You are on page 1of 14

A.

pengertian manajemen waktu


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu merupakan
seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.
(Davidson, 2001, h.6). menurut Orr (dalam Saputro, 2006, h. 21),
manajemen waktu diartikan sebagai penggunaan waktu seefisien dan seefektif mungkin untuk
memperoleh waktu maksimal
Taylor (1990, h. 9)
mengatakan bahwa manajemen waktu adalah pencapaian sasaran utama kehidupan sebagai hasil
utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegiatan yang tidak berarti yang sering
memakan banyak waktu
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu adalah proses
pencapaian suatu sasaran atau tujuan tertentu yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, seperti manusia, uang,
perlengkapan, bahan-bahan, dan metode-metode tertentu serta dengan menyisihkan kegiatanya..

C.Dampak manajemen waktu


1. Overplanning.
Seringkali kita merasa waktu 24 jam dalam sehari tak cukup untuk menyelesaikan berbagai
aktivitas. Inilah pentingnya membuat rencana untuk menentukan prioritas.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menentukan prioritas, bisa dalam bentuk harian,
mingguan atau bulanan. Apa yang Anda pilih, yang penting adalah aksi. Jangan sampai hanya
sibuk membuat rencana tapi nihil dalam pelaksanaan.
Menurut M Christian dalam bukunya "Time Management, Mengatur Waktu itu Mudah", ada dua
gejala overplanning:
* Terlalu sibuk berkutat dengan rencana dan gagal mengeksekusi rencana yang sudah dibuat.
Langkah kita hanya berhenti di rencana, padahal dalam manajemen waktu pelaksanaan adalah
alangkah berikutnya.
* Menjadikan semua kegiatan sebagai obyek rencana. Merencanakan semua hal yang akan
dijalani memang perlu, tapi jangan lupa, ada kalanya kita juuga harus bersiap menghadapi halhal tak terduga.
2. Misplanning.
Kesalahan perencanaan adalah kesalahan kedua dalam manajemen waktu. Kesalahan
perencanaan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya salah informasi. Ini terjadi
karena informasi yang dikumpulkan tidak lengkap dan tidak tepat. Padahal informasi yang akurat
adalah kunci utama mencapai keberhasilan mengatur waktu.
Kesalahan informasi ini akan berdampak panjang, seperti salah sasaran, salah penempatan
sumber daya, salah penentuan waktu. Kalau yang terjadi seperti ini, sudah pasti rencana akan

buyar sehingga gagal mencapai tujuan.


3. Overscheduling.
Kalau kebanyakan jadwal akibatnya Anda tak memiliki me time, dan aktivitas yang Anda
kerjakan juga belum tentu memiliki hasil maksimal. Mengapa? Karena Anda selalu merasa
dikejar waktu dan terburu-buru.
Overscheduling akhirnya yang malah menjadi penghambat efektivitas, karena menuntut Anda
melakukan banyak hal dalam waktu yang terbatas. Efek jangka panjangnya dapat menimbulkan
stres dan membuat Anda merasa tak nyaman melakukan pekerjaan.
4. Overdetail.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan, setiap detil memang perlu diperhatikan. Namun, ini
bukan berarti membuat Anda menjadi berlebihan dalam memerhatikan detil. Akibatnya rencana
yang seharusnya simpel dan mudah terlihat rumit dan kompleks, sehingga menjadi sulit
dikendalikan.
Gejala overdetail ini mendorong Anda mencatat terlalu banyak hal, padahal bisa jadi tak
semuanya penting. Dalam perencanaan manajemen waktu, ini bisa membawa efek buruk.
Pertama akan membuat Anda kehilangan pegangan untuk membedakan mana yang utama dan
mana kurang penting.
Terlalu detil juga cenderung membuat Anda menyamakan semua hal, sehingga tak jarang
membuat pekerjaan mudah terasa menjadi lebih rumit. Kedua, sikap tersebut akan membuat
Anda sulit bersikap fleksibel, sehingga saat menghadapi hal-hal tak terduga Anda akan merasa
sedang menghadapi masalah besar.
5. Delaying.
Sikap suka menunda bisa dibilang tidak disiplin. Ini adalah pengganggu utama dalam
manajemen waktu. Tanpa kedisiplinan dari dalam diri, manajemen waktu takkan berjalan efektif.
Disiplin berarti memiliki komitmen untuk menjalani rencana sesuai misi dan tujuan yang telah
Anda rencanakan.
Seringkali, ketidakdisiplinan ini muncul karena berbagai godaan yang enggan Anda hindari,
misalnya menunda. Ketika Anda menunda pekerjaan, berarti menunda sehari untuk mencapai
tujuan.
Untuk menghindari ini tentu Anda harus memiliki motivasi kuat dari dalam diri. Kalau rasa
malas melanda, yang perlu diingat adalah saat Anda menandai satu dari daftar yang harus
dilakukan itu berarti Anda semakin mendekati tujuan.

