Professional Documents
Culture Documents
yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta mampu
merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.
2. Menyusun Prioritas
Menyusun prioritas perlu dilakukan mengingat waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua
pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan pringkat,
yaitu dari prioritas terendah hinnga pada prioritas tertinggi. Silahkan baca Teknik Manajemen
Waktu Berdasarkan Prioritas.
Urutan prioritas ini dibuta dengan mempertimbangkan hal mana yang dirasa penting, mendesak,
maupun vital yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Atkinson berpendapat menyusun prioritas
membutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan menyusun strategi agar hasil pokok penggunaan
waktu dapat tercapai secara maksimal.
3. Menyusun Jadwal
Aspek lainnya dalam manajemen waktu adalah membuat susunan jadwal. Jadwal merupakan
daftar kegiatan yang akan dilaksanakan beserta urutan waktu dalam priode tertentu. Fungsi
pembuatan jadwal adalah menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan, dan
mengurangi ketergesaan.
4. Bersikap Asertif
Aspek manajemen waktu ini diartikan sebagai ekspresi bertanggungjawab dari perasaan dan
pikiran seseorang terhadap orang tertentu pada waktu yang tepat. Sikap asertif dapat diartikan
sebagai sikap tegas untuk berkata "Tidak" atau menolak suatu permintaan atau tugas dari orang
lain dengan cara positif tanpa harus merasa bersalah dan menjadi agresif. Baca Teknik
Manajemen Waktu Berdasarkan Asertif
Bersikap tegas merupakan strategi yang diterapkan guan menghindari pelanggaran hak dan
memastikan bahwa orang lain tidak mengurangi efektivitas penggunaan waktu. Dalam bersikap
asertif tetap dibutuhkan pertimbangan matang dari segi konsekuensi atau besar kecilnya dampak
poisitf dan negatif yang diterima individu.
5. Menghindari Penundaan
Penundaan merupakan penangguhan suatu hal hingga terlambat dikerjakan. Penundaan dalam
pelaksanaan tugas dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, kemudian merusak jadwal kegiatan yang telah disusun secara apik serta mengganggu
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
6. Meminimalkan Waktu yang Terbuang
Pemborosan waktu mencakup segala kegiatan yang menyita waktu dan kurang memberikan
manfaat yang maksimal. Hal tersebut sering menjadi penghalang bagi individu untuk mencapai
keberhasilannya karena sering membuat individu menunda melakukan kegiatan yang penting.
1. Usia
Hasil penelitian Macan dkk (1990, h. 760) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
usia dengan manajemen waktu. Semakin tinggi usia maka semakin baik pula manajemen
waktunya.
Semakin tinggi usia kita maka pemikiran kita akan semakin dewasa dan pengalaman kita lebih
banyak. Kita sudah dapat memikirkan dengan baik mana yang seharusnya kita lakukan dan mana
yang tidak perlu kita lakukan sehingga semakin tinggi usia kita maka semakin baik manajemen
waktu kita.
Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang mempengaruhi manajemen waktu,
yaitu:
1. Pengaturan diri (self-regulation)
Dengan adnya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik.
1. Motivasi
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini
ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste dkk (2005, h. 472-473) yang menunjukkan semakin
tinggi motivas internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya.
1. Pencapaian Tujuan
Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik.
Prioritaskan kembali tugas yang tersisa berdasarkan informasi baru yang terkait.
Tiga Kategori Prioritas Waktu
1.Jangan dikerjakan
2.Kerjakan Nanti
3.Kerjakan Sekarang
Karakteristik
1.
Jangan
Dikerjakan
2.
Dikerjakan Nanti
Kebutuhan unit operasional harian
Kegiatan-kegiatan yang telah ditunda,
misal :
3.
