karyawannya menjadi peserta BPJS
Kesehatan, bahkan para pimpinan perusahan BUMN pun
telah mendatangani deklarasi kesepakatan mendukung
sepenuhnya BPJS Kesehatan yang saat itu disaksikan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Sukabumi, Jawa
Barat, 21 Oktober 2013 lalu.

Menurut pimpinan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk
Umum (SPBU) 44.54307 Kebumen, Soelimah, langkah
yang paling bijaksana adalah segera mendaftarkan
karyawan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Saya melihat
program jaminan kesehatan BPJS ini bagus sekali. Yang
dijamin pun bukan hanya karyawannya tetapi bisa dengan
anggota keluarganya, ujarnya.

Perempuan tengah baya yang akrab disapa Soel ini sudah
mengetahui manfaat yang diberikan BPJS Kesehatan
sangat banyak, bahkan penyakit yang biayanya mahal pun
ditanggung dan untuk menjadi pesertanya tidak perlu
melalui skrining kesehatan, serta tidak ada batasan umur.
Harga premi atau iurannya pun terjangkau. Ini benar-benar
kesempatan yang luar biasa bagi rakyat Indonesia untuk
sehat. Punya asuransi kesehatan itu secara psikologis
juga membuat hati tenang, sehingga akan mempengaruhi
kinerja karyawan, yaa.. kalau tenang kan bekerjanya juga
semangat, kata Soel.

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014


Sebelumnya, perusahaan SBPU ini bekerjasama dengan
asuransi swasta, seluruh karyawannya dilindungi asuransi
kesehatan dan kecelakaan. Setelah menjadi peserta BPJS
Kesehatan, yang kami teruskan adalah kerjasama untuk
asuransi kecelakaan saja, ujarnya.

Nggak Apa-Apa Dipotong Gaji


Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah
dirasakan manfaatnya oleh peserta BPJS Kesehatan.
Begitu pula karyawan yang sebelumnya sudah menjadi
peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek
karena telah bermigrasi menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Sehingga bisa mendapat fasilitas pelayanan kesehatan,
mulai dari penyakit ringan hingga berat.
Pengalaman salah seorang teman yang sakit membuat
Addin Rokhimanto, 50, warga Kebumen berpikir betapa
repotnya jika mengalami sakit yang harus memerlukan
biaya jutaan rupiah. Beruntunglah temannya itu, mempunyai
jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan, sehingga tidak
perlu bingung menyiapkan uang untuk pengobatan.

Teman saya itu tidak perlu repot


menyiapkan uang banyak, kecuali untuk
biaya mondar-mondar ke rumah sakit. Saya
jadi kepikiran nih, kalau saya atau keluarga
saya sakit gimana ya, karena belum jadi
peserta BPJS Kesehatan, kata Supervisor
SPBU di Jalan Tentara Pelajar, Kebumen,
Addin.
Ayah dua anak ini mengatakan, perusahaannya telah
memberikan fasilitas asuransi kesehatan dan kecelakaan
dari asuransi swasta. Namun, memiliki keterbatasan
jaminan atau hanya kasus tertentus saja ditanggung
asuransi. Berbeda dengan BPJS Kesehatan, semua
penyakit dijamin, ujarnya.

emakin cepat semakin baik, semakin banyak


semakin kokoh. Mungkin itu yang tepat untuk
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Semakin cepat menjadi
peserta BPJS Kesehatan semakin baik, karena kita tidak
pernah tahu kapan penyakit menyerang. Sehingga perlu
sedia payung sebelum hujan artinya selalu waspada atau
berjaga-jaga, terutama soal finansial yang sering dihadapi
pasien.

Semakin banyak peserta BPJS Kesehatan semakin kokoh
program Jaminan Kesehatan Nasional, karena program JKN
ini prinsipnya gotong royong, semakin banyak yang sehat
semakin kokoh program JKN karena prinsip gotong royong,
yang sehat akan membiayai yang sakit.

