You are on page 1of 13

HYDRAULIC FRACTURING

Adi Prabowo

Jurusan Teknik Geologi


Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta

Hydraulic

fracturing adalah suatu

teknik stimulasi yang digunakan


untuk memperbaiki atau
meningkatkan produktivitas sumur.

Metode

ini dapat mengukur tegangan


in-situ di dalam massa batuan
dengan cara menguji perilaku
rekahan yang sudah ada/rekahan
yang baru dibentuk dengan injeksi
air sampai tekanan yang diperlukan
untuk membuka kembali rekahan
tersebut di dalam sebuah lubang bor.

Analisa

dari data yang didapat


(berupa debit air & rekahannya)
dapat menentukan besarnya
tegangan normal yang ada pada
rekahan yang diuji.
Dengan melakukan pengujian pada
berbagai rekahan yang ada di dalam
massa batuan maka keadaan
tegangan di dalam massa batuan
dapat diketahui.

Kelemahan
-

:
tidak dapat melakukan pengukuran
dengan ketelitian yang tinggi
tidak dapat mengukur tegangan
yang kecil

Tujuannya

adalah membentuk
saluran konduktif dan kontinyu yang
menembus zona skin (yang
mengalami kerusakan), jauh ke
dalam reservoar.
Untuk mencapai tujuan itu, maka
dibuat rekahan untuk jalan
mengalirnya fluida reservoir ke
lubang sumur dengan cara
menginjeksikan fluida perekah
dengan laju dan tekanan tertentu
diatas tekanan rekah formasi.

Setelah formasi mengalami perekahan


fluida terus diinjeksikan untuk
memperlebar rekahan yang terjadi. Untuk
menjaga agar rekahan tidak menutup
kembali, maka rekahan yang terjadi diberi
pengganjal (proppant).
Proppant yang digunakan harus mampu
mengalirkan fluida dan dapat menahan
agar rekahan tidak menutup kembali, oleh
karena itu proppant tersebut harus
memiliki permeabilitas yang besar dan
kekuatan yang cukup baik agar tidak
mudah hancur terkena tekanan dan
temperatur tinggi

Gambar 1.
Skematik Proses Stimulasi Hydraulic Fracturing

Ketika suatu sumur dibor, maka tegangan yang


bekerja pada batuan akan mengalami perubahan.

Suatu pendekatan perhitungan perubahan atau


kelainan ini dibuat dengan asumsi batuan elastis,
lubang sumur lurus dan silindris serta sumbu
sumur vertikal.
Sedangkan gaya-gaya tangensial yang bekerja
disekitar lubang sumur adalah dua kali tegangan
horizontalnya, sehingga tekanan yang diperlukan
untuk merekahkan batuan secara vertikal adalah
jumlah dari tekanan yang diperlukan untuk
mengurangi compressive stress pada dinding
lubang sampai nol ditambah strength dari
batuannya

Menurut

Hubert dan Willis, tekanan


injeksi dasar sumur minimum yang
diperlukan untuk menjaga rekahan
tetap terbuka adalah sedikit lebih
besar dari tegangan yang bekerja
pada bidang rekahan tersebut, dan
masuknya fluida ke dalam formasi
akan mengurangi besarnya tekanan
yang diperlukan untuk tekanan
vertikal.

Jenis-jenis rekahan dapat dilihat pada Gambar


6. Untuk mengetahui hubungan antara efek
perekahan terhadap produktivitas sumur dapat
ditinjau dengan mengetahui sifat-sifat atau
karakteristik fluida injeksi, karakteristik fluida
reservoar, dan karakteristik batuan reservoarnya
disekitar daerah perekahan.
R.D.Carter mendiskripsikan persamaan untuk
menghitung luas daerah perekahan baik dengan
perekahan secara vertikal maupun horizontal.

Gambar 6. Jenis-jenis Arah Rekahan(2)

Asumsi yang digunakan untuk menghitung luas


daerah perekahan adalah :
Luas rekahan uniform.
Aliran fluida perekah ke dalam formasi linear dan
arah aliran tegak lurus permukaan rekahan.
Kecepatan aliran di dalam formasi pada setiap
titik dipermukaan rekahan adalah fungsi waktu
titik alirnya.
Fungsi kecepatan V = F(t) sama untuk setiap titik
di dalam formasi.
Tekanan di dalam rekahan sama dengan tekanan
injeksi didepan formasi serta harga konstannya.

You might also like