You are on page 1of 2

BAB 1

PARADIGMA BARU PENGELOLA KEUANGAN RUMAH SAKIT

RSUD Berubah Jadi BLU


Mulai tahun 2010 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang
berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan perubahan status
tersebut, maka RSUD memiliki kewenangan untuk mengelola keuangan sendiri,
sesuai Permenagri No 61 tahun 2007.
Kewenangan itu membawa dampak mengurangi pendapatan asli daerah (PAD).
Dampak lainya, manajemen rumah sakit bisa mengurus rumah tangganya sendiri
tanpa harus terus menerus menunggu persetujuan dari pengelola keuangan daerh
kota. Misalnya, manajemen ingin memperbaiki peralatan medis yang rusak, bisa
langsung memperbaikinya dengan keuangannya sendiri. Termasuk, untuk
memberikan insentif yang yang layak kepada dokter-dokter ahlinya. Sehingga,
mereka betah bekrja di rumah sakitsepanjang waktu.
Melalui kewenangannya, manajemen bisa melakukan inovasi di tengah tahun
anggaran, baik untuk menambah pengeluaran atau melakukan perbaikanperbaikan di rumah sakit. Seperti menambah ruangan atau fasilitas dan lain-lain.perbaikan di rumah sakit. Seperti menambah ruangan atau fasilitas dan lain-lain.
Dikutip dari Batam Pos tgl 20 November 2009
A; PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu bagian yang


penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di
bidang kesehatan adalah untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat,
dengan memberikan pelayan kesehatan yang lebih luas, merata dan dapat
terjangkau, baik oleh masyarakat tinggi, diharapkan akan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Reformasi keuangan rumah sakit, layaknya reformasi keuangan
daerah berhubungan dengan banyak dimensi seperti berikut ini (Mardiasmo,
2004):
a; Reformasi sistem pembiayaan (financing re form)
b; Reformasi sistem penganggaran (budgetting re form)
c; Reformasi sistem akutansi (accounting reform)
d; Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform)
e; Reformasi sistem manajemen keuangan (financial management
reform)
Reformasi berbagai aspek ini kemudian juga diikuti oleh beberapa
fenomena lain seperti governance, performance budget, dan pembentukan
badan layanan umum (BLU) sebagai konsekuensi logis pengimplementasikan
dari reformasi tersebut.

B; GOOD DOVERNANCE

Good governance secara sederhana dapat kita artikan sebagai tata


kelola yang baik. Tata kelola, dalam hal ini adalah suatu penyelenggarakan
manajemen yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi,
an pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi
tumbuhnya aktivitas usaha.
Ditinjau dari mechanic view pemerintah sebaga regulator dan sebagai
administrator, sedangkan dari organic view pemerintah sebagai regulator dan
sebagai public service agency dan sebagai investor. Pola tranformasi fungsi
tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu rightsizing(cut the
government), corporatizion dan privatizio.
Good governance buah dari pada New Public Management yang juga
diterapkan dalam berbagai organisasi bisnis maupun non bisnis. United
Nation Development Program (UNDP)mendefinisikan governance sebagai
the exercise of political, economic, and administrative autority to manage a
nations affair at all levels. Ecoomic governance mengacu pada proses
pembuatan keputusan di bidang ekonomi yang berlimplikasi pada masalah
pemerataan, penurunan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup.
Sedangkan administrative governance mengacu pada sistem implementasi
kebijakan.
Good governance jelas akan merubah paradigma lama. Paling tidak
terdapat sembilan aspek yang mungkin bertolak belakang dengan paradigma
pemerintahan di zaman orde baru, yaitu (1) Participation, yaitu keterlibatan
masyarakat dalam pembuatan keputusan publik baik secara langsung maupun
tidak langsung yang dibangun atas dasar

You might also like