You are on page 1of 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT FUNGSI KOGNITIF PADA

LANJUT USIA DI RW 1 DESA TUREN KECAMATAN TUREN


KABUPATEN MALANG
Arliek Rio Julia*, Retno Lestari**, Ika Choiriyah Lusiati***

ABSTRAK
Penurunan fungsi kognitif merupakan suatu kondisi yang berjalan seiring dengan
proses penuaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif itu adalah
dukungan dari orang-orang sekitarnya seperti keluarga, teman, dan pelayanan
kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial
dengan tingkat fungsi kognitif pada lansia. Penelitian ini dilaksananakan di RW 01 Desa
Turen-Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan
menggunakan dua variabel yaitu variabel dukungan sosial sebagai variabel independen
dan variabel fungsi kognitif sebagai variabel dependen. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 41 orang yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dukungan sosial dan
Mini-Mental State Examination. Analisis data menggunakan uji satistik bivariat nonparametik yaitu uji hipotesis korelasi Spearman Rank pada taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan uji korelasi Spearman Rank didapatkan p value < 0,05 yaitu 0,000. Dari
hasil penelitian analisis data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis
penelitian (Ha) diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
sosial dengan tingkat fungsi kognitif pada lansia di RW 01 Desa Turen-Malang. Sehingga
disarankan para lansia tetap aktif dan tidak mengabaikan dukungan sosial dari dari
orang-orang disekitarnya untuk mengahambat penurunan fungsi kognitif
Kata Kunci: dukungan sosial,fungsi kognitif, lansia.

ABSTRACT
Cognitive decline is a condition that is happen with ageing. One of factor that is
influence cognitive function is social support from surrounding people like family, friends,
and health services. The purpose of this study is to know correlation between social
support with cognitive level in elderly. This study was taken in RW 01 Turen-Malang.
Study design used is Cross Sectional with two variables which are social support as
independence variable and cognitive function as dependence variable. Sample quantity is
41 peoples that are taken by Purposive Sampling technique. Data collecting instruments
in this study are questionnaire of social support and Mini-Mental State Examination. Data
analyze with non-parametric bivariate statistic test, which is correlation hypothesis test
Spearman Rank at significant level 0,05. Based on Spearman Rank Test have been
gotten p value < 0,05 which is 0,000. From that analysis result can be concluded that
study hypothesis (Ha) is accepted, means that there is a significant relation between
social support with cognitive function level of elderly in RW 01 Turen-Malang. So that
elderly should be active and not to ignore social support from surrounding people in order
that to delay cognitive decline.
Keywords: social support, cognitive function, elderly
* Dosen Anatomi PSPD FKUB
** Dosen Geriatrik PSIK FKUB
***Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKUB

PENDAHULUAN

ini para peneliti tertarik untuk melakukan

Di Indonesia, populasi lanjut

penelitian

tentang

hal-hal

yang

usia pada tahun tahun 2000 meningkat

berhubungan dengan fungsi kognitif.

9,99% dengan harapan hidup 65 sampai

Pada

70 tahun. Jumlah lanjut usia pada tahun

dipengaruhi

2005

seperti:

mencapai

15,8

juta

(7,2%

umumnya,

fungsi

oleh

kognitif

beberapa

faktor

merokok, konsumsi alkohol,

penduduk Indonesia). Persentase lanjut

kurangnya

usia pada tahun 2020 diperkirakan akan

gangguan fungsi fisik, dan kurangnya

meningkat 11,4% dibandingkan tahun

dukungan sosial berhubungan dengan

2000

sebesar

7,4%.

