Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian ibu adalah jumlah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan. Kematian yang
dihitung dapat terjadi karena kehamilannya, persalinannya dan masa nifas
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Untuk
mengetahui besaran masalah kesehatan ibu, indikator yang digunakan adalah
Angka Kematian Ibu (AKI) (Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan
salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan
kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah
mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang
dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun
demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium
masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Depkes,
2007).
Perhitungan AKI disetiap kabupaten/kota sulit dilakukan, karena
jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000 kelahiran dan masih ada
kemungkinan under reported. Upaya efektif untuk menurunkan angka
kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga
1
mortalitas
perinatal
di
Indonesia.
Sampai
sekarang
penyakit
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Apakah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu
Hamil terhadap Kejadian Preeklamsi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil
terhadap kejadian preeklamsi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh umur ibu hamil terhadap kejadian
preeklamsia di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
b. Untuk mengetahui pengaruh riwayat kehamilan terhadap kejadian
preeklamsia di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
c. Untuk mengetahui pengaruh obesitas ibu hamil terhadap kejadian
preeklamsia di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan informasi tentang
Preeklamsi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi dan pengetahuan
sebagai bahan masukan tentang preeklamsia
3. Bagi Institusi Pelayanan
Menambah informasi tentang preeklamsi untuk meningkarkan derajat
kesehatan ibu dan bayi.
E. Keaslian Penelitian
Belum ada penelitian yang sama dengan penelitian ini yang berjudul:
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil terhadap Kejadian Preeklamsi di
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Akan tetapi ada
penelitian yang hampir serupa dengan penelitian ini yang dilakukan oleh:
1. Arinda (2010), dengan judul Pengaruh Preeklamsia Berat pada Kehamilan
terhadap Keluaran Maternal dan Perinatal di RSUP dr Kariadi Tahun 2010.
2. Indriani (2011), yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Preeklamsia/Eklamsia pada Ibu Bersalin di RSUD Kardinah Kota
Tegal Tahun 2011.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Preeklamsi
1. Pengertian Preeklamsi
Preeklampsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri,
dan edema. Dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Bila
tekanan darah meningkat, tubuh menahan air, dan protein bisa ditemukan
dalam urin. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy
induced hypertension (PIH) (Wiknjosastro, 2005).
Preeklampsia cenderung terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau
bisa juga muncul pada trimester kedua (di atas 20 minggu). Setiap ibu hamil
memiliki kemungkinan untuk mengalami preeklampsia. Preeklampsia
timbul akibat kehamilan dan berakhir setelah terminasi kehamilan. Adapun
fenomena yang berkaitan dengan kelainan preeklampsia ini adalah: hanya
terjadi pada wanita hamil, kelainan sering terjadi pada primigravida, terkait
dengan geografis/demografis/etnis, mother-inherited, tidak sesuai mendelian
sederhana, kelainan dapat terjadi berulang pada 17% kasus dan dapat terjadi
dengan derajat klinis berbeda-beda, serta kelainan bersifat sistemik. Sampai
saat ini preeklampsia masih merupakan penyulit utama dalam kehamilan,
serta menjadi penyebab utama pula kematian dan kesakitan maternal
maupun perinatal di Indonesia (Wibowo, 2006).
2. Pembagian Preeklamsia
a. Preeklamsia Ringan
Adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya
perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan
aktivasi endotel. Diagnosis preeklamsi ringan di tegakkan berdasar atas
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah
kehamilan 20 minggu, sebagai berikut:
1) Hipertensi : sistolik / diastolik 140/90 mmHg.
2) Proteinuria : 300 mg / 24 jam
3) Edema: edema lokal tidak dimasukan dalam kriteria preeklamsi,
kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata
(Saifuddin, 2005).
b. Preeklamsia Berat
Adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik lebih dari
160 mmHg dan tekanan darah diastolic 110 mmHg disertai proteinuria
lebih 5 gr / 24 jam. Diagnosis ditegakkan berdasar kriteria preeklamsia
berat sebagaimana tercantum di bawah ini :
1) Sistolik 160 mmHg dan diastolic 110 mmHg
2) Proteinuria lebih 5 gr / 24 jam
3) Oliguria
4) Kenaikan kadar kreatinin plasma
5) Gangguan fisus dan serebral
6) Nyeri epigastrium
7) Edema paru-paru dan sianosis
8) Hemolisis mikroangiopatik
9) Trombositopenia berat
10) Gangguan fungsi hepar
11) Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat
12) Sindrom HELLP (Saifuddin, 2005).
3. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada
memberikan jawaban yang memuaskan. penyebab pre-eklamsia hingga kini
belum diketahui (Wibowo, 2006).
Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah :
a. Kelainan aliran darah menuju rahim.
b. Kerusakan pembuluh darah.
c. Masalah dengan sistim ketahanan tubuh.
d. Diet atau konsumsi makanan yang salah.
Namun jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, preeklamsia akan
segera berubah menjadi eklamsia yang berakibat fatal pada bayi dan ibu,
yaitu infeksi dan perdarahan yang menyebabkan kematian. Maka
pencegahan yang bisa dilakukan adalah memastikan pemeriksaan rutin
setiap bulan agar perkembangan berat badan serta tekanan darah ibu dapat
terpantau secara baik (Wibowo,2006).
10
4. Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik
sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan
dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Prawirohardjo, 2009).
5. Gejala Klinik Preeklamia
Secara klinik, gejala-gejala preeklamsia ringan adalah:
a. Tekanan darah sekitar 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan darah 30
mmHg untuk sisitolik atau 15 mmHg untuk diastolik dengan interval
pengukuran selama 6 jam.
b. Terdapat pengeluaran protein dalam urine 0,3 g/liter atau kulitatif + 1-+2
c. Edema (bengkak kaki, tangan atau lainnya). Pada kondisi yang lebih
berat pembengkakan terjadi di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi
akibat pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel
merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian
tertentu.
d. Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg/minggu (Manuaba, 2009).
11
perempuannya
pernah
mengalami
preeklamsia
akan
pertama.
Di
kehamilan
pertama,
risiko
mengalami
12
bertahan.
Anda
diharuskan
berbaring
total
dan
hanya
13
14
15
kehamilan.
Mereka
yang
memiliki riwayat
preeklamsia
16
selalu
berdampak
buruk
pada
setiap
orang
yang
mengalaminya. Begitu pun pada ibu hamil yang mengalami obesitas baik
sebelum,
maupun
saat
kehamilan.
Berdasarkan
penelitian
yang
17
selama kehamilan dapat membahayakan untuk sang ibu dan bayi (Dinda,
2011).
Para ahli menyebutkan, obesitas selama kehamilan juga dapat
menyebabkan efek negatif pada sang bayi saat ia dewasa nanti. Banyak dari
anak-anak ini nantinya akanmengalami obesitas, baik selama masa kecilnya
ataupun saat ia dewasa. Oleh karena itu disarankan para ibu hamil untuk
menjaga berat badan mereka selama kehamilan (Dinda, 2011).
Normalnya, kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kilogram
sampai 17,5 kilogram. Dan bagi Anda yang mengalami berat badan berlebih
disarankan untuk menurunkan berat badan, namun diiringi pemantauan
dokter. Untuk menurunkan berat badan selama kehamilan ini Anda tidak
diharuskan untuk melakukan diet keras, namun diet aman dengan
pemantauan dokter kandungan Anda dan olahraga ringan yang aman untuk
ibu hamil (Dinda, 2011).
Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi
ibu hamil karena kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan
dan pasca persalinan kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena
kelebihan makan. Banyak orang yang percaya bahwa ibu hamil makan
untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan untuk dua orang
menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi berlebihan. Mitos tersebut
keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15
persen (Sukma, 2012).
18
Menurut Prawirohardjo,
2009
- Faktor Genetik
- Faktor Immunologis
- Faktor Gravida
- Faktor Umur
- Faktor Usia Gestasi
- Faktor Indeks Massa
Tubuh/Obesitas
- Faktor Bayi
- Faktor Ras
Kejadian Preeklamsi
Menurut Wiknjosastro,
2005
Faktor Lingkungan:
- Pekerjaan
- Pendidikan
19
konstruk atau lebih dikenal dengan nama variabel. Variabel adalah sesuatu
yang bisa menunjukkan nilai atau bilangan konsep. Variabel adalah suatu yang
bervariasi.
