You are on page 1of 7

MIX DESIGN (ACI) METODE

Mix Design Beton American Association (ACI) Metode


Absolute Volume

Metode American Concrete Institute (ACI)


mensyaratkan suatu campuran perancangan beton
dengan mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan
memperhatikan ketersediaan bahan-bahan di lapangan,
kemudahan pekerjaan, serta keawetan kekuatan dan
pekerja beton. Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran
agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan
tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
(workability).
1.

Perancangan

Sebelum melakukan perancangan, data-data yang


dibutuhkan harus dicari. Jika data-data yang dibutuhkan
tidak ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang
telah dibuat untuk membantu penyelesaian
perancangan cara ACI ini. Bagian alir perancangan
dengan metode ACI dapat dilihat pada gambar 8.2.
Pada metode ini, input data perancangan meliputi data
standar deviasi hasil pengujian yang berlaku untuk
pekrjaan yang sejenis dengan karakteristik yang sama.
Selanjutnya data tentang kuat tekan rencana, data butir
nominal agregat yang digunakan, data slump, (jika
diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis agregat,
serta karakteristik lingkungan yang diinginkan.

2.

Langkah Perancangan

1)
Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan
kuat tekan rencana dan margin, fcr = m + fc
a.
m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil
berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada diambil dari
Tabel 8.1 berdasarkan mutu pelaksanaan yang
diinginkan.
b.
Kuat tekan rencana (fc) ditentukan berdasarkan
rencana atau dari hasil uji yang lalu.
Volume
Pekerjaan

Mutu Pelaksanaan (Mpa)


Baik
Sekali

Baik

Cukup

Kecil (< 1000


m3)

4.5 <
sd<5.5

5.5 <
sd<6.5

6.5 < sd
<8.5

Sedang (1000 3000 m3)

3.5 <
sd<4.5

4.5 <
sd<5.5

5.5 < sd
<7.5

Besar ( > 3000


m3)

2.5 <
sd<3.5

3.5 <
sd<4.5

4.5 < sd
<6.5

Tabel 8.1 Nilai Standar Deviasi


2)
Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum
agregat
a.
Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil
dari Tabel 8.2
Jenis Konstruksi

Slump (mm)

Maksimu
m

Minimu
m

76.2

25.4

76.2

25.4

Pondasi sederhana,
sumuran, dan dinding sub
struktur

101.6

25.4

Balok dan dinding beton

101.6

25.4

Kolom struktural

76.2

25.4

Perkerasan dan slab

50.8

25.4

Beton masal

Dinding Penahan dan


Pondasi

Tabel 8.2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai


konsentrasi kenurut ACI.
b.
Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal
plate dan atau 3/4 jarak bersih antar baja tulangan,
tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak
terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak
diambil dari Tabel 8.3.
Dimensi Minimim,
mm

Balok / kolom

Plat

62.5

12.5 mm

20 mm

150

40 mm

40 mm

300

40 mm

80 mm

750

80 mm

80 mm

Tabel 8.3 Ukuran Maksimum Agregat

3)
Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan
ukuran maksimum agregat dan nilai slump dari Tabel
8.4
Air (lt/m3)
Slump (mm)

9.5
m
m

12.
7
m
m

19.
1
m
m

25.
4
m
m

38.
1
m
m

50.
8
m
m

76.
2
m
m

25.4 s/d 50.8

21
0

20
1

18
9

18
0

16
5

15
6

13
2

23
1

21
9

20
4

19
5

18
0

17
1

14
7

24
6

23
1

21
6

20
4

18
9

18
0

16
2

76.2 s/d 127


152.4 s/d
177.8
Mendekati
jumlah
kandungan
udara dalam
beton air
entrained
(%)
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127
152.4 s/d
177.8
Kandungan
udara total
rata-rata
yang
disetujui (%)

152.
4
mm

114
126
-

0.2
3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.3

18
3

17
7

16
8

16
2

15
0

14
4

12
3

20
4

19
5

18
3

17
7

16
5

15
9

13
5

21
9

20
7

19
5

18
6

17
4

16
8

15
6

108
120
-

Diekspose
sedikit

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

6.0

5.5

5.0

4.5

4.5

4.0

3.5

3.0

7.5

7.0

6.0

6.0

5.5

5.0

4.5

4.0

Diekspose
menengah
Sangan
ekspose

Tabel 8.4 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan


Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan Ukuran
Nominal Agregat Masimum
4)
Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk
nilai kuat tekan dalam Mpa yang berada di antara nilai
yang diberikan dilakukan interpolasi.
FAS
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa)

Beton

Beton

Air-entrained

Non Airentrained

41.4

0.41

34.5

0.48

0.4

27.6

0.57

0.48

20.7

0.68

0.59

13.8

0.62

0.74

Tabel 8.5 Nilai Faktor Air Semen


5)
Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air
dibagi dengan factor air semen.
6)
Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan
agregat maksimum dan Modulus Halus Butir (MHB)

agregat halusnya sehingga didapat persen agregat


kasar (Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya
berada di antaranya, maka dilakukan interpolasi.
Volume agregat kasar=persen agregat dikalikan dengan
berat kering agregat kasar.
7)
Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel
8.7, kemudian hitung agregat halus, yaitu berat beton
segar (berat air + berat semen + berat agregat
kasar).
8)
Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar
dan agregat halus, kemudian koreksi berdasarkan nilai
daya serap air pada agregat.
9)

Koreksi Proporsi Campurannya.

Agregat

Volume Agregat kasar kering *


persatuan volume untuk berbagai
modulus halus butir

Maks (mm)

2.40

2.60

2.80

3.00

9.5

0.50

0.48

0.46

0.44

12.7

0.59

0.57

0.55

0.53

19.1

0.66

0.64

0.62

0.60

25.4

0.71

0.69

0.67

0.65

38.1

0.75

0.73

0.71

0.69

50.8

0.78

0.76

0.74

0.72

76.2

0.82

0.80

0.78

0.76

152.4

0.87

0.85

0.83

0.81

Ukuran

Tabel 8.6 Volume Agregat Kasar Per satuan


Volume Beton

3.

Kekurangan dan Kelebihan

1)
Cara ini merupakan cara coba-coba untuk
memperoleh proporsi bahan yang menghasilkan
konsistensi. Jika dipakai agregat yang berbeda akan
menyebabkan konsistensi yang berbeda juga.
2)
Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya
kurang menggambarkan gradasi agregat yang tepat.
Untuk agregat dengan berat jenis yang berbeda, perlu
dilakukan koreksi lagi.

You might also like