Addin Rokhimanto, 50 Tahun


Kebumen
Kini, Addin merasa lega karena pimpinan perusahaan telah
memutuskan segera mendatarkan karyawannya sebagai
peserta BPJS Kesehatan, tidak perlu menunggu hingga
batas pendaftaran bagi karyawan badan usaha pada 1
Januari 2019. Saya lega sekarang, kepesertaan BPJS
Kesehatan sedang berproses, katanya.
Meski demikian, Addin tidak ingin dirinya atau anggota
keluarganya jatuh sakit. Tetapi memiliki jaminan kesehatan
membuat perasaannya tenang sehingga bekerja pun
menjadi nyaman dari produktif. Untuk itu, dia tidak
keberatan jika gajinya harus dipotong setiap bulan guna
membayar iuran premi BPJS Kesehatan. Ga apa-apa
dipotong gajinya, paling banyak juga hanya Rp10.000
perbulan, tapi manfaatnya kan luar biasa, kata Addin.

SEHAT

1. Menurunkan berat badan. Selama ini, banyak orang


beranggapan berat badan yang berlebihan bisa jadi adalah
momok bagi sebagian besar orang, karena selain mengurangi
good look seseorang berat badan yang berlebihan juga sangat
berpotensi terjangkit penyakit-penyakit mematikan seperti
kolesterol dan jantung.

"Ngos-ngosan" Saat Naik Tangga


Pertanda Performa Sex Buruk

iang itu, satu dari dua pria berbeda usia tampak


"ngos-ngosan" ketika menaiki tangga gedung
perkantoran di Kawasan Manggarai, Jakarta
Selatan. Pria yang berumur sekitar lima puluh
tahun itu, tidak merasa letih setelah berada di lantai
empat gedung itu. Tetapi, pria yang berumur sekitar empat
puluh tahunan, tampak membungkukkan badan sembari
memegangi pinggang. Nafasnya pun ngos-ngosan.

3. Mencegah serangan jantung. Perlu diketahui, serangan


jantung adalah salah satu donatur terbesar penyebab kematian
manusia. Jika jantung berhenti maka seseorang akan berhenti
pula. Begitu berbahayanya penyakit jantung membuat sebagian
rela melakukan apa saja untuk mengobatinya.

Kondisi seperti ini, juga dibahas dalam sebuah seminar


kesehatan. Persoalan ini pun dapat dijadikan bahan menguji
kemampuan dengan menaiki tangga.Dalam seminar itu,
Dokter Spesialis Urologi Fakultas Kedokteran Indonesia
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Nur Rasyid, seorang
pria yang masih memiliki performa baik di atas tempat tidur
saat berhubungan seksual adalah pria yang tidak terengahengah setelah menaiki tangga hingga tiga lantai.

Nah, bagi yang ingin memiliki jantung sehat maka berjalan


kakilah setiap hari pagi atau sore hari secara rutin.Berjalan kaki
secara cepat (tergopoh-gopoh) mampu mencegah penyakit
jantung yang sangat mematikan tersebut.
Berjalan kaki secara cepat akan memperderas aliran darah ke
dalam koroner jantung, dan ini sangat baik bagi kinerja jantung
karena otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari
pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan
berfungsi normal memompakan darah tanpa henti.

Dokter ini menghubungkan panjangnya nafas dengan


kemampuan ereksi seorang pria."Bila naik tangga sampai
tiga lantai tidak ngos-ngosan, berarti hubungan seksualnya
masih bagus," ujar Nur Rasyid.

