You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan
oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua setelah
osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang
rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas. Kondrosarkoma biasanya ditemukan pada
daerah tulang femur, humerus, kosta dan bagian permukaan pelvis. Tumor ini memiliki banyak
ciri dan bentuk perkembangan. Dari pertumbuhan yang lambat hingga pertumbuhan metastasis
yang agresif.1,2
Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma primer dan sekunder. Untuk
keganasan yang berasal dari kartilago itu sendiri disebut kondrosarkoma primer. Sedangkan
apabila merupakan bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain seperti enkondroma,
osteokondroma dan kondroblastoma disebut kondrosarkoma sekunder. Kondrosarkoma sekunder
kurang ganas dibandingkan kondrosarkoma primer. Kondrosarkoma dapat diklasifikasi menjadi
tumor sentral atau perifer berdasarkan lokasinya di tulang.1,3
Etiologi kondrosarkoma masih belum diketahui secara pasti. Informasi etiologi
kondrosarkoma masih sangat minimal. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa radiologi dan patologi anatomi.4
Prognosis untuk kondrosarkoma ini tergantung pada ukuran, lokasi dan grade dari tumor
tersebut. Usia pasien juga sangat menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini.
Walaupun bermetastasis, prognosis kondrosarkoma lebih baik dibandingkan osteosarkoma.2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. EPIDEMIOLOGI
Kondrosarkoma lebih sering ditemukan pada pria dari pada wanita, dan tidak ada
perbedaan insidens. Dari segi ras penyakit ini tidak ada perbedaan. Meskipun tumor ini dapat
terjadi pada seluruh lapisan usia, namun terbanyak pada orang dewasa (20-40 tahun). Tujuh
puluh enam persen, kondrosarkoma primer berasal dari dalam tulang (sentral) sedangkan
kondrosarkoma sekunder banyak ditemukan berasal dari tumor jinak seperti osteokondroma atau
enkondroma yang mengalami transformasi.1,4
Di Amerika Serikat, kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak kedua dari 400 jenis
tulang ganas primer dengan jumlah kasus 25% dari seluruh keganasan tulang primer dan sekitar
11% dari seluruh keganasan tulang. Setiap tahun, terdapat 90 kasus baru kondrosarkoma.4

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem muskuloskeletal tersusun dari tulang, kartilago, sendi, bursa, ligamen dan tendon.
Kartilago normal ditemukan pada sendi, tulang rusuk, telinga, hidung, diskus intervertebra dan
tenggorokan. Kartilago tersusun dari sel (kondrosit dan kondroblast) dan matriks. Kondroblas
dan kondrosit memproduksi dan mempertahankan matriks. Matriks terdiri dari elemen fibrous
dan substansi dasar. Matriks ini kuat dan solid tetapi lentur.5,6
Pada orang dewasa, kartilago tidak mendapat aliran darah, limfe atau persarafan. Oksigen
dan bahan-bahan metabolisme dibawa oleh cairan sendi yang membasahi kartilago. Proses ini
dihambat dengan adanya endapan garam-garam kalsium. Akibatnya sel-sel kartilago tua yang
terletak di batas diafisis mengalami kekurangan nutrien dan mati.5,6
Osteoklas kemudian membersihkan kondrosit yang mati dan matriks terkalsifikasi yang
mengelilinginya, daerah ini kemudian diinvasi oleh osteoblas-osteoblas yang berkerumun ke atas
dari diafisis, sambil menarik jaringan kapiler bersama mereka. Penghuni baru ini meletakkan
tulang di sekitar bekas sisa-sisa kartilago yang terpisah-pisah sampai bagian dalam kartilago di
sisi diafisis lempeng seluruhnya diganti oleh tulang. Apabila proses osifikasi telah selesai, tulang
di sisi diafisis telah bertambah panjang dan lempeng epifisis telah kembali ke ketebalan semula.
2