D.Aspek-Aspek Manajemen Waktu


Setelah melihat efek positif terhadap manajemen waktu yang mampu membuat penyelesaian
pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Berikutnya aspek-aspek dalam manajemen waktu.
Menurut Atkinson,aspek-aspek dalam manejemen waktu mencakup hal-hal berikut:
1. Menetapkan Tujuan
Bagian utama dari pengelolaan waktu adalah menetapkan tujuan dari apa yang akan dikerjakan.
Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan

yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta mampu
merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.
2. Menyusun Prioritas
Menyusun prioritas perlu dilakukan mengingat waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua
pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan pringkat,
yaitu dari prioritas terendah hinnga pada prioritas tertinggi. Silahkan baca Teknik Manajemen
Waktu Berdasarkan Prioritas.
Urutan prioritas ini dibuta dengan mempertimbangkan hal mana yang dirasa penting, mendesak,
maupun vital yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Atkinson berpendapat menyusun prioritas
membutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan menyusun strategi agar hasil pokok penggunaan
waktu dapat tercapai secara maksimal.
3. Menyusun Jadwal
Aspek lainnya dalam manajemen waktu adalah membuat susunan jadwal. Jadwal merupakan
daftar kegiatan yang akan dilaksanakan beserta urutan waktu dalam priode tertentu. Fungsi
pembuatan jadwal adalah menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan, dan
mengurangi ketergesaan.
4. Bersikap Asertif
Aspek manajemen waktu ini diartikan sebagai ekspresi bertanggungjawab dari perasaan dan
pikiran seseorang terhadap orang tertentu pada waktu yang tepat. Sikap asertif dapat diartikan
sebagai sikap tegas untuk berkata "Tidak" atau menolak suatu permintaan atau tugas dari orang
lain dengan cara positif tanpa harus merasa bersalah dan menjadi agresif. Baca Teknik
Manajemen Waktu Berdasarkan Asertif
Bersikap tegas merupakan strategi yang diterapkan guan menghindari pelanggaran hak dan
memastikan bahwa orang lain tidak mengurangi efektivitas penggunaan waktu. Dalam bersikap
asertif tetap dibutuhkan pertimbangan matang dari segi konsekuensi atau besar kecilnya dampak
poisitf dan negatif yang diterima individu.
5. Menghindari Penundaan
Penundaan merupakan penangguhan suatu hal hingga terlambat dikerjakan. Penundaan dalam
pelaksanaan tugas dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, kemudian merusak jadwal kegiatan yang telah disusun secara apik serta mengganggu
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
6. Meminimalkan Waktu yang Terbuang
Pemborosan waktu mencakup segala kegiatan yang menyita waktu dan kurang memberikan
manfaat yang maksimal. Hal tersebut sering menjadi penghalang bagi individu untuk mencapai
keberhasilannya karena sering membuat individu menunda melakukan kegiatan yang penting.

