Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini salah satu upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal
adalah dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Mortalitas dan
Mobiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah di negara
berkembang. Kebutuhan reproduksi pria dan wanita sangat vital bagi
pembangunan sosial dan pengembangan SDM. Pelayanan kesehatan tersebut
dinyatakan sebagai bagian integral dan pelayanan dasar yang akan terjangkau
seluruh masyarakat (Saifuddin, 2002).
Salah satu penyakit sistem reproduksi wanita sejenis tumor yang paling
sering ditemukan adalah mioma uteri. Mioma Uteri adalah Neo Plasma jinak
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam
kepustakaan dikenal juga istilah Fibronoma, leimioma ataupoun Fibrid
(Saiufuddin, 1999).
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche.
Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Di
Indonesia, mioma uteri ditemukan 2.39% 11.7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat
lebih dari 5 kg. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun,
paling banyak berumur 35 45 tahun (25%). Pertumbuhan mioma
diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar
tinja, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Mioma uteri ini lebih
sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur (Saifuddin, 1999).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Mioma Uteri.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari Mioma Uteri
2. Mengetahui etiologi dan faktor penyebab terjadinya Mioma Uteri
3. Mengetahui patofisiologi dari Mioma Uteri
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Uterus
Uterus / Histera / Hister ( Rahim ) Merupakan organ otot berdinding
tebal dan berongga ( cavum ). Bentuk, besar, letak, dan susunan uterus
berbeda beda tergantung pada umur, organ sekitarnya dalam keadaan
hamil. Terletak pada rongga panggul antara vesika urinaria dengan colon
sigmoid dan rectum. Uterus ini sendiri berfungsi sebagai tempat implantasi
ovum yang telah dibuahi, Sebagai tempat perkembangan dan memberi
makan pada janjn yang sedang berkembang. Dengan vagina termasuk jalan
lahir lunak. Bagian bagian uterus antara lain :
1. Fundus Uteri
2. Corpus Uteri
3. Isthmus Uteri
4. Serviks Uteri
Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagian yaitu;
1. Lapisan serosa ( lapisan peritoneum ), di luar
2. Lapisan otot ( lapisan myometrium ), di tengah
3. Lapisan mukosa ( lapisan endometrium ), di dalam
Sikap dan letak Rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik
karena disokong dan dipertahankan oleh :
1. Tonus rahim itu sendiri
2. Tekanan intra abdominal
3. Otot otot dasar panggul
4. Ligament ligament
a. Lig. Cardinal kanan dan kiri ( mackendort )
b. Lig. Sakro uterine
c. Lig. Rotundum
d. Lig. Latum
e. Lig. Infundibulo pelvikum
Letak Rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteroflesi. Letak
letak lainya adalah antefleksi ( tengadah ke belakang ), retrofleksi ( tengadah
ke belakang ), anteversi ( terdorong ke depan ), retroversi ( terdorong ke
belakang ), suplai darah rahim dialiri oleh arteri uterine yang berasal dari
arteri ilikaka interna ( a.hipogastrika ) dan arteri ovarika. Fungsi rahim
adalah
1.
2.
3.
:
tempat tumbuh janin berkembang.
berkontraksi terutama sewaku bersalin dan sesudah bersalin.
berfungsi waktu siklus haid
menemukan bahwa daging sapi, daging setengah matang, dan daging babi
meningkatkan kejadian mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan
insiden mioma uteri. Tetapi penelitian ini sulit diinterpretasikan karena
penelitian ini tidak mengukur kalori dan lemak. Tidak diketahui dengan pasti
pengaruh vitamin, serat, atau phytoestrogen berhubungan dengan mioma
uteri (Parker, 2007). Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa
reproduksi, karena diduga berhubungan dengan aktivitas estrogen. Dengan
demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarche dan akan
mengalami regresi setelah menopause, atau bahkan bertambah besar maka
kemungkinan besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas
menjadi sarkoma uteri. Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum
mernarche, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kemungkinan besar kista
ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan sangat besar (Sato dan
Chiaffarino 1998).
2.3 Etiologi Mioma Uteri
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan
diduga merupakan penyakit multifaktor. Dipercayai bahwa mioma merupakan
sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel
neoplastik tunggal. Sel sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,
khususnya pada kromosom lengan. Faktor faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumor, disamping faktor predisposisi genetik, adalah esterogen,
progesteron, human growth hormone.
1. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarche, seringkali terdapat pertumbuhan
tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma
uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium.
Adanya hubungan denagn kelainan yang tergantung estrogen seperti
endometriosis
(50%),
perubahan
fibrosistik
payudara
(14,8%),
2. Progesreron
Progesteron merupakan antagonis dari esterogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan
tumor
dengan
dua
cara
yaitu:
mengaktifkan
17B
(Dyny, 2012)
Berdasarkan posisi mioma terhadap lapisan lapisan uterus dapat
dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Mioma Submokosum
Mioma submokosum 5%. Berada di bawah endometrium dan menonjol
kedalam Angka kejadian
Presdisposisi :
Pola hidup
- Umur
Hormonal
Paritas
- Fungsi ovarium
MIOMA UTERI
Mioma
Mioma Intramural
penatalaksa
Mioma subserosum
Submukosum
massa
MK:N
Rasa nyeri
yeri
Penekanan
Pemipisan dinding
organ sekitar
uterus
Tergantung dari
Miometrum tidak
bisa berkontraksi
mioma
maksimal
Hyperplasia
endometrium
naan
operasi
Kurang
mukosa rahim
pengetahuan
- terjadinya
MK : Cemas
generasi merah
- adanya penyakit
adnex
Perdarahan
Gangguan
pervagina
keseimbang
PK:Syok
Hipovolemi
an cairan
Tekanan
Penekan
intra
an
abdomen
rectum
Pola
eliminasi alvi
HB
terganggu
Penekanan
MK:
kandung kemih
konstipasi
Anemia
Kelemahan
Disuria
MK : Gangguan
Eliminasi urin
fisik
MK: Defisit
Perawatan
Diri
9. Laparaskopi
Untuk melihat lokasi, besarnya mioma uteri. Untuk membedakan sebuah
mioma di dalam ligamentum latum dari sebuah tumor padat adneksa
10. Tes kehamilan.
2.10 Penatalaksanaan Mioma Uteri
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum
bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita
yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup
dilakukan terapi konservatif berupa pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga
bulan atau enam bulan untuk mengetahui perkembangan mioma.
Selain itu, penggunaan terapi simptomatis menjadi salah satu pilihan
terapi untuk menghindari operasi. Terapi simptomatis didasarkan pada tanda
dan gejala yang ditunjukkan oleh klien. Apabila klien mengeluh nyeri maka
diberi obat analgesic. Apabila terdapat perdarahan, maka obat yang diberikan
adalah jenis anti koagulan.
Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu diangkat
adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi
dan
umumnya
dilakukan
histerektomi
total
abdominal.
Tindakan
malignant
neoplasmatic
desease,
leymyoma
dan
chronic
endrometriosis. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAHBSO adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada
dinding perut untuk mengangkat uterus, serviks,kedua tuba falopii dan
ovarium pada malignant neoplastic diseas, leymiomas dan chronic
endometriosis.
Miomektomi adalah pengangkatan mioma saja