1,2

Hal

ini

fisik,

penurunan fungsi kognitif.

mengakibatkan peningkatan persentase


lanjut usia di Indonesia.

aktivitas

depresi,

8,9,10

Beberapa

penelitian

menyebutkan bahwa dukungan sosial

Peningkatan persentase lanjut

sangat penting dalam kehidupan lanjut

usia bisa mempunyai beberapa implikasi

usia yang hidup dalam suatu komunitas

secara

dan

global

meliputi

peningkatan

beberapa

penelitian

biaya kesehatan, peningkatan jumlah

memberikan

penyakit tidak menular, ketergantungan

hubungan sosial dan fungsi kognitif.

terhadap
Selain

keluarga,

peningkatan.

berpengaruh

peningkatan
kepada

usia

secara

juga

setiap

3,4

bukti

Peningkatan

akan

telah

gaya

adanya

hidup

sosial

global

berhubungan dengan nilai kognitif yang

berpengaruh

tinggi pada komunitas karena aktivitas

individu.

Ketika

sosial

menyediakan

tantangan

memasuki masa tua tersebut, para

komunikasi efektif dan partisipasi dalam

lanjut usia mulai mengalami masalah

hubungan

kesehatan. Masalah yang sering muncul

dukungan

sosial

pada

sebagai

suatu

lanjut

usia

jantung,

dementia,

diabetes

mellitus,

adalah
depresi,

pada

lanjut

dan

pada lanjut usia.

11,12

Dukungan
yang

selama

telah

Sehingga
dinyatakan

bentuk

untuk

menghambat penurunan fungsi kognitif

kronis

usia

stroke,

hipertensi

penyakit kronis lainnya.


Penyakit

penyakit

interpersonal.

.
sosial

dianggap

terjadi

penting bagi kebahagiaan hidup para

rentang

lanjut usia, sehingga dirasakan bahwa

kehidupan diperparah seiring dengan

keberadaannya

proses penuaan. Salah satu perubahan

keluarga dan orang lain disekitarnya.

tersebut adalah perubahan pada sistem

Di samping dukungan yang diberikan

saraf yang bisa bermanifestasi pada

oleh keluarga dukungan sosial dari

penurunan fungsi kognitif.


Fungsi

kognitif

6,7

masih

berarti

bagi
13

orang lain seperti teman merupakan hal


merupakan

bagian terbesar dalam otak. Baru-baru

yang

sangat

berharga

dan

menambah ketentraman hidupnya.

akan
14

Bentuk dukungan sosial pada


lanjut usia yang lain dapat berupa

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan

pelayanan dalam puskesmas.. Hal ini

adalah

terbukti

posyandu

cross sectional yaitu yaitu dimana dalam

lanjut usia sebagai wadah perawatan

pengukuran dan pengamatan dilakukan

dikembangkannya

bagi lanjut usia.

15

korelasi

dengan

pendekatan

pada saat yang bersamaan. Teknik

Bentuk-bentuk dukungan yang

pengumpulan data adalah mengisi kue-

diberikan pada lanjut usia di posyandu

sioner

lanjut usia bisa memberikan kontribusi

dukungan

pada perkembangan kognitif lanjut usia.

mengetahui tingkat fungsi kognitif pada

Bentuk

adalah

lanjut usia dengan menggunakan Mini-

senam. Senam merupakan salah satu

mental State Examination. Penelitian ini

aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh

dilakukan di RW 01 Desa Turen pada

para lanjut usia. Beberapa penelitian

tanggal 7-8 Januari 2012 dengan jumlah

menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat

sampel sebanyak 41 yang dipilih secara

menurunkan dan mencegah terjadinya

purposive sampling.

dukungan

tersebut

untuk

mengukur

sosial

dan

tingkat

wawancara

gangguan pada fungsi kognitif lanjut


16,17,18,19,20

HASIL PENELITIAN

usia.

Dengan

adanya

fenomena-

fenomena seperti peningkatan jumlah


lanjut usia dan dukungan sosial yang

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Jenis kelamin
Jenis

Frekuensi

Persentase

Kelamin

(%)

tersedia bagi lanjut usia, maka peneliti

Laki-laki

17

59

tertarik untuk mengetahui hubungan

Perempuan

24

41

antara dukungan sosial dengan fungsi


Berdasarkan

kognitif pada lanjut usia.

hasil

penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah

pada tabel 1 dapat diketahui bahwa usia

untuk mengetahui hubungan dukungan

lanjut usia perempuan berjumlah 24

social dengan tingkat fungsi kognitif

orang (59%) dan laki-laki berjumlah 17

pada lanjut usia di RW 01 Desa Turen.

orang (41%).

