Professional Documents
Culture Documents
Bagian bawah
Persarafan
Plexus pelvicus yg
otonom, hanya peka
thd regangan
Nervus rectalis
inferior bersifat
somatis
Pembuluh darah
a. Rectalis superior
a. Rectalis inferior
Histologi
Colon
Anorectal junction
Canalis analis
Lanjutan rektum yang mengalami kontriksi
Tunica mucosa / mukosa
transisi epitel selapis silindris menjadi epitel
berlapis gepeng
lamina propria
lamina muscularis mucosae
Tela submucosa / submukosa
plexus haemorrhoidales interna dan externa
Tunica muscularis / muskularis eksterna
M. Sphincter ani internus, externus, dan M. Levator
ani
Embriologi colon-anus
EMBRIOLOGI - PERKEMBANGAN
USUS
Progenitor vagal
Migrasi dr dorsal neural tube mll
mesoderm pd mgg 3
Arcus brachialis 4
Migrasi mll mesenkim ke arah caudal
Dinding sal.cerna yang sedang
berkembang
Differensiasi mjd sel ganglion
Minggu 5 : esofagus
Minggu 8 : colon transversum
Minggu 12 : rektum
Hirschsprungs Disease
Definisi
Hirschsprungs Disease adalah suatu
kelainan tidak adanya sel ganglion
parasimpatis pada usus, dapat dari
kolon sampai pada usus.
Menurut Zuelser dan Wilson (1998)
dalam Ngastiyah (2005:219),
Hirschprung Desease adalah tidak
ditemukan ganglion parasimpatis
pada dinding usus yang menyempit.
Epidemiologi
Di AS, 1 dari 5000 bayi baru lahir menderita
Hirschsprung
70-80% laki-laki
Semua ras, namun lebih sedikit pada ras kulit
hitam.
1,5-17,6% diturunkan secara familial (keluarga
memiliki riwayat Hirschsprung), empat kali
diderita anak laki-laki.
Penderita Down Syndrome berisiko 50x
menderita Hirschsprung daripada anak normal.
Diturunkan secara genetika
Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung
atau Mega Colon itu sendiri adalah diduga terjadi
karena faktor genetik dan lingkungan
Sering terjadi pada anak dengan Down syndrom,
kegagalan sel neural pada masa embrio dalam
dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal
pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
Keturunan karena penyakit ini merupakan
penyakit bawaan sejak lahir.
Tidak diketahui secara pasti kemungkinan ada
faktor familial.
Klasifikasi
Berdasarkan panjang segmen yang terkena:
a.Penyakit Hirschprung segmen pendek.
Segmen aganglionis dari usus sampai sigmoid ini
merupakan 70% dari kasus penyakit Hirschprung
dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
disbanding anak perempuan.
b.Penyakit Hirschprung segmen panjang.
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat
mengenai seluruh kolon atau usus halus.
Ditemukan sama banyak pada anak lelaki
maupun perempuan.
EtioPatogenesis
Genetik
Idiopatik
Gangguan
Embryogenes
is
Gagal
Migrasi
Degradasi
(Idiopatik)
Gagal
Maturasi
Aganglionosis,
Hipoganglionosis, atau
Disganglionosis
Absennya
NCAM
Gestasi 5
minggu
Gestasi 6
minggu
Gestasi 8
minggu
Gestasi 12
Patofisiologi
Aganglionosis,
Hipoganglionosis, atau
Disganglionosis
Kehilangan gelombang propulsive atau tidak adanya
relaksasi sphincter ani interna
Riwayat BAB jarang dan tidak
teratur
Stasis dan
retensi feses
Iskemia mukosa
meningkatkan resiko invasi
bakteri
Enterokolitis
Kesulitan BAB
Perut kembung sejak 6
bulan lalu
Teraba massa pada LLQ,
elastis
Obstruksi saluran cerna
Darm
contour (+)
Darm
steifung (+)
Patofisiologi (contd)
Enterokolitis
Distensi abdominal
BAB tidak pernah
keras
Feses abu-abu
Bau daging busuk
Persyarafan intrinsik
usus
Parasimpa
tis
(kolinergik
)
perangsangan
colon (kontraksi)
inhibisi
spinchter ani
Simpatis
(adrenergi
k)
inhibisi colon
(relaxasi)
exitasi spinchter
ani
Diatur sel
ganglion
Pada Hirschsprungs Disease
tidak ada yang mengontrol
Serabut
inhibisi NANC
Mengatur sekresi
intestine, motilitas,
pertahanan
mukosa, respon
imun
Jika tidak ada
maka, neuropetida
seperti VIP dan NO
tidak dihasilkan
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala kardinal:
Keterlambatan pengeluaran mekonium (>48 jam)
Timbulnya distensi abdominal
Muntah-muntah
Enterokolitis
DASAR DIAGONOSIS
Anak N laki-laki 7 tahun, di antar ibunya ke IGD
dgn keluhan utama : perut kembung sejak 6
bln yll. Jug mengeluh sulit BAB sejak 3 thn yll.
