Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan
oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua setelah
osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang
rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas. Kondrosarkoma biasanya ditemukan pada
daerah tulang femur, humerus, kosta dan bagian permukaan pelvis. Tumor ini memiliki banyak
ciri dan bentuk perkembangan. Dari pertumbuhan yang lambat hingga pertumbuhan metastasis
yang agresif.1,2
Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma primer dan sekunder. Untuk
keganasan yang berasal dari kartilago itu sendiri disebut kondrosarkoma primer. Sedangkan
apabila merupakan bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain seperti enkondroma,
osteokondroma dan kondroblastoma disebut kondrosarkoma sekunder. Kondrosarkoma sekunder
kurang ganas dibandingkan kondrosarkoma primer. Kondrosarkoma dapat diklasifikasi menjadi
tumor sentral atau perifer berdasarkan lokasinya di tulang.1,3
Etiologi kondrosarkoma masih belum diketahui secara pasti. Informasi etiologi
kondrosarkoma masih sangat minimal. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa radiologi dan patologi anatomi.4
Prognosis untuk kondrosarkoma ini tergantung pada ukuran, lokasi dan grade dari tumor
tersebut. Usia pasien juga sangat menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini.
Walaupun bermetastasis, prognosis kondrosarkoma lebih baik dibandingkan osteosarkoma.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. EPIDEMIOLOGI
Kondrosarkoma lebih sering ditemukan pada pria dari pada wanita, dan tidak ada
perbedaan insidens. Dari segi ras penyakit ini tidak ada perbedaan. Meskipun tumor ini dapat
terjadi pada seluruh lapisan usia, namun terbanyak pada orang dewasa (20-40 tahun). Tujuh
puluh enam persen, kondrosarkoma primer berasal dari dalam tulang (sentral) sedangkan
kondrosarkoma sekunder banyak ditemukan berasal dari tumor jinak seperti osteokondroma atau
enkondroma yang mengalami transformasi.1,4
Di Amerika Serikat, kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak kedua dari 400 jenis
tulang ganas primer dengan jumlah kasus 25% dari seluruh keganasan tulang primer dan sekitar
11% dari seluruh keganasan tulang. Setiap tahun, terdapat 90 kasus baru kondrosarkoma.4
Kartilago yang diganti oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara
dengan pertumbuhan kartilago baru di ujung epifisis lempeng.5,6,7
Ada tiga jenis kartilago yaitu: kartilago hialin, kartilago elastis dan fibrokartilago.
Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi sinovial
Kartilago ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Kartilago ini tersusun
dari sedikit sel dan sejumlah besar substansi dasar. Substansi dasar terdiri dari kolagen tipe II dan
proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel kartilago. Proteoglikan sangat hidrofilik sehingga
memungkinkan menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat. Kartilago hialin
terletak pada epifisis tulang panjang. 5,6,7
C. DEFINISI
Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan
oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua setelah
osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang
rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas.1,3,10
D. PREDILEKSI
Berdasarkan bentuk tulang, kondrosarkoma dapat mengenai tulang
pipih dan bagian epifisis tulang panjang. Kondrosarkoma dapat terkena
pada berbagai lokasi namun predileksi terbanyak pada lokasi proksimal
seperti femur, tibia, pelvis, dan humerus. Selain itu dapat pula mengenai
rusuk, tulang kraniofasial, sternum, skapula dan vertebra. Tumor ini
jarang mengenai tangan dan biasanya merupakan bentuk keganasan
atau komplikasi dari penyakit lainnya.1,8,9
Gambar 2. Predileksi
E. ETIOLOGI
Etiologi kondrosarkoma masih belum diketahui secara pasti. Informasi etiologi