Sedangkan

manfaat

dari

penelitian ini antara lain meningkatkan


pelayanan
dengan

kesehatan
mengaplikasikan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan.


Pendidikan

Frekuensi

keperawatan
dukungan

sosial untuk mempertahankan fungsi


kognitif pada lanjut usia.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden

S1
SMA
SMP
SD
Tidak
Sekolah

4
13
18
4
2

Persentase
(%)
10
31
44
10
5

Berdasarkan

hasil

pada tabel 2 dapat diketahui bahwa


lanjut

usia

yang

berpendidikan

S1

berjumlah

orang

(10%),

SMA

berjumlah

13

orang

(31%),

SMP

berjumlah

18

orang

Tabel 5 Tingkat kognitif pada lanjut usia

penelitian

(44%),

di

RW

Tingkat
fungsi
kognitif
Normal
Gangguan
kognitif
ringan
Gangguan
kognitif
sedang
Gangguan
kognitif
berat

SD

sekolah berjumlah 2 orang (5%).


3

Distribusi

Desa

Turen

Kecamatan

Turen

Kabupaten Malang.

berjumlah 4 0rang (10%), dan tidak


Tabel

01

Responden

Berdasarkan Pekerjaan

Frekuensi

Persentase
(%)

35

85

Pekerjaan

Frekuensi

Pensiunan
PNS
Ibu rumah
tangga
Buruh
Swasta

18

Persentase
(%)
44

21

51

besar tingkat kognitif dalam kategori

1
1

2
2

baik yaitu sebanyak 35 orang (85%),

Berdasarkan

hasil

penelitian

pada tabel 3 dapat diketahui bahwa


lanjut

usia

yang

bekerja

sebagai

pensiunan PNS sebanyak 18 orang


(44%), ibu rumah tangga sebanyak 21

Berdasarkan tabel 5 diatas dari


41

responden

Kategori
sebanyak

gangguan
3

sebagian

kognitif

orang

(7%),

ringan
kategori

gangguan kognitif sedang sebanyak 1


orang (3%), dan kateg.ori gangguan
kognitif berat sebanyak 2 orang (5%).
Hasil

orang (51%), swasta sebanyak 1 orang


(2%), dan buruh sebanyak 1 orang

didapatkan

uji

korelasi

Rank

Spearman menunjukkan bahwa besar


korelasi sebesar 0,529 dan nilai Sig 2

(2%).
Tabel 4 Distribusi frekuensi dukungan

Tailed= 0,000, dimana nilai Sig <

sosial pada lanjut usia di RW 01 Desa Turen

(0,000 < 0,05) sehingga Ho ditolak yang

Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

artinya ada hubungan yang signifikan

Dukungan
sosial
Baik
Sedang
Rendah

antara dukungan sosial dengan tingkat

Frekuensi

Persentase (%)

29
11
1

71
27
2

Berdasarkan tabel 4 diatas dari


41

responden

didapatkan

bahwa

sebagian besar dukungan sosial yang


diterima

termasuk

dalam

kategori

dukungan sosial baik yaitu sebanyak 29


orang (71%), kategori dukungan sosial
sedang sebanyak 11 orang (27%), dan
kategori

dukungan

sebanyak 1 orang (2%).

sosial

rendah

fungsi kognitif pada lanjut usia.


Nilai

korelasi

Spearman

(r)

sebesar (+) 0,529 yang menunjukkan


bahwa korelasi (r) berkekuatan sedang
dan

bersifat

positif.

