You are on page 1of 14

APAKAH YANG ALLAH LAKUKAN BAGI KITA?

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.


Rom 5:1-11 - (1) Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. (2) Oleh Dia kita juga
beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita
berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. (3) Dan
bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita
tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, (4) dan ketekunan menimbulkan
tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (5) Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus
yang telah dikaruniakan kepada kita. (6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah
mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab
tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang
yang baik ada orang yang berani mati -. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya
kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (9)
Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan
diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang
telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya! (11) Dan bukan hanya itu
saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia
kita telah menerima pendamaian itu.

D
alam Rom 5:1-11 ini Paulus berbicara secara detail tentang masalah pembenaran orang
berdosa oleh Allah melalui Kristus. Terkait dengan hal ini, ada banyak hal yang disinggung
juga di dalamnya di antaranya adalah keadaan orang berdosa sebelum percaya /
diselamatkan,
apa
yang
Allah lakukan bagi orang berdosa, apa hasil dari tindakan Allah itu dan bagaimana agar
manusia bisa dapat menikmati semua hasil itu. Dengan demikian perikop ini sangat padat
dengan segala sesuatu yang berkenaan dengan pembenaran kita. Kita akan mempelajari
teks ini dalam beberapa bagian sebagaimana yang sudah disinggung di atas :
I.

KEADAAN MANUSIA SEBELUM PERCAYA / DISELAMATKAN.


Teks yang kita bahas memberikan beberapa gambaran tentang orang-orang yang belum
percaya / diselamatkan yang juga adalah gambaran tentang keadaan kita dulunya
sebelum diselamatkan.

a. Kita adalah orang-orang durhaka.

Rom 5:6 - Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untukkita orang-orang
durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
Jadi sebelum diselamatkan kita disebut sebagai orang-orang durhaka. Apa artinya
durhaka? Kata durhaka di sini menggunakan kata Yunani ASEBES. Menurut Thayers
Greek Definition ASEBES berarti miskin penghormatan kepada Allah, mengutuki Allah.
Kata ini lebih banyak diterjemahkan sebagai orang fasik.
1 Pet 4:18 - Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan
terjadi dengan orang fasik (ASEBES) dan orang berdosa?
2 Pet 2:5 - dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya
menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia
mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik (ASEBES)
Jadi boleh dikatakan bahwa orang yang belum percaya kepada Yesus adalah orang-orang
yang miskin penghormatan kepada Allah, orang-orang yang mengutuki Allah. Tidak peduli
orangnya giat di dalam agamanya seperti berpuasa, sholat 5 waktu dsb, selalu
berteriakAllahhu Akbar, ia tetap dianggap sebagai orang yang miskin penghormatan
pada Allah dan mengutuki Allah. Bahkan seandainya dia adalah orang beragama Kristen
yang rajin beribadah, rajin melayani, dsb, dia tetap dianggap sebagai orang yang miskin
penghormatan kepada Allah, orang yang mengutuki Allah.
b. Kita adalah orang berdosa.
Rom 5:8 - Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masihberdosa.
Selain durhaka, kita juga disebut orang berdosa. Di dalam bahasa Yunani ada banyak kata
yang diartikan sebagai dosa seperti kakos, paneros, anomos, paraptoma, adikia, dll.
Tetapi di sini kata yang dipakai adalah HAMARTOLOS yang berasal dari kata
HAMARTIA. Kata HAMARTIA arti dasarnya adalah meleset / luput / tidak mencapai
sasaran. Jadi seperti orang yang ingin menembak / memanah pada satu titik tertentu,
tetapi ternyata hasil panahan / tembakannya tidak mengena sasaran, atau tidak
mencapai sasaran maka itu disebut HAMARTIA.
Jadi semua orang yang tidak percaya kepada Kristus sebenarnya adalah orang-orang yang
tidak pernah mencapai atau mengena sasaran yang dikehendaki Allah. Semuanya meleset
atau tidak mencapai sasaran yang ditetapkan Allah. Semuanya sesat! Bandingkan :
Kel 32:8 - Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada
mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud
menyembah dan mempersembahkan korban
Yes 53:6 - Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Maz 14:3 - Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang
berbuat baik, seorang pun tidak

