Professional Documents
Culture Documents
Pokok Sengketa
2. Koreksi peredaran usaha yang tidak dilaporkan yaitu usaha jasa angkutan sebesar
Rp24.960.000,00 dan usaha penggilingan padi dengan peredaran usaha sebesar
Rp600.000,00.
Menurut Terbanding
Koreksi dilakukan karena Pemohon tidak memberikan alasan atau menunjukkan data
pendukung berupa buku catatan harian dan data pendukung tentang menurunnya omset
untuk tahun 1994, sehingga peredaran usaha dagang eceran untuk tahun 1994
disesuaikan dengan peredaran usaha eceran tahun 1991.
Menurut Pemohon
: Pemohon dalam Surat Bandingnya memohon untuk dapat dihapuskan hutang pajaknya.
Dan peredaran usaha dagang eceran menurut lampiran Surat Pemberitahuan pajak
penghasilan tahun pajak 1994 adalah sebesar Rp13.825.000,00.
Pendapat Majelis
2. Koreksi peredaran usaha yang tidak dilaporkan yaitu usaha jasa angkutan
sebesar Rp24.960.000,00 dan usaha penggilingan padi dengan peredaran usaha
sebesar Rp600.000,00
Menurut Terbanding
: Terbanding menyatakan ada objek pajak yang belum dilaporkan oleh Pemohon yaitu
usaha angkutan (truck) dan mesin penggilingan padi.
Untuk menghitung peredaran usaha tahun 1994 dari angkutan (truck), Terbanding
menggunakan dasar Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan tahun 1990 yaitu sebesar
Rp24.960.000,00, sedangkan untuk menghitung peredaran usaha mesin penggilingan
padi, Terbanding hanya menggunakan asumsi yaitu sebesar Rp600.000,00.
Pemohon dalam Surat Banding menyatakan angkutan (truck) dan mesin penggilingan
padi telah Pemohon jual pada tahun 1992, sehingga Pemohon hanya melaporkan
penghasilan usaha dagang eceran sebesar Rp13.825.000,00.
Terbanding didalam menghitung peredaran usaha angkutan (truck) tahun 1994 sebesar
Rp24.960.000,00 berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun
1990, sedangkan menghitung peredaran usaha mesin penggilingan padi berdasarkan
asumsi sebesar Rp600.000,00.
Menurut Pemohon
: Pemohon dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun 1994 melaporkan peredaran
usaha dagang sebesar Rp13.825.000,00.
Pemohon memang pada awalnya melakukan usaha angkutan (truck) dan mesin
penggilingan padi, namun angkutan (truck) telah dijual pada tanggal 3 Juni 1992 dan
mesin penggilingan padi sudah Pemohon jual pada tanggal 15 Agustus 1992.
Pendapat Majelis
Oleh karena itu, koreksi peredaran usaha angkutan (truck) sebesar Rp24.960.000,00 dan
koreksi peredaran usaha mesin penggilingan padi sebesar Rp600.000,00 tidak dapat
dipertahankan.
3. Bandingkan dengan peredaran usaha, harga pokok, biaya, PPh dan kredit pajak
yang disajikan dalam laporan laba rugi atau neraca
4. Pastikan untuk laporan laba rugi telah dilakukan koreksi fiskal oleh WP
5. Hitung kembali penghitungan meneurut pemerikasa dari data SPT WP, beserta
tarif PPh yang benar.
6. Untuk PPh yang dibayar, pastikan jumlah kredit pajak telah disajikan dalam
neraca sisi aktiva dan PPh Badan/ PPh OP yang menggunakan pembukuan, PPh
terutang akhir tahun telah disajikan dalam neraca sisi pasiva
7. Lakukan konfirmasi atas pembayaran PPh pasal 25,STP Pokok Pasal 25 dll, yang
telah dibayarkan oleh WP
Prosedur Pemeriksaan thd PPh Badan
Tujuan Pemeriksaan: Untuk memastikan bahwa seluruh peredaran usaha telah
dicatat dan dilaporkan pada SPT PPh Badan atau PPh Orang Pribadi.
Langkah-langkah dalam Prosedur Pemeriksaan thd Pajak Badan:
1. Pelajari pengisian SPT dar Badan tsb. Apakah sudah diisi dengan lengkap dan
berkas induknya lengkpap.