Bersifat

positif

berarti semakin tinggi dukungan sosial


yang diberikan maka semakin baik pula
tingkat fungsi kognitif pada lanjut usia
atau sebaliknya. Dari nilai korelasi (r)
bisa didapatkan koefien determinan (R2
x100%)
dukungan

sebesar
sosial

27,98%
berkontribusi

artinya
atau

mempunyai hubungan dengan tingkat

masalah yang dihadapi oleh lanjut usia

fungsi kognitif pada lanju usia sebesar

sehingga informasi terus bertambah. Hal

27,98%.

ini

Sebesar

72%

sisanya

didukung

oleh

teori

dipengaruhi oleh faktor lain seperti usia,

menyebutkan

status kesehatan, tingkat pendidikan,

informatif

dan lain-lain.

memberikan

penjelasan

situasi

segala

PEMBAHASAN

bahwa

sangat

dan

yang

dukungan

dibutuhkan

untuk

mengenai

sesuatu

yang

berhubungan dengan masalah yang

Penelitian dukungan sosial yang

dihadapi oleh lanjut usia.

dilakukan pada 41 responden lanjut usia

14, 21

Dari hasil penelitian sebagian

menunjukkan bahwa 71% (29 orang)

besar

dalam kategori dukungan sosial baik,

dukungan emosional yakni 42% (17

27%

orang)

(11

orang)

dalam

kategori

lanjut

baik

usia

dari

mendapatkan

keluarga,

teman

dukungan sosial sedang, dan 2% (1

maupun posyandu lanjut usia. Aktivitas

orang) dalam kategori dukungan sosial

yang dilakukan di dalam rumah seperti

rendah. Dukungan yang diberikan pada

bermain dengan cucu, bercengkrama

lanjut

dengan

usia

ini

berupa

dukungan

keluarga

dan

keluargapun

informatif, emosional, penghargaan, dan

selalu mendukung dan memperhatikan

instrumental. Dari keempat dukungan

kesehatan

itu, dukungan terbesar yaitu dukungan

menumbuhkan rasa emosional yang

emosional

dukungan

tinggi karena keluarga menunjukkan

informatif (29%). Dukungan itu tersendiri

adanya kepedulian, perhatian dan kasih

bersumber dari keluarga, teman, dan

sayang kepada lanjut usia. Selama ini

posyandu lanjut usia.

diyakini bahwa dukungan bagi lanjut

(42%)

dan

Menurut hasil penelitian lanjut

usia

lanjut

merupakan

usia

sehingga

tanggung

jawab

usia mendapatkan dukungan informatif

keluarga, sesuai dengan nilai yang

sebesar 29% (12 orang). Sebanyak 80%

dianut oleh kebanyakan masyarakat

lanjut

bahwa dalam memelihara orang tua

usia

informatif

mendapat

berupa

dukungan

keluarga

selalu

yang

berusia

lanjut

merupakan
22

mengingatkan lanjut usia untuk kontrol

kewajiban anak sebagai keturunannya.

kesehatan ke pelayanan kesehatan.

Selain dari keluarga, interaksi bersama

Selain itu sebanyak

teman disekitar rumah maupun dari

mendapat
lanjut

29% (12 orang)

dukungan

usia

karena

dari

posyandu
setiap

terjalin sehingga timbul rasa nyaman

kegiatannya di posyandu lanjut usia,

dan perasaan positif sehingga baik

perawat

selalu

untuk perkembangan kognitif lanjut usia

memberikan penyuluhan terkait dengan

itu sendiri. Hal ini sejalan dengan hasil

yang

dalam

pelayanan posyandu lanjut usia juga

bertugas

penelitian yang menyebutkan bahwa

Sesuai

dengan

data

yang

pemeliharaan hubungan sosial yang

diperoleh oleh peneliti, lanjut usia di RW

baik dengan teman atau keluarga di

01 ini juga mendapatkan dukungan

masa tua menghasilkan stimuli mental

instrumental

dan meningkatkan perkembangan saraf

posyandu

23

otak yang dapat penurunan kognitif.


Menurut

hasil

penelitian

dari
lanjut

instrumental

keluarga

dan

usia.