Menurutnya, saat ereksi, tubuh melepaskan zat nitric oxide


yang berfungsi untuk memperbesar pembuluh darah. "Saat
itulah darah mengisi pembuluh darah yang ada di dalam
alat vital. Saat proses ereksi inilah pria membutuhkan
suplai oksigen yang lancar ke dalam tubuh.
Maka, itulah mengapa olahraga dijadikan alasan paling
kuat untuk meningkatkan performa seksual. Salah satunya
melatih napas dan memperkuat paru-paru. Selain itu,
aktivitas fisik yang baik dapat memperlancar aliran darah
dalam pembuluh darah.
Olah raga yang paling murah dan mudah adalah berjalan
kaki namun jaraknya yang cukup jauh atau bila diukur
dengan waktu, ya berjalan kaki sekitar setengah jam.
Walaupun tidak terlalu lama, olah raga itu akan ada
manfaatnya jika dilakukan secra teratur. Berjalan kaki
menurut dr Michael juga tak mengenal usia. Siapapun bisa
melakukannya asalkan mampu berjalan.
Sejumlah pakar kesehatan lainnya, mengungkapkan
berjalan kaki juga merupakan latihan aerobik tipe -1. Namun
tetap memerlukan tahap pemanasan berupa peregangan,
lalu masuk ke latihan inti dengan berjalan agak cepat,
sekitar 10 menit, kemudian masuk ke tahap pendinginan
dengan menurunkan tempo jalan kaki (5-10 menit).
Sebelum melakukan kegiatan ini, kenali kondisi tubuh
terlebih dahulu, apakah ada penyakit tertentu seperti
osteoporosis, diabetes, dan lain sebagainya, agar
membatasi kegiatan olah raga agar tidak berlebihan.
Berolahragalah sesuai kemampuan tubuh, menurut pakar
kesehatan, dapat dilakukan dengan target tertentu. Anda
bisa mengukur target denyut nadi, misalnya, 111pulse/
menit. Jika belum mampu memenuhi target jangan
dipaksakan, tapi boleh dicicil misalnya dibagi pada pagi
dan sore hingga lama-kelamaan dapat mencapai target
yang diinginkan.
Hasil berbagai pertemuan juga diungkap dalam semoinar
itu. Jalan kaki merupakan bentuk olahraga yang sangat
mudah dilakukan, tidak memerlukan keahlian khusus,
namun dapat mendatangkan berbagai manfaat.

10

2. Mencegah osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit


tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang
yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan
kerapuhan tulang.
Berjalan kaki di pagi hari mampu mencegah terjadinya
pengeroposan tulang (osteoporosis) dalam tubuh anda. Karena
untuk menjaga kesehatan tulang tidak hanya dibutuhkan
kalsium dan vitamin D saja. Tetapi gerakan badan secara
menyeluruh seperti jalan kaki setidaknya 10.000 langkah
setiap hari dan terkena sinar matahari pagi sekitar 15 menit
sehari, membuat tulang lebih lama bertahan dari ancaman
osteoporosis.

Memang, walaupun usianya lebih muda pia itu tampak


kecapekan saat menaiki tangga karena pria tadi, jarang
sekali berolah raga. Sebaliknya pria yang sudah masuk
kategori pra-lansia, suka berolah raga terutama berjalan
kaki, sehingga tidak merasakan lelah menaiki tangga empat
lantai di kantornya.

Pria yang memiliki nafas lebih panjang terkait dengan organ


tubuh yang baik serta kinerja pembuluh darah yang masih
baik pula. Ereksi pada pria membutuhkan fungsi terbukanya
pembuluh darah secara baik. Karena itu, orang yang masih
memiliki nafas yang baik bisa dianggap masih memiliki
fungsi ereksi yang baik.

Yang memiliki masalah dengan obesitas, olahraga dengan


berjalan kaki di pagi hari adalah solusi terbaik. Ya, berjalan kaki
di pagi hari secara rutin dapat membakar kalori dalam tubuh
anda karena semua otot tubuh bergerak. Pembakaran kalori
tersebut akan lebih efektif lagi jika anda berjalan dengan cepat.
Jadi mulailah bangun pagi dan jalan kaki secara rutin

Dengan kondisi seperti ini maka oksigen yang dibutuhkan


jantung akan tercukupi dan menjaga jantung tetap bekerja
secara normal. Serangan jantung bisa anda hindari dengan
olahraga berjalan kaki secara tergopoh-gopoh ( tidak pelan dan
tidak terlalu cepat).

