Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan
intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang.1,2,3
Glaukoma adalah keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan bola mata
atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan
mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapangan pandangan hal ini
juga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di Amerika.2
Glaukoma mengakibatkan lapang pandang seseorang menghilang,
dengan atau tanpa gejala. Hal ini disebabkan oleh faktor konginetal atau didapat
setelah dilahirkan (acquired).1
Ketua Jabatan Oftalmologi, Pusat Pengajian Sains pengobatan, Hospital
University Sains Malaysia (HUSM), Dr. Mohtar Ibrahim berkata, glaukoma
konginetal ini biasanya melibatkan kecacatan pada humour aqueos. Menurut
beliau, glaukoma acquired terbagi dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder.
Primer : glaukoma yang disebabkan oleh faktor-faktor keturunan. Yaitu
humour aqueosnya tersumbat atau terganggu. Glaukoma primer dibagi dalam dua
jenis yaitu, Sudut terbuka dan Sudut tertutup.
Sekunder : Disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu seperti, trauma,
radang mata (uveitis), kaca mata dan obat-obatan seperti steroid.1,2,3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki satu
gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang
disebabkan karena peningkatan tekanan intraocular. Sebagai akibatnya akan
terjadi gangguan lapangan pandang dan kebutaan 1,2
Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang pandang perifer
pada tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma
ini dapat tidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma
dapat diobati jika dapat terdeteksi secara dini 1,2,3
Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan
glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan berdasarkan
adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan intra okuler (TIO),
glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder.3
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 jita orang pada usia 40 tahun dan yang
lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan penyakit
ini. Banyaknya orang Amerika yang terserang glaukoma diperkirakan akan
meningkatkan sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Tiap tahun ada lebih dari 300.000
kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang menderita kebutaan.
Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang kaukasia.
Presentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada orang Burma dan
Vietnam di Asia Tenggara. Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih
menyebabkan kebutaan disbanding orang kulit putih.2,3
2.3 Anatomi dan Fisiologi Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi
empatbagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara
terpadu.Keempat kelompok ini terdiri dari1
1. Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot,
tarsus,vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi
bolamata, bekerja sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam
bolamata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata.
2. Rongga mata
Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk
sebagaipiramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum.
Sebagianbesar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari
bola mata dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot
penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah
3. Bola mata
Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
Otot-otot penggerak bola mata
Dinding bola mata yang terdiri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali
sebagai dinding
Juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.
Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan
fungsinya masing-masing.
4. Sistem kelenjar bola mata
Terbagi menjadi dua bagian:
Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata
Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke
dalam rongga hidung.
lapisan
stroma
kornea
dan
menuju
ke
Schlemm
merupakan
kapiler
yang
dimodifikasi,
yang
mengelilingikornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm.
Padadinding
sebelah
dalam,
terdapat
lubang-lubang
sehingga
terdapat
1,2,3
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simplek)
b. Glaukoma sudut tertutup
2. Glaukoma sekunder
a. Karena perubahan lensa
b. Kelainan uvea (uveitis anterior)
c. Karena trauma mata
d. Pemakaian kortikosteroid local dan lainnya
e. Rubeosis iridis, sering terdapat pada DM dan oklusi vena centralis
retina
f. Akibat operasi, misalnya operasi katarak dengan prolaps retina
3. Glaukoma congenital
a. Primer atau infantile
b. Menyertai kelainan congenital lainnya, seperti aniridia, marfan
sindrom, mikro kornea/makro kornea.
4. Glaukoma absolut, adalah fase akhir dari glaukoma tidak terkontrol (visus=0,
bola mata keras dan sering sakit kepala).
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada
orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut
terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun
sehingga tekanan bola mata akan meningkat. Pada glaukoma sudut terbuka, cairan
mata setelah melalui pupil masuk ke dalam bilik mata depan dan tidak dapat
melalui anyaman trabekulum. Keadaan ini mengakibatkan tekanan bola mata naik
yang akan merusak saraf optik.1,2,3
Glaukoma sudut terbuka dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada
glaukoma sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan
penyakit mata lainnya.