Dikerjakan
Sekarang
Kebutuhan staf
Kebutuhan peralatan
Rapat
a. Pecah proyek yang besar menjadi beberapa tugas kecil. Cantumkan batas waktu untuk
pemecahan setiap proyek.
b. Kerjakan satu bagian atau satu tugas pada satu waktu. Kerjakan satu tugas tersebut sampai
selesai sebelum mengerjakan tugas yang lainnya.
c. Berikan penghargaan pada prestasi kamu.Tetapkan sebuah tujuan dan penghargaan untuk
memotivasi diri sehingga kamu dapat menyelesaikan tugas. Hindari sindrom terlalu cepat puas.
Bila sumber daya waktu ini dianugerahkan sama persis kepada semua orang, lantas kenapa
pencapaian orang bisa begitu berbeda? Salah satu kuncinya adalah manajemen waktu.
Kebanyakan orang tidak sadar bagaimana mereka mengisi waktu. Mereka terus saja mengeluh
tidak punya cukup waktu. Padahal bisa jadi waktu mereka sebenarnya diisi dengan hal hal yang
tidak bermanfaat. Maka, langkah pertama dari manajemen waktu ini adalah dengan memantau
penggunaan waktu kita.
Penyita waktu manusia, disadari atau tidak adalah waktu untuk tidur dan berkomunikasi.
Komunikasi di sini, adalah penggunaan media yang tidak bermanfaat, seperti bergumul di social
network(Facebook, twitter, dll). Komunikasi yang digunakan tidak sia-sia jika memang
digunakan untuk hal-hal yang positif dan bersifat publikatif. Bukan bermain semata.
Tidurnya manusia juga menjadi penyita waktu terbanyak, karena rata-rata 7 jam setiap hari
dilewati dengan tertidur. Bisa kita hitung 7 jam perhari, berarti dalam 1 bulan, manusia tidur
sebanyak 210 jam. Begitu seterusnya.
Mengelola waktu secara produktif
Strategi Untuk menyusun Jadwal
Selanjutnya dalam memudahkan kita mengambil langkah perlangkahnya untuk manajemen
waktu ini, tentunya kita memerlukan strategi dalam menyusun jadwal agar lebih efektif. Berikut
adalah strategi yang dapat kita pakai dalam menyusun jadwal mingguan.
a. Buat daftar kegiatan yang hendak dikerjakan
b. Buat skala prioritas dari setiap kegiatan
c. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
d. Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
e. Evaluasi penerapan jadwal
Penjelasan untuk point (a) adalah sebagai berikut.
a. Buat daftar kegiatan yang hendak dikerjakan
* Tuliskan Aktivitas Tetap
Mulailah mengisi jadwal mingguan dengan mengisikan aktivitas tetap. Termasuk dalam aktivitas
tetap adalah kuliah, praktikum, makan, tidur, pertemuan/rapat rutin di organisasi/ekstrakurikuler,
ibadah.
* Tambahkan Waktu Belajar Tetap
Kita perlu memberikan waktu yang memadai untuk waktu belajar mandiri bagi setiap SKS mata
kuliah yang diambil. Waktu belajar mandiri digunakan untuk membaca ulang bahan,
mengerjakan tugas, dan membuat alat bantu belajar. Sebagai acuan awal gunakan rasio 2
banding 1, yaitu 2 jam belajar mandiri untuk setiap SKS. Ada pelajaran yang memerlukan lebih
dan ada pula yang kurang, kita dapat fleksibel dengan angka ini.
Namun perlu diingat bahwa dengan berjalannya waktu dan bahan kuliah yang semakin banyak,
kita akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membaca ulang, membaca ulang dan
membaca ulang bahan kuliah untuk minggu ini, minggu lalu atau minggu sebelumnya. Kita perlu
membuat alat bantu belajar untuk dipergunakan pada waktu mengulang yang akan datang. Kita
pun perlu menduga soal dan waktu untuk mengerjakannya.
Pertimbangkan kiat kiat berikut pada saat kita menyusun waktu belajar tetap :
Mulailah mengisi belajar tetap pada waktu yang paling mudah bagi kita untuk berkonsentrasi,
misalnya pagi jam 04.00 06.00 dan malam jam 21.00 23.00. Gunakan waktu ini untuk
mata kuliah yang berat dan tidak kita sukai. Waktu siang diantara dua kuliah dapat kita
pakai untuk mata kulaih yang tidak terlalu berat.
