You are on page 1of 9

Perbandingan Fibrinogen dan Masa-Protrombin Plasma dengan

Whole blood pada Instrumen yang Sama

Abstrak
Penelitian ini membandingkan antara rasio-normalisasi-internasional
(INR) dan fibrinogen plasma dengan whole blood dengan menggunakan
instrumen dan reagen yang sama. INR darah-utuh ditemukan 50% lebih
tinggi dibanding INR plasma. Setelah meningkatkan volume sampel whole
blood 40% dan menyesuaikan Indeks Sensitifitas Internasional (ISI), nilai
INR darah-utuh cukup mirip dengan INR plasma [INR darah-utuh
tersesuaikan = 0,99(INR plasma) 0,02; r 2 = 0,98; n = 155], tetapi
perbedaan rata-rata INR darah-utuh berbanding INR plasma adalah 4-kalilipat lebih tinggi dibanding INR plasma duplikat. Variasi hematokrit
merupakan salah satu penentu utama keakuratan INR darah-utuh, dengan
kesalahan yang meningkat pada INR yang tinggi. Uji fibrinogen darah-utuh
sangat bergantung pada hematokrit sampel (r 2 = 0,83), bahkan setelah
volume sampel disesuaikan. Pengukuran fibrinogen darah-utuh
memerlukan koreksi hematokrit matematis. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa INR darah-utuh dan uji fibrinogen darah-utuh bisa dilakukan secara
langsung di tempat (point-of-care) atau dengan menggunakan
penganalisis otomatis, tetapi volume sampel harus disesuaikan untuk
memperhitungkan hematokrit. Keakuratan terbatas karena adanya variasi
hematokrit dengan keakuratan yang semakin buruk untuk sampel-sampel
yang memiliki INR tinggi atau kadar fibrinogen rendah.

Uji masa protrombin dan rasio normalisasi internasional darah-utuh


digunakan untuk pemantauan rawat-jalan terapi warfarin dan untuk
mengurangi waktu pemrosesan. Uji darah-utuh biasanya menggunakan
finger-stick atau spesimen darah-utuh bersitrat, sementara INR plasma,
yang merupakan metode referensi, menggunakan spesimen plasma
bersitrat. Penelitian-penelitian yang membandingkan INR darah-utuh
dengan INR plasma umumnya menunjukkan korelasi r 2 = 0,70 sampai
0,96, tetapi INR darah-utuh cenderung sangat bias, dimana bias tersebut
menjadi lebih buruk ketika INR meningkat.
Berbeda dengan tes INR darah-utuh, tes darah-utuh langsung
untuk faktor-faktor koagulasi individual tidak umum digunakan atau tidak
umum tersedia. Uji viskoelastis fibrinogen darah-utuh telah dianjurkan

berdasarkan fakta bahwa amplitudo maksimum merupakan sebuah fungsi


hitung trombosit dan konsentrasi fibrinogen dalam uji-uji ini. Amplitudo
maksimum sangat erat kaitannya dengan konsentrasi fibrinogen dengan
adanya aktivator-aktovator fibrinogen spesifik (seperti reptilase) atau
antagonis reseptor glikoprotein IIb/IIIa yang memblokir pengikatan ke
fibrin. Akan tetapi, korelasi antara fibrinogen viskoelastis dan pengukuran
fibrinogen plasma relatif lemah (r2 < 0,61) dengan nilai prediktif positif
terbatas untuk kadar fibrinogen rendah (<55%).
Penyebab ketidakakuratan potensial antara metode plasma dan
metode darah-utuh mencakup sensitifitas tromboplastin, perbedaan
mekanisme pendeteksian bekuan, sitrat, kadar faktor koagulasi, keahlian
teknis, impresisi mendasar dari metode-metode darah-utuh, dan nilai
hematokrit. Ketika instrumen-instrumen praktis dibandingkan dengan
penganalisis otomatis, maka sulit untuk menentukan penyebab
ketidakakuratan mana antara uji darah-utuh dan uji plasma yang paling
penting karena banyaknya perbedaan yang ada dalam perbandingan yang
sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek hematokrit
terhadap tes koagulasi darah-utuh, disamping menghilangkan sumber
variasi lain. Kesalahan hematokrit berlaku bagi semua uji-uji darah-utuh,
sehingga merupakan variabel penting yang harus dipahami. Penelitian kali
ini membandingkan antara pengukuran-pengukuran fibrinogen dan masa
protrombin darah-utuh dan plasma dengan menggunakan instrumen,
reagen, dan keahlian teknis yang sama. Desain penelitian ini
memungkinkan kita untuk mengontrol banyak variabel pra-analitis dan
variabel analitis serta menentukan keterbatasan kinerja yang ada pada
pengukuran INR darah-utuh dan fibrinogen darah-utuh. Ini juga
memungkinkan kita untuk menilai kelayakan melakukan tes koagulasi
darah-utuh pada alat penganalisis koagulasi otomatis.
BAHAN DAN METODE
Subjek dan Sampel
Penelitian ini disetujui oleh Komite Review Subjek Manusia di
Universitas Washington (Seattle). Sampel-sampel darah vena
diantikoagulasi dengan menambahkan 2,7 mL darah ke dalam 0,3 mL
sitrat 0,109 mol/L. Semua sampel dicampur secara perlahan dan manual
dan kemudian dipisahkan. Alikuot untuk pemeriksaan plasma
disentrifugasi pada 3.600g selama 2 menit pada suhu ruangan dan
dianalisis.
Pengukuran Masa Protrombin dan INR
Semua pengukuran masa protrombin dan INR dilakukan dengan
alat penganalisis Diagnostica Stago (STA-R Evolution and STA-Compact,

Diagnostica Stago, Parsippany, NJ) dengan menggunakan reagen-reagen


Neoplastine CI Plus (Diagnostica Stago). Indeks Sensitifitas Internasional
(ISI) dan normal rerata geometrik untuk reagen masa-protrombin masingmasing adalah 1,25 dan 13,1 detik. Untuk uji masa-protrombin plasma,
50-uL sampel plasma bersitrat diinkubasi selama 4 menit pada suhu 37 oC,
diikuti dengan penambahan 100 uL reagen protrombin STA. Masa
inkubasi digunakan untuk membuat sampel bersuhu 37 oC sebelum
menambahkan reagen masa-protrombin. Walaupun instrumen Stago
menggunakan masa inkubasi standar 4 menit, namun hanya 1 menit yang
benar-benar diperlukan untuk membuat sampel bersuhu seperti yang
diinginkan. Untuk pengukuran masa-protrombin whole blood, sampelsampel langsung dimasukkan sekaligus dan bukan per bagian, dan masa
inkubasi masa protrombin dikurangi dari 4 menit menjadi 1 menit.
Penyesuaian-penyesuaian dilakukan untuk memungkinkan selesainya uji
sebelum pengendapan komponen-komponen seluler. Studi-studi
korelasional yang dilakukan pada sampel-sampel yang diukur dengan
masa inkubasi 1 menit dan 4 menit tidak menunjukkan perbedaan hasil
yang signifikan.
Karena keberadaan sel dalam sampel darah-utuh, maka volume
sampel darah-utuh yang sama menyalurkan volume plasma ke uji yang
lebih rendah dari yang diharapkan. Tidak memungkinkan atau tidak praktis
untuk menyesuaikan volume bagi masing-masing sampel whole blood
untuk menyalurkan 50 uL plasma ke uji masa protrombin. Untuk
pengukuran-pengukuran masa protrombin whole blood yang disesuaikan,
volume sampal darah-utuh sitrat ditingkatkan sebesar 40% menjadi 70 uL
untuk menyalurkan sekitar 50 uL volume plasma sitrat ke uji ketika nilai
hematokrit mendekati 30%. Pada uji masa-protrombin darah-utuh
tersesuaikan, sampel-sampel whole blood yang bercampur baik
dimasukkan sekaligus, dan 70-uL sampel darah-tuh bersitrat diinkubasi
selama 1 menit, diikuti dengan penambahan 100 uL reagen protrombin.
Efek Nilai Hematokrit terhadap Masa Protrombin
Penelitian ini mengevaluasi efek hematokrit terhadap masaprotrombin dalam sampel-sampel pada sebuah kisaran INR dengan
membubuhi sampel-sampel plasma pecahan dengan komponenkomponen seluler darah-utuh yang meningkat dari subjek yang sama.
Pengukuran Fibrinogen Plasma
Semua pengukuran dilakukan dengan alat penganalisis Diagnostica
Stago (STA-R Evolution and STA-Compatc) dengan menggunakan reagen
STA Fibrinogen (Diagnostica Stago) dan diluen Owren Koller (Diagnostica
Stago). Untuk mengukur kadar fibrinogen plasma, 10 uL plasma bersirat

ditambahkan ke 90 uL diluen diikuti dengan inkubasi pada suhu 37 oC


selama 4 menit. Setelah inkubasi, 50 uL reagen fibrinogen STA
ditambahkan. Untuk uji fibrinogen darah-utuh tersesuaikan, sampelsampel darah-utuh bersitrat yang tercampur dengan baik dimasukkan
sekaligus, 14 uL darah-utuh ditambahkan ke 86 uL diluen, dan sampel
yang diencerkan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 1 menit, diikuti
dengan penambahan reagen fibrinogen.
Untuk fibrinogen darah-utuh yang terkoreksi hematokrit (CWBFIB),
digunakan koreksi aritmetik tambahan dengan menggunakan nilai
hematokrit dari masing-masing sampel darah-utuh. Faktor korektif yang
digunakan berasal dari hubungan antara fibrinogen plasma dan darahutuh dan nilai hematokrit:
CWBFIB =
WBFIB
1,4294 - (0,0137 * Hematokrit)
Analisis Statistik
Regresi Deming digunakan untuk membandingkan hasil darah-utuh
dan hasil plasma dalam hal masa protrombin, INR, dan kadar fibrinogen.
Regresi linear digunakan untuk membandingkan INR darah-utuh
tersesuaikan (AWBINR) dan fibrinogen-darah-utuh-tersesuaikan dengan
nilai-nilai hematokrit. Uji t 2-sided digunakan untuk membandingkan INR
plasma dengan INR-darah-utuh-tersesuaikan rata-rata pada nilai-nilai
hematokrit berbeda pada masing-masing pasien. Untuk menentukan efek
uji darah-utuh terhadap klasifikasi pasien, penelitian ini membagi
kelompok pasien berdasarkan INR nya INR kurang dari 2, INR 2
sampai 4, INR di atas 4 dan membandingkan kesesuaian kohort-kohort
berbasis plasma dan yang berbasis darah-utuh (kesesuaian). Program
Analyse-it statistic add-in digunakan untuk melakukan semua proses
analisis.
HASIL
Masa Protrombin dan INR darah-utuh dan plasma
Dengan volume sampel yang sama (50-uL) untuk uji masa
protrombin plasma dan darah-utuh, nilai masa protrombin darah-utuh
memiliki rata-rata sekitar 40% lebih lama dibanding masa protrombin
plasma (Gambar 1). Setelah menyesuaikan volume sampel masaprotrombin darah-utuh menjadi 70 uL untuk menyalurkan volume plasma
yang kira-kira sama dengan yang digunakan dalam uji plasma, MasaProtrombin-Darah-Utuh-Tersesuaikan menghasilkan lebih sedikit bias
diantara uji-uji darah-utuh dan plasma tetapi masih menunjukkan variasi
yang signifikan. Uji masa-protrombin plasma duplikat menunjukkan
perbedaan nilai rata-rata SD sebesar 0,2 0,5 detik, sementara Masa-

Protrombin-Darah-Utuh-tersesuaikan duplikat menunjukkan perbedaan


nilai rata-rata SD sebesar 0,1 0,8 detik. Untuk masa-protrombin
plasma berbanding masa-protrombin darah-utuh tersesuaikan, perbedaan
rata-rata SD adalah -0,8 1,8 detik, hampir 4 kali lipat lebih besar dari
perbedaan untuk masa-protrombin plasma duplikat.
Dengan volume sampel yang sama (50 uL) untuk uji INR plasma
dan uji INR darah-utuh serta ISI plasma mula-mula sebesar 1,25, nilai INR
darah-utuh rata-rata lebih dari 50% lebih tinggi dibanding INR plasma
(Gambar 1). INR-Darah-Utuh-tersesuaikan memiliki 2 modifikasi. Pertama,
metode masa-protrombin-darah-utuh-tersesuaikan menggunakan volume
sampel darah-utuh yang meningkat (70-uL), dan kedua, ISI disesuaikan
menjadi 1,30 untuk menghasilkan kecocokan paling baik antara nilai INR
darah-utuh dan INR plasma serta hasil INR-darah-utuh-tersesuaikan tetapi
lagi-lagi dengan variasi yang signifikan. INR plasma duplikat menunjukkan
perbedaan rata-rata SD sebesar 0,02 0,05. INR darah-utuh
tersesuaikan duplikat menunjukkan perbedaan rata-rata SD sebesar
0,01 0,1. Untuk INR plasma berbanding INR darah-utuh, perbedaan
rata-rata SD adalah keseluruhan -0,04 0,2, yang meningkat menjadi
-0,11 0,4 untuk INR yang lebih besar dari 2.
Gambar 2 menunjukkan sebuah perbandingan INR-Plasma dengan
INR-Darah-Utuh-tersesuaikan pada nilai-nilai hematokrit yang berbeda
dalam sampel yang sama. Untuk sampel-sampel dengan INR plasma
sebesar 1,24 dan 2,17, INR-Darah-Utuh-tersesuaikan rerata tidak berbeda
signifikan dari INR-Plasma, dan tidak ada korelasi antara INR-Darah-Utuhtersesuaikan dengan nilai hematokrit. Untuk INR-Plasma sebesar 3,04
dan 4,69, INR-Darah-Utuh-tersesuaikan jauh lebih rendah dibanding INRPlasma, tetapi tidak ada korelasi antara INR-Darah-Utuh-tersesuaikan
dengan nilai hematokrit. Untuk INR-Plasma sebesar 5,7, INR darah-utuh
tersesuaikan berkorelasi signifikan dengan hematokrit (r 2 = 0,98; P =
0,001).
Penelitian ini meneliti kesesuaian INR-Darah-Utuh dengan INRPlasma menggunakan kohort-kohort yang ditentukan berdasarkan INR
(Tabel 1). Kelompok-kelompok yang dilibatkan adalah kelompok dengan
INR kurang dari 2, INR 2 sampai 4, dan INR lebih dari 4. Kesesuaian
keseluruhan adalah 97% diantara 2 uji untuk 154 sampel yang diteliti,
tetapi memburuk dengan meningkatnya INR. Pada INR kurang dari 2,
kesesuaian adalah 98%, dan pada INR lebih dari 4, kesesuaian adalah
88%.
Fibrinogen Darah-Utuh
Kadar Fibrinogen-Darah-Utuh-tersesuaian rata-ratanya hanya 2%

sampai 4% lebih rendah dari kadar fibrinogen plasma tetapi menunjukkan


variasi yang signifikan (Gambar 3). Untuk kadar fibrinogen plasma yang
lebih kecil dari atau sama dengan 150 mg/dL (1,5 g/L), perbedaan ratarata SD antara Fibrinogen-Plasma dan Fibrinogen-Darah-Utuh adalah 6
20 mg/dL (0,06-=0,2 g/L). Untuk kadar Fibrinogen-Plasma di atas 150
mg/dL (1,5 g/L), perbedaan rata-rata SD diantara Fibrinogen-Plasma
dan Fibrinogen-Darah-Utuh tersesuaikan adalah -23 56 mg/dL (-0,23
0,56 g/L). Walaupun volume sampel fibrinogen darah-utuh disesuaikan
untuk meningkatkan volume plasma sampel menjadi kadar yang sama
seperti uji plasma, namun hematokrit masih memiliki efek besar terhadap
kadar fibrinogen yang diukur pada darah-utuh (Gambar 4) (r 2 = 0,80). Jika
kadar hematokrit diketahui, kadar Fibrinogen-Darah-Utuh-terkoreksi bisa
diperoleh yang secara substansial mengurangi variasi antara pengukuran
fibrinogen plasma dan darah-utuh (Gambar 3). Perbedaan rata-rata SD
antara kadar Fibrinogen-Darah-Utuh-terkoreksi dengan kadar fibrinogen
plasma adalah 0,5 21 mg/dL (0,005-0,21 g/L).
DISKUSI
Hasil Darah-Utuh Dipengaruhi oleh Nilai Hematokrit dan INR Sampel
Hematokrit merupakan salah satu penentu penting keakuratan
pengukuran INR darah-utuh dan fibrinogen darah-utuh. Uji koagulasi
praktis dan viskoelastis dirancang untuk mengoreksi nilai hematokrit ratarata pada sampel-sampel pasien untuk mengatasi isu ini. Akan tetapi,
data-data kami menunjukkan bahwa nilai hematokrit sampel yang
diasumsikan atau koreksi aritmetik tunggal tidak mencukupi. Dampak nilainilai hematokrit masih tetap signifikan, khususnya pada sampel-sampel
yang memiliki nilai hematokrit lebih dari 10% dari nilai yang dikoreksi
untuk hematokrit dan untuk sampel-sampel dengan INR tinggi. Dengan
demikian, pasien paling sakit dengan nilai hematokrit tinggi atau rendah
(misalnya pasien yang mengalami anemia, kehilangan banyak darah,
polisitemia, atau dehidrasi) berisiko paling besar untuk kesalahan yang
signifikan secara klinis, khususnya jika mereka memiliki INR lebih dari 3,0.
Kebanyakan penelitian yang membandingkan pengujian INR darah-utuh
dan INR plasma menunjukkan bias yang bervariasi signifikan bahkan
diantara tempat dalam salah satu penelitian. Hasil-hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa salah satu penentu penting besarnya dan arah bias
adalah seberapa berbeda nilai hematokrit sampel tertentu dari nilai
hematokrit terkoreksi dari platform pengujian darah-utuh yang
dipertimbangkan.
Van den Besselaar dkk telah meneliti dampak nilai-nilai hematokrit
terhadap perbedaan antara INR darah-utuh dan INR plasma dan

menyimpulkan bahwa nilai hematokrit memiliki efek yang signifikan secara


statistik tetapi tidak secara klinis terhadap INR dalam kisaran hematokrit
mulai dari 37% sampai 51% (0,37-0,51). Akan tetapi, data-data mereka
menunjukkan bahwa sampel-sampel yang memiliki nilai hematokrit kurang
dari 35% (0,35) akan menghasilkan perbedaan INR darah-utuh
berbanding INR plasma lebih dari 0,65 INR berdasarkan nilai-nilai
hematokrit sendiri dan bahwa ketidaksesuaian akibat hematokrit
meningkat ketika sampel semakin jauh dari nilai hematokrit terkoreksi
sebesar 40% (0,40).
Data-data dalam penelitian ini, disamping memperlihatkan tren-tren
yang mirip, juga menunjukkan bahwa efek nilai-nilai hematokrit terhadap
pengukuran INR diperkuat pada INR yang lebih tinggi. Hubungan antara
INR dengan kadar faktor plasma bersifat eksponensial. Dengan demikian,
INR rendah relatif tidak sensitif terhadap perubahan kadar faktor dan
begitu juga terhadap perbedaan volume sampel plasma. INR menjadi
semakin sensitif terhadap kadar faktor dan, sehingga perbedaan volume
plasma sampel sebagai kadar faktor berkurang. Hubungan eksponensial
antara Masa-Protrombin/INR dan kadar faktor menghalangi penggunaan
sebuah koreksi aritmetik berbasis hematokrit untuk memperbaiki
keakuratan tes koagulasi darah-utuh dan mengimplikasikan keterbatasan
analitik uji INR darah-utuh pada platform-platform saat ini. Sebuah
evaluasi 28-tempat selama 18 bulan terhadap instrumen koagulasi praktis
(whole blood) oleh Maddox dkk memerlukan faktor-faktor koreksi berbasis
INR graduated untuk memperabiki kesesuaian antara hasil darah-utuh
dan hasil plasma. Penelitian oleh Maddox dkk, seperti penelitian
perbandingan darah-utuh dan plasma lainnya, memiliki bias yang luas
yang lebih terlihat pada INR yang lebih tinggi dan menemukan bahwa
koreksi aritmetik sederhana tunggal tidak mencukupi untuk mengoreksi
bias pada kisaran INR. Meskipun tes INR darah-utuh bisa cukup akurat di
bawah nilai INR 4, namun nilai INR darah-utuh yang lebih tinggi perlu
diulangi dengan sebuah metode plasma. Penjelasan lain atas
ketidaksesuaian antara metode-metode plasma dan darah-utuh adalah
bahwa tes darah-utuh kurang presisi dibanding metode-metode berbasis
plasma. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
INR darah-utuh dan fibrinogen adalah sekitar 4-kali lebih tidak presisi
dibanding metode berbasis plasma.
Tes Fibrinogen Darah-Utuh
Seperti INR, nilai hematokrit merupakan penentu penting
keakuratan uji-uji fibrinogen whole blood. Penelitian ini menunjukkan
bahwa walaupun keakuratan dan kemanfaatan uji-uji fibrinogen darah-

utuh membaik dengan mempertimbangkan dampak nilai-nilai hematokrit,


namun korelasi aritmetik tunggal berdasarkan sebuah nilai hematokrit
populasi tidak mencukupi. Bahkan setelah mengaplikasikan koreksi
berbasios hematokrit-populasi, kita masih mendapatkan perbedaan
hingga 200 mg/dL (2,0 g/L) diantara kadar fibrinogen plasma dan
fibrinogen darah-utuh untuk satu spesimen tunggal dengan desain
penelitian yang menggunakan instrumen dan reagen identik. Sampelsampel dari pasien-pasien yang memiliki nilai 10% atau lebih dari nilai
hematokrit terkoreksi akan memerlukan koreksi individual agar memiliki
keakuratan yang terpercaya secara klinis, yang mana membatasi
kelebihan waktu pemrosesan singkat yang dimiliki tes fibrinogen
viskoelastis darah-utuh.
Uji-uji fibrinogen viskoelastis menggunakan hubungan antara
kekuatan bekuan (yang dilaporkan secara alternatif sebagai MA, kekuatan
bekuan maksimum atau elastisitas geser) dan konsentrasi fibrinogen
sebagai basis untuk menentukan konsentrasi fibrinogen spesimen. Sesuai
dengan hasil penelitian kali ini tentang dampak nilai hematokrit, hubungan
antara kekuatan bekuan dan konsentrasi fibrinogen lebih kuat untuk
spesimen-spesimen plasma (r2 > 0,94) dibanding untuk spesmen darahutuh (r2 < 0,605).
Satu-satunya uji fibrinogen darah-utuh komersil yang ditemukan
adalah uji Hemochron Whole Blood Coagulation System Fibronogen
(International Technidyne, Piscataway, NJ). Ini merupakan uji fibrinogen
tipe Clauss yang menggunakan darah-utuh ketimbang plasma. Uji
fibrinogen darah-tuh ini menunjukkan korelasi yang hanya sedang (r 2 =
0,88) dengan uji fibrinogen plasma, walaupun studi validasi dilakukan
dengan menggunakan spesimen darah-utuh dari satu donor tunggal, yang
mengurangi dampak variasi nilai hematokrit terhadap keakuratan sejati
dari uji.
Tes Whole blood dalam Laboratorium Klinis
Untuk tes darah-utuh pada sebuah penganalisis koagulasi standar,
penelitian ini menemukan bahwa beberapa modifikasi diperlukan.
Pertama, karena penganalisis koagulasi tidak dirancang untuk
mencampur sampel sebagaimana pada penganalisis hematologi, hanya
beberapa sampel darah-utuh yang bisa dianalisis pada saat sebelum
pengendapan sel terjadi. Kedua, jika tes darah-utuh dipertimbangkan,
penyesuaian volume sampel diperlukan untuk mengimbangi nilai
hematokrit rata-rata sampel pasien yang akan diuji. Ini bisa bervariasi
tergantung pada apakah populasi merupakan populasi rawat jalan dengan
nilai hematokrit mendekati normal atau populasi post-operatif atau trauma

yang bisa memiliki nilai hematokrit lebih rendah. Ketiga, seperti sudah
dijelaskan. Perbedaan nilai hematokrit menghasilkan variasi nilai
fibrinogen dan masa-protrombin/INR diantara hasil darah-utuh dan hasil
plasma. Variasi ini tidak begitu parah untuk menghalangi penggunaan
Masa-Protrombin/INR Darah-Utuh, khususnya untuk INR di dekat atau di
bawah kisaran terapeutik, tetapi bisa tidak berterima untuk pengukuran
fibrinogen selama koreksi hematokrit tidak digunakan. Ini memerlukan
agar sebuah nilai hematokrit didapatkan dengan masing-masing nilai
fibrinogen, yang bisa berterima untuk panel-panel stat tertentu, tetapi bisa
membatasi penggunaan tes fibrinogen darah-utuh ketika nilai hematokrit
tidak tersedia. Jika modifikasi-modifikasi ini diadopsi, maka tes whole
blood cukup terpercaya untuk tes klinis.

You might also like