Inilah keadaannya! Pada saat kita berbuat kejahatan berarti kita meleset dari sasaran
yang Allah tetapkan dan ini dosa. Tetapi pada saat kita berbuat baik, perbuatan baik kita
tidaklah sempurna sehingga dianggap tidak mencapai sasaran yang Allah maksudkan. Dan
itu adalah dosa juga. Jadi baik kejahatan kita maupun kebaikan kita sama-sama adalah
dosa di hadapan Allah. Dan lebih daripada itu sebenarnya sebagai orang berdosa, keadaan
kita (entah kejahatan maupun kebaikan sama-sama menjijikkan di hadapan Allah). Seperti
yang sudah sering saya jelaskan, kebaikan/kesalehan kita digambarkan oleh Alkitab
seperti kain kotor.
Yes 64:6a - Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dansegala kesalehan kami
seperti kain kotor.
Kain kotor di sini bukanlah kain kotor yang biasa. Bandingkan ayat di atas dengan
terjemahan berikut :
GW - We've all become unclean, and all our righteous acts are like permanently stained
rags (seperti kain yang bernoda secara tetap).
Jadi noda dari kain ini adalah noda permanen yang tidak bisa dibersihkan/dihilangkan
dengan detergen apa pun. Tapi kain apa ini? Lihat 2 terjemahan berikut :
DRB - And we are all become as one unclean, and all our justices as the rag of a
menstruous woman. (seperti kain dari menstruasi perempuan)
MKJV - But we are all as the unclean thing, and all our righteousnesses are as a
menstruation cloth. ( seperti sebuah kain menstruasi).
Jadi rupanya ini bukan kain kotor biasa tapi kain yang dipakai sebagai pembalut bagi
seorang perempuan ketika menstruasi yang akhirnya menjadi kain yang bernoda secara
tetap. Zaman dulu sebagai pembalut wanita, dipakai kain saja karena belum ada
pembalut modern seperti Laurier, Wings, Whisper, Charm, Softness, Honeysoft, Vclass,
Carefree, Softex, Kotex, Protex, dll. Inilah gambaran Alkitab mengenai perbuatan baik
kita. Perhatikan bahwa yang mengatakan hal ini adalah Yesaya yang adalah seorang yang
percaya, bahkan seorang nabi. Dengan demikian sebenarnya semua kesalehan orang
percaya pun tetap seperti kain kotor di hadapan Allah!
Kalau segala kesalehan kita digambarkan seperti kain kotor di hadapan Allah,
bagaimana dengan dosa kita? Dosa / kejahatan manusia digambarkan seperti cemar
kain.
Yeh 36:17 - "Hai anak manusia, waktu kaum Israel tinggal di tanah mereka, mereka
menajiskannya dengan tingkah laku mereka; kelakuan mereka sama seperti cemar
kain di hadapan-Ku.
Apa itu cemar kain? Bandingkan dengan Im 15:20,24

Im 15:20,24 - (20) Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis.
Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga. ... (24) Jikalau seorang laki-laki
tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu, maka ia menjadi
najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang ditidurinya menjadi najis juga.
Untuk kata cemar kain yang pertama (ayat 20) NIV menerjemahkanher period (masa
datang bulannya), sedangkan untuk kata cemar kain yang kedua (ayat 24) NIV
menerjemahkan her monthly flow(aliran bulanannya). Jadi, kelihatannya yang
dimaksudkan dengancemar kain itu adalah cairan darah yang dikeluarkan seorang
perempuan pada saat datang bulan. Karena itu Yeh 36:17 di atas di dalam terjemahan BIS
berbunyi :
BIS - "Hai manusia fana, ketika orang-orang Israel tinggal di negeri mereka sendiri,
mereka telah mencemarkannya dengan tindakan dan kelakuan mereka. Aku menganggap
kelakuan mereka itu haram,seperti wanita yang sedang haid.
Jadi Kitab Suci menggambarkan segala kesalehan kita seperti kain kotor, dan
menggambarkan dosa / kejahatan kita seperti cairan yang dikeluarkan oleh seorang
perempuan pada saat mengalami datang bulan! Merupakan suatu kegilaan kalau kita
berpikir bahwa dengan hal-hal menjijikkan itu kita bisa berkenan di hadapan Tuhan atau
bahkan layak masuk surga. Siapa un yang menganggap dirinya suci atau lumayan baik, dan
bisa mengusahakan kesucian / kekudusan dengan kekuatannya sendiri, apalagi bisa layak
masuk surga dengan perbuatan baiknya sendiri, harus merenungkan bagian ini! Jadi
keadaan orang-orang yang tidak percaya di hadapan adalah orang-orang yang meleset /
menyeleweng dari ketetapan Tuhan. Bukan saja itu tetapi juga sangat menjijikkan di
hadapan Tuhan. Dan ini pasti akan mendatangkan murka Tuhan atas mereka semua.
Rom 5:9 - Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah.
Bandingkan :
Rom 1:18 - Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman
manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
Inilah kondisi manusia yang tidak beriman kepada Kristus.
c.

Kita adalah musuh / seteru Allah.