2. Hitung kembali perhitungan menurut SPT/ WP mengenai:
a. Peredaran Usaha
b. Harga Pokok Penjualan
c. Laba Kotor
d. Biaya-biaya
e. Pendapatan diluar usaha
f. Laba bersih
g. untuk orang pribadi dikurangi PTKP
h. untuk pembukuan dikurangi kompensasi kerugian
i. Penghasilan Kena Pajak
j. PPh terutang
k. PPh Kurang/ lebih bayar
l. Kredit Pajak:
PPh yang dipotong atau dipungut pihak ketiga:
1. PPh pasal 21 (untuk pengurang SPT PPh orang pribadi)
2. PPh pasal 22 (Badan/OP)
3. PPh pasal 23 (Badan/OP)
4. PPh pasal 24 (Badan/OP yang memiliki penghasilan dari LN)
PPh yang dibayarkan sendiri:
1. PPh pasal 25 (angsuran bulanan)
2. STP (Surat Tagihan Pajak) PPh pasal 25 yang pokoknya saja
3. Fiskal Luar Negeri
4. PPHTB (Pajak Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan) untuk WP Badan uang
usaha pokoknya tidak menjual tanah dan bangunan
4. Bandingkan dengan peredaran usaha, harga pokok, biaya, PPh dan kredit
pajak yang disajikan dalam laporan laba rugi atau neraca
4. Pastikan untuk laporan laba rugi telah dilakukan koreksi fiskal oleh WP
5. Hitung kembali penghitungan meneurut pemerikasa dari data SPT WP,
beserta tarif PPh yang benar.
6. Untuk PPh yang dibayar, pastikan jumlah kredit pajak telah disajikan dalam
neraca sisi aktiva dan PPh Badan/ PPh OP yang menggunakan pembukuan,
PPh terutang akhir tahun telah disajikan dalam neraca sisi pasiva
7. Lakukan konfirmasi atas pembayaran PPh pasal 25,STP Pokok Pasal 25 dll,
yang telah dibayarkan oleh WP.
Persiapan Pemeriksaan
Pelaksanaan Pemeriksaan
Tahapan pemeriksaan ini saya lakukan dengan dengan penuh pertimbangan dan
kehati-hatian karena suatu tahap akan menentukan kualitas tahap berikutnya.
Di dalam pemeriksaan dikenal adanya dua metode dan beberapa teknik
pemeriksaan. Karena PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk adalah perusahaan
yang menyelenggarakan pembukuan secara lengkap, kami menggunakan
metode Langsung.
Pentingnya Analisa Laporan Keuangan
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT-nya yaitu surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Untuk dasar penghitungan atau pembayaran pajak, WP memiliki kewajiban
pembukuan atau pencatatan. Dalam pembukuan terdapat laporan keuangan WP
yang disusun sedemikian rupa sesuai standar akuntansi atau sederhana seperti
pencatatan biasa. Laporan keuangan ini disertakan dalam SPT sebagai dasar
perhitungan pajak WP. WP dipercaya untuk menghitung, memperhitungkan dan
menyetor dan melaporkan pajaknya (self assessment). Namun dalam hal
pemenuhan kewajiban ptersebut WP tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan, Direktur jenderal pajak berhak untuk menetapkan jumlah
pajak yang terutang melalui pemeriksaan.
Jangka waktu pemeriksaan yang terbatas membuat pemeriksa pajak harus
menelaah pos-pos mana dalam laporan keuangan yang menjadi perhatian
khusus untuk diperiksa. Artinya, tidak seluruh pos di laporan keuangan wajib
pajak terperiksa akan diuji. Untuk menentukan pos-pos mana yang perlu
Persiapan Pemeriksaan
Pelaksanaan Pemeriksaan
Tahapan pemeriksaan ini saya lakukan dengan dengan penuh pertimbangan dan
kehati-hatian karena suatu tahap akan menentukan kualitas tahap berikutnya.
Di dalam pemeriksaan dikenal adanya dua metode dan beberapa teknik
pemeriksaan. Karena PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk adalah perusahaan
yang menyelenggarakan pembukuan secara lengkap, kami menggunakan
metode Langsung.
Pentingnya Analisa Laporan Keuangan
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT-nya yaitu surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Untuk dasar penghitungan atau pembayaran pajak, WP memiliki kewajiban
pembukuan atau pencatatan. Dalam pembukuan terdapat laporan keuangan WP
yang disusun sedemikian rupa sesuai standar akuntansi atau sederhana seperti
pencatatan biasa. Laporan keuangan ini disertakan dalam SPT sebagai dasar
perhitungan pajak WP. WP dipercaya untuk menghitung, memperhitungkan dan
menyetor dan melaporkan pajaknya (self assessment). Namun dalam hal
pemenuhan kewajiban ptersebut WP tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan, Direktur jenderal pajak berhak untuk menetapkan jumlah
pajak yang terutang melalui pemeriksaan.
Jangka waktu pemeriksaan yang terbatas membuat pemeriksa pajak harus
menelaah pos-pos mana dalam laporan keuangan yang menjadi perhatian
khusus untuk diperiksa. Artinya, tidak seluruh pos di laporan keuangan wajib
pajak terperiksa akan diuji. Untuk menentukan pos-pos mana yang perlu