You are on page 1of 29

Oleh :

Binar Pramudito (09711023)


FKUII
RSUD DR SOEDONO MADIUN

Nama pasien
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Status marital
Pekerjaan

:
:
:
:
:
:

Ny.T
Perempuan
47 th
Sudah Menikah
ibu rumah tangga

Keluhan utama : wajah merot satu sisi bagian kiri


Riwayat penyakit sekarang :
(Autoanamnesa)
Wajah merot satu sisi sejak 2 minggu lalu tiba2pd
saat bangun pagi, alis&dahi tidak simetris, mata
sulit menutup, pd malam sebelumnya pasien
tidak merasakan apa2, setelah seminggu
merasakan kelainan ini pasien berobat ke poli
saraf. Sampai sekarang pasien telah menjalani
4 kali fisioterapi&keluhan telah dirasakan
berkurang.Lemah setengah badan (-), pelo (-),
BAB&BAK dbn

Cerebrovaskular: pusing (-), demam (-)


Kardiovaskular: Tidak ada keluhan
Respirasi: Tidak ada keluhan
Digesti: Tidak ada keluhan
Uropoetika: Tidak ada keluhan
Reproduksi: Tidak ada keluhan
Muskuloskeletal: Tidak ada keluhan
Integumentum: Tidak ada Keluhan

Sebelumnya pasien tidak pernah


mengalami sakit seperti ini
HT (-)
DM (-)

pasien mempunyai kebiasaan tidur


memakai kipas angin yg langsung
menghadap ke pasien.

Status Interna Singkat :


-

Tensi
: 120/80 mmhg
Nadi
: 84 x/menit
RR
: 18 x/mnt
Suhu
: 36,8C
Kepala
: a/i/c/d = -/-/-/Leher
: pembesaran tyroid & KGB = -/Paru-paru : Rhonki / Wheezing = -/Jantung : Suara S1S2 tunggal reguler
Abdomen : Nyeri tekan (-)
BisingUsus(Normal)
- Hepar & Lien
:Tidak ada pembesaran
- ekstrimitas
: Edema(-).

A Kesan Umum :
- Kesadaran
kualitatif : compos mentis
kuantitatif
: G C S : 4-5-6
5

Motorik

Sensibilitas : normal
Reflek Fisiologis
Reflek Patologis
BPR +/+
H.T -/TPR +/+
Bab -/KPR +/+
Chad -/APR+/+

N.crania
lis

Hasil

n. I

Normal

n. II

OD/OS 6/60

n. III,
IV, VI

Reflek pupil direct +/+, indirect +/+, gerakan bola mata normal,
ptosis (-/+)

n. V

Normosthesia

n. VII

Diam
Kerutan dahi asimetris, tinggi alis asimetris, sudut mata
(normal/turun), lipatan nasolabial (normal/turun)
Waktu bergerak
Mengerut dahi (+/-), Menutup mata (+/-), Meringis (+/-)

n. VIII

Tes Bisik (+/+)

n. IX, X

Deviasi uvula (-), menelan (+)

n. XI

simetris, tonus, kekuatan, trofi normal

n. XII

Kedudukan lidah ke tengah, waktu gerak ke kanan/kiri, kekuatan


menekan bagian pipi (+/+)

DIAGNOSA :
- Diagnosis Klinis
- Diagnosis Topik
stilomastoideus

: Parese N.VII perifer


: Lesi di foramen

- Diagnosis Etiologi : bells palsy

Kortikosteroid
Prednison 1mg/kg bb atau 60 mg/hari selama 6
hari lalu tapering off hingga total 10 hari. Pada
pasien diabetes bisa diberika steroid dosis
tinggi (prednison 120 mg/hari)
Anti viral agent
Acyclovir 400mg 5 kali sehari selama 10 hari
Jika herpes zoster diduga sebagai penyebab,
naikkan dosis jadi 800 mg

REHAB MEDIK

EDUKASI :
Pasien jangan sering memakai kipas angin/AC
Pasien jangan terlalu sering tidur di bawah
Sebaiknya tidak bepergian pd saat angin
kencang atau cuaca dingin
Pakai helm dgn pelindung wajah apabila hendak
bepergian jauh dgn menggunakan kendaraan
motor
Rutin kontrol&Rutin minum obat
MONITORING :
Rutin kontrol atau tidak
Kelumpuhan N.VII perifer membaik atau tidak

Bells Palsy

Bells

palsy merupakan Suatu kelainan pd


saraf wajah yg menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan tiba-tiba pd otot di satu sisi wajah.
Istilah Bells palsy biasanya digunakan untuk
kelumpuhan nervus VII jenis perifer yg timbul
secara akut.
Berbeda dari Gangguan Peredaran Darah
Otak, kelumpuhan wajah sesisi ini tidak
dibarengi dgn kelumpuhan anggota
badan/tubuh lainnya.

Di Indonesia, insiden Bells palsy secara pasti


sulit ditentukan.
Frekuensi Bells palsy sebesar 19,55 % dari
seluruh kasus neuropati&terbanyak pd usia
21 30 tahun.
Lebih sering terjadi pd wanita dari pd pria.
Tidak didapati perbedaan insiden antara iklim
panas maupun dingin, tetapi pd beberapa
penderita
didapatkan
adanya
riwayat
terpapar udara dingin atau angin berlebihan.

Sampai saat ini penyebab pasti bells palsy


masih belum diketahui
Beberapa ahli berpendapat bahwa HSV
merupakan penyebab dari bells palsy yg
menyebabkan kerusakan pd myelin
Selain HSV penyebab lain yg
mungkininfeksi lain, herves zoster, syphilis,
epstein-bar virus, citomegalovirus, dan HIV
Juga gangguan vaskuler seperti DM dan
hipertensi

Teori Iskemik vaskuler


Nervus fasialis dpt menjadi lumpuh
secara tidak langsung karena gangguan
regulasi sirkulasi darah di kanalis fasialis.
Teori infeksi virus
Virus yg dianggap paling banyak
bertanggungjawab adalah Herpes Simplex
Virus (HSV), yg terjadi karena proses
reaktivasi dari HSV (khususnya tipe 1).

Teori herediter
Bells palsy terjadi mungkin karena kanalis
fasialis yg sempit pd keturunan atau
keluarga tersebut, sehingga menyebabkan
predisposisi untuk terjadinya paresis fasialis.
Teori imunologi
Dikatakan bahwa Bells palsy terjadi akibat
reaksi imunologi terhadap infeksi virus yg
timbul sebelumnya atau sebelum pemberian
imunisasi.

Bell's palsy disebabkan oleh pembengkakan


fasial kanal n. facialis sesisi pasokan
darah ke saraf tersebut terhenti kematian
sel sehingga fungsi menghantar
impuls/rangsangnya terganggu perintah
otak untuk menggerakkan otot-otot wajah
tidak dpt diteruskan

Ciri khasnyakehilangan kendali otot secara tibatiba pd satu sisi wajah,&memberikan tampilan
wajah yg kaku
Gejala awal: pasien merasa perbedaan pd mulut
saat bangun tidur, menggosok gigi atau berkumur,
minum atau bicara.
Mulut tampak mencong
Kelopak mata tidak dpt dipejamkan.
Bila minum air keluar melalui sisi mulut yg lumput
Gerakan bola mata pada sisi yg lumpuh lambat,
disertai bola mata berputar ke atas bila
memejamkan mata, fenomena ini disebut Bell's
sign.

A. Lesi luar foramen stilomastoideus

Mulut tertarik ke sisi yg sehat


Makan terkumpul antara pipi&gusi
Sensasi dlm (deep sensation) di wajah menghilang
Lipatan kulit dahi menghilang
Air mata keluar terus menerus karena mata tidak
dpt menutup

B. Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda


timpani)
Gejala (a)
Hilang ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian
depan), salivasi disisi yg terkena berkurang.

C. Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi


(melibatkan muskulus stapedius)
Gejala (a) di tambah gejala (b)
hiperakusis

D. Lesi di tempat yg lebih tinggi lagi


(melibatkan ganglion genikulatum)
Gejala a, b dan c
Nyeri dibelakang telinga&di dlm liang telinga

E. Lesi di meatus akustikus internus


Gejala&tanda diatas disertai tuli karena
keterlibatan nervus akustikus

Pemeriksaan neurologis ditemukan paresis


N.VII tipe perifer.
Gerakan volunter yg diperiksa, dianjurkan
minimal :

Mengerutkan dahi
Memejamkan mata
Mengembangkan cuping hidung
Tersenyum
Bersiul
Mengencangkan kedua bibir

Ditegakkan dgn adanya paresis N.VII


perifer&bukan sentral. Pd Umumnya
unilateral

Letak Lesi

Kelainan
motorik

Gangguan
pengecapan

Gangguan
pendengaran

+ tuli/hiperakusis +

+
Hiperakusis

+
Hiperakusis

Pons-meatus
akustikus internus +
Meatus akustikus
internus-ganglion
+
genikulatum
Ganglion
genikulatum-N.
Stapedius
N.stapediuschorda tympani
Chorda tympani
Infra chorda
tympani-sekitar
foramen
stilomastoideus

Hiposekresi
saliva

Hiposekresi
lakrimalis

Sampai saat ini etiologi Bells palsy yg jelas


tidak diketahui.

Terapi medikamentosa :
Golongan kortikosteroid
Neurotropik
Antiviral

Rehabilitasi Medik
Tujuan rehabilitasi medik adalah :
Meniadakan keadaan cacat bila mungkin
Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin
Melatih orang dgn sisa keadaan cacat badan untuk
dpt hidup&bekerja dgn apa yg tertinggal.

Sembuh spontan pd 75-90 % dlm


beberapa minggu atau dlm 1-2 bulan. Kirakira 10-15 % sisanya akan memberikan
gambaran kerusakan yg permanen.

Terimakasih,..

You might also like