Kartilago yang diganti oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara
dengan pertumbuhan kartilago baru di ujung epifisis lempeng.5,6,7
Ada tiga jenis kartilago yaitu: kartilago hialin, kartilago elastis dan fibrokartilago.
Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi sinovial
Kartilago ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Kartilago ini tersusun
dari sedikit sel dan sejumlah besar substansi dasar. Substansi dasar terdiri dari kolagen tipe II dan
proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel kartilago. Proteoglikan sangat hidrofilik sehingga
memungkinkan menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat. Kartilago hialin
terletak pada epifisis tulang panjang. 5,6,7

Gambar 1. Anatomi Tulang Panjang, Femur dilihat


dari ventral, potongan melintang melalui tengah tengah corpus femoris dilihat dari distal, potongan frontal
melalui bagian distal dilihat dari ventral.
(Dikutip dari kepustakaan 14)

C. DEFINISI
Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan
oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua setelah
osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang
rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas.1,3,10

D. PREDILEKSI
Berdasarkan bentuk tulang, kondrosarkoma dapat mengenai tulang
pipih dan bagian epifisis tulang panjang. Kondrosarkoma dapat terkena
pada berbagai lokasi namun predileksi terbanyak pada lokasi proksimal
seperti femur, tibia, pelvis, dan humerus. Selain itu dapat pula mengenai
rusuk, tulang kraniofasial, sternum, skapula dan vertebra. Tumor ini
jarang mengenai tangan dan biasanya merupakan bentuk keganasan
atau komplikasi dari penyakit lainnya.1,8,9
Gambar 2. Predileksi

E. ETIOLOGI
Etiologi kondrosarkoma masih belum diketahui secara pasti. Informasi etiologi
kondrosarkoma masih sangat minimal. Namun berdasarkan penelitian yang terus berkembang
didapatkan bahwa kondrosarkoma berhubungan dengan tumor-tumor tulang jinak seperti
enkondroma atau osteokondroma sangat besar kemungkinannya untuk berkembang menjadi
kondrosarkoma. 1,7,12

F. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi kondrosarkoma primer maupun sekunder adalah terbentuknya kartilago oleh
sel-sel tumor tanpa disertai osteogenesis. Sel tumor hanya memproduksi kartilago hialin yang
mengakibatkan abnormalitas pertumbuhan tulang dan kartilago. Secara fisiologis, kondrosit yang
mati dibersihkan oleh osteoklas kemudian daerah yang kosong itu, diinvasi oleh osteoblasosteoblas yang melakukan proses osifikasi. Proses osifikasi ini menyebabkan diafisis bertambah
4

panjang dan lempeng epifisis kembali ke ketebalan semula. Seharusnya kartilago yang diganti
oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara dengan pertumbuhan
kartilago baru di ujung epifisis lempeng. Namun pada kondrosarkoma proses osteogenesis tidak
terjadi, sel-sel kartilago menjadi ganas dan menyebabkan abnormalitas penonjolan tulang,
dengan berbagai variasi ukuran dan lokasi.4,7,8
Proses keganasan kondrosit dapat berasal dari perifer atau sentral. Apabila lesi awal
berasal dari dalam tulang itu sendiri dinamakan kondrosarkoma sentral sedangkan
kondrosarkoma perifer apabila lesi dari permukaan tulang seperti kortikal dan periosteal. Tumor
kemudian tumbuh membesar dan mengikis korteks sehingga menimbulkan reaksi periosteal pada
formasi tulang baru dan soft tissue.7,8

G. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan radiologi dan
patologi anatomi.8
1. Diagnosis Klinis 7,8,11
Manifestasi klinis kondrosarkoma ini sangat beragam. Pada umumnya penyakit
ini memiliki perkembangan yang lambat, kecuali saat menjadi agresif. Berikut adalah
gejala yang bisa ditemukan pada kondrosarkoma:
a. Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang paling banyak ditemukan. Sekitar 75% pasien
kondrosarkoma merasakan nyeri. Gejala nyeri yang ditimbulkan tergantung pada
predileksi serta ukuran tumor. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul
akibat pembesaran tumor yang perlahan-lahan. Nyeri berlangsung lama dan memburuk
pada malam hari. Saat istirahat nyeri tidak menghilang.
b. Pembengkakan
Pembengkakan lokal biasa ditemukan.
c. Massa yang teraba
Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.
5

d. Frekuensi miksi meningkat


Manifestasi klinis ini ditemukan pada kondrosarkoma di pelvis. Namun semua
manifestasi klinis ini tidak selalu ada di setiap kondrosarkoma. Gejala yang
ditimbulkan tergantung dari gradenya. Pada grade tinggi, selain pertumbuhan tumor
cepat juga disertai nyeri yang hebat. Sedangkan pada grade rendah, pertumbuhan
tumor lambat dan biasanya disertai keluhan orang tua seperti nyeri pinggul dan
pembengkakan.

2. Penentuan Grade dan Stage dari Kondrosarkoma


Grade(G) dilihat dari agresif tidaknya tumor tersebut. Disebut grade rendah (G1)
apabila jinak dan grade tinggi (G2) bila agresif. Penilaian grade kondrosarkoma dapat
juga melalui pemeriksaan mikroskopis. Pada grade rendah biasanya sel tumor masih
mirip dengan sel normal dan pertumbuhannya lambat serta kemungkinan metastase
sangat kecil. Pada grade tinggi, sel tumor tampak abnormal dengan pertumbuhan dan
kemampuan metastase yang sangat cepat. Kebanyakan kondrosarkoma itu berada pada
grade rendah. Grade tinggi kondrosarkoma lebih sering akibat rekurensi dan metastase ke
bagian tubuh yang lain. Yang termasuk grade rendah adalah kondrosarkoma sekunder
sedangkan yang termasuk grade tinggi adalah kondrosarkoma primer.8
Tujuan penentuan stage ialah mendeskripsikan ukuran dan mengetahui apakah sel
tumor ini telah bermetastase di luar lokasi aslinya. Untuk lokasi anatomi, dituliskan (T1)
jika tumor tersebut berada di dalam tulang dan (T2) jika di luar tulang.11

Berikut ini adalah penentuan stage kondrosarkoma: 5,11


- Stage 1A merupakan tumor grade rendah di dalam tulang
- Stage 1B merupakan tumor grade rendah di luar tulang yang meliputi soft tissue
spaces, nervus dan pembuluh darah.
- Stage 2A merupakan tumor grade tinggi di lapisan keras tulang.
- Stage 2B merupakan tumor grade tinggi di luar tulang yang meliputi soft tissue
spaces, nervus dan pembuluh darah.

- Stage 3 merupakan tumor grade rendah-tinggi, bisa di dalam atau di luar tulang namun
telah mengalami metastase.

Apabila didapatkan keterlibatan kelenjar limfa regional maka disebut N1


sedangkan N0 apabila tidak didapatkan keterlibatan kelenjar limfe regional. Jika
didapatkan metastase disebut sebagai M1 dan jika tidak didapatkan metastase disebut
M0. Kondrosarkoma biasa bermetastase pada paru-paru, namun dapat juga
bermetastase pada tulang, liver, ginjal, payudara atau otak.

3. Pemeriksaan Radiologi

5,6,14

Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan penting dalam usaha penegakan


diagnosis tumor. Pada kondrosarkoma, pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan
meliputi :
a. Foto konvensional
Foto konvensional merupakan pemeriksaan penting yang dilakukan untuk
diagnosis awal kondrosarkoma. Baik kondrosarkoma primer atau sentral memberikan
gambaran radiolusen pada area dekstruksi korteks. Bentuk destruksi biasanya berupa
pengikisan dan reaksi eksternal periosteal pada formasi tulang baru. Scallop erosion
pada endosteal cortex terjadi akibat pertumbuhan tumor yang lambat dan permukaan
tumor yang licin. Pada kondrosarkoma, endosteal scalloping kedalamannya lebih dari
2/3 korteks, maka hal ini dapat membedakan kondrosarkoma dengan enkondroma.
b. CT scan
Dari 90% kasus ditemukan gambaran radiolusen yang berisi kalsifikasi matriks
kartilago. Pada pemeriksaan CT scan didapatkan hasil lebih sensitif untuk penilaian
distribusi kalsifikasi matriks dan integritas korteks. Endosteal cortical scalloping pada
tumor intramedullar juga terlihat lebih jelas pada CT scan dibandingkan dengan foto
konvensional.
c. MRI