Gambar 3: glaukoma sudut terbuka.
yang
cermat. Istilah
glaukoma
sudut
tertutup
primer hanya
optikus
menjadi
atrofi
disertai
pembesaran
cekungan
1,2,4
Pada dislokasi anterior, terapi definitif adalah ekstraksi lensa setelah tekanan
intraokular terkontrol secara medis. Pada dislokasi posterior, lensa biasanya
dibiarkan dan glaukoma diobati sebagai glaukoma sudut terbuka primer. 1,2,3
b. Intumesensi lensa
Lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu mengalami kelainan
kataraktosa sehingga ukurannya membesar secara bermakna. Lensa ini kemudian
dapat melanggar batas kamera anterior yang menimbulkan sumbatan pupil dan
pendesakan sudut serta menyebabkan glaukoma sudut tertutup. Terapi berupa
ekstraksi lensa apabila tekanan intraokular telah terkontrol secara medis. 1,2,3
c. Glaukoma fakolitik
Sebagian katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa
anterior, sehingga protein-protein lensa yang mencair masuk ke kamera anterior.
Jalinan trabekular menjadi edematosa dan tersumbat oleh protein-protein lensa
dan menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokular. Ekstraksi lensa
adalah terapi definitid setelah tekanan intraokular terkontol secara medis,
termasuk steroid topikal intensif.
10
11
Laserasi atau robek akibat kontusio pada segmen anterior diikuti hilangnya
kamera anterior. Apabila kamera tidak segera dibantuk kembali setelah cidera
baik secara spontan, dengan inkarserasi iris ke dalam luka, atau secara bedah
akan terbentuk sinekia anterior perifer dan menyebabkan penutupan sudut yang
ireversibel. 1,2,4
2.6.5 Glaukoma Setelah Tindakan Bedah Okular
a. Glaukoma sumbatan siliaris (glaukoma maligna)
Tindakan bedah pada mata yang mengalami peningkatan mencolok TIO dan
penutupan sudut dapat menyebabkan glaukoma sumbatan siliaris. Segera setelah
pembedahan, TIO meningkat hebat, dan lensa terdorong ke depan akibat
penimbunan humor aquos pada dan di belakang korpus vitreum. Terapi terdiri dari
siklopegik, midriatik, penekan humor aquos, dan obat hiperosmotik. Obat-obat
hiperosmotik digunakan untuk menciutkan korpus vitreum dan membiarkan lensa
jatuh ke arah posterior. Mungkin diperlukan sklerotomi posterior, vitrektomi, dan
bahkan ekstraksi lensa. 1,2,4
b. Sinekia anterior perifer
Seperti pada trauma ke segmen anterior, tidakan bedah yang menyebabkan
kamera anterior datar akan menyebabkan pembentukan sinekia anterior perifer.
Diperlukan reformsi kamera secara dini dengan tindakan bedah apabla hal
tersebut tidak terjadi secara spontan. 1,2,4
2.6.5 Glaukoma Neurovaskular
Neurovaskularisasi iris (rebeosis iridis) dan susdut kamera anterior paling
sering disebabkan oleh iskemia retina yang luas seperti pada diabetes. Glaukoma
timbul mula-mula disebabkan oleh sumbatan sudut oleh membran fibrovaskular
tetapi kontraksi membran berikutnya menyebabkan penutupan sudut. Terapi
galukoma neurovaskualr yang telah terbentuk sulit berhasil dan sering tidak
memuaskan. 1,2,4
12
Primer
sudut
terbuka
dianggap
penting,
karena
13
ketuaanmemegang peranan dalam proses sklerose ini, yang dipercepat bila mata
tersebutmempunyai bakat glaukoma. 1,2,4
Kita harus waspada terhadap glukoma sudut terbuka pada orangorangberumur 40 tahun atau lebih (walaupun penyakit ini kadang kadang
ditemukanpada usia muda), pengobatan kortikosterid lokal maupun sistemik yang
lama,dalam keluarga ada penderita Glukoma, Diabetes Melitus, Hipertensi,
Miopiatinggi, kulit berwarna. Karena itu pada penderita yang berumur 40 tahun
Lebih didapatkan keluhan semacam ini, sebaiknya dilakukan pengukuran
tekananintraokuler. Pada glukoma simpleks tekanan bola mata sehari hari tinggi
ataulebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan,
yangmengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tampa
disadaripenderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atrofi papil disertai
denganekskavasio glukomatosa. Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai
gangguanfungsinya berupa penciutan lapang pandang. Pada waktu pengukuran
biladidapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi
sarafoptik seperti glukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. 2,3
14
memberikankerusakan pada papil saraf optik pada orang tertentu. Untuk hal
demikian yangdapat kita temukan kemungkinan tekanan tertentu memberikan
kerusakan.Dengan tonometer Schiotz tekanan bola mata penderita diukur.Dikenal
4 bentuk cara pengukuran tekanan bola mata:
1)
2)
3)
4)
keadaan
normal
tekanan
bola
mata
tidak
akan
mengakibatkankerusakan pada papil saraf optik. Reaksi mata tidak sama pada
setiap orang,sehingga tidaklah sama tekanan normal pada setiap orang. Tujuan
pemeriksaandengan tonometer atau tonometri untuk mengetahui tekanan bola
mata seseorang.Tonometer yang ditaruh pada permukaan mata atau kornea akan
menekan bolamata ke dalam. Tekanan ke dalam ini akan mendapatkan perlawanan
tekanan daridalam bola mata melalui kornea. 1,2,4
b. Pemeriksaan kelainan papil saraf optik
Oftalmoskopi. pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat
yangdinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat diiihat saraf optik
didalammata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah
mengganggusaraf optik. Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta
bentuk darimangok saraf optik pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada
kerusakanakibat glaukoma. 1,2,4
Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi dapat terlihat :
Kelainan papil saraf optic
Saraf optik pucat atau atrofi
Saraf optik bergaung
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi
Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar
c. Pemeriksaan Sudut Bilik Mata
Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
patologiksudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut
bilik mataseperti benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi
glaukomapenderita apakah glaukoma sudut terbuka atau glaukoma sudut tertutup,
danmalahan
dapat
menerangkan
penyebab
15
suatu
glaukoma
sekunder.
memeriksa
singgung,perimeter
lapangan
pandang
Goldmann,Friedmann
pada
field
glaukoma
analyzer,
adalah
dan
layar
perimeter
otomatis.1,2
e. Tes Provokasi
Tes provokasi : dilakukan pada keadaan yang meragukan.
1) Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan
selama 24jam. Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit.
Lalu tekananintraokuler diukur setiap 15 menit selama 1,5 jam.
Kenaikan tensi 8mmHg atau lebih, dianggap mengidap glaukoma.
16
adalah
suatu
agonis
adrenergik
baru
yang
parasimpatomimetik
meningkatkan
aliran
keluar
humor
akueusdengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat
pilihanadalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau
gel4% yang diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat
kolinergikalternatif. Obat-obat antikolinesterase ireversibel merupakan obat
parasimpatomimetikyang bekerja paling lama. Obat-obat ini adalah demekarium
bromide0,125 dan 0,25% dan ekotiopat iodide 0,03-0,25% yang umumnya
dibatasi untukpasien afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi
kataraktogenik.Perhatian:
obat-obat
antikolinesterase
ireversibel
akan
obat
parasimpatomimetik
menimbulkan
miosis
18
b. Pembedahan
1.
2.
3. Trabekuloplasti Laser
Trabekuloplasti laser dikerjakan untuk membuat sikatrik di trabekulum,.
Sikatrik sifatnya membuat tarikan, diharapkan bagian yang tidak terkena
laser tida terjadi sikatrik akan tertarik sehingga trabekulum melebar.