BAB 1x/5-7hari sedikit, padat atau cair, darah
(-), lendir(-), bau spt daging busuk. Keluhan
lain : nausea(+), vomit(+), anorexia(+).
RPD : hingga 1 mgg setelah lahir tdk bisa BAB,
meconium hitam & cair.
RPK : (-)
R. PNC : bidan/bulan, tanda abnomalitas (-).
R. Persalinan : kehamilan 32mgg, spontan,
bidan, BBLR 2500gr. Obat & jamu (-), vitamin
LAB
Darah Rutin
Hb : 12,2gr/dl Ht : 37%
Leukosit : 7.200/mm3 Trombosit : 275.000/mm3
Urine Rutin : dbn
Elektrolit : dbn
BNO + kontras barium ( Barium enema ) : impression :
Hirschprungs appearance, collitis at rectum.
Suction Biosy Rectum : Plexus Myentericus tanpa sel
ganglion, sel saraf hipertrofi, Hirschprung.
DIAGNOSIS KERJA
Hirschprungs Disease + Enterocilitis +
Anemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologis
- Foto Polos BNO
- Foto Barium Enema
2. Patologi Anatomi
- Suctional Biosy
- Pewarnaan HE
- Pewarnaan Asetilkolinesterase
3. Fungsi Ginjal
4. Fungsi Hepar
5. Fungsi Elektrolit
Diagnosis Banding
Hirschprung Disease
Definisi
Etiologi
-Ketidakseimbangan kadar
serotonin (rendah) stres
-Peningkatan hidrogen sulfida
diet, enteric neurons,
darah/intestinal microbiota
Insidensi
Gejala
Klinis
Keterlambatan
pengeluaran mekonium
>= 48 jam, dsitensi
abdominal, vomit,
retensi feses anorexia,
chahexia,
hipoproteinemia,
anemia, nyeri tekan
abdomen, BAB keras,
abu2, bau spt daging
busuk
PP
Biopsi (Histopaologi)
Terapi
Operasi segmen
aganglionosis
Etiologi
Insidensi
GK
PP
Terapi
Manifestasi Klinis
(Enterokolitis)
Late
Distensi abdomen
Emesis
Demam
Lethargy
Hematochezia
Poor feeding
Penatalaksanaan
Pilihan Operasi
Tujuan : membuang segmen saluran
digestif yang aganglionik dan
merekonstruksi kembali saluran digestif
dengan menarik saluran digestif yang
normal hingga ke anus
Teknik operasi yang sering dilakukan:
Soave
Duhamel
Swenson
Duhamel cont.
Teknik ini sangat sedikit melakukan
manipulasi terhadap rektum
sehingga plexus nervus autonom dari
sistem genitourinarius tidak
mengalami trauma. Prosedur ini byk
mengalam modifikasi dan yang
terpenting anastomosisnya harus
menggunakan stapler. Prosedur ini
yang samapi sekarang banyak
digunakan
Swenson Procedure
(Rectosigmoidectomy)
Teknik pertama prosedur pull through
oleh Swenson 1948
Rektum aganglionik dilakukan
anastomosis ke anus melalui perineum.
Resiko enterokolitis post operatif 16-27%
Lebih banyak meninggalkan daerah
rektum aganglionik
Prosedur ini paling tinggi menyebabkan
injury nervous genitourinarius
Komplikasi
Enterocolitis
Perforasi intestinal
Short bowel syndrome
Prognosis
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad functionam : ad bonam
Qua ad sanationam : ad bonam