Rencanakan waktu belajar dalam blok waktu 50 menit. Waktu yang terlalu pendek belum
sampai menyebabkan kita benar benar terlibat dengan bahan yang dipelajari. Bila kita
belajar lebih dari 50 menit, pemahaman, konsentrasi, dan kemampuan mengingat akan turun.
Setelah satu blok 50 menit, kita dapat mengambil istirahat 10 menit. Distribusikan waktu
belajar mandiri ini setiap hari sepanjang minggu.
Hindari belajar secara maraton, katakan 7 8 jam sekaligus. Kita dapat belajar dalam 3 blok
masing masing 50 menit, satu blok berikutnya kita dapt melakukan hal yang ringan
misalnya merapikan buku buku, membersihkan kamar, selanjutnya kembali dengan belajar.
jikas kita memiliki blok waktu yang sangat panjang, hindari menggunakannya untuk satu
mata kuliah, pakailah untuk mata kuliah yang berbeda.
Tentu saja kita perlu waktu untuk bersantai. Agar tidak lepas kendali, ada baiknya waktu untuk
keperluan ini pun kita rencanakan.
b. Buat skala prioritas dari setiap kegiatan
Untuk mengoptimumkan penggunaan waktu, kita perlu membuat skala prioritas dari seabrek
kegiatan yang harus kita lakukan. Setelah semua kegiatan didaftarkan, golongkan mereka
berdasarkan skala prioritas kita. Misalnya, angka 1 untuk kegiatan kegiatan yang dianggap
paling penting. Angka 2 untuk kegiatan yang tikda begitu penting dan seterusnya.
Tidak ada kata benar atau salah dalam mengurutkannya karena memang setiap diri kita memiliki
prioritas yang berbeda dalam hidup. Mungkin untuk si A kegiatan bersama keluarga adalah yang
paling penting sedang untuk si B kegiatan organisasi sangat penting untuk didahulukan. Terserah
saja. Yang penting buatlah skala prioritas yang memang sesuai dengan visi dan misi hidup kita.
Dan yang tak kalah penting, tentu saja harus realistis.Kita tidak bisa mengikuti rasa malas dan
menaruh belajar di papan bawah. Kalau mau lulus dengan baik, tentu saja kita perlu
menempatkannya walau tidak harus menjadi prioritas pertama. Sekali lagi, semua tergantung diri
kita masing -masing.
c. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
Waktu yang kita butuhkan untuk tiap kegiatan dapat diperkirakan dari pengalaman pengalaman
kita sebelumnya. Hanya saja untuk tiap aktivitas kita patut bertanya :
* Apakah pengerjaannnya selama ini sudah efisien?
* Apakah kita dapat mengerjakannya dengan lebih cepat?
* Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat mengoptimalkan aktivitas tersebut?
Untuk kegiatan kegiatan tertentu seperti mengerjakan tugas, ada baiknya kita memberikan
waktu tambahan. Jadi, kalau kita memperkirakan tugas tersebut dapat selesai dalam waktu 2 jam,
kita bisa menambahnya setengah jam. Hal ini dapat dipertimbangkan karena memang ada hal
hal tertentu yang punya kecenderungan molor waktu pengerjaannya. Terutama kegiatan yang
memiliki tingkat kerumitan tinggi atau berhubungan dengan orang lain.