Dukungan

merupakan

dukungan

nyata yang bisa berupa materi atau

menyebutkan bahwa 17% (7 orang)

fasilitas

mendapat dukungan penghargaan baik

51% (21 orang) lanjut usia sering

dari

dari

melakukan senam lanjut usia. Selain

posyandu lanjut usia. Lanjut usia-lanjut

senam lanjut usia, lanjut usia di RW 01

usia yang berada di RW 01 Desa Turen

juga sering mengadakan senam jantung

ini tergolong aktif dalam kegiatan yang

sehat di balai RW setiap seminggu

ada di lingkungan rumahnya. Hal ini

sekali. Jadi lanjut usia di RW 01

dibuktikan dengan adanya PKK dan

mengadakan

pengajian

dilaksanakan

seminggu dua kali. Senam merupakan

setiap seminggu sekali. Selain itu, setiap

salah satu aktivitas fisik yang bisa

kegiatan posyandu lanjut usia, lanjut

dilakukan oleh para lanjut usia. Hal ini

usia selalu diikutsertakan di dalamnya

baik untuk perkembangan kognitif lanjut

untuk menjadi kader-kader kesehatan.

usia sehingga menghambat gangguan

Adanya kegiatan yang dilakukan oleh

kognitif pada lanjut usia. Beberapa

lanjut usia ini menunjukkan bahwa

penelitian menyebutkan bahwa aktivitas

keberadaanya masih dianggap penting

fisik dapat menurunkan dan mencegah

atau

timbul

terjadinya gangguan pada fungsi kognitif

dan

masih

lanjut usia.

ini

sejalan

keluarga,

teman

yang

rutin

bermakna

perasaan

maupun

sehingga

dihargai

dibutuhkan.

Pendapat

yang dibutuhkan. Sebanyak

senam

rutin

selama

16,17,18,19,20

Berdasarkan

hasil

penelitian

dengan teori yang mengatakan bahwa

dari 41 responden lanjut usia di RW 01

mendukung kegiatan lanjut usia serta

desa Turen didapatkan bahwa sebanyak

tidak

untuk

85% (35 orang) lanjut usia mempunyai

mengekspresikan keinginannya namun

fungsi kognitif yang baik, 7% (3 orang)

dalam

tidak

masuk dalam kategori gangguan kognitif

membahayakan jiwa serta memberika

ringan, 5% (2 orang) kategori gangguan

penguatan

kognitif sedang, dan 3% (1 orang)

membatasi

lanjut

koridor

usia

yang

atau

pujian

terhadap

kegiatan positif yang dilakukan akan


membuat

lanjut

bermakna
senjanya.

14

usia

dalam

merasa

tetap

menjalani

usia

kategori gangguan kognitif berat.


Faktor
fungsi

kognitif

yang

mempengaruhi

meliputi

tingkat

pendidikan, pekerjaan dan dukungan

sosial.

24

Walaupun pendidikan

yang

(21

orang)

mengikuti

senam

yang

didapat tidak begitu tinggi dan hanya

diadakan baik oleh posyandu lanjut usia

bekerja di rumah tetapi fungsi kogitifnya

maupun inisiatif dari lanjut usia itu

tidak terganggu.

sendiri. Aktivitas fisik ini mempengaruhi

Hal ini dikarenakan

banyaknya dukungan dan

aktivitas

fungsi

kognitif

sesorang,

karena

sosial yang dijalani oleh lanjut usia yang

semakin banyak melakukan aktivitas

merupakan

disukai

fisik, semakin lambat pula penurunan

ataupun kegiatan rutin dilakukan di

fungsi kognitifnya. Hal ini dikarenakan

lingkungan rumah. kegiatan ini meliputi

aktivitas fisik dapat meningkatkan kerja

kegiatan posyandu lanjut usia,

pembuluh darah, jantung dan paru untuk

kegiatan

yang

PKK,

pengajian rutin, dan senam.

mengalirkan oksigen ke bagian-bagian

Kegiatan-kegiatan

yang

tubuh termasuk otak.

dilakukan di psyandu lanjut usia adalah

Salah

24

satu

factor

yang

pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan

mempengaruhi fungsi kognitif adalah

kesehatan.