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan
dalam bagan sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Umur
Riwayat Kehamilan
Kejadian Preeklamsi
Obesitas
20
E. Hipotesa Penelitian
1. Ada pengaruh antara umur ibu hamil terhadap kejadian preeklamsia di
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
2. Ada pengaruh antara riwayat kehamilan terhadap kejadian preeklamsia di
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
3. Ada pengaruh antara obesitas terhadap kejadian preeklamsia di RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan
desain cross sectional. Penelitian Cross Sectional adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam, 2008). Dalam penelitian
ini akan dilihat apakah ada pengaruh antara umur, riwayat kehamilan dan
obesitas dengan kejadian preeklamsia.
21
22
D. Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dilakukan proses sesuai dengan prosedur
yang berlaku yaitu:
a. Persiapan pengumpulan data dilakukan sesuai dengan prosedur
administrasi yang berlaku yaitu mendapat izin dari Ketua Prodi D-IV
Kebidanan UBudiyah Banda Aceh dan Direktur RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
b. Setelah mendapat izin peneliti melakukan penelitian di Poli Kebidanan
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan cara
melakukan wawancara dan penimbangan berat badan pasien.
c. Memperoleh surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari
RSUD Cut Nyak Dhien Melaboh Kabupaten Aceh Barat.
2. Alat Penelitian
Dalam melakukan penelitian untuk mempermudah peneliti perlu
adanya instrumen penelitian, adapun instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner.
23
No
Variabel
Dependen
1
Kejadian
Peeklamsi
Independen
2
Umur
Definisi
Operasional
Skala
ukur
Hasil Ukur
Penyakit dengan
Kuesioner
tanda- tanda
hipertensi, edema
dan proteinuria yang
timbul karena
kehamilan biasanya
terjadi pada
trimester III.
Wawancara
Nominal - Preeklamsi
- Tidak
Preeklamsi
Kuesioner
Wawancara
A.
< 20
tahun dan 35
tahun
B.
20 34
tahun
Nominal - Beresiko
- Tidak
Beresiko
Riwayat
Kehamilan
Kejadian yang
dialami oleh ibu
pada kehamilan
yang lalu ataupun
sekarang.
Kuesioner
Wawancara
Nominal - Ada
C.
Jawaban
- Tidak Ada
4
D.
Jawaban
<4
Obesitas
Kelebihan berat
badan pada ibu
hamil yang dapat
berisiko terjadi
preeklamsi
Timbangan
Observasi
E. IMT > 27,0
F. IMT 27,0
Ordinal
- Obesitas
- Tidak
Obesitas
24
3. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi
frekuensi pada variabel independen dan variabel dependen yang diteliti.
Variabel independen terdiri dari umur, riwayat kehamilan, dan obesitas.
Sedangkan variabel dependen yaitu kejadian preeklamsia pada ibu hamil.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya pengaruh antara
variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dan
untuk melihat kemaknaan antara variabel. Uji statistik yang digunakan
adalah Chi-Square dengan menggunakan derajat kemaknaan = 0,05
(derajat kepercayaan 95%). Bila ada p value 0,05 maka hasil uji
statistik bermakna atau adanya pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen. Bila p value > 0,05 maka hasil uji statistik tidak
bermakna atau tidak adanya pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen. Uji kemaknaan statistik tentang pengaruh antara
umur, riwayat penyakit dan obesitas dengan kejadian preeklamsia adalah:
p 0,05 adalah bermakna dan p > 0,05 adalah tidak bermakna.
Aturan yang berlaku untuk uji Khi Kuadrat (Chi-square), untuk
program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut:
1. Bila pada tabel Contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang
dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.