Sumber-sumber pemborosan waktu antara lain:


menonton televisi
menelepon
melakukan perjalanan pulang pergi
melamun
menunggu
melayani tamu yang tidak diundang
mengerjakan pekerjaan lain yang seharusnya tidak dikerjakan
Kegiatan pemborosan waktu merupakan kegiatan yang dilakukan secara berlebihan serta diluar
jadwal perencanaan. Sebaiknya minimalkanlah waktu yang terbuang tersebut.
Lain lagi dengan apa yang disebutkan oleh Canfield. Canfield mengemukakan aspek-aspek
manajemen waktu mencakup hal berikut ini:
1. Perencanaan
Proses perencanaan diperlukan untuk membuat seseorang tetap pada pilihannya untuk
menyeleksi pekerjaan yang ada dengan didorong oleh tekad untuk mengerjakan pekerjaan
sampai tuntas.
2. Menetapkan Prioritas
Menentukan prioritas berarti berusaha menentukan mana hal yang harus didahulukan
berdasarkan tingkat kepentingannya.
3. Melakukan Delegasi
Delegasi artinya menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang lain yang dinilai tepat dan dapat
menyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga waktu yang kita miliki akan lebih efisien. Silahkan
baca Teknik Manajemen Waktu Berdasarkan Delegasi
4. Disiplin Diri
Disiplin diri akan mengarahkan individu untuk mementingkan pada tugasnya sendiri dan
menghindarkan diri hari hal-hal yang dapat menghambat penyelesaian tugas.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa aspek-aspek manajemen waktu mencakup
adanya perencanaan, penetapan tujuan, menyusun prioritas, menghindari penundaan, menyusun
jadwal, bersikap asertif, meminimalkan waktu yang terbuang, melakukan delegasi, dan adanya
disiplin diri.

E.faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu


Manajemen waktu satu orang dengan orang yang lainnya bisa berbeda. Hal ini dikarenakan
adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor-faktor tersebuan
antara lain, yaitu:
1. Jenis Kelamin
Penelitian Macan dkk (1990, h. 71) telah membuktikan bahwa manajemen waktu mahasiswa
wanita lebih baik dari pada manajemen waktu mahasiswa pria. Hal ini ditunjang oleh pendapat
yang mengatakan bahwa bila wanita mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya
dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya bersantai. Karena itu, dapat
dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi denngan kegiatan. Hal demikian berbeda dengan
kaum pria yang lebih suka menngisi waktu luangnya dengan tidur atau bersantai (Kartono,
1989,h. 185).

1. Usia
Hasil penelitian Macan dkk (1990, h. 760) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
usia dengan manajemen waktu. Semakin tinggi usia maka semakin baik pula manajemen
waktunya.
Semakin tinggi usia kita maka pemikiran kita akan semakin dewasa dan pengalaman kita lebih
banyak. Kita sudah dapat memikirkan dengan baik mana yang seharusnya kita lakukan dan mana
yang tidak perlu kita lakukan sehingga semakin tinggi usia kita maka semakin baik manajemen
waktu kita.
Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang mempengaruhi manajemen waktu,
yaitu:
1. Pengaturan diri (self-regulation)
Dengan adnya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik.
1. Motivasi
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini
ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste dkk (2005, h. 472-473) yang menunjukkan semakin
tinggi motivas internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya.
1. Pencapaian Tujuan
Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik.

F.prinsip-prinsip manajemen waktu


Untuk dapat mengelola waktu dengan tepat, maka diperlukan pemahaman tentang prinsip-prinsip
dasar manajemen waktu agar lebih berhasil dan berdaya guna. Berikut ini prinsip dasar manajemen
waktu yang penting diperhatikan :
Sediakan waktu untuk perencanaan dan menetapkan prioritas
Selesaikan tugas berprioritas tinggi sesegera mungkin dan tuntaskan tugas sebelum mulai tugas
yang lain.

