You are on page 1of 2

PENALARAN (REASONING)

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk


dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau
asersi (assertion). Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu fenomena
atau realitas alam, ekonomi, politik, atau social.
Unsur dan struktur penalaran
1. Asersi : adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan
bahwa sesuatu (misalkan teori) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi
ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argument dan
sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran.
Interpretasi asersi
Untuk memahami kebenaran suatu asersi, harus dipastikan lebih dahulu apa
arti atau maksud asersi. Sangat penting sekali untuk memahami arti asersi
untuk menentukan keyakinan terhadap kebenaran asersi tersebut. Untuk
memahami maksud asersi, orang juga harus mempunyai pengetahuan
tentang subjek atau topic yang dibahas. Kesalahn interpretasi dapat terjadi
karena dua bentuk asersi yang berbeda dapat berarti dua hal yang sama
atau dua hal yang sangat berbeda.
Asersi untuk evaluasi istilah
Representasi asersi dalam bentuk diagram dapat digunakan untuk
mengevaluasi ketepatan makna suatu istilah.
Jenis asersi
Bila dikaitkan dengan fakta pendukung, asersi dapat diklasifikasikan menjadi
asumsi, hipotesis, dan pernyataan fakta.

Asumsi adalah asersi yang diyakini benar meskipun ornag tidak dapat
mengajukan atau menunjukan bukti tentang kebenarannya secara
meyakinkan.
Hipotesis adalah asersi yang kebenaranya belum atau tidak diketahui
tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat di uji kebenarannya. Untuk
disebut sebagai hipotesi, suatu asersi juga harus mengandung
kemungkinan salah. Bila tidak ada maka maka asersi akan menjadi
pernyataan fakta.
Pernyataan fakta adalah yang bukti tentang kebenarannya diyakini
sangat kuat atau bahkan tidak dapat dibantah.

Fungsi asersi, asersi dapt berfungsi sebagai premis (digunakan untuk


mendukung suatu konklusi) dan sebagai konklusi (asersi yang diturunkan
dari suatu asersi.

2. Keyakinan : adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu


pernyataan atau teori mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atau
social) adalah benar.
Properitas keyakinan
Berikut adalah properitas keyakinan yang perlu disadari dalam beragumen:

Keadabenaran, bergantung pada apa yang diketahui tentng isi asersi


atau pengetahuan yang mendasari dan pada sumber asersi.
Bukan pendapat
Bertingkat, keyakinan didapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak
tetapi bergradasi mulai dari sangat meragukan sampai sangat
meyakinkan.
Berbias
Bermuatan nilai, nilai keyakinan adalah tingkat penting atau tidaknya
suatu keyakinan perlu dipegang atau dipertahankan seseorang.
Berkekuatan, adalah tingkat kepercyaan dilekatkan seseorang pada
kebenaran suatu asersi.
Veridical, adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas.
Berketertepaan, berkaitan dengan mudah-tidaknya keyakinan tersebut
diubah dengan adanya informasi yang relevan.
3. Argument : adalah serangkaian asersi beserta keterkaitan (artikulasi)
dan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu
keyakinan. Bila dihubungkan dengan argument, keyakinan adalah tingkat
kepercayaan yang dilekatkan pada suatu pernyataan konklusi atas dasar
pemahaman dan penilaian suatu argument sebagai bukti yang masuk
akal.
Anatomi argument
Jenis argument

Argument deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari


suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan
khusus sebagai simpulan (konklusi). Argument deduktif juga disebut
sebagai arumen logis sebagai pasangan argument ada benarnya.
Argument induktif, penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau
keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang
merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut.

You might also like