Diantaranya, menurunkan berat badan. Hanya dengan


berjalan kaki selama 30 menit dapat membakar hingga
50 kalori. Ini bisa dibayangkan, berapa kalori yang dapat
membakar tubuh dalam sebulan hanya dengan berjalan
kaki secara rutin setiap minggu.
Berjalan kaki, bisa mencegah diabetes tipe 2, kebutaan,
gagal ginjal, hingga impotensi.Berjalan kaki secara teratur
dapat menjauhkan Anda dari penyakit ini.
Berdasarkan penelitan dari Graduate School of Health dari
University of Pittsburgh, berjalan kaki selama setengah jam
dalam sehari dapat mencegah disfungsi ereksi. "Dalam
penelitian itu, diungkap berjalan kaki, sejauh 3 km setiap
hari dapat mencegah impotensi pada pria. Impotensi dapat
terjadi karena adanya penyumbatan di pembuluh darah
sekitar alat vital.
Karena, berjalan kaki dapat meningkatkan peredaran darah
dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan.
Selain itu, pikiran juga menjadi segar. Jadi, berjalan kaki,
tidak hanya menyehatkan, secara fisik, berjalan kaki juga
meningkatkan kesehatan mental.Menurut satu studi yang
dilakukan pada 2008, seseorang yang melakukan latihan
rutin memiliki risiko lebih kecil mengalami demensia atau
Alzheimer. Berjalan kaki mampu mendongkrak fungsi
otak dengan cara melancarkan suplai darah ke otak dan
meningkatkan koneksi sinaptik antar neuron

TIPS : Manfaat Berjalan Kaki


Berjalan adalah aktivitas yang banyak diminati oleh
banyak orang, karena selain "murah dan praktis", jalan kaki
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia.
Olahraga jalan kaki lebih baik dilakukan di pagi hari, di saat
udara masih segar dan bersih dari polusi. Namun banyak
pula, yang enggan untuk melakukannya dengan alasan
mengantuk dan dingin, dan lebih memilih tidur. Berjalan
kaki bagi sebagian orang mungkin melelahkan, tetapi bagi
kebanyakan orang justru sangat digemari, karena berjalan
kaki secara rutin dan kontinyu mampu mencegah berbagai
macam penyakit berbahaya dalam tubuh.
Olah raga ini, mempunyai banyak manfaat, diantaranya:

4. Turunkan kolesterol. Berjalan kaki secara tergopohgopoh akan membuat tekanan darah anda menjadi rendah
dan mengurangi pelengketan antarsel darah yang bisa
mengakibatkan gumpalan bekuan darah yang menyumbat
pembuluh darah. Berjalan kaki juga mampu menurunkan
kolesterol, karena saat tubuh bergerak (berjalan kaki) maka
kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap
kolesterol jahat (LDL) akan meningkat.
5. Mencegah Diabetes ( Kencing Manis). Kencing manis
(diabetes) tipe 2 biasanya diderita oleh orang yang gemuk.
Nah, untuk menjaga agar kadar gula dalam tubuh tetap stabil,
bisa melakukan jalan kaki setiap pagi dan sore secara rutin.
Menggerakkan badan secara rutin terbukti mampu menjaga
kadar gula dalam tubuh sehingga tidak perlu minum obat
diabetes lagi.
Berjalan kaki yang dinyatakan mampu mencegah diabetes
adalah dengan kecepatan 6 km/jam dan dilakukan selama
50 menit. (Ini hasil studi National Institute of Diabetes and
Gigesive & Kidney Diseases).
6. Mencegah stroke. Orang yang hidup di zaman dahulu,
jarang yang terkena stroke. Sebab, makanan dan pola hidup
mereka yang berbeda dengan saat ini. Mereka (di zaman
dahulu) hampir selalu berjalan kaki untuk bepergian kemanamana karena alat transportasi belum ada, maka tubuh mereka
lebih bugar dan terhindar dari penyakit stroke. Studi terbaru
menyatakan bahwa berjalan kaki 20 jam dalam seminggu
mampu menurunkan risiko serangan stroke sebanyak 2/3.
7. Tubuh kebal. Selain untuk menjaga agar tubuh selalu
sehat dan bugar, berjalan kaki juga bermanfaat, terhadap
kekebalan tubuh. Berjalan kaki 3 kali dalam seminggu mampu
meningkatkan kebugaran dan menjaga sistem pernapasan
secara signifikan. Dengan kondisi tubuh yang fit / bugar maka
akan berbanding lurus dengan meningkatnya kekebalan tubuh.
8. Hilangkan depresi.Berjalan dapat membantu anda
mengurangi stres karena masalah yang anda hadapi. Selama
berjalan, rasa kekhawatiran anda tentang kehidupan sehari-hari
akan berkurang karena otak melepaskan endorfin. Hormon
endorfin adalah senyawa kimia yang membuat seseorang
merasa senang. Endorfin diproduksi oleh kelenjar pituitary
yang terletak di bagian bawah otak. Hormon ini bertindak
seperti morphine, bahkan dikatakan 200 kali lebih besar dari
morphine. Endorfin atau Endorphine mampu menimbulkan
perasaan senang dan nyaman hingga membuat seseorang
berenergi.maka, mari kita mulai sekarang melakukan jalan kaki
secara rutin.

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

Q&A

Question and Answer

Kapan batas akhir pendaftaran BPJS?


BUMN, Badan usaha besar, menengah, dan kecil wajib
menjadi peserta JKN paling lambat 1 Januari 2015;
Bagi Badan usaha mikro paling lambat 1 Januari 2016;
Dan bagi PBPU dan Bukan Pekerja paling lambat tanggal 1
Januari 2019.
Bagaimana prosedur pendaftaran bagi peserta PPU?

Pendaftaran dilakukan secara kolektif melalui perusahaan ke
Kantor BPJS Kesehatan terdekat. Syaratnya : Mengisi Formulir
Registrasi Badan Usaha (melampirkan NPWP Badan/SIUP/
TDP/domisili) dan menyampaikan data peserta sesuai format
yang ditentukan. setelah mendaftar maka setiap perusahaan
akan mendapatkan nomor virtual account, kemudian lakukan
pembayaran ke Bank BRI/Mandiri/BNI, bukti pembayarannya
diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu/
mencetak kartu e-ID secara mandiri di perusahaan.
Gaji / upah apa yang digunakan dasar perhitungan ?
- PNS/TNI/PORI : menggunakan gaji pokok dan tunjangan
keluarga
- PPnPN: menggunakan penghasilan tetap
- Peserta PPU Lainnya: menggunakan gaji/upah dengan
tunjangan tetap
Berapakah besaran iuran yang harus dibayarkan oleh
peserta PPU?
1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima
Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI,
Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri yang dibayar melalui APBN/APBD sebesar
5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dibayar
dengan ketentuan:
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh Pemberi Kerja;
b. 2% (dua persen) dibayar oleh Peserta.
2) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PPU selain Peserta
diatas adalah sebesar 4,5% (mulai tanggal 1 Juli 2015
sebesar 5%) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
a. 4% dibayar oleh Pemberi Kerja ;
b. 0,5% dibayar oleh Peserta (mulai tanggal 1 Juli 2015
sebesar 1%) Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan
yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PPU dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri sebesar 2 (dua) kali
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan
status kawin dengan 1 (satu) orang anak.

Menteri Kesehatan

Resmikan

Bridging System
BPJS Kesehatan
Jakarta: Dalam upaya meningkatkan mutu
layanan yang lebih baik kepada peserta maupun
terhadap fasilitas kesehatan (RS), BPJS
Kesehatan mengembangkan bridging system,
yaitu penggunaan fasilitas IT (web service)
yang memungkinkan dua sistem yang berbeda
pada saat yang sama mampu melakukan dua
proses tanpa adanya intervensi satu sistem
pada sistem lainnya secara langsung.

Bridging system bertujuan meningkatkan efektivitas entry


data processing serta efisiensi penggunaan sumber daya
dengan tetap menjaga keamanan dan kerahasiaan masingmasing sistem, namun bersifat transparan. Selain itu,
bridging system diharapkan dapat meningkatkan kecepatan
dalam proses pengelolaan klaim, piutang, maupun
verifikasi.
Menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi
Idris, terdapat banyak keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan bridging system. Bagi peserta BPJS
Kesehatan, proses antrian menjadi jauh lebih cepat karena
registrasi peserta hanya pada sistem rumah sakit. Dengan
begitu, peserta BPJS Kesehatan bisa lebih cepat mendapat
pelayanan kesehatan.
Keuntungan bagi pihak rumah sakit antara lain
meningkatkan layanan administrasi peserta, menghemat
SDM dan sarana-prasarana, perekaman data pelayanan
kesehatan dan proses pengajuan klaim menjadi lebih cepat.
Selain itu, penyelesaian insentif pelayanan berdasarkan
beban kerja juga menjadi lebih cepat diselesaikan.
Untuk BPJS Kesehatan sendiri, keuntungan yang
diperoleh adalah adanya akurasi data peserta, proses
verifikasi dan pembayaran klaim pun menjadi lebih cepat.
Kemudian ada peningkatan kecepatan pengolahan data
dan informasi layanan, juga ada transparansi pembiayaan
karena perekaman data pada setiap sistem sama, jelas
Fachmi, usai acara Launching Bridging System di RS Cipto
Mangunkusumo bersama Ibu menteri Kesehatan Nafsiah
Mboi, Kamis (3/7).

Iuran yang dibayarkan oleh peserta PPU menanggung


maksimal lima orang per keluarga, meliputi pekerja, istri/suami
yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah,
dan anak angkat yang sah

- Perusahaan mengumpulkan data anggota keluarga


tambahan untuk didaftarkan sesuai Surat Kuasa.
- Perusahaan akan mendaftarkan secara kolektif dan akan
memotong gaji sebesar 1% dan masuk ke Virtual Account
Perusahaan tersebut
2) Pendaftaran secara perorangan oleh pekerja
- Anggota keluarga tambahan didaftarkan secara perorangan
oleh pekerja
- Penanggung jawab perusahaan dsapat membantu
pendaftaran awal
- Masing-masing anggota keluarga tambahan
akan mendapatkan Virtual Account

Info BPJS Kesehatan

edisi 5 Tahun 2014

Sebagai informasi tambahan, lanjutnya, saat ini terdapat


72 rumah sakit di seluruh Indonesia yang sedang dalam
proses pengembangan bridging system komprehensif dan
akan segera diimplementasikan dalam waktu dekat.

Lewat Jambore
Pelayanan Primer

Iuran 1% bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri


atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat
Negara sebesar gaji/upah dengan tunjangan keluarga
Iuran 1% bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
sebesar 1% dari Gaji/Upah dengan batas atas 2 (dua) kali
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) status kawin dengan 1
orang anak.
Iuran 1% bagi PPU Lainnya sebesar 1% dari Gaji/Upah dan
tunjangan tetap dengan batas atas 2 (dua) kali Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) status kawin dengan 1 orang anak.

- Pekerja memberikan surat kuasa kepada pemberi kerja


untuk menambah iurannya kepada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial

Berdasarkan data per 27 Juni 2014, dari 1.515 rumah


sakit di Indonesia, sebanyak 22 rumah sakit dinyatakan
siap mengoperasikan bridging system secara lengkap
(komprehensif). Data lain menyebutkan bahwa 1.239 di
antaranya sudah meng-instal webservice lokal di server
BPJS Kesehatan, sementara untuk implementasi bridging
SEP-INA CBGs, sudah dilakukan oleh 1.178 rumah sakit,
jelas Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Dadang
Setiabudi.

Tingkatkan Mutu
Faskes Primer

Bagaimana perhitungan iuran penambahan 1% bagi


anggota keluarga tambahan?

1) Pendaftaran secara kolektif dari Perusahaan

Sementara sisanya tersebar di seluruh Indonesia, seperti


RSUD Margono Soekarjo (Purwokerto), RSUP Dr. Sardjito
(Yogyakarta), RSUD Tugurejo (Semarang), RSUD Dr
Muwardi (Surakarta), RSOP Dr Soeharso Surakarta, RS
Hasan Sadikin (Bandung), RSUD Karawang (Karawang),
RSUD Dr Soetomo Surabaya, RSUD Dr. W. Sudirohusodo
(Mojokerto), RSUD Genteng Kab. Banyuwangi, RSUP
Wahidin Sudirohusodo (Makassar), BLU RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou (Manado), RSUD Arifin Achmad (Pekanbaru), dan
RSU Adam Malik (Medan).