dan

dukungan sosial yang terdiri dari 4

penyuluhan ini para lanjut usia bisa

komponen yaitu dukungan informatif,

mendapat tambahan informasi tentang

dukungan

status kesehatannya termasuk adanya

penghargaan,

gangguan dari fungsi kognitif itu sendiri

intrumental.

sehingga bisa dicegah secara dini.

sangat penting bagi lanjut usia karena

Selain itu PKK dan pengajian rutin,juga

dari dukungan informatif lanjut usia

berpengaruh terhadap fungsi kognitif

dapat mengetahui cara-cara menjaga

lanjut usia karena di dalamnya ada

kesehatan,

interaksi antara satu individu ke individu

menjaga kesehatan fungsi kognitif. Hal

lain. Hal ini sejalan dengan beberapa

ini

penelitian yang menyebutkan bahwa

dukungan informatif sangat dibutuhkan

interaksi dengan orang lain dan berbagi

untuk memberikan penjelasan mengenai

hidup dapat menstimulasi aktivitas otak

situasi

dan

Dari

pemeriksaan

ketika

mempertahankan

emosional,

dukungan

dan

dukungan

Dukungan

salah

senada

informasi

satunya

dengan

dan

segala

ini

adalah

teori

bahwa

sesuatu

yang

seseorang

tetap

berhubungan dengan masalah yang

hubungan

dengan

dihadapi oleh lanjut usia sehingga bisa

teman atau keluarga dapat menstimulasi

mencari

jalan
14,21

keluar

dari

masalah

mental dan meningkatkan pertumbuhan

tersebut.

saraf

dukungan penghargaan juga baik untuk

otak

yang

dapat

penurunan fungsi kognitif.


Senam

adalah

mencegah

Dukungan emosional dan

mempertahakan
salah

fungsi

kognitif

itu

satu

sendiri karena dengan adanya interaksi

aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh

antara lanjut usia dengan keluarga,

lanjut usia. Menurut hasi penelitian 51%

teman, dan posyandu lansia serta tidak

membatasi kegiatan lanjut usia untuk

pengetahuan

mengekspresikan keinginanannya akan

meningkatkan perilaku lanjut usia untuk

menimbulkan perasaan nyaman dan

mempertahankan

perasaan positif. Pendapat ini sesuai

penurunan fungsi kognitif selama proses

dengan

penuaan.

penelitian

bahwa

perasaan

positif akan menurunkan tingkat stres

diharapkan

dan

Tingkat

akan

menghambat

fungsi

dan kecemasan akan situasi tertentu.

dipengaruhi

Stres itu sendiri akan meningkatkan

penuaan. Oleh karena itu dibutuhkan

produksi

faktor

glokokortikoid

merusak

yang

hipokampus

akan
dan

mengakibatkan gangguan pada fungsi


kognitif.

25

oleh

kognitif

adanya

pendukung

menghadapi
satunya

untuk

proses

adalah

proses

membantu

penuaan

dukungan

salah
sosial.

Semakin tinggi dukungan sosial yang

Selain

itu

dukungan

diberikan akan semakin menghambat

instrumental seperti program senam

penurunan

juga baik untuk mempertahankan fungsi

sebaliknya, semakin rendah dukungan

kognitif

sosial

pada

lanjut

usia.

Menurut

beberapa penelitian aktivitas fisik seperti


senam

dapat

meningktkan

fungsi

akan

semakin

mempercepat

fungsi
KESIMPULAN

kecepatan

dalam

otak,

1. Sebanyak 71% lanjut usia masuk

kognitif

serta

dalam kategori dukungan sosial baik.

meningkatkan aktivitas di otak bagian

Dari 4 dukungan sosial yang diteliti,

frontal

untuk

dukungan informatif dan emosional

kontol

yang memiliki persentase yang lebih

memori dan komunikasi sehingga dapat

tinggi. Dan dari 3 sumber dukungan,

memori,

dan

di

dan

penurunan fungsi kogitif.

kardiovaskular yang akan meningkatkan


proses

kognitif

fungsi

yang

merencanakan,

berfungsi
koordinasi,
7

mempertahankan fungsi kognitif.