25
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26
27
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dari tanggal 26 s/d 27
Februari 2014 yang dilakukan pada 32 ibu hamil trimester III yang berkunjung
ke Poli Kebidanan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat, dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner yang berisi
tentang kejadian preeklamsi, umur, riwayat kehamilan, dan obesitas. Data dari
penelitian akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
a. Kejadian Preeklamsi
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklamsi di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
No
1
2
Kejadian Preeklamsi
Frekuensi
Preeklamsi
7
Tidak Preeklamsi
25
Jumlah
32
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
21,9
78,1
100
Berdasarkan table 4.1 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 32 ibu
hamil yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu hamil tidak mengalami
preeklamsi yaitu sebanyak 25 ibu hamil (78,1%).
b. Umur
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Umur di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat
No
1
2
Umur
Frekuensi
Beresiko
14
Tidak Beresiko
18
Jumlah
32
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
43,8
56,3
100
28
Berdasarkan table 4.2 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 32 ibu
hamil yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu hamil memiliki umur
tidak beresiko yaitu sebanyak 18 ibu hamil (56,3%).
c. Riwayat Kehamilan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Riwayat Kehamilan di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
No
1
2
Riwayat Kehamilan
Frekuensi
Ada
12
Tidak Ada
20
Jumlah
32
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
37,5
62,5
100
Berdasarkan table 4.3 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 32 ibu
hamil yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu hamil tidak ada riwayat
kehamilan yaitu sebanyak 20 ibu hamil (62,5%).
d. Obesitas
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Obesitas di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat
No
1
2
Obesitas
Frekuensi
Obesitas
8
Tidak Obesitas
24
Jumlah
32
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
25,0
75,0
100
Berdasarkan table 4.4 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 32 ibu
hamil yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu hamil tidak obesitas
yaitu sebanyak 24 ibu hamil (75,0%).
29
2. Analisa Bivariat
a. Pengaruh Umur terhadap Kejadian Preeklamsi
Tabel 4.5
Pengaruh Umur terhadap Kejadian Preeklamsi di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
No
1
2
Umur
Beresiko
Tidak Beresiko
Jumlah
Singnifikasi: p < 0,05
Kejadian Preeklamsi
Tidak
Preeklamsi
Preeklamsi
f
%
f
%
6
42,9
8
57,1
1
5,6
17
94,4
7
21,9
25
78,1
Total
f
14
18
32
%
100
100
100
Uji
Statistik
p-value
0,027
30
No
Riwayat
Kehamilan
1
2
Ada
Tidak Ada
Jumlah
Singnifikasi: p > 0,05
Kejadian Preeklamsi
Tidak
Preeklamsi
Preeklamsi
f
%
f
%
5
41,7
7
58,3
2
10,0
18
90,0
7
21,9
25
78,1
Total
f
12
20
32
%
100
100
100
Uji
Statistik
p-value
0,073
Berdasarkan table 4.6 di atas, diketahui dari 12 ibu hamil yang ada
riwayat kehamilan terdapat 7 ibu hamil (58,3%) yang tidak mengalami
preeklamsi. Dan dari 20 ibu hamil yang tidak ada riwayat kehamilan
terdapat 18 ibu hamil (90,0%) yang tidak mengalami preeklamsi.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,073 yang
berarti lebih besar dari (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
tidak ada pengaruh antara riwayat kehamilan dengan kejadian preeklamsi
di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kebupaten Aceh Barat.
c. Pengaruh Obesitas terhadap Kejadian Preeklamsi
Tabel 4.7
Pengaruh Obesitas terhadap Kejadian Preeklamsi di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
No
1
2
Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Jumlah
Singnifikasi: p > 0,05
Kejadian Preeklamsi
Tidak
Preeklamsi
Preeklamsi
f
%
f
%
3
37,5
5
62,5
4
16,7
20
83,3
7
21,9
25
78,1
Total
f
8
24
32
%
100
100
100
Uji
Statistik
p-value
0,327
31
C. Pembahasan
1. Pengaruh Umur terhadap Kejadian Preeklamsi
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa umur
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian preeklamsi. Hal
ini dapat dilihat dari table 4.5 di atas, dari 14 ibu hamil yang memiliki umur
beresiko terdapat 8 ibu hamil (57,1%) yang tidak mengalami preeklamsi dan
6 ibu hamil (42,9%) yang mengalami preeklamsi. Sementara itu dari 18 ibu
hamil yang memiliki umur tidak beresiko terdapat 17 ibu hamil (94,4%)
yang tidak mengalami preeklamsi dan hanya 1 ibu hamil (5,6%) yang
mengalami preeklamsi.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,027 yang berarti
lebih kecil dari (0,05). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa ada
32
33
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
oleh Indriani (2011) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna/signifikan antara umur dengan kejadian preeklamsi di RSUD
Kardinah kota Tegal, yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05 yaitu 0,002.