Kilas & Peristiwa

Berapa orang yang ditanggung dari iuran yang


dibayarkan?

Bagaimana cara mendaftarkan Anggota keluarga


tambahan?

Hingga akhir Juni lalu, bridging system ini sudah


diimplementasikan penuh oleh 22 rumah sakit di seluruh
Indonesia. Dari jumlah tersebut, terdapat 8 rumah
sakit di wilayah Jakarta yang sudah mengimplementasikan bridging system secara lengkap, yaitu RS Cipto
Mangunkusumo, RSUD Tarakan, RSUP Fatmawati, RS
Haji, RS Kanker Dharmais, RS Jantung Harapan Kita, RSPI
Sulianti Saroso, dan RSUP Persahabatan.

jelas Direktur Hukum, Komunikasi dan Hubungan Antar


Lembaga BPJS Kesehatan Purnawarman Basundoro pada
acara penghargaan FKTP terbaik dalam Jambore Pelayanan
Primer Tingkat Divisi Regional IV di Hotel Borobudur
Jakarta, Jumat (22/8).
JAKARTA, 22 AGUSTUS 2014 - Dalam upaya memajukan
kualitas pelayanan kesehatan primer, BPJS Kesehatan
menggelar pertemuan bagi pemberi pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melalui kegiatan
Jambore Pelayanan Primer Tingkat Divisi Regional yang
dilaksanakan secara bertahap di 12 Divisi Regional BPJS
Kesehatan di seluruh Indonesia. Acara ini sendiri dimulai
pertama kali oleh Divisi Regional II BPJS Kesehatan pada
13-16 Agustus 2014 di Batam.
Dalam kegiatan tersebut, BPJS Kesehatan melangsungkan
seminar yang materinya disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing Divisi Regional, sharing session, unjuk
kreativitas seni, serta pemilihan FKTP terbaik di tingkat
Divisi Regional berdasarkan komitmen pelayanan, SDM,
sarana dan prasarana serta program inovasi yang dimiliki.
Peningkatan kompetensi dan performa FKTP jelas penting
dilakukan. Jika pelayanan di sebuah FKTP memuaskan,
tentu peserta akan merasa nyaman mendapat pelayanan
kesehatan di FKTP tersebut, sehingga perpindahan
peserta dari FKTP satu ke FKTP lain dapat diminimalisir,

Peserta Jambore Pelayanan Primer Tingkat Divisi Regional


terdiri atas maksimal 15 FKTP dari setiap Kantor Cabang
BPJS Kesehatan. Selanjutnya, FKTP terbaik di masingmasing Divisi Regional akan diikutsertakan dalam Jambore
Nasional Pelayanan Primer pada bulan September
mendatang.
Adapun penghargaan di tingkat nasional akan diberikan
kepada FKTP terbaik dari seluruh Divisi Regional, yang
meliputi 5 (lima) FKTP terbaik dari setiap jenisnya, yaitu
Puskesmas, Doker Praktik Perorangan (Dokter Keluarga
atau Dokter Gigi), Klinik Pratama, Klinik TNI, dan Klinik
Polri; 1 (satu) FKTP Program Pengelolaan Penyakit Kronis
atau Prolanis terbaik, dan 1 (satu) FKTP Daerah Terpencil
Kepulauan terbaik.
Harapan kami, kegiatan ini dapat meningkatkan
kompetensi FKTP sekaligus memotivasi mereka untuk
mengedepankan kualitas pelayanan bagi peserta BPJS
Kesehatan. Selain itu, pemberian penghargaan kepada
FKTP terbaik diharapkan dapat menjadikan FKTP tersebut
sebagai role model bagi FKTP lainnya di Indonesia, kata
Purnawarman.

11

* Perpres 111 Tahun 2013 Pasal 6

w w w. b p j s - ke s e h a t a n . g o . i d

You might also like