Bahwa orang yang tidak percaya adalah musuh / seteru Allah terlihat secara eksplisit
dalam ayat 10 :
Rom 5:10 - Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya!
Tetapi juga terlihat secara implisit dari ayat 1 :

Rom 5:1 - Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Berarti orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus tidak hidup dalam damai sejahtera
dengan Allah. Jadi sudah pasti mereka adalah musuh Allah (ayat 10).
Mengapa orang yang tidak percaya menjadi musuh Allah? Karena dosa!
Matthew Henry - Adalah dosa yang membiakkan pertengkaran antara kita dan Allah,
bukan hanya menciptakan suatu keadaan tidak dikenal, tetapi suatu permusuhan;
kebenaran yang kudus dari Allah tidak bisa dalam kehormatan ada dalam keadaan damai
dengan orang berdosa sementara ia terus berada di bawah kesalahan dari dosa.
Adam Clarke - Dalam setiap hati manusia di sana ada suatu kadar permusuhan terhadap
kekudusan, dan sebagai akibatnya, terhadap Pencipta dari kekudusan itu. Orang-orang
jarang mencurigai hal ini karena salah satu sifat dari dosa adalah membutakan
pengertian, sehingga manusia tidak mengetahui keadaan mereka sendiri.
Charles Hodge - Kata musuh / seteru diterapkan kepada manusia bukan hanya sebagai
gambaran dari karakter moral mereka, tetapi juga dari hubungan di mana mereka ada
terhadap Allah sebagai obyek-obyek dari ketidaksenangan-Nya. Di sana bukan hanya ada
suatu oposisi yang jahat dari orang berdosa terhadap Allah, tetapi juga suatu oposisi
yang kudus dari Allah terhadap orang berdosa.
Jadi kalau saudara tidak percaya kepada Yesus, maka pada dasarnya saudara adalah
musuh Allah. Bukan hanya saudara yang memusuhi Allah tetapi Allah juga memusuhi
saudara. Bayangkanlah, saudara tidak sementara bermusuhan dengan seorang manusia,
saudara tidak sedang bermusuhan dengan seorang pejabat / pembesar, tetapi saudara
bermusuhan dengan Allah. Kalau saudara dimusuhi seorang manusia, saudara mungkin
masih bisa melawan. Atau paling tidak bersembunyi. Tetapi kalau saudara dimusuhi oleh
Allah, saudara mau lari dan bersembunyi di mana? Maz 139:5-12 mengatakan bahwa
kemana pun kita pergi, Tuhan akan ada bersama-sama dengan kita. Dia akan menuntun
kita. Jadi ayat ini seharusnya disoroti secara positif. Tetapi menurut saya dengan
kemahahadiran Allah seperti ini, maka ada sisi negatifnya yakni tidak ada seorang pun
bisa bersembunyi dari hadapan-Nya. Nah, kalau saudara adalah musuh Allah,
perhatikanlah kata-kata dalam ayat ini, dan lihatlah bagaimana saudara bisa lolos dari Dia
:
Maz 139:5,7-12 (5) Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku,. (7) Ke
mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
(8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di
dunia orang mati, di situ pun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan
membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan
tangan kanan-Mu memegang aku. (11) Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja
melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," (12) maka kegelapan pun
tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan
sama seperti terang.
Kita tidak mungkin lolos dari musuh seperti ini. Kita pasti binasa! Itulah kondisi kita kalau
kita bukan orang percaya.

d. Kita adalah orang lemah / tak punya kekuatan / tak berdaya.


Perhatikan ayat 6 :
Rom 5:6 - Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang
durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
BIS - Ketika kita dalam keadaan tidak berdaya, Kristus mati untuk kita pada waktu
yang tepat yang ditentukan oleh Allah; padahal kita orang-orang yang jauh dari Allah.
KJV - For when we were yet without strength (kita tanpa kekuatan), in due time
Christ
died
for
the
ungodly.
Lemah atau tidak berdaya atau tanpa kekuatan dalam hal apa?
Barnes Notes : Kata yang digunakan di sini ASTHENOON biasanya digunakan terhadap
mereka yang sakit dan lemah, diambil kekuatannya oleh penyakit; Mat 25:38; Luk 10:9;
Kis 4:9; 5:15. Tetapi kata itu juga digunakan dalam arti moral, untuk menunjukkan
ketidakmampuan atau kelemahan berkenaan dengan perbuatan / usaha atau kewajiban
apa pun. Di sini itu berarti bahwa kita adalah tanpa kekuatan berkenaan dengan kasus
yang sedang direnungkan oleh sang rasul; yaitu, kita tidak mempunyai kekuatan untuk
menemukan suatu rencana tentang pembenaran, untuk membuat suatu penebusan, atau
untuk menyingkirkan murka Allah, dsb.
William Hendriksen: Sementara kita tetap lemah / tak mempunyai kekuatan, artinya,
tak berdaya, secara total tidak bisa menolong diri kita sendiri dari hasil-hasil dari
kejatuhan.
Ya, benar sekali! Orang berdosa tidak mempunyai kemampuan apa un untuk bisa
menyelamatkan dirinya dari dosa. Banyak orang berdosa berpikir bahwa mereka bisa
menyelamatkan diri mereka dengan berbuat baik, tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan
bahwa manusia berdosa tidak bisa berbuat baik.
Rom 3:12 - Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada
yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Yer 4:22 - "Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah
anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat,
tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu."
Yer 13:23 - Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah
belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri
berbuat jahat?
Seandainya bisa berbuat baik pun, perbuatan baik itu tidak bisa menyelamatkannya sama
sekali. (Ingat, tadi sudah saya jelaskan bahwa perbuatan baik kita sama dengan pembalut
wanita di hadapan Tuhan). Bahkan kalau orang mau berusaha berbuat baik untuk selamat,
dia justru akan dikutuk oleh Allah.