Humerus

On the left a lesion consisting of rings and arcs calcification in the proximal humerus.
The CT shows the calcification with subtle endosteal thinning of the cortical bone

(arrows)
Gambar 3. Kondrosarkoma proximal humerus (dikutip dari kepustakaan 14)

On the left a typical broad based osteochondroma


arising from the proximal humerus. The major part of
the bony protrusion consist of fatty bone marrow.
Gambar 4. Kondrosarkoma proximal humerus (dikutip dari kepustakaan 14)

Femur

- Tibia

left a chondrosarcoma in the


On the left a On
lytictheill-defined
proximal tibia diaphysis. The tumor is
lesionin the distal diaphysis of
recognized by subtle calcification in the
the femur in proximal
an old part.
patient.
The distal border is not well
Notice the cortical
thickening,
defined. Notice endosteal scalloping at the
but also endosteal
medial scalloping
side which is a hallmark of
(blue arrows). chondrosarcoma.
At closer look, MR better defines the
there are also extension
faintcalcification
of the lesion, MRI also
demonstrates the endosteal scalloping.
present (arrowhead).
Gambar 5. Kondrosarkoma distal femur

Gambar 6. Kondrosarkoma Proximal Tibia

Pelvis

These radiograph reveal an irregularity of


his left iliumwith soft tissue calcification,
suggesting a chondrosarcoma of the pelvis.
Gambar 7. Kondrosarkoma pelvis

d. Pemeriksaan Patologi Anatomi


9

Gambaran

makroskopis

pada

kebanyakan

tumor

memperlihatkan

sifat

kartilaginosa; besar dengan penampilan berkilau dan berwarna kebiru-biruan. Secara


mikroskopis, beberapa tumor berdiferensiasi baik dan sulit dibedakan dengan
enkondroma bila hanya berdasakan pada gambaran histologis saja. Kecurigaan kearah
keganasan apabila sel berinti besar, inti multipel dalam suatu sel tunggal atau adanya
beberapa kondroblas dalam satu lakuna. Diantara sel tersebut terdapat matriks
kartilaginosa yang mungkin disertai dengan kalsifikasi atau osifikasi.

Klasifikasi kondrosarkoma berdasarkan patologi anatomi: 6,8,13


1. Clear cell chondrosarcoma

Gambar 8. Clear cell chondrosarcoma (dikutip dari kepustakaan 13)

Clear cell chondrosarcoma termasuk grade rendah dengan pertumbuhan yang


lambat dan secara khas terdapat di epifisis tulang-tulang tubular terutama pada femur
dan humerus.
Sesuai dengan namanya, biopsi dari tumor ini akan menunjukkan clear cell
dengan banyak vakuola besar. Akan tampak pula lobular cartilaginous di dalam clear
cells, multinucleated giant cells, mitosis sedikit, dan susunan matriks menjadi sedikit
disertai kalsifikasi fokal.

2. Mesenchymal chondrosarcoma
10

Gambar 9. Mesenchymal chondrosarcoma ((dikutip dari kepustakaan 13)

Di bawah mikroskop, selnya berbentuk lingkaran kecil/oval dari spindled


neoplastic cells dengan gumpalan ireguler kromatin dan nukleoli. Terjadi peningkatan
perubahan mitosis dan penipisan kartilago.
3. Dedifferentiated chondrosarcoma

Gambar 10. Dedifferentiated chondrosarcoma (dikutip dari kepustakaan 13)

Dediffentiated chondrosarcoma sekitar 10% dari seluruh tipe kondrosarkoma.