Selain itu, kita perlu realistis dalam memperkirakan waktu pengerjaan. Misalnya saja, untuk
ujian Kimia Dasar minggu ini kita hanya menyediakan waktu belajar 2 jam. Padahal bahannya
saja sampai 4 bab dan kita belum pernah membacanya sama sekali. Tentu tidak realistis kalau di
saat yang sama kita juga menginginkan untuk mendapat nilai A.
d. Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
Amati diri sendiri. Apakah kita tipe orang yang bisa berkonsentrasi di pagi hari ataukah tipe yang
lebih suka bekerja di malam hari? Tiap orang memiliki waktu puncak produktif yang berbeda
beda. Kita harus bisa memanfaatkan sebisa mungkin waktu produktif itu untuk hal yang memang
menuntut konsentrasi tinggi seperti belajar misalnya. Sedang waktu dimana kita cenderung
sering melamun dapat dipakai untuk kegiatan lain misalnya saja mencuci pakaian atau
membereskan kamar.
e. Evaluasi penerapan jadwal
Setelah selesai minggu kedua, mungkin sekali kita menemukan masih adanya selisih yang cukup
besar antara pemakaian waktu yang kita rencanakan dan yang kita pantau. Penyebab perbedaan
ini kemungkinan besar pada belum terbiasanya kita mengikuti rencana, cobalah untuk terus
berdisiplin terhadap rencana kita.
Setelah beberapa bulan boleh jadi kita merasa perlu untuk melakukan siklus pemantauan dan
perencanaan waktu, kita juga dapat melakukan evaluasi untuk selanjutnya dapat menyesuaikan
perencanaan waktu.
Bila kita telah dapat menjadikan manajemen waktu sebagai kebiasaan, tidak hanya sekedar
teknik, maka kita akan memperoleh manfaatnya pada jangka panjang, yaitu kita akan memiliki
kesadaran atas pemanfaatan waktu yang efektif.
Belajar Bilang tidak
Biasanya yang paling sulit adalah mengatakan tidak. Terutama pada ajakan teman. Akibatnya
tak jarang waktu yang semestinya digunakan untuk belajar malah dipakai untuk berbincang
bincang atau pergi jalan jalan tanpa direncanakan. Belajarlah untuk mengatakan tidak pada
hal yang sekiranya akan menyita waktu kita dan kurang bermanfaat. Sediakanlah waktu khusus
untuk bersosialisasi dengan teman, dan sebisa mungkin minimalkan aktivitas mendadak yang
memakan jadwal waktu yang telah direncanakan.
Pada dasarnya kita perlu melakukan sejumlah hal berikut:
Memahami dan merenungkan bahwa manajemen waktu adalah karunia Allah SWT yang
sangat berharga. Tidak bisa diulang, disimpan dan dihentikan.
Bagi seorang muslim, pahami dan renungkan QS Al Ashr setelah bangun tidur, selama
minimal sepuluh menit, setiap hari.
Penggunaan waktu efektif pun telah jelas tertera dalam QS Toha ayat 130.
Evaluasi waktu bisa kita gunakan dalam sejumlah kelompok, misalnya, waktu untuk keluarga,
waktu untuk bekerja, dan waktu untuk pengembangan diri kita.
Secara ringkas, praktik Manajemen waktu itu adalah:
1. Buatlah daftar dan tentukan prioritas sasaran mingguan
2. Buatlah daftar to do harian, dan tentukan prioritas
3. Curahlan perhatian utama pada prioritas A
4. Tangani setiap tugas sekali
5. Terus menerus bertanya, Bagaimana cara terbaik menggunakan waktu saya sekarang?
dan KERJAKAN!
DAFTAR PUSTAKA
https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/manajemen-waktu/
http://female.kompas.com/read/2012/12/12/09371441/5.Pengacau.Manajemen.Wa
ktu
https://personalitygitaseptyana.wordpress.com/2013/12/22/pengertian-manajemenwaktu/
http://anggiputrifik.blogspot.com/
http://anugerahdino.blogspot.com/2014/12/aspek-aspek-dalam-manajemen-waktu.html
https://personalitygitaseptyana.wordpress.com/2013/12/22/faktor-faktor-yang-mempengaruhimanajemen-waktu/
https://seviyaghani.wordpress.com/2011/12/06/langkah-langkah-melakukan-tekhnik-manajemenwaktu/
https://bintangkarunia.wordpress.com/2013/06/17/makalah-time-management-manajemen-waktu/