Resiko ibu hamil yang berumur > 35 tahun meningkat 3,4 kali lebih besar
untuk mengalami preeklamsi dibandingkan yang umurnya 20-35 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan, peneliti
berasumsi bahwa umur mempengaruhi kejadian preeklamsi. Pada penelitian
ini dapat dilihat banyak ibu hamil yang hamil pada usia antara 20-34 tahun
ataupun hamil pada usia tidak beresiko banyak yang tidak mengalami
kejadian preeklamsi yaitu sebanyak 17 responden (94,4%). Hal ini
disebabkan karena pada usia 20-34 tahun kondisi alat reproduksi sudah siap
untuk menerima kehamilan sehingga pada saat kehamilan berlangsung tidak
terjadi masalah. Apabila hamil pada usia dibawah 20 tahun alat reproduksi
belum siap dan pada saat kehamilan berlangsung akan terjadi keracunan
kehamilan dalam bentuk preeklamsi. Sedangkan pada umur 35 tahun ke atas
sangat rentan akan penyakit hipertensi dan preeklamsi, ini terjadi karena
perubahan pada jaringan-jaringan kandungan dan juga jalan lahir tidak
lentur lagi.
2. Pengaruh Riwayat Kehamilan terhadap Kejadian Preeklamsi
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa riwayat
kehamilan bukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian
preeklamsi. Hal ini dapat diketahui dair table 4.6 di atas, diketahui dari 12
ibu hamil yang ada riwayat kehamilan terdapat 7 ibu hamil (58,3%) yang
34
dengan
hipertensi
kronik
dapat
mengalami
superimposed
35
36
Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index(index masa
tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan di bawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight atau obesitas meningkatkan resiko atau
komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, preeklamsi, janin besar
sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan (Ulziana, 2013).
Kenaikan berat badan dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan
status gizi wanita hamil. Penambahan berat badan yang terjadi selama
kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran berbagai jaringan
reproduksi, adanya pertumbuhan janin, dan terbentuknya cadangan lemak
dalam tubuh ibu. Risiko terjadinya preeklamsia meningkat dengan adanya
peningkatan BMI. Sedangkan risiko preeklamsia berkurang secara
signifikan pada pasien dengan BMI <20 (Arinda, 2010).
Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk
diabetes selama kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia (gangguan
yang muncul saat kehamilan, dan biasanya saat usia kehamilan mencapai 20
minggu). Kelebihan berat badan pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi
lahir prematur, sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan atau berat
badan bayi lebih besar daripada seharusnya, kesulitan bernapas, dan
kerusakan pada otak (Dinda, 2011).
Sudah diketahui secara umum bahwa wanita obesitas mempunyai
resiko mengalami preeklamsia/eklamsia 3 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang berat badannya ideal atau kurus (Sukma, 2012).
37
38
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh antara umur dengan kejadian preeklamsi di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh Kebupaten Aceh Barat, ditandai dengan p-value (0,027) <
(0,05).
2. Tidak ada pengaruh antara riwayat kehamilan dengan kejadian preeklamsi
di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kebupaten Aceh Barat, ditandai
dengan p-value (0,073) > (0,05).
3. Tidak ada pengaruh antara obesitas dengan kejadian preeklamsi di RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh Kebupaten Aceh Barat, ditandai dengan p-value
(0,327) > (0,05).
- Saran
1. Bagi Peneliti
Agar dapat memperbanyak pengetahuan dan informasi khususnya
tentang preeklamsi sehingga bisa memberikan informs tersebut secara
langsung ke pada masyarakat pada saat bekerja.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk lebih memperbanyak referensi tentang ibu hamil
terutama tentang preeklamsi.
38
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Antho. (2012). Jurnal Penelitian Pengaruh Umur Dan Paritas Ibu Bersalin
Terhadap Preeklampsia Berdasarkan Gejala Klinik.
http://anthogoodwill.blogspot.com/2012/12/jurnal-penelitian-pengaruhumur-dan.html
Arinda. (2010). Pengaruh Preeklamsia Berat pada Kehamilan terhadap Keluaran
Maternal dan Perinatal di RSUP dr Kariadi Tahun 2010.
Bobak, dkk. (2004). Buku Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Briley, A. (2006). Asuhan Kebidanan pada Persalinan: Preeklamsia. Jakarta:
EGC
Cunningham F.G. (2005). Hipertensi dalam Kehamilan. Dalam Obstetri Williams.
Edisi 18. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes. (2005). Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta.
Depkes. (2007). Angka Kematian Ibu Melahirkan.
Dinda, (2011). Ibu Hamil dengan Obesitas.
www.diendambem.wordprees.com/2011/ibu_hamil_dengan_obesitas.html
Ernawati, Y.H. (2005). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Preeklamsi/Eklamisia pada Ibu Hamil yang Hipertensi di Kamar Bersalin
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun 2002-2003. Tesis.
Gafur, A dkk. (2012). Hubungan antara Primigravida dengan Preeklamsia.
Hanifa, W. (2005). Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Harefa dan Sudarta Yabesman. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan
kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2004.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31947/3/Chapter%20II IVI.pdf
Indriani. (2011). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Preeklamsia/Eklamsia pada Ibu Bersalin di RSUD Kardinah Kota Tegal
Tahun 2011.
Laporan RSUD Tjut Nyak Dhien. (2013).
41
42
Lampiran 1
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Pekerjaan
Alamat
:
Bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang
NIM
: 121010210140
Judul KTI
Meulaboh,
Februari 2014
Responden
()
43
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
1. Kode Responden
2. Pendidikan
: .
3. Pekerjaan
: .
4. Paritas/anak ke
:......................
:. mmHg
Hipertensi
Tidak Hipertensi
b. Tidak
B. Umur
a. Umur
: Tahun
C. Riwayat Kehamilan
1. Apakah ini merupakan kehamilan anda yang pertama?
a. Ya
b. Bukan
b. Tidak Ada
b. Tidak Ada
44
b. Tidak Ada
b. Tidak Ada
b. Tidak Ada
b. Tidak Ada
D. Obesitas
BB
:. kg
TB
: cm
IMT
Obesitas
Tidak Obesitas
45
Lampiran 3
Ko
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kejadian Preeklamsi
Umur
Hasil
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
20
25
27
25
34
39
28
36
20
29
32
34
24
27
29
19
21
28
25
34
25
25
33
Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Riwayat Kehamilan
1 2 3 4 5 6 7
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
Jlh
Hasil
Obesitas/ IMT
Hasil
2
1
3
1
5
4
1
2
1
4
4
5
2
4
2
4
2
1
1
4
4
2
4
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
18,5
23,0
25,5
18,0
17,0
23,0
23,0
24,0
18,5
19,0
17,5
28,5
20,0
27,5
27,0
29,0
22,5
28,0
21,0
18,0
27,5
17,0
21,0
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
46
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Tidak Preeklamsi
Preeklamsi
=7
Tidak Preeklamsi = 25
27
38
26
34
23
29
32
30
26
Tidak Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
Beresiko
