You are on page 1of 5

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERAPI TAWA PADA LANSIA DENGAN

ANSIETAS RINGAN AKIBAT HIPERTENSI DI LINGKUNGAN MOJAN


KELURAHAN BINTORO KECAMATAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Kepearwatan Jiwa

Oleh Kelompok 3
Rizky Aditya F. Diyanah, S. Kep

(092311101001)

Nandita Yogis Pratama, S. Kep

(092311101029)

Bafids Arifahmi Bachtiar, S. Kep

(092311101036)

Risma Hendrastuti, S. Kep

(092311101040)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Videbeck, 2008,
p.307). Kecemasan merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan yang berlebihan. Kecemasan
merupakan gejala yang umum tetapi non spesifik yang sering merupakan suatu fungsi emosi
(Kaplan & Sadock, 1998, p.3).
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang
merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon
emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk
bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart &
Sundeen, 1998, p.175). Faktor predisposisi ansietas biasanya timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan kecemasan yang berat (Stuart & Sundeen, 1998, p.177).
Sedangkan faktor presipitasi ansietas menurut Stuart & Sundeen (1998, p.181), faktor
presipitasi dibagi menjadi 2 meliputi: (1) ancaman terhadap integritas biologi seperti
penyakit, trauma fisik, dan menurunnya kemampuan fisiologis untuk melakukan aktifitas
sehari-hari. (2) ancaman terhadap konsep diri dan harga diri seperti proses kehilangan, dan
perubahan peran, perubahan lingkungan dan status ekonomi.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa P3N Universitas Jember, klien
mengalami penyakit hipertensi yang telah diderita sejak 8 tahun yang lalu. Klien tinggal
berdua dengan istrinya yang sudah sama-sama lansia. Klien mempunyai anak cucu namun
jarang sekali berkunjung. Klien sering merasa cemas bukan hanya karena penyakitnya,
namun juga karena perlakuan anaknya yang mereka rasa tidak perhatian. Berdasayrkan
analisis situasi tersebut, mahasiswa merencanakan untuk memberikan terapi tawa pada
klien. Terapi tawa bertujuan untuk relaksasi serta membantu menurunkan tekanan darah.

II.
II.1

Tujuan
2.1.1 Tujuan umum

RENCANA KEPERAWATAN

Setelah dilakukan implementasi terapi tawa, diharapkan keluarga dan klien dengan ansietas
di Lingkungan Mojan Kelurahan Bintoro dapat merasakan sensasi rileks dan ansietas
berkurang.
2.1.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan keluarga dan klien dengan isolasi sosial
di Lingkungan Mojan Kelurahan Bintoro dapat mengikuti terapi tawa dengan benar dan
kooperatif.
.
III.

Rancangan Kegiatan

3.1 Topik
Implementasi terapi tawa pada klien ansietas.
3.2 Metode
Demonstrasi
3.3 Media
- Pemutar media
3.4 Waktu dan tempat
Waktu
: Jumat, 04 Juli 2014 WIB
Tempat
: Rumah Bapak Nidin RT 02 RW 02, Lingkungan Mojan Kelurahan Bintoro
3.4.1

Kecamatan Patrang Kabupaten Jember


Proses Kegiatan
Proses

Tindakan

Kegiatan Penyuluhan
Pendahuluan 1. Memberi salam,
memperkenalkan diri, dan
membuka penyuluhan
2. Menjelaskan tentang tujuan
umum dan tujuan khusus
Penyajian
1. Menanyakan pada klien apa
intervensi ini pernah
didapatkan sebelumnya atau
belum.
2. Menjelaskan pengertian dan
tujuan teraoi tawa
3. Mengajarkan dan
mendemonstrasikan terapi
tawa
Penutup
1. Menutup pertemuan dengan
dengan mengundang
pertanyaan atau komentar
dari peserta
2. Menampung jawaban dan
memberi komentar tentang
pendapat dari peserta
3. Menyimpulkan materi yang

Kegiatan Peserta
Memperhatikan dan
menjawab salam

Waktu
5 Menit

Memperhatikan
Memperhatikan

20
Menit

Memperhatikan dan
mengikuti

Memperhatikan dan
memberikan
pertanyaan atau
komentar
Memperhatikan dan
mencatat
Memperhatikan dan

5 Menit

telah dibahas bersama


dengan peserta
4. Menutup pertemuan dan
memberi salam
3.4.2

mencatat
Memperhatikan dan
menjawab salam

Setting tempat
F

Co

A
A
A
L
O
Keterangan :
L
Co
F
O
K
A
Petunjuk:

: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Observer
: Klien
:Anggota keluarga lain

Klien duduk melingkar bersama perawat


3.4.3

Pengorganisasian
Leader

: Bafids Arifahmi Bachtiar, S. Kep

Co Leader

: Nandita Yogis Pratama, S. Kep

Fasilitator

: Risma Hendrastuti, S. Kep

Observer

: Rizky Aditya F. Diyanah, S. Kep

IV.
KRITERIA EVALUASI
4.1 Evaluasi Struktur
a.
Kegiatan pertama akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Juli 2014,
b.

yang diawali dengan kegiatan terapi tawa kepada Bapak N dan istrinya.
Pemateri akan mencari materi terkait terapi tawa sesuai dengan yang akan

c.

diberikan kepada Keluarga Bapak N.


Pemateri menyiapkan semua media yang dibutuhkan untuk kegiatan yang
akan dilakukan.

4.2 Evaluasi Proses


Kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan pertama pemberian kegiatan terapi tawa yang
akan diberikan secara langsung kepada Klien Bapak N. Kegiatan akan berlangsung selama 30
menit yang langsung dilakukan di rumah Bapak N. Kegiatan yang selanjutnya akan dilakukan
secara berkala.
4.3 Evaluasi Hasil
a. Klien N mampu berkomunikasi dengan perawat
b. Klien N mampu menerapkan teknik berkenalan dengan orang lain
c. Klien N mampu mempraktikan ulang teknik berkomunikasi dengan orang lain

You might also like