kondrosarkoma masih sangat minimal. Namun berdasarkan penelitian yang terus berkembang
didapatkan bahwa kondrosarkoma berhubungan dengan tumor-tumor tulang jinak seperti
enkondroma atau osteokondroma sangat besar kemungkinannya untuk berkembang menjadi
kondrosarkoma. 1,7,12
F. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi kondrosarkoma primer maupun sekunder adalah terbentuknya kartilago oleh
sel-sel tumor tanpa disertai osteogenesis. Sel tumor hanya memproduksi kartilago hialin yang
mengakibatkan abnormalitas pertumbuhan tulang dan kartilago. Secara fisiologis, kondrosit yang
mati dibersihkan oleh osteoklas kemudian daerah yang kosong itu, diinvasi oleh osteoblasosteoblas yang melakukan proses osifikasi. Proses osifikasi ini menyebabkan diafisis bertambah
4
panjang dan lempeng epifisis kembali ke ketebalan semula. Seharusnya kartilago yang diganti
oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara dengan pertumbuhan
kartilago baru di ujung epifisis lempeng. Namun pada kondrosarkoma proses osteogenesis tidak
terjadi, sel-sel kartilago menjadi ganas dan menyebabkan abnormalitas penonjolan tulang,
dengan berbagai variasi ukuran dan lokasi.4,7,8
Proses keganasan kondrosit dapat berasal dari perifer atau sentral. Apabila lesi awal
berasal dari dalam tulang itu sendiri dinamakan kondrosarkoma sentral sedangkan
kondrosarkoma perifer apabila lesi dari permukaan tulang seperti kortikal dan periosteal. Tumor
kemudian tumbuh membesar dan mengikis korteks sehingga menimbulkan reaksi periosteal pada
formasi tulang baru dan soft tissue.7,8
G. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan radiologi dan
patologi anatomi.8
1. Diagnosis Klinis 7,8,11
Manifestasi klinis kondrosarkoma ini sangat beragam. Pada umumnya penyakit
ini memiliki perkembangan yang lambat, kecuali saat menjadi agresif. Berikut adalah
gejala yang bisa ditemukan pada kondrosarkoma:
a. Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang paling banyak ditemukan. Sekitar 75% pasien
kondrosarkoma merasakan nyeri. Gejala nyeri yang ditimbulkan tergantung pada
predileksi serta ukuran tumor. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul
akibat pembesaran tumor yang perlahan-lahan. Nyeri berlangsung lama dan memburuk
pada malam hari. Saat istirahat nyeri tidak menghilang.
b. Pembengkakan
Pembengkakan lokal biasa ditemukan.
c. Massa yang teraba
Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.
5
- Stage 3 merupakan tumor grade rendah-tinggi, bisa di dalam atau di luar tulang namun
telah mengalami metastase.
3. Pemeriksaan Radiologi
5,6,14
Humerus
On the left a lesion consisting of rings and arcs calcification in the proximal humerus.
The CT shows the calcification with subtle endosteal thinning of the cortical bone
(arrows)
Gambar 3. Kondrosarkoma proximal humerus (dikutip dari kepustakaan 14)
Femur
- Tibia
Pelvis
Gambaran
makroskopis
pada
kebanyakan
tumor
memperlihatkan
sifat
2. Mesenchymal chondrosarcoma
10
4. Juxtacortical chondrosarcoma
11
pembengkakan atau gumpalan. Kelainan ini selalu muncul di daerah metafisis dan tulang
yang sering terkena adalah ujung distal femur, ujung proksimal tibia, dan humerus.
2. Enkondroma
I. PENATALAKSANAAN
13
utama
penatalaksanaan
kondrosarkoma
pembedahan
karena
b. Kemoterapi
14
Kemoterapi, meskipun bukan yang paling utama, namun ini diperlukan jika
kanker telah menyebar ke area tubuh lainnya. Terapi ini menggunakan obat anti kanker
(cytotoxic) untuk menghancurkan sel-sel kanker.
c. Radioterapi
Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker menggunakan sinar berenergi
tinggi. Namun kondrosarkoma merupakan radioresistant. 14, 15
J. PROGNOSIS
Prognosis untuk kondrosarkoma ini tergantung pada ukuran, lokasi dan grade dari tumor
tersebut. Usia pasien juga sangat menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini.