Tidak Beresiko
Beresiko
= 14
Tidak Beresiko = 18
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
2
1
4
2
2
4
2
2
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
= 12
Tidak Ada = 20
18,5
18,5
19,0
28,0
23,0
18,0
29,0
17,0
24,0
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Tidak Obesitas
Obesitas
=8
Tidak Obesitas = 24
47
Lampiran 4
HASIL PENGOLAHAN SPSS
Frequency Table
Kejadian Preeklamsi
Cumulative
Frequency
Valid
Preeklamsi
Percent
Valid Percent
Percent
21.9
21.9
21.9
Tidak Preeklamsi
25
78.1
78.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
Umur
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Beresiko
14
43.8
43.8
43.8
Tidak Beresiko
18
56.3
56.3
100.0
Total
32
100.0
100.0
Riwayat Kehamilan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ada
12
37.5
37.5
37.5
Tidak Ada
20
62.5
62.5
100.0
Total
32
100.0
100.0
Obesitas
Cumulative
Frequency
Valid
Obesitas
Percent
Valid Percent
Percent
25.0
25.0
25.0
Tidak Obesitas
24
75.0
75.0
100.0
Total
32
100.0
100.0
48
Crosstabs
Umur * Kejadian Preeklamsi
Crosstab
Kejadian Preeklamsi
Preeklamsi
Umur
Beresiko
Count
Tidak Beresiko
14
3.1
10.9
14.0
42.9%
57.1%
100.0%
17
18
3.9
14.1
18.0
5.6%
94.4%
100.0%
25
32
7.0
25.0
32.0
21.9%
78.1%
100.0%
Count
Expected Count
% within Umur
Total
Count
Expected Count
% within Umur
Total
Expected Count
% within Umur
Tidak Preeklamsi
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
sided)
(1-sided)
.011
Continuity Correction
4.415
.036
Likelihood Ratio
6.775
.009
Pearson Chi-Square
6.412
b
.027
6.211
.013
32
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.06.
b. Computed only for a 2x2 table
.017
49
Crosstab
Kejadian Preeklamsi
Preeklamsi
Riwayat
Ada
Kehamilan
Count
Expected Count
% within Riwayat
Tidak Preeklamsi
Total
12
2.6
9.4
12.0
41.7%
58.3%
100.0%
18
20
4.4
15.6
20.0
10.0%
90.0%
100.0%
25
32
7.0
25.0
32.0
21.9%
78.1%
100.0%
Kehamilan
Tidak Ada
Count
Expected Count
% within Riwayat
Kehamilan
Total
Count
Expected Count
% within Riwayat
Kehamilan
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
.036
Continuity Correction
2.743
.098
Likelihood Ratio
4.317
.038
Pearson Chi-Square
4.401
b
.073
4.263
.039
32
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.63.
b. Computed only for a 2x2 table
.050
50
Crosstab
Kejadian Preeklamsi
Preeklamsi
Obesitas
Obesitas
Count
Expected Count
% within Obesitas
Tidak Obesitas
% within Obesitas
Total
1.8
6.3
8.0
37.5%
62.5%
100.0%
20
24
5.3
18.8
24.0
16.7%
83.3%
100.0%
25
32
7.0
25.0
32.0
21.9%
78.1%
100.0%
Count
Expected Count
% within Obesitas
Total
Count
Expected Count
Tidak Preeklamsi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
df
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.217
.549
.459
1.409
.235
1.524
b
.327
1.476
.224
32
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.75.
b. Computed only for a 2x2 table
.224
51
NIM
: 121010210140
Prodi
: D-IV Kebidanan
Judul Skripsi
:Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Ibu
Hamil
No
1
Tgl
16-12-2013
2
3
4
23-12-2013
02-01-2014
10-01-2014
18-01-2014
22-01-2014
27-01-2014
04-02-2014
02-03-2014
Bimbingan
Konsul Judul
Masukan/Saran
ACC Judul dan lanjut
BAB I
Konsul BAB I
Perbaiki BAB I
Konsul perbaikan BAB I Lanjut BAB II
Konsul BAB II
Perbaiki BAB II dan
Lanjut BAB III
Konsul Perbaikan BAB
Perbaiki pengetikan
II dan konsul BAB III
pada BAB III
Konsul perbaiki ketikan Lanjut kuesioner
pada BAB III
Konsul kuesioner
Perbaiki kuesioner dan
daftar pustaka
Konsul perbaikan
ACC Seminar
kuesioner dan daftar
pustaka
Konsul BAB IV dan
ACC Sidang
BAB V
Paraf