Professional Documents
Culture Documents
Demi memenuhi harapan orangtua serta akibat tekanan orang tua selama masa
perkuliahan sangatlah besar, akhirnya mahasiswa semakin tidak mandiri. Ia kuliah
demi memenuhi kebutuhan orangtuanya saja. Akhirnya, ia tidak mempunyai sikap
mental dan kemandirian yang kuat. Inilah penyebab setelah tamat kuliah, ia akan
Calon Sarjana Page 1
mental dan kemandirian yang kuat. Inilah penyebab setelah tamat kuliah, ia akan
berhadapan dengan banyak persoalan yang sebelumnya tidak ia duga.
Ketika berada di semester 1 sampai semester 7 seorang mahasiswa belum
merasakan banyak persoalan karena dia masih berhadapan dengan tanggung jawab
perkuliahan yang harus diselesaikan. Begitu tanggung jawab itu selesai dan
memasuki tahap akhir, ia menghadapi banyak persoalan seperti berikut :
Penulisan skripsi.
Mahsiswa mulai dihadapkan dengan banyak persoalan. Persoalan muncul dalam
pemnulisan skripsi, ia tidak bisa meminta pandangan dari orangtua. Dalam hal ini,
orang tua mulai berkurang perannya karena tidak paham memilih judul skripsi yang
tepat bagi anaknya. Padahal sebelumnya, mahasiwa terbiasa dibimbing orangtua.
Akhirnya tidak sedikit mahasiswa yang terbentur pada persoalan menulis skrispsi,
karena kemampuannya berkreasi, menulis, dan pikiran bebas, selama ini tidak dibina.
Pengerjaan skripsipun menjadi berlarut-larut. Akhirnya, banyak mahasiswa yang
menghabiskan tiga sampai dengan empat semester hanya untuk menulis skripsi.
Jika hari ini tidak mengerjakan apapun, berarti thing to do besok tetap sama
dengan hari ini. Artinya, Anda tidak mengalami perubahan sama sekali dalam hidup.
Karena harus mengerjakan target dalam thing to do, Anda akan termotivasi untuk
mengerjakan segala hal lebih cepat, lebih sempurna, dan lebih akurat.
Mereka seolah-olah lebih nyaman menganggur daripada bekerja. Penyebab hal ini
sebagai berikut :
Keterbatasan pemikiran
Tidak paham kewawasan kemandirian
Tidak mampu hal materi
Terkukung idealisme "seperti katak dalam tempurung" yang membuat seolah-olah
lebih enak menganggur daripada bekerja
Tidak paham bagaimana dan dimana mencari pekerjaan
Mereka yang memiliki pola kemandirian tersebut berati telah memiliki kemandirian.
Landasan yang dibuatnya dalam menentukan sikap merupakan hasil olah pikir sendiri,
tidak didominsi orang lain termsuk orangtua. Peran orang lain hanya sebagai bahan
petimbangan.
Mandiri dalam bersikap
Jika terbiasa berpikir dalam mandiri, mahasiswa sudah mengetahui ke arah mana
yang ia ingin tuju. Mahasiwa sudah tau dimana lahan yang dapat ia masuki.
Mahasiswa sudah tau bagaimana hidupnya setelah sarjana. Kelak, sikapnya
didominasi oleh sikap mandiri karena ia telah mempunyai pola pikir mandiri.
Apabila sudah memiliki pola pikir yang mandiri, dalam bersikap apapun mahasiswa
akan terbiasa mandiri. Ketika akan menghadapi sebuah perjalanan, misalnya
pekerjaan, implementasi, atau aktualisasi dari rencana-rencana yang berhubungan
dengannya otomatis dapat dilakukan tanpa banyak pertolongan yang didominiasi atau
dipengaruhi orang lain.
Mahasiswa sudah mantap berjalan. Ketika harus melakukan sesuatu, ia tahu apa yang
harus diperbuat. Ia tidak terlalu banyak membutuhkan bantuan orang lain.
Setidaknya, ia tidak perlu diantar orang lain ketika akan melamar kerja dan
menghadapi wawancara kerja.
Sikap konsep dan rencana eksekusi
Seseoarang yang telah memiliki pola pikir mandiri dan bersikap mandiri, konsep dan
rencana akan keluar dari dirinya sendiri. Karena sudah mempunyai pola pikir mandiri,
ia juga sudah dapat bersikap mandiri. Otomatis, konsep demi konsep dan rencananya
pun sudah dikuasainy. Rencana eksekusi dan konsep mandiri adalah rencana yang
dilahirkan oleh pikiran yang ada pada dirinya sendiri.
Kemandirian dalam arti luas tidak hanya diwujudkan dengan pola pikir dan pola sikap
mandiri, tetapi wujudnya akan mengeluarkan beberapa inovasi yang lebih kreatif,
dan inovatif dn lebih agresif dalam merencanakan sesuatu dalam membuat konsep.
banyak berpikir.
Ia tidak terlalu banyak ragu-ragu dan mengambil resiko yang ia hadapi
Ia mengetahui konsekuensi yang muncul dan mengetahui manfaat dari pekerjaan
yang diambilnya
Karakter kemandirian ini sangat langka ditemukan pada diri mahasiswa saat ini.
Karakter ini perlu di pupuk dan disadari segera oleh mahasiwa sehingga mereka
dapat bangkit dari keterpurukan. Mahasiswa dapat segera berkarya dan menikmati
hidup yang lebih baik setelah lulus perguruan tinggi.
Perubahan adalah sebuah keniscayaan
Tidak ada seorang pun yang dapat menolak atau menghindari dari sebuah perubahan
karena perubahan adalah sebuah keniscayaan. Setiap saat, di mana pun, kapan pun,
dan kepada siapa pun perubahan akan selalu ada.
Contoh, secara fisiologis, tubuh manusia berubah dari kecil menjadi besar, dari
besar menjadi tua, beruban, keriput, dan sampai akhirnya meninggal. Semua itu
tidak dapat dihindari.
Demikan juga mental, sejak kecil sampai dewasa, manusia berubah, dari penakut
menjadi pemberani dan mandiri, dari tadinya bersemangat muda dan berani, tibatiba menjadi kurang berani karena tua.
Perubahan merupakan sebuah siklus. Dari sebelumnya idak ada menjadi ada dan
akhirnnya tidak ada lagi. Dari awalnya tidak mampu, lalu menjadi mampu dan
akhirnya tidak mampu lagi.
Tidak ada sesuatu yang terdiri dari satu hal saja. Semuanya pilihan yang butuh
jawaban. Contoh:
Kapan akan tamat kuliah?
Apakah akan menyelesaikan kuliah tepat 4 tahun, lebih cepat atau lebih lambat?
Hari ini mau belajar atau tidak ?
Hari ini mau tidur lebih lama atau lebih sedikit?
Ingin menjadi orang sukse atau tidak?
Apa yang tidak boleh berubah ketika dikatakan perubahan itu adalah sebuah
keniscayaan?
Ya, jawabnya "prinsip dan keyakinan"
Prinsiplah yang mengendalikan perubahan. Untuk itu manusia harus mempunyai
konstanta prinsip atau keyakinan. Konstanta prinsip dan keyakinan ini akan mengawal
seseorang untuk selalu survive atau eksis di tengah pilihan dan perubahan.
Hakikat perubahan :
Ada perubahan yang disukai, ada pula perubahan yang tidak disukai.
Perubahan akan selalu memdatangkan aspek masalah dan peluang.
Banyak orang memahami bahwa perubahan hanya akan mendatangkan banyak
masalah. Karena itu, sering menghindari dan tidak menyukai perubahan. Padahal,
dalam saat yang bersamaan sebuah perubahan akan terdapat peluang.
Ia menentukan skala prioritas utama, dampak yang paling berat atau dampak yang
paling mengenai kepada dirinya dari perubahan. Ia harus benar-benar melakukan
tindakan untuk mengantisipasi perubahan.
Tahapan kulaiah merupakan transisi kepemimpinan diri
Masa menjadi mahasiswa semestinya merupakan masa yang tidak didominasi
kepemimpinan keluarga atau banyak orang tua. Walaupun tidak dapat dipungkiri,
masih banyak mahasiswa yang bergantung pada orangtua meski sudah menjelang
tamat kuliah.
Ketika sudah lepas status mahasiswa dan memperoleh ijazah, seharusnya transisi
kepemimpinan itu sudah terjadi. Dari kepemimpinan yang didominasi orangtua
beralih ke arah kepemimpinan yang di dominasi dan dikendalikan oleh dirinya sendiri.