Sifat khasnya adalah gabungan antara grade rendah kondrosarkoma dan proses
keganasan degeneratif. Pada gambaran patologi anatomi tampak ikatan antara sel
kartilago dan nonkartilago, stroma kondroid, sel kondrosit mengecil dan nukleus padat
dengan disertai beberapa pembesaran.

4. Juxtacortical chondrosarcoma

11

Gambar 11. Juxtacortical chondrosarcoma (dikutip dari kepustakaan 13)

Juxtacortical chondrosarcoma merupakan 2% dari seluruh kondrosarkoma. Lesi


umumnya terletak pada bagian metafisis femur, jarang pada diafisis.

H. DIAGNOSIS BANDING 4,8,9,11


Kondrosarkoma biasanya berasal dari tulang normal, atau merupakan perubahan ganas
dari kelainan jinak seperti osteokondroma dan enkondroma.
1. Osteokondroma

Gambar 12. Osteokondroma

Osteokondroma atau eksostosis osteokartilagenus adalah pertumbuhan tulang dan


tulang rawan yang membentuk tonjolan di daerah metafisis. Tonjolan ini menimbulkan
12

pembengkakan atau gumpalan. Kelainan ini selalu muncul di daerah metafisis dan tulang
yang sering terkena adalah ujung distal femur, ujung proksimal tibia, dan humerus.

2. Enkondroma

Gambar 13. Osteokondroma (dikutip dari kepustakaan 14)

Enkondroma merupakan tumor jinak pada kartilago displastik yang biasanya


berupa lesi soliter pada bagian intramedullar tulang dan metafisis tulang tubular. Pada
foto konvensional enkondroma memberikan gambaran berupa radiolusen yang berbatas
tegas di daerah medulla. Tampak pula kalsifikasi seperti cincin dan pancaran (ring and
arcs) yang berbatas tegas, membesar dan menipis, khususnya pada daerah tangan dan
kaki.

I. PENATALAKSANAAN
13

Penatalaksanaan kondrosarkoma merupakan bentuk kerja tim antara dokter


dengan profesional kesehatan lainnya. Para radiologist, diperlukan untuk melihat faktorfaktor untuk evaluasi kecepatan perkembangan tumor, diagnosis spesifik, dan
pembesaran tumor. Perawat dan ahli gizi, terlibat menjelaskan kepada pasien efek
samping dari penanganan kondrosarkoma dan memberikan dorongan kesehatan makanan
untuk membantu melawan efek samping tersebut.2,7
Jenis terapi yang diberikan kepada pasien tergantung pada beberapa hal seperti:
1. Ukuran dan lokasi dari kanker
2. Menyebar tidaknya sel kanker tersebut.
3. Grade dari sel kanker tersebut.
4. Keadaan kesehatan umum pasien
Pasien dengan kondrosarkoma memerlukan terapi kombinasi pembedahan
(surgery), kemoterapi dan radioterapi.
a. Surgery
Langkah

utama

penatalaksanaan

kondrosarkoma

pembedahan

karena

kondrosarkoma kurang berespon terhadap terapi radiasi dan kemoterapi. Variasi


penatalaksanaan bedah dapat dilakukan dengan kuret intralesi untuk lesi grade rendah,
eksisi radikal, bedah beku hingga amputasi radikal untuk lesi agresif grade tinggi. Lesi
besar yang rekuren penatalaksanaan paling tepat adalah amputasi.13

Gambar 14. Proses pembedahan (dikutip dari kepustakaan 14)

b. Kemoterapi
14

Kemoterapi, meskipun bukan yang paling utama, namun ini diperlukan jika
kanker telah menyebar ke area tubuh lainnya. Terapi ini menggunakan obat anti kanker
(cytotoxic) untuk menghancurkan sel-sel kanker.
c. Radioterapi
Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker menggunakan sinar berenergi
tinggi. Namun kondrosarkoma merupakan radioresistant. 14, 15