Dukungan
salah

satu

sosial

merupakan

2. Sebanyak 85% fungsi kognitif lanjut

menghambat penurunan fungsi kognitif

usia masuk dalam kategori normal

pada lanjut usia. Dukungan sosial dapat

yang

menurunkan efek negatif dari proses

pendidikan,

penuaan yang akan bermanifestasi ke

dukungan

fungsi

mempengaruhi

yang

lebih tinggi.

dapat

kognitif

faktor

keluarga yang memiliki persentase

dipengaruhi

oleh

tingkat

pekerjaan,

dan

sosial.

Dukungan

sosial

tersebut

dukungan

kesadaran

akan

dominan

dalam

pentingnya menjaga kesehatan di masa

Dari

faktor

sosial

lebih

menghambat

penurunan fungsi kognitif lanjut usia.

tua salah satunya kesehatan fungsi

3. Pada selang kepercayaan 95%, ada

kognitif. Semakin tinggi kesadaran dan

hubungan antara dukungan sosial

dengan tingkat fungsi kognitif pada


lanjut usia di RW 01 Desa Turen
Kecamatan

Turen

Kabupaten

Malang.

SARAN
1. Bagi posyandu lanjut usia sebaiknya
melakukan

pemeriksaan

fungsi

kognitif secara rutin 1 bulan sekali


sehingga fungsi kognitif lanjut usia
dapat terus dipantau.
2. Bagi pelayanan kesehatan khusunya
keperawatan

dapat

menganjurkan

lanjut usia untuk selalu aktif dalam


lingkungannya dan bagi keluarga
yang

mempunyai

lanjut

usia

diharapkan memberikan dukungan


penuh kepada lanjut usia sehingga
dapat menghambat penurunan fungsi
kognitifnya.
3. Penelitian selanjutnya yang tertarik
dengan

tema

penelitian

ini,

hendaknya mengukur atau meneliti


faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kognitif misalnya perbedaan jenis
kelamin

dengan

tingkat

fungsi

kognitif lanjut usia, depresi dengan


tingkat kognitif pada lanjut usia atau
mengukur

kognitif

Modified

menggunakan

Mini-Mental

state

Examination..

DAFTAR PUSTAKA
1. Pranarka, Kris. 2006. Penerapan
Geriatrik Kedokteran Menuju Usia
Lanjut yang Sehat.
Universa
Medicina, Vol.25 No.4
2. Badan Pusat Statistik, 2010. Data
Statistik
Indonesia:
Jumlah

Penduduk menurut Kelompok Umur,


Jenis
Kelamin,
Provinsi,
dan
Kabupaten/Kota
tahun
2005.
http://demografi.bps.go.id/versi/index.
php?option=com_tabel&task=&ltemid
=1
3. U.S.Department of Health and
Human
Services.
2007.
Why
Population Aging Matters: A Global
Perspective. U.S: Nasional Institute
of Aging
4. Mendelson, D.N., Schwartz, W.B.
2011. The Effect of Aging and
Population Growth on Health Care
Costs. Health Affairs, 12, no.1
(1993):119-125
5. Department
of
Health
The
Government of Hongkong Special
Administrative Region. 2006. Health
Problem of The Elderly. (online)
http://www.info.gov.hk/elderly/english
/healthinfo/commondiseases.htm.
iakses tanggal 18 Agustus 2011
6. Kamijo, K., Hayashi, Y., Sakai, T.,
Yashiro, T., Tanaka, K., and
Nishihira, Y. 2009. Acute Effects of
Aerobic Exercise on Cognitive
Function in Older Adults. The Journal
of Gerontology, 2009;356
7. Wu MS, Lan TH, Chen CM, Chiu HC,
Lan TY. 2011. Socio-Demographic
and
Health-Related
Faktors
Associated
With
Cognitive
Impairment In The Elderly In Taiwan.
BMC Public Health 2011, 11:22
8. Anstey, K.J., Chwee von Sanden,
Agus Salim and Richard O'Kearney.
2007. Smoking as Risk Faktor for
Dementia and Cognitive Decline: a
Meta-Analysis
of
Prospective
Studies. Am J Epidemiol 2007,
14(1):40-54
9. McGuire, L.C., Umed A. Ajani, Earl
S. Ford. 2007. Cognitive Functioning
in Late Life: The Impact of Moderate
Alcohol Consumption. Ann Epidemiol
2007, 17(2):93-99
10. Hogan, M. 2005. Physical and
Cognitive Activity and Exercise for
Older Adult: a Review. Int J Ageing
Hum DEV 2005, 60(2):95-126
11. Yeh S.C., Liu, Y.Y. 2003. Influence
Of Social Support On Cognitive
Function In The Elderly. BMC Health
Services Research 2003, 3:9