Gal 3:10 - Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di
bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala
sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
Kata-kata yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat dalam ayat di atas menunjuk pada
orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan. Golongan ini
kontras dengan golongan dalam ayat 9 yang hidup dari iman
Gal 3:9 - Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama
dengan Abraham yang beriman itu.
Jadi ayat 9 dan ayat 10a mengkontraskan 2 golongan, yaitu orang yang percaya pada
keselamatan karena iman (ayat 9) dan orang yang percaya pada keselamatan karena
perbuatan baik (ayat 10). Jelas dikatakan bahwa orang yang hidup dari pekerjaan hukum
Taurat ini berada di bawah kutuk. Artinya orang yang mau selamat dengan berbuat baik
justru akan dikutuk. Perhatikan bunyi Gal 3:10 ini dalam 2 terjemahan berikut :
FAYH - Dan orang yang menggantungkan
Taurat, berada di bawah kutuk Allah,

keselamatannya

kepada

Hukum

WBTC - Tetapi orang yang terus berusaha taat pada hukum Taurat, supaya benar di
hadapan Allah, ia akan terkutuk,
Jadi orang yang berusaha untuk selamat dengan berbuat baik justru akan dikutuk oleh
Tuhan. Kondisi orang berdosa ini sama dengan orang yang jatuh ke dalam lumpur hidup.
Kalau tidak bergerak maka akan tenggelam perlahan-lahan. Kalau mau bergerak untuk
menyelamatkan diri maka akan dengan cepat tenggelam. Jadi mau bagaimana? Benarbenar tidak berdaya bukan. Orang yang jatuh ke dalam lumpur hidup seperti ini tidak
mungkin menyelatkan dirinya sendiri. Dia butuh orang dari luar untuk menyelamatkannya.
Demikianlah semua orang berdosa adalah orang lemah dan tidak berdaya untuk berbuat
baik dan menyelamatkan diri sendiri.
Inilah gambaran Alkitab tentang kondisi semua orang yang tidak percaya / semua orang
berdosa sebelum diselamatkan. Dan 4 gambaran ini menunjukkan betapa parahnya /
fatalnya kondisi kita secara rohani.
John Stott - Pertama-tama, kita digambarkan sebagai lemah / tak berdaya (ayat 6),
tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri; kedua, kita disebut durhaka / jahat (ayat
6), karena pemberontakan kita terhadap otoritas Allah; ketiga, kita disebut orang-orang
berdosa (ayat 8), karena kita telah tidak mengenai tanda kebenaran, bagaimanapun
hati-hatinya kita telah membidiknya; dan keempat (ayat 10), kita disebut musuh-musuh
/ seteru-seteru, karena permusuhan antara kita dan Allah. Betul-betul suatu
penggambaran yang menakutkan dan menghancurkan dari manusia dalam dosa! Kita
adalah kegagalan-kegagalan, kita adalah pemberontak-pemberontak, kita adalah musuhmusuh / seteru-seteru, dan kita tidak berdaya menyelamatkan diri kita sendiri.

Adam Clarke - Keadaan mereka dahulu ia tunjukkan dalam empat fakta; yang bisa
diterapkan kepada orang-orang secara umum: 1. Mereka adalah ASTHENEIS, tanpa
kekuatan; dalam suatu keadaan lemah, sekarat: tidak bisa menahan / menolak dosa,
ataupun melakukan kebaikan apapun: sama sekali tidak mempunyai kekuatan untuk
melepaskan diri mereka sendiri dari kesengsaraan dari keadaan mereka. 2. Mereka
adalah ASEBEIS, orang durhaka / jahat; tanpa penyembahan atau pengenalan tentang
Allah yang benar; mereka tidak mempunyai Allah dalam diri mereka; dan karena itu
mereka bukanlah pengambil-pengambil bagian dari hakekat ilahi: Iblis hidup di dalam,
memerintah, dan memperbudak hati mereka. 3. Mereka adalah HAMARTOOLOI, orangorang berdosa, Rom 5:8, mengarah / membidik pada kebahagiaan, tetapi terus menerus
luput / gagal mengenai tanda / sasaran, yang merupakan arti ideal dari kata bahasa
Ibrani CHAATAA', dan kata bahasa Yunani HAMARTANOO. ... Dan dalam gagal mengenai
sasaran, mereka menyimpang dari jalan yang benar; berjalan dalam jalan yang salah;
melanggar dengan menyimpang seperti itu; dan dengan melanggar perintah-perintah
Allah, bukan hanya gagal mengenai sasaran kebahagiaan, tetapi membuka diri mereka
sendiri pada kesengsaraan kekal. 4. Mereka adalah ECHTHROI, musuh-musuh / seteruseteru, Rom 5:10, dari ECHTHROS, kebencian, permusuhan, orang-orang yang membenci
Allah dan kekudusan; dan bertindak dalam permusuhan yang terus menerus pada
keduanya. Betul-betul ada suatu gradasi / perubahan langkah demi langkah di sini!
II. SIKAP DAN TINDAKAN ALLAH TERHADAP MANUSIA BERDOSA.
Jika demikian kondisi kita apakah yang harus dilakukan Allah bagi kita? Dengan kondisi
seperti itu sudah pasti kita akan terkena murka Allah. Tetapi bukan itu yang Allah lakukan.
Dia justru menimpakan murka-Nya itu pada Yesus Kristus di atas salib dan dengan
demikian Yesus mati ganti kita dan itu menunjukkan kasih-Nya yang besar bagi kita.
Rom 5:6,8 - (6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orangorang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (8) Akan tetapi Allah
menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika
kita masih berdosa.
Kasih Allah ini makin terlihat hebat jika itu dikontraskan dengan kasih manusia.
Rom 5:7 - Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin
untuk orang yang baik ada orang yang berani mati.
Maksudnya, untuk orang yang baik saja sangat sukar ada orang yang mau mati untuknya.
Apalagi untuk orang yang benar? Lebih sukar lagi tentunya. Tetapi lebih daripada itu lagi
adalah apakah ada orang yang mau mati bagi orang yang tidak baik dan tidak benar?
Sepertinya mustahil! Tetapi Kristus justru mau mati untuk orang seperti itu yakni kita
orang durhaka, orang berdosa dan orang lemah tak berdaya dan seteru-Nya. Tidakkah ini
menunjukkan kasih yang luar biasa? Akibat dari apa yang dibuat Allah ini maka kita
menjadi bebas dari murka-Nya.
Rom 5:9 - Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah.

Tetapi bukan itu saja. Ada lagi sejumlah hal yang kita peroleh sebagai akibat dari karya
Yesus Kristus ini.
a. Kita akan mengalami pembenaran / justification.
Rom 5:1 - Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Apa artinya pembenaran?
Charles Hodge - Suatu tindakan dari kasih karunia yang bersifat cuma-cuma dari Allah,
dengan mana Ia mengampuni semua dosa kita, dan menerima kita sebagai orang benar
dalam pandanganNya, hanya karena kebenaran Kristus diperhitungkan pada kita, dan
diterima hanya oleh iman.
Jadi arti dari to justify (membenarkan) bukanlah menjadikan hidup orang itu menjadi
benar. Juga justification (pembenaran) bukan berarti to make holy (membuat jadi
suci / menguduskan), tetapi hanya merupakan pernyataan hukum yang membenarkan
seseorang dalam hubungannya dengan hukum.
Charles Hodge - Jika menyatakan bersalah tidak berarti membuat jadi jahat, maka
membenarkan tidak berarti membuat jadi baik. Dan jika pernyataan bersalah
merupakan suatu keputusan pengadilan, bertentangan dengan suatu tindakan
pelaksanaan, begitu juga dengan pembenaran. Dalam pernyataan bersalah adalah
hakim yang menyatakan hukuman kepada orang yang bersalah. Dalam pembenaran
adalah hakim yang mengumumkan atau yang menyatakan terdakwa bebas dari kesalahan
dan diberi hak untuk diperlakukan sebagai orang benar.
Jadi kita bisa saja masih berbuat dosa tetapi di mata Tuhan kita dianggap sebagai orang
benar karena Kristus.
b. Kita akan mengalami pendamaian dengan Allah.
Rom 5:1 - Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Tadinya kita adalah seteru / musuh Allah tetapi oleh karena Kristus maka kita lalu
menjadi berdamai dengan Allah / hidup dalam damai dengan Allah. Hidup dalam damai
bukan hanya berarti penghentian permusuhan tetapi juga hidup dalam persahabatan.
Matthew Henry : Ada hal-hal lain dalam damai ini yang lebih dari sekedar suatu
penghentian permusuhan, di sana ada persahabatan dan kebaikan yang bersifat kasih,
karena Allah itu atau merupakan musuh yang terbesar, atau merupakan sahabat yang
terbaik. Abraham, setelah dibenarkan oleh iman, disebut sahabat Allah (Yak 2:23), yang
merupakan kehormatannya, Kristus telah memanggil murid-muridNya sahabatsahabat, Yoh 15:13-15. Dan pastilah seorang manusia tidak membutuhkan hal lain lagi
untuk membuatnya berbahagia dari pada mempunyai Allah sebagai sahabatnya! Tetapi

ini adalah melalui Tuhan Yesus Kristus - melalui Dia sebagai Pendamai yang Agung,
Pengantara antara Allah dan manusia.
Karena itu kita bukan saja berhenti menjadi musuh Allah tetapi juga menjadi sahabatsahabat dari Allah. Tidakkah sesuatu yang luar biasa kalau Allah adalah sahabat kita? Hal
ini secara otomatis akan mengakibatkan adanya damai di dalam hati kita.
c.

Kita akan menerima kepastian keselamatan / keselamatan kita tidak bisa hilang,
Rom 5:2 - Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.
Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan
menerima kemuliaan Allah.
Kasih karunia yang dibicarakan di sini adalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan
orang berdosa. Kalau dikatakan kita beroleh jalan masuk kepada kasih karunia
ini artinya sama dengan kita menerima keselamatan. Bandingkan :
Rom 5:9 - Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah.
Dan sekali keselamatan itu kita terima, keselamatan itu tidak akan pernah hilang. Ini
ditunjukkan dengan kata pasti di dalam ayat di atas (ayat 9). Tetapi bagaimana kalau
kita berdosa? Apakah dosa kita akan menghilangkan keselamatan kita? Sama sekali tidak!
Mengapa? Logikanya adalah dulunya kita orang durhaka, orang berdosa/jahat, musuh
Allah, tanpa iman, tidak ada setitik kebaikan pun, tidak peduli pada Allah, bejad secara
total, pemberontak, dsb tetapi walaupun demikian Allah mau menyelamatkan kita melalui
Kristus. Sekarang, setelah kita percaya, kita sudah dibenarkan, kita sudah hidup dalam
damai dengan Allah (menjadi sahabat Allah), kita sudah beriman (menjadi anak Allah),
kita sudah mendapatkan Roh Kudus, masakah karena dosa-dosa kita Allah lalu
membatalkan keselamatan kita dan melemparkan kita ke neraka? Jikalau ini yang mau
Allah lakukan, bukankah Ia mempunyai alasan yang lebih kuat untuk melakukannya dulu
sebelum kita percaya karena bagaimana pun juga kondisi kita sebelum percaya jauh lebih
buruk daripada kondisi kita setelah percaya sekalipun kita masih (banyak) berdosa.
Perhatikan perbandingan dalam tabel berikut :

Ya! Allah pasti akan tetap menyelamatkan kita. Dosa-dosa kita memang akan merusak
hubungan / persekutuan kita dengan Allah tetapi tidak akan membuat Allah membatalkan
keselamatan yang sudah diberikan pada kita karena kalau dulu ketika kita sama sekali
bejad Ia sudah mau menyelamatkan kita, Ia pasti akan tetap menyelamatkan kita
walaupun kita masih berdosa karena dosa-dosa itu pun sudah dibayar di oleh Kristus di
atas salib. Tetapi ingat, ini bukan rekomendasi untuk berbuat dosa seenaknya. Inilah
argumentasi yang dibangun Paulus.
Rom 5:10 - Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidupNya!
Tetapi bagaimana kalau kita tidak setia dalam artian kita sering melalaikan kehendakkehendak-Nya?
2 Tim 2:13 - jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal
diri-Nya.
Bagaimana kalau kita tidak setia dalam artian murtad? Yang ini tidak mungkin terjadi. Kita
tidak mungkin murtad! Kalau sampai ada yang murtad, berarti dia tidak sungguh-sungguh
beriman. Kalau kita sungguh-sungguh beriman, Allah akan bekerja sedemikian rupa
sehingga kita tidak akan murtad.
1 Kor 1:8-9 (8) Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya,
sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. (9) Allah, yang
memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah
setia.
Yud 24 - Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang
membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya
Yer 32:40 - Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan
membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh
takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari padaKu.
Semua ini adalah janji Tuhan. Kalau ada orang yang sungguh-sungguh beriman sampai
murtad, maka janji Tuhan ini omong kosong! Tetapi mustahil Tuhan omong kosong! Jadi
kalau sampai ada yang murtad pasti ayat-ayat di atas ini tidak berlaku baginya. Mengapa
tidak berlaku? Karena dia tidak pernah sungguh-sungguh percaya! Jadi sebenarnya karya
Kristus bagi kita membuat kita selamat dan sekali kita selamat kita pasti akan tetap
selamat. Perhatikan ayat berikut :

Rom 5:2,5a - (2) Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia
ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dankita bermegah dalam pengharapan akan
menerima kemuliaan Allah. ... (5) Dan pengharapan tidak mengecewakan, ... .
Dalam ayat ini dikatakan kita akan bermegah dalam pengharapan akan menerima
kemuliaan Kristus. Ini tentu ada kaitannya dengan keselamatan kita. Lalu sambungannya
adalah pengharapan itu tidak mengecewakan. Kalau keselamatan bisa hilang, bukankah
kita hanya bisa mengharap untuk menerima kemuliaan Allah tetapi tidak ada jaminan
bahwa pengharapan itu tidak mengecewakan? Pengharapan itu bisa saja mengecewakan
kalau ternyata keselamatan hilang bukan? Tetapi ayat ini memberikan kepastian bahwa
pengharapan itu tidak mengecewakan. Jadi berarti menerima kemuliaan Allah (selamat)
pasti terjadi, tidak mungkin hilang!
Orang Arminian percaya bahwa keselamatan bisa hilang. Jikalau demikian bagaimana
mungkin mereka bisa mendapatkan kepastian keselamatan? Bagaimana mungkin mereka
bisa pasti bahwa mereka akan ke surga kalau tetap ada kemungkinan mereka murtad?
Jikalau orang lain bisa murtad dan kehilangan keselamatan, mengapa hal itu tidak bisa
terjadi pada mereka? Saya berdiskusi dengan seroang teman Arminian. Dia mengatakan
bahwa keselamatan adalah anugerah. Anugerah Allahlah yang menyediakan kapal
keselamatan yang bernama Yesus Kristus, anugerah Allah pula yang memasukkannya ke
dalam kapal itu. Ini ia sebut sebagai keselamatan awal. Tetapi apakah ia akan masuk ke
dalam keselamatan penuh atau apakah ia akan sampai ke pelabuhan surga, itu tergantung
dari dia bisa tetap ada di atas kapal keselamatan itu atau tidak. Lalu saya pun
mengajukan pertanyaan kepada dia berkaitan dengan kepastian keselamatan. Pertanyaan
saya adalah : Permisi tanya pak, seberapa yakinkah anda bahwa anda pasti selamat?
Dan apa dasar dari keyakinan anda itu?Dan ia menjawab : Kalau pak Esra tanya pada saya
apa saya pasti masuk keselamatan penuh? Saya yakin selagi saya tetap berada dalam
kapal keselamatan. Dan saya pun mengajukan pertanyaan selanjutnya : Yakin selagi
berada dalam kapal keselamatan? Lalu seberapa yakinkahkah anda bahwa anda akan
tetap ada di dalam kapal keselamatan itu? Dasarnya apa? Lalu apakah ada kemungkinan
bahwa anda bisa keluar dari kapal itu? Kalau memang ada kemungkinan seperti itu,
bagaimana bisa yakin akan tetap ada di dalam kapal itu? Tolong ini dijawab! Dan sampai
sekarang (khotbah ini disampaikan) dia belum menjawabnya. Memang, jika orang percaya
bahwa keselamatannya bisa hilang, menurut saya jika mau jujur, tidak akan pernah ada
kepastian keselamatan yang sungguh-sungguh dalam diri orang itu. A. H. Strong mengutip
kata-kata Adolph Saphir dalam bukunya Systematic Theology halaman 605 sebagai
berikut :
Keberatan saya terhadap Arminianisme atau semi-Arminianisme bukan bahwa mereka
membuat jalan masuk sangat lebar; tetapi bahwa mereka tidak memberikan kepadamu
apapun yang pasti, aman, dan nyata, pada saat kamu masuk. ... Jangan percaya
kepada injil setan, yang merupakan suatu kemungkinan untuk selamat: kemungkinan
untuk mendapat keselamatan adalah kemungkinan untuk mendapat penghukuman.
Kata-kata ini bukan main kerasnya. Ajaran Arminian disebut sebagai injil setan.
Loraine Boettner - Seorang Arminian yang konsisten, dengan doktrinnya tentang
kehendak bebas dan kemurtadan, tidak akan pernah dalam hidup ini mempunyai

keyakinan akan keselamatan yang kekal. Ia memang bisa mempunyai keyakinan untuk
keselamatannya saat ini, tetapi ia hanya bisa mempunyai pengharapan tentang
keselamatan akhirnya. Ia bisa menganggap keselamatan akhirnya sebagai sangat
memungkinkan, tetapi ia tidak bisa mengetahuinya sebagai suatu kepastian. Ia telah
melihat banyak sesama kristennya mundur dan binasa setelah melakukan permulaan
yang baik. mengapa ia tidak bisa melakukan hal yang sama? (The Reformed
Doctrine of Predestination, hal. 193).
Loraine Boettner - Kepastian bahwa orang-orang Kristen tidak pernah bisa dipisahkan
dari kasih Allah adalah salah satu penghiburan terbesar dari kehidupan Kristen.
Menyangkal doktrin ini sama dengan menghancurkan dasar untuk sukacita apapun di
antara orang-orang kudus di bumi; karena jenis sukacita apa yang bisa mereka miliki jika
mereka percaya bahwa pada setiap saat mereka bisa ditipu dan disesatkan? ... Hanya
kalau kita menghargai dengan seharusnya kebenaran yang hebat ini, bahwa keselamatan
tidak tergantung pada kasih kita yang lemah dan berubah-ubah kepada Allah, tetapi
pada kasihNya yang kekal dan tak berubah kepada kita, maka kita bisa mendapatkan
damai dan kepastian dalam kehidupan Kristen. (The Reformed Doctrine of
Predestination, hal. 194-195).
Alan P. F. Sell mengutip kata-kata Thomas Watson (1620-1686) sebagai berikut :
Alangkah tidak ada harapannya doktrin Arminian tentang kemurtadan! Hari ini seorang
kudus, besok seorang yang ditetapkan binasa; hari ini seorang Petrus, besok seorang
Yudas. Ini pasti memotong otot dari usaha Kristen, dan seperti melubangi bejana: untuk
membuat semua anggur sukacita keluar ... Penghiburan apa untuk mendapati nama
seseorang tertulis dalam kitab kehidupan, jika itu bisa dihapus lagi? Tetapi yakinlah,
untuk penghiburanmu, kasih karunia, jika itu benar / sejati, tetapi tidak pernah begitu
lemah, akan bertekun. (The Great Debate, Calvinism, Arminianism and
Salvation, hal. 30).
Ya, berbeda dari ajaran Arminian, di sini Paulus justru mengajarkan bahwa karya Kristus
di atas kayu salib akan menjadi jaminan kepastian keselamatan kita.
Demikianlah sejumlah hal yang dihasilkan dari karya Kristus di atas kayu salib.
III. BAGAIMANA MEMPEROLEH SEMUANYA ITU?
Kita sudah melihat apa yang disedikan Allah melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib
yakni pembenaran, perdamaian dengan Allah dan kepastian keselamatan. Tetapi
bagaimana caranya agar kita bisa menerima semua hal itu? Caranya sederhana saja yakni
melalui iman kepada Kristus.
Rom 5:1-2 - (1) Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. (2) Oleh Dia kita juga
beroleh jalan masuk oleh imankepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita
berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Dengan beriman kepada Kristus, saudara akan bebas dari murka Allah, saudara akan
dibenarkan oleh Allah, diperdamaikan oleh Allah dan diselamatkan oleh Allah. Saudara
akan mempunyai pengharapan untuk masuk ke dalam kemuliaan Allah kelak, dan
pengharapan itu tidak akan mengecewakan. Dengan kata lain saudara diberikan kepastian
keselamatan. Tetapi kalau saudara tidak mau percaya / beriman sungguh-sungguh kepada
Kristus, semua hal ini tidak akan menjadi milik saudara. Yang terjadi adalah ini saudara
hidup tanpa pengharapan dan tanpa Allah.
Efs 2:12 - bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan
tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Selain itu murka Allah akan tetap ada di atas saudara.
Yoh 3:36 barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup,
melainkan murka Allah tetap ada di atasnya..
Perhatikan bahwa kata-kata murka Allah tetap ada di atasnyamenunjukkan bahwa pada
semua orang sejak dari mereka lahir, murka Allah sudah berada di atas mereka. Kapan
mereka percaya / beriman kepada Kristus barulah murka itu disingkirkan tetapi
sepanjang mereka tidak percaya, murka itu tetap ada di atas mereka. Mau pilih yang
mana? Kalau mau hidup tanpa pengharapan, tanpa Allah dan murka Allah tetap di atas
saudara, maka tetaplah dalam ketidakpercayaan saudara kepada Kristus. Tetapi kalau
mau murka Allah itu disingkirkan, saudara dibenarkan oleh Allah, diperdamaikan dengan
Allah dan diberikan kepastian keselamatan, maka percayalah / beriman sungguh-sungguh
kepada Kristus. Pilihan ada di tangan saudara!
- AMIN -

Diposkan oleh PELANGI KASIH MINISTRY Pada 14.00

You might also like