J. PROGNOSIS
Prognosis untuk kondrosarkoma ini tergantung pada ukuran, lokasi dan grade dari tumor
tersebut. Usia pasien juga sangat menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini.
Pasien anak-anak memiliki mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dewasa.4
Penanganan pada saat pembedahan sangat menentukan prognosis kondrosarkoma
karena jika pengangkatan tumor tidak utuh maka rekurensi lokal bisa terjadi. Sebaliknya
apabila seluruh tumor diangkat, lebih dari 75% penderita dapat bertahan hidup. Rekurensi
kondrosarkoma biasa terjadi 510 tahun setelah operasi dan tumor rekuren bersifat lebih
agresif serta bergrade lebih tinggi dibanding tumor awalnya.11,12

BAB III

15

KESIMPULAN

Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang
rawan oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua
setelah osteosarkoma. Di Amerika Serikat, kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak
kedua dari 400 jenis tulang ganas primer dengan jumlah kasus 25% dari seluruh
keganasan tulang primer dan sekitar 11% dari seluruh keganasan tulang. Etiologi
kondrosarkoma masih belum diketahui secara pasti. Adapun tanda klinis dari
kondrosarkoma yaitu Nyeri, pembengkakan, massa yang teraba dan frekuensi miksi
meningkat. Selain itu untuk membantu penegakkan diagnosis dapat menggunakan
pemeriksaan radiologis, CT-Scan dan pemeriksaan PA. Pengobatan untuk kondrosarkoma
yaitu pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Prognosis untuk kondrosarkoma ini
tergantung pada ukuran, lokasi dan grade dari tumor tersebut. Usia pasien juga sangat
menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini.

16

DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi: Sistem Muskuloskeletal. 7th ed. vol 2.
Jakarta: EGC, 2007. P.858.
2. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. 6th Ed. Jakarta: EGC,
2000. P. 669.
3. Otto SE. Buku Saku Keperawatan Onkologi: Kanker Tulang dan Sarkoma Jaringan Lunak.
Jakarta: EGC, 2003. P. 73.
4. Sylvia, Lorraine. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta
:EGC, 2006. P.149
5. Meyers SP. MRI of Bone and Soft Tissue Tumors and Tumorlike Lesions, Differential
Diagnosis and Atlas: Chondrosarkoma. Stutgart: Thieme, 2008. P. 368-77
6. Chandrasoma P, Taylor C. Concise Pathology: Disease of Joints&Connective Tissue. 3rd
ed. USA: Appletn&Lange, 1998. p. 971-2
7. Wiesel SW, Delahay JN. Essentials of Orthopedic Surgery: Tumor of Musculoskeletal. 4th
ed. Washington: Springer, 2010. P. 137-41
8. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Kondrosarkoma. Diunduh dari
http://ocw.usu.ac.id/course/download/128PATOLOGIANATOMI/patologi_anatomi_slide_
kondrosarkoma.pdf. tanggal 1 September 2013
9. Diunduh dari http://dokmud.wordpress.com/2010/02/16/kondrosarkoma/ tanggal 1
September 2013
10. Diunduh dari http://www.medicinesia.com/kedokteranklinis/musculoskeletal/kondrosarkoma/ tanggal 1 September 2013
11. Di unduh dari http://www.artikelkedokteran.com/201/masalah-histologik-mengenaichondrosarcoma.html tanggal 1 September 2013
12. Diunduh dari http://www.webpathology.com/image.asp?case=332&n=6 tanggal 1
September 2013
13. Diunduh dari http://radiopaedia.org/cases/chondrosarcoma-proximal-femur tanggal 1
September 2013
14. Diunduh dari http://www.bonetumor.org/tumors-cartilage/chondrosarcoma tanggal 1
September 2013
11 2013
Desember 2010
15. Diunduh dari http://www.molecular-cancer.com/content/8/1/28 tanggal 1 September
Kepada
Kepada
Yth.Yth.
BpkBpk
/ Sdr/
:

Sdr :

hfaklhfah
Di tempat
17

You might also like