Pasien anak-anak memiliki mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dewasa.4
Penanganan pada saat pembedahan sangat menentukan prognosis kondrosarkoma
karena jika pengangkatan tumor tidak utuh maka rekurensi lokal bisa terjadi. Sebaliknya
apabila seluruh tumor diangkat, lebih dari 75% penderita dapat bertahan hidup. Rekurensi
kondrosarkoma biasa terjadi 510 tahun setelah operasi dan tumor rekuren bersifat lebih
agresif serta bergrade lebih tinggi dibanding tumor awalnya.11,12
BAB III
15
KESIMPULAN
Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang
rawan oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua
setelah osteosarkoma. Di Amerika Serikat, kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak
kedua dari 400 jenis tulang ganas primer dengan jumlah kasus 25% dari seluruh
keganasan tulang primer dan sekitar 11% dari seluruh keganasan tulang. Etiologi
kondrosarkoma masih belum diketahui secara pasti. Adapun tanda klinis dari
kondrosarkoma yaitu Nyeri, pembengkakan, massa yang teraba dan frekuensi miksi
meningkat. Selain itu untuk membantu penegakkan diagnosis dapat menggunakan
pemeriksaan radiologis, CT-Scan dan pemeriksaan PA. Pengobatan untuk kondrosarkoma
yaitu pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Prognosis untuk kondrosarkoma ini
tergantung pada ukuran, lokasi dan grade dari tumor tersebut. Usia pasien juga sangat
menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi: Sistem Muskuloskeletal. 7th ed. vol 2.
Jakarta: EGC, 2007. P.858.
2. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. 6th Ed. Jakarta: EGC,
2000. P. 669.
3. Otto SE. Buku Saku Keperawatan Onkologi: Kanker Tulang dan Sarkoma Jaringan Lunak.
Jakarta: EGC, 2003. P. 73.
4. Sylvia, Lorraine. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta
:EGC, 2006. P.149
5. Meyers SP. MRI of Bone and Soft Tissue Tumors and Tumorlike Lesions, Differential
Diagnosis and Atlas: Chondrosarkoma. Stutgart: Thieme, 2008. P. 368-77
6. Chandrasoma P, Taylor C. Concise Pathology: Disease of Joints&Connective Tissue. 3rd
ed. USA: Appletn&Lange, 1998. p. 971-2
7. Wiesel SW, Delahay JN. Essentials of Orthopedic Surgery: Tumor of Musculoskeletal. 4th
ed. Washington: Springer, 2010. P. 137-41
8. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Kondrosarkoma. Diunduh dari
http://ocw.usu.ac.id/course/download/128PATOLOGIANATOMI/patologi_anatomi_slide_
kondrosarkoma.pdf. tanggal 1 September 2013
9. Diunduh dari http://dokmud.wordpress.com/2010/02/16/kondrosarkoma/ tanggal 1
September 2013
10. Diunduh dari http://www.medicinesia.com/kedokteranklinis/musculoskeletal/kondrosarkoma/ tanggal 1 September 2013
11. Di unduh dari http://www.artikelkedokteran.com/201/masalah-histologik-mengenaichondrosarcoma.html tanggal 1 September 2013
12. Diunduh dari http://www.webpathology.com/image.asp?case=332&n=6 tanggal 1
September 2013
13. Diunduh dari http://radiopaedia.org/cases/chondrosarcoma-proximal-femur tanggal 1
September 2013
14. Diunduh dari http://www.bonetumor.org/tumors-cartilage/chondrosarcoma tanggal 1
September 2013
11 2013
Desember 2010
15. Diunduh dari http://www.molecular-cancer.com/content/8/1/28 tanggal 1 September
Kepada
Kepada
Yth.Yth.
BpkBpk
/ Sdr/
:
Sdr :
hfaklhfah
Di tempat
17