12. Barnes LL, Mendes de Leon CF,


Wilson RS, Bienias JL, Evans DA.
2004. Sosial resources and cognitive
decline in a population of older
African Americans and Whites.
Neurology. 2004;63:23222326
13. Purnama, Akhmad. 2009. Kepuasan
Hidup
dan
Dukungan
Sosial.
Yogyakarta: B2P3KS PRESS
14. Smet,
Bart.
2006.
Psikologi
Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo
15. Suwandono
et
al.
(2000).
Pengembangan Model Pembinaan
Kesehatan Usia Lanjut Terpadu.,
(online)
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.
php?id=jkpkbppk-gdl-res-2000agus-84-model&q=lanjut+usia.
Diakses tanggal 23 Agustus 2011
16. Laurin D, Verreault R, Lindsay J,
MacPherson K, Rockwood K. 2001.
Physical Activity and Risk of
Cognitive
Imapirment
and
Dementia in Elderly Person. Arch
Neurol. 2001;58:498-504
17. Yaffe K, Barnes D, Nevitt M, Lui
L.Y,
Covinsky K. 2001.
A
Prospective Study of Physical
Activity and Cognitive Decline in
Elderly Women. Arch Intern Med.
2001;161:1703-1708
18. Weuve J, Kang JH, Manson JE,
Breteler MM, Ware JH, Grodstein
F. 2004. Physical Activity, Including
Walking, and Cognitive Function in
Older
Women.
JAMA.
2004;292:1454-1461
19. Larson EB, Wang L, Bowen J,
McCormick WC, Teri L, Crane P,
Kukull W l. 2006. Exercise is
Associated with Reduced Risk for
Incident Dementia among Person
65 Years of Age and Older. Ann
Intern Med. 2006;144:73-81
20. Etgen, et al. 2010. Physical Aktivity
and Incident Cognitive Impairment
in Elderly Persons. Arch Intern
Med. 2010;170(2):186-193
21. Tamher, S. 2008. Kesehatan Usia
Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan.
Jakarta:Salemba
Medika
22. Wahyudi, M. 1999. Peranan
Keluarga dan Wanita dalam Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lansia

dalam Prosiding Sarasehan Tua


Berguna dan Berkualitas Menuju
Masyarakat Segala Usia. Jakarta:
Panitia Hari Lanjut Usia 1999
23. Zunzunegui, M.V, Alvarado BE, Del
Ser T, Otero A. 2003. Sosial
Network, Sosial Integration, And
Sosial Engagement Determine
Cognitive Decline In CommunityDwelling Spanish Older Adult. J
Gerontol B Psycol Sci Soc Sci
2003, 58(2):S93-S100
24. Prasetyaningrum, J. 2005. Fungsi
Kognitif pada Mada Dewasa Lanjut
(On
line).
http://psikologiums.net/index.php.
Diakses tanggal 28 Januari 2012
25. Bassuk S.S et al. 1999. Sosial
Disengagement
And
Incident
Cognitive Decline In CommunityDwelling Elderly Person. Ann Intern
Med 1999, 131(3):165-173

You might also like