Tindakan laser ini dilakukan pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka
yang sudah tidak toleran atau tidak patuh menggunakan obat-obatan anti
glaukoma. Trabekuloplasti laser tidak dapat dikerjakan pada pasien dengan
inflamasi, sindrom iridokorneal endotelial (ICE). 1,2,4
4. Trabekulektomi
Trabekulektomi adalah suatu prosedur operasi yang bertujuan membuat
saluran atau lubang yang menghubungkan bilik mata depan dengan daeran
subkonjungtiva atau subtenon, sehingga pada kondisi ini cairan aquos
dapat mengalir langsung dari bilik mata belakang ke bilik mata depan dan
langsung masuk ke daerah subkonjungtiva melalui partial thickness flap
sklera sehingga TIO turun. Prosedur ini dapat menrupakan terapi pertama
dapat juga dilakukan setalah TIO pasien tidak dapat dikendalikan dengan
obat-obatan, pasien tidak toleran terhadap obat-obatan anti-glaukoma,
visus terus menurun dan lapangan pandang terus memburuk. Tindakan ini
19
dapat dilakukan pada pasien galukoma sudut terbuka primer atau sekunder,
glaukma sudut tertutup primer atau sekunder. Prosedur trabekulotomi ini
tidak dianjurkan untuk mata ang sudah buat karena akan beresiko untuk
menimbulkan oftalmia simpatika pada mata sebelahnya atau pada
glaukoma neovaskular karena resiko kegagalan yang sangat tinggi.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain infeksi, hipotoni, bilik mata
depan lenyap, glaukoma maligna, hifema, katarak, udem makua kistoid,
hipotoni makulopati, efusi koroid, erdarahan suprakoroid, uveitis, visus
turun, blebitis, endoftalmis. 1,2,4
5. Goniotomi
Operasi goniotomi ini merupakan salah satu terapi pilihan untuk glaukoma
kongenital atau infantil baik yang primer maupun sekunder seperti pada
aniridia kongenital, iritis anterior kronis, glauoma juvenilis, dan sindrom
Sturge-Webe. Prosedur ini hanya bisa dilakukan bila kornea masih jernih
dan tidak dapat dilakukan bila kesehatan bayi tidak stabil, bayi dengan
multipel anomali atau terdapat kelainan bentuk bola mata yang signifikan.
Prinsip dari goniotomi adalah membuat irisan pada permukaan depan
trabekulum meshwork menggunakan jarus dengan bantuan lensa
gonioskop sehingga trabekulum meshwork terbuka, akibatnya cairan
aquos langusng ke kanalis Schlemm. Komplikasi tindakan ini antara lain
hifema, uveitis, endoftalmitis, kerusakan pada membran Descemet atau
pada lensa. 1,2,4
6. Trabekulotomi
Prosedur operasi ini juga merupakan terapi untuk glaukoma kongenital
atau infantil seperti goniotomi, tetapi trabekulotomi dapat dilakukan pada
kornea yang keruh. Indikasi masupun komplikasi operasi sama dengan
goniotomi. Operasi trabekulotomi ini menggunakan trabekulotome dari
Harms atau McPherson yang dimasukkan melalui kanalis Schlemm dari
luar dibawah flap sklera kemudian trabekulotom diputar 90 ke arah sentral
kornea sehingga trabekulum meshwork terlepas.
7. Implan Drainase pada galukoma
20
2.10 Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini .
Bilatidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan
terjadidalam waktu yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang
tidakmendapat serangan diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang
samaseperti mata yang dalam serangan. 1, 2
21
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah keadaan di mana tekanan bola mata seseorang
demikiantinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf
optik danmengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan.
Hal inijuga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di
Amerika.
Berdasarkan
gangguan
aliran
humor
akuos,
glaukoma
adanya
keadaan
lain
yang
berhubungan
dengan
menderita
glaukoma
maka
dokter
pemeriksaan, seperti :
a. Pemeriksaan tekanan bola mata
b. Pemeriksaan kelainan papil saraf optik
c. Pemeriksaan sudut bilik mata
d. Pemeriksaan lapangan pandang
e. Tes provokasi
22
akanmelakukan
beberapa
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan Daniel G, Eva RP, Asbury T., Oftalmologi Umum. Edisi 14.
WidyaMedika. Jakarta. 2000.
2. Sidarta, I., Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001.
3. Sidarta I, Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai
PenerbitFKUI. Jakarta. 2000.
Glukoma,
4. Anonymous,
available
23
at: