You are on page 1of 7

Sistem Kekebalan Tubuh

Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang lebih sama yang didapatnya sejak berada di
kandungan.
Sistem kekebalan atau imunitas berfungsi melindungi kuman dan bakteri yang berasal dari luar tubuh.
Kuman dan bakteri yang menyebabkan penyakit pada tubuh biasanya berupa protein yang berbeda
dengan protein yang berada di tubuh kita (antigen).
Antigen yang berbeda dengan tubuh kita akan dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh (antibodi).

Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem kekebalan tubuh yang kita miliki tidak hanya berfungsi untuk melawan bakteri atau virus yang
masuk ke dalam tubuh kita, namun juga berfungsi untuk :

menghancurkan/menyingkirkan sela atau jaringan tubuh yang sudah rusak atau mati

mendeteksi dan menyingkirkan sel sel yang tumbuh secara abnormal

Jenis Jenis Antibodi


Untuk melawan berbagai macam antigen yang masuk ke dalam sistem kekebalan tubuh, tubuh dilengkapi
dengan berbagai jenis antibodi yang bekerja dengan berbagai macam cara untuk melawan antigen.
Berikut adalah macam macam antibodi dan cara menghadapi antigen :
1. Lisin : merupakan antibodi yang melindungi tubuh dengan cara menghancurkan antigen yang ada
2. Aglutinin : merupakan antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen

3. Opsonin : merupakan antibodi yang bekerja dengan cara memberikan rangsangan pada leukosit
untuk menyerang kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh
4. Presipitin : merupakan antibodi yang cara kerjanya adalah dengan mengendapkan antigen yang
masuk ke dalam tubuh

Jenis Penyakit yang Diakibatkan Gangguan Imunitas


Jika sistem imun tubuh tidak didukung dengan faktor faktor lainnya (seperti makanan dan zat gizi),
maka lama kelamaan sistem imun tubuh juga akan mengalami gangguang.
Berikut adalah penyakit yang ditimbulkan akibat tergganggunya sistem kekebalan tubuh :
1.Penyakit yang disebabkan imunodefiensi (lack of response)
contoh : leukimia dan AIDS
2. Penyakit yang disebabkan autoimun (incorect response)
contoh : Diabetes melitus tipe 1, penykit graves, miastenia gravis
3. Penyakit yang disebabkan alergi (overactive response)
contoh : asma, rx tranfusi, rhinitis allergic. (nn)

A. Mekanisme Pembentukan Kekebalan Sistem Imun Tubuh

Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme
(kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan
dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat serangan tersebut. Ada beberapa macam
imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan berdasarkan cara
memperolehnya.
Mikrobia untuk dapat menginfeksi bagian organ yang lebih dalam terlebih dahulu harus
berhasil menembus penghalang luar yaitu kulit dan membran mukosa. Apabila sudah
berhasil melewati pertahanan pertama maka harus menghadapi pertahanan kedua yaitu
fagositosis (protein antimikrobia).
Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua,
yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. Adapun berdasarkan cara memperolehnya
dibedakan menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis
kekebalan satu persatu dan proses pembentukan antibodi. Tabel 11.1 di bawah ini akan
memperjelas tentang lapisan pertahanan yang dilakukan oleh tubuh.
Tabel 11.1 Beberapa Lapis Pertahanan (Imun)
Imun Nonspesifik
Imun Spesifik
Pertahanan Pertama
Pertahanan Kedua
Pertahanan Ketiga
Kulit
Membran mukosa dan cairan sekresinya
Sel fagosit Protein antimikrobia Reaksi peradangan
Limfosit Antibodi

1. Imunitas Nonspesifik
Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan sejak

dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh dapat
melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan identitas organisme
penyerang. Imunitas nonspesifik didapat melalui tiga cara berikut.
a. Sistem Imun / Imunitas Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh
Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa
mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Saluran
pencernaan setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air yang diminum.
Makanan tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik berupa jamur maupun
bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan kemungkinannya tinggi.
Setiap organ tubuh seperti paru-paru, lambung, ginjal, mempunyai kulit dan membran
mukosa sebagai pembatas mekanis agar mikrobia tidak masuk ke dalam organ tersebut.
Setiap kulit dan membran mukosa pada organ-organ tubuh memiliki cara tersendiri untuk
melindungi diri dari kuman penyakit.
Sebagai contoh, pada kulit terdapat kelenjar minyak yang mengandung bahan kimia dan
dapat melemahkan bahkan membunuh bakteri di kulit. Mikroorganisme yang berada pada
bahan makanan sebagian besar sudah dimatikan oleh saliva yang mengandung lisosom. Di
dalam perut, mikroorganisme yang masih hidup juga dimatikan dengan adanya asamasam. Di dalam usus terdapat enzim-enzim pencernaan yang juga dapat membunuh
mikroorganisme yang merugikan.
Demikian juga dengan saluran pernapasan. Hal ini disebabkan udara yang dihirup melalui
hidung mengandung partikel-partikel asing (berupa debu) maupun mikroorganisme
(termasuk spora jamur). Spora jamur dapat tumbuh dan berkembang biak jika berada di
tempat (lingkungan) yang sesuai.
Pada trakea terdapat sel-sel bersilia yang dapat menyapu lendir serta partikel-partikel
berbahaya yang terselip di antara kerongkongan agar dapat keluar bersama air ludah.
b. Sistem Imunitas Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)

Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ dapat
menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan
dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan
senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan
pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran
darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna
kemerahan dan terasa lebih hangat.

Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri,
bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah robek
maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini akan
merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat
permeabel.
Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan
luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.
Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga
menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit
berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan
merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain.

Mekanisme pertahanan tubuh sistem imun imunitas dengan respon inflamatori

Perhatikan Gambar 11.1. Berdasarkan gambar tersebut, sistem pertahanan tubuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu
histamin dan senyawa kimia lainnya.
2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan bertambahnya
aliran darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya terjadi perpindahan
sel-sel fagosit.
3) Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan patogen.
Sinyal kimia yang dihasilkan oleh jaringan yang luka akan menyebabkan ujung saraf
mengirimkan sinyal ke sistem saraf. Histamin berperan dalam proses pelebaran pembuluh
darah.
Makrofag disebut juga big eaters karena berukuran besar, mempunyai bentuk tidak
beraturan, dan membunuh bakteri dengan cara memakannya. Anda dapat mengingat
kembali cara makan amoeba, seperti itulah cara makrofag memakan bakteri. Makrofag
yang memakan bakteri dapat dilihat pada Gambar 11.2 di bawah.

Makrofag yang sedang memakan bakteri

Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan dengan enzim
lisosom. Makrofag ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus dan partikel debu yang
berada di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh keberadaan makrofag ini sedikit,
tetapi memiliki peran sangat penting.
Setelah infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya
jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah.
Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi reaksi
inflamatori ini sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih
memakan bakteri yang menginfeksi tubuh.
Selain sel monosit yang berubah menjadi makrofag juga terdapat sel neutrofil yang akan
membunuh bakteri (mikroorganisme asing lainnya).
c. Sistem Imun Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung
Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah
komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu,
komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan
membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan
cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri.
Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur. Mekanisme
penghancuran bakteri oleh protein komplemen dapat Anda amati pada Gambar 11.3.

sistem imun Mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen

2. Imunitas Spesifik
Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen
merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi).
Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini
juga dapat berasal dari sel asing atau sel kanker. Tubuh kita seringkali dapat membentuk
sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan
kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali. Sebagai
contoh campak atau cacar air, penyakit ini biasanya hanya menjangkiti manusia sekali
dalam seumur hidupnya. Hal ini karena tubuh telah membentuk kekebalan primer.
Kekebalan primer diperoleh dari B limfosit dan T limfosit.

Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melalui pembentukan antibodi. Antibodi


merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih. Apakah Anda tahu
bagaimana kuman penyakit dapat terbunuh di dalam tubuh? Semua kuman penyakit
memiliki zat kimia pada permukaannya yang disebut antigen. Antigen sebenarnya terbentuk
atas protein. Tubuh akan merespon ketika tubuh mendapatkan penyakit dengan cara
membuat antibodi. Jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik atau
berbeda-beda untuk setiap jenis kuman penyakit. Dengan demikian diperlukan antibodi
yang berbeda pula untuk jenis kuman yang berbeda. Tubuh memerlukan macam antibodi
yang banyak untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kuman penyakit. Anda pasti tahu
bahwa dalam kehidupan sehari-hari tubuh tidak dapat selalu berada dalam kondisi terbebas
dari kotoran dan mikroorganisme (steril).

You might also like