Prioritaskan kembali tugas yang tersisa berdasarkan informasi baru yang terkait.
Tiga Kategori Prioritas Waktu
1.Jangan dikerjakan
2.Kerjakan Nanti
3.Kerjakan Sekarang

Kategori Prioritas Waktu


Kategori

Karakteristik

1.

Masalah dapat hilang tanpa


diatasi
Sudah kedaluarsa
Dapat dikerjakan oleh orang
lain

Jangan
Dikerjakan

Tidak disertai jatuh tempo


Dapat ditunda
Dapat diperlambat

Alasan penundaan tugas :

2.

Tidak ingin memulai


Tidak tahu dari mana memulai
Tidak tahu dari mana memulai
meskipun ingin memulai

Dikerjakan Nanti
Kebutuhan unit operasional harian
Kegiatan-kegiatan yang telah ditunda,
misal :

3.

Dikerjakan
Sekarang

Kebutuhan staf
Kebutuhan peralatan
Rapat

G.teknik manajemen waktu


Ada 3 jenis keterampilan dalam tekhnik manajemen waktu, yaitu :
1. Penetapan Prioritas
Maksudnya adalah menyusun tanggung jawab dan tugas-tugas berdasarkan urutan
kepentingannya. Ada sebuah metode yang disarankan dalam penetapan prioritas, yaitu : The
ABC Rank Order Method (Metode Urutan Tugas ABC) caranya huruf A, B, atau C dicantumkan
pada setiap tanggung jawab dengan ketentuan peringkat A untuk kegiatan berprioritas tinggi,
berlabel HARUS SEGERA DILAKUKAN; peringkat B untuk kegiatan yang kurang penting,
berlabel (segala sesuatu yang tidak termasuk peringkat A atau C), berlabel SEBAIKNYA
SEGERA DILAKUKAN; dan peringkat C untuk tugas dengan prioritas rendah atau hal-hal
yang ingin kamu lakukan, berlabel DAPAT MENUNGGU. Lakukan metode tersebut setelah
kamu menyusun dan menuliskan kegiatan-kegiatan yang akan kamu lakukan.
2. Penjadwalan
Adalah alokasi waktu untuk melaksanakan tanggung jawab yang diprioritaskan, atau
keterampilan untuk memasang tugas atau tanggung jawab khusus dengan merancang periode
waktu untuk melaksanakannya. Para pakar manajemen waktu menyarankan metode tiga Cdan
metode tiga P untuk pembuatan jadwal. Metode tiga C meliputi : Clocks (jam), tugas yang
dilakukan pad ajam tertentu dalam sehari; Calendars (kalender), perkiraan mingguan, bulanan,
bahkan taunanuntuk sasaran dan tanggung jawab mendatang; dan Clompletion Times (waktu
penyelesaian),tanggal dan waktu yang ditenyukan untuk sasaran dan tanggung jawab. Metode
tiga P meliputi : Planning (perencanaan), menjalankan tugas sesuai jadwal; Priorities (prioritas),
melakukan pemeriksaan yang teraturpada tugas yang relatif [enting; Pacing (kecepatan),
kecepatan melaksanakan tugas. Penjadwalan yang kamu buat haruslah fleksibel dengan
menambahkan wwaktu untuk gangguan yang mungkin terjadi.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan paling baik digambarkan sebagai penerapan jadwal yang dibuat ke dalam
tindakan. Manusia memerlukan lebih dari sekedar keyakinan untuk bisa beralih dari pembuatan
prioritas dan jadwal ke penyelesaian tanggung jawab. Berikut beberapa tips untuk memperbaiki
pelaksanaan tugas khusus :

a. Pecah proyek yang besar menjadi beberapa tugas kecil. Cantumkan batas waktu untuk
pemecahan setiap proyek.
b. Kerjakan satu bagian atau satu tugas pada satu waktu. Kerjakan satu tugas tersebut sampai
selesai sebelum mengerjakan tugas yang lainnya.
c. Berikan penghargaan pada prestasi kamu.Tetapkan sebuah tujuan dan penghargaan untuk
memotivasi diri sehingga kamu dapat menyelesaikan tugas. Hindari sindrom terlalu cepat puas.

H.evaluasi penggunaan waktu


Untuk mengenali bagaimana cara memanfaatkan waktu dalam sehari, maka kita dapat
mengevaluasi kegiatan dengan bertanya kepada diri sendiri, antara lain:
1. Berapa jam yang digunakan untuk melakukan perencanaan?
2. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk bekerja optimal?
3. Berapa jam yang digunakan untuk membaca, memahami, dan berbagi atas suatu
pengetahuan dan pengalaman (belajar)?
4. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk perjalanan menuju tempat bekerja dan pulang
kembali ke rumah?
5. Berapa jam yang digunakan untuk beristirahat, berolahraga, dan bersantai (sejenak)?
6. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk keluarga?
7. Dan berapa jam yang digunakan untuk masyarakat sekitar (Personal Social
Responsibility)?
Dengan melakukan evaluasi manajemen waktu, maka kita dapat mengenali bagaimana
penggunaan waktu dalam sehari sehingga dapat menemukan hal-hal mana saja yang menurut kita
berlebihan porsi waktunya (misalnya makan terlalu lama, ngobrol yang tak perlu dan lain
sebagainya) dan mana yang kekurangan porsinya (misalnya membaca Quran, mempelajari
teknik-teknik baru untuk memudahkan penyelesaian tugas).
Hal ini menegaskan pula mengenai pengefektivan waktu yang digunakan,karena selain dalam
surat Alashr, Alloh SWT juga berfirman dalam surat Thaha ayat 130 :
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktuwaktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
Penyita Waktu Terbesar
Berapa banyak waktu yang dimiliki siswa terbaik atau mahasiswa terbaik dalam sehari? 24 jam.
Berapa banyak waktu yang dimiliki oleh orang orang besar, seperti ilmuwan penemu listrik
Thomas Alva Edison, dalam sehari? 24 jam. Semua orang memiliki waktu yang sama : 24 jam
sehari, 168 jam seminggu, 672 jam sebulan, dan seterusnya.

Bila sumber daya waktu ini dianugerahkan sama persis kepada semua orang, lantas kenapa
pencapaian orang bisa begitu berbeda? Salah satu kuncinya adalah manajemen waktu.
Kebanyakan orang tidak sadar bagaimana mereka mengisi waktu. Mereka terus saja mengeluh
tidak punya cukup waktu. Padahal bisa jadi waktu mereka sebenarnya diisi dengan hal hal yang
tidak bermanfaat. Maka, langkah pertama dari manajemen waktu ini adalah dengan memantau
penggunaan waktu kita.
Penyita waktu manusia, disadari atau tidak adalah waktu untuk tidur dan berkomunikasi.
Komunikasi di sini, adalah penggunaan media yang tidak bermanfaat, seperti bergumul di social
network(Facebook, twitter, dll). Komunikasi yang digunakan tidak sia-sia jika memang
digunakan untuk hal-hal yang positif dan bersifat publikatif. Bukan bermain semata.
Tidurnya manusia juga menjadi penyita waktu terbanyak, karena rata-rata 7 jam setiap hari
dilewati dengan tertidur. Bisa kita hitung 7 jam perhari, berarti dalam 1 bulan, manusia tidur
sebanyak 210 jam. Begitu seterusnya.
Mengelola waktu secara produktif
Strategi Untuk menyusun Jadwal
Selanjutnya dalam memudahkan kita mengambil langkah perlangkahnya untuk manajemen
waktu ini, tentunya kita memerlukan strategi dalam menyusun jadwal agar lebih efektif. Berikut
adalah strategi yang dapat kita pakai dalam menyusun jadwal mingguan.
a. Buat daftar kegiatan yang hendak dikerjakan
b. Buat skala prioritas dari setiap kegiatan
c. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
d. Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
e. Evaluasi penerapan jadwal
Penjelasan untuk point (a) adalah sebagai berikut.
a. Buat daftar kegiatan yang hendak dikerjakan
* Tuliskan Aktivitas Tetap
Mulailah mengisi jadwal mingguan dengan mengisikan aktivitas tetap. Termasuk dalam aktivitas
tetap adalah kuliah, praktikum, makan, tidur, pertemuan/rapat rutin di organisasi/ekstrakurikuler,
ibadah.
* Tambahkan Waktu Belajar Tetap
Kita perlu memberikan waktu yang memadai untuk waktu belajar mandiri bagi setiap SKS mata
kuliah yang diambil. Waktu belajar mandiri digunakan untuk membaca ulang bahan,

mengerjakan tugas, dan membuat alat bantu belajar. Sebagai acuan awal gunakan rasio 2
banding 1, yaitu 2 jam belajar mandiri untuk setiap SKS. Ada pelajaran yang memerlukan lebih
dan ada pula yang kurang, kita dapat fleksibel dengan angka ini.
Namun perlu diingat bahwa dengan berjalannya waktu dan bahan kuliah yang semakin banyak,
kita akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membaca ulang, membaca ulang dan
membaca ulang bahan kuliah untuk minggu ini, minggu lalu atau minggu sebelumnya. Kita perlu
membuat alat bantu belajar untuk dipergunakan pada waktu mengulang yang akan datang. Kita
pun perlu menduga soal dan waktu untuk mengerjakannya.
Pertimbangkan kiat kiat berikut pada saat kita menyusun waktu belajar tetap :

Mulailah mengisi belajar tetap pada waktu yang paling mudah bagi kita untuk berkonsentrasi,
misalnya pagi jam 04.00 06.00 dan malam jam 21.00 23.00. Gunakan waktu ini untuk
mata kuliah yang berat dan tidak kita sukai. Waktu siang diantara dua kuliah dapat kita
pakai untuk mata kulaih yang tidak terlalu berat.
Rencanakan waktu belajar dalam blok waktu 50 menit. Waktu yang terlalu pendek belum
sampai menyebabkan kita benar benar terlibat dengan bahan yang dipelajari. Bila kita
belajar lebih dari 50 menit, pemahaman, konsentrasi, dan kemampuan mengingat akan turun.
Setelah satu blok 50 menit, kita dapat mengambil istirahat 10 menit. Distribusikan waktu
belajar mandiri ini setiap hari sepanjang minggu.
Hindari belajar secara maraton, katakan 7 8 jam sekaligus. Kita dapat belajar dalam 3 blok
masing masing 50 menit, satu blok berikutnya kita dapt melakukan hal yang ringan
misalnya merapikan buku buku, membersihkan kamar, selanjutnya kembali dengan belajar.
jikas kita memiliki blok waktu yang sangat panjang, hindari menggunakannya untuk satu
mata kuliah, pakailah untuk mata kuliah yang berbeda.

Pada masing masing waktu belajar buatlah sasaran yang realistik.


* Tambahkan Waktu Belajar Fleksibel
Selain waktu belajar tetap, kita perlu menjadwalkan waktu belajar fleksibel. Ini akan sangat
berguna sebagai jaring pengaman bila kita tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah
pada waktu belajar tetap. Pada awal semester, mungkin kita belum perlu jam belajar mandiri
yang banyak, waktu belajar fleksibel dapat kita jadikan waktu bebas.
Setelah mengisi aktivitas tetap, waktu belajar tetap dan waktu belajar fleksibel yang tetap tiap
minggu, kita dapat membuat jadwal mingguan baru sebelum menambahkan kegiatan lain pada
jadwal.
* Tambahkan Waktu Untuk Kegiatan Ekstrakurikuler Dan Kegiatan Pribadi
Kegiatan ekstrakurikuler penting untuk melatih kita berorganisasi dan bekerjasama. Jadi,
luangkan waktu untuk kegiatan ini. Namun jangan lupa tugas utama kita saat ini adalah
belajar. jangan lupa juga memasukkan tugas tugas yang sifatnya pribadi seperti membersihkan
kamar, mencuci baju dan lain lain.
* Tambahkan Waktu Untuk Rileks

Tentu saja kita perlu waktu untuk bersantai. Agar tidak lepas kendali, ada baiknya waktu untuk
keperluan ini pun kita rencanakan.
b. Buat skala prioritas dari setiap kegiatan
Untuk mengoptimumkan penggunaan waktu, kita perlu membuat skala prioritas dari seabrek
kegiatan yang harus kita lakukan. Setelah semua kegiatan didaftarkan, golongkan mereka
berdasarkan skala prioritas kita. Misalnya, angka 1 untuk kegiatan kegiatan yang dianggap
paling penting. Angka 2 untuk kegiatan yang tikda begitu penting dan seterusnya.
Tidak ada kata benar atau salah dalam mengurutkannya karena memang setiap diri kita memiliki
prioritas yang berbeda dalam hidup. Mungkin untuk si A kegiatan bersama keluarga adalah yang
paling penting sedang untuk si B kegiatan organisasi sangat penting untuk didahulukan. Terserah
saja. Yang penting buatlah skala prioritas yang memang sesuai dengan visi dan misi hidup kita.
Dan yang tak kalah penting, tentu saja harus realistis.Kita tidak bisa mengikuti rasa malas dan
menaruh belajar di papan bawah. Kalau mau lulus dengan baik, tentu saja kita perlu
menempatkannya walau tidak harus menjadi prioritas pertama. Sekali lagi, semua tergantung diri
kita masing -masing.
c. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
Waktu yang kita butuhkan untuk tiap kegiatan dapat diperkirakan dari pengalaman pengalaman
kita sebelumnya. Hanya saja untuk tiap aktivitas kita patut bertanya :
* Apakah pengerjaannnya selama ini sudah efisien?
* Apakah kita dapat mengerjakannya dengan lebih cepat?
* Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat mengoptimalkan aktivitas tersebut?
Untuk kegiatan kegiatan tertentu seperti mengerjakan tugas, ada baiknya kita memberikan
waktu tambahan. Jadi, kalau kita memperkirakan tugas tersebut dapat selesai dalam waktu 2 jam,
kita bisa menambahnya setengah jam. Hal ini dapat dipertimbangkan karena memang ada hal
hal tertentu yang punya kecenderungan molor waktu pengerjaannya. Terutama kegiatan yang
memiliki tingkat kerumitan tinggi atau berhubungan dengan orang lain.
Selain itu, kita perlu realistis dalam memperkirakan waktu pengerjaan. Misalnya saja, untuk
ujian Kimia Dasar minggu ini kita hanya menyediakan waktu belajar 2 jam. Padahal bahannya
saja sampai 4 bab dan kita belum pernah membacanya sama sekali. Tentu tidak realistis kalau di
saat yang sama kita juga menginginkan untuk mendapat nilai A.
d. Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
Amati diri sendiri. Apakah kita tipe orang yang bisa berkonsentrasi di pagi hari ataukah tipe yang
lebih suka bekerja di malam hari? Tiap orang memiliki waktu puncak produktif yang berbeda
beda. Kita harus bisa memanfaatkan sebisa mungkin waktu produktif itu untuk hal yang memang
menuntut konsentrasi tinggi seperti belajar misalnya. Sedang waktu dimana kita cenderung

sering melamun dapat dipakai untuk kegiatan lain misalnya saja mencuci pakaian atau
membereskan kamar.
e. Evaluasi penerapan jadwal
Setelah selesai minggu kedua, mungkin sekali kita menemukan masih adanya selisih yang cukup
besar antara pemakaian waktu yang kita rencanakan dan yang kita pantau. Penyebab perbedaan
ini kemungkinan besar pada belum terbiasanya kita mengikuti rencana, cobalah untuk terus
berdisiplin terhadap rencana kita.
Setelah beberapa bulan boleh jadi kita merasa perlu untuk melakukan siklus pemantauan dan
perencanaan waktu, kita juga dapat melakukan evaluasi untuk selanjutnya dapat menyesuaikan
perencanaan waktu.
Bila kita telah dapat menjadikan manajemen waktu sebagai kebiasaan, tidak hanya sekedar
teknik, maka kita akan memperoleh manfaatnya pada jangka panjang, yaitu kita akan memiliki
kesadaran atas pemanfaatan waktu yang efektif.
Belajar Bilang tidak
Biasanya yang paling sulit adalah mengatakan tidak. Terutama pada ajakan teman. Akibatnya
tak jarang waktu yang semestinya digunakan untuk belajar malah dipakai untuk berbincang
bincang atau pergi jalan jalan tanpa direncanakan. Belajarlah untuk mengatakan tidak pada
hal yang sekiranya akan menyita waktu kita dan kurang bermanfaat. Sediakanlah waktu khusus
untuk bersosialisasi dengan teman, dan sebisa mungkin minimalkan aktivitas mendadak yang
memakan jadwal waktu yang telah direncanakan.
Pada dasarnya kita perlu melakukan sejumlah hal berikut:

Memahami dan merenungkan bahwa manajemen waktu adalah karunia Allah SWT yang
sangat berharga. Tidak bisa diulang, disimpan dan dihentikan.
Bagi seorang muslim, pahami dan renungkan QS Al Ashr setelah bangun tidur, selama
minimal sepuluh menit, setiap hari.
Penggunaan waktu efektif pun telah jelas tertera dalam QS Toha ayat 130.
Evaluasi waktu bisa kita gunakan dalam sejumlah kelompok, misalnya, waktu untuk keluarga,
waktu untuk bekerja, dan waktu untuk pengembangan diri kita.
Secara ringkas, praktik Manajemen waktu itu adalah:
1. Buatlah daftar dan tentukan prioritas sasaran mingguan
2. Buatlah daftar to do harian, dan tentukan prioritas
3. Curahlan perhatian utama pada prioritas A
4. Tangani setiap tugas sekali
5. Terus menerus bertanya, Bagaimana cara terbaik menggunakan waktu saya sekarang?
dan KERJAKAN!

I.faktor penghambat manajemen waktu


1.Mendahulukan pekerjaan yang dicintai, baru kemudian mengerjakan pekerjaan yang kurang
diminati.
2.Mendahulukan pekerjaan yang mudah sebelum menyelesaikan pekerjaan yang suli
3.Mendahulukan pekerjaan yang cepat penyelesaiannya, sebelum menyelesaikan pekerjaan yang
membutuhkan waktu yang lama.
4.Mendahulukan pekerjaan darurat / mendesak, sebelum meyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang
penting.
5.Melakukan aktivitas yang dapat mendekatkan mereka pada tujuan atau mendatangkan
kemaslahatan bagi diri mereka.
6.Menunggu batas waktu ( mepet ) untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
7.Skala prioritas disusun tidak berdasarkan kepentingannya, tetapi berdasarkan urutannya.
8.Terperangkap pada tuntutan yang mendesak dan memaksa

DAFTAR PUSTAKA
https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/manajemen-waktu/
http://female.kompas.com/read/2012/12/12/09371441/5.Pengacau.Manajemen.Wa
ktu
https://personalitygitaseptyana.wordpress.com/2013/12/22/pengertian-manajemenwaktu/
http://anggiputrifik.blogspot.com/
http://anugerahdino.blogspot.com/2014/12/aspek-aspek-dalam-manajemen-waktu.html
https://personalitygitaseptyana.wordpress.com/2013/12/22/faktor-faktor-yang-mempengaruhimanajemen-waktu/
https://seviyaghani.wordpress.com/2011/12/06/langkah-langkah-melakukan-tekhnik-manajemenwaktu/
https://bintangkarunia.wordpress.com/2013/06/17/makalah-time-management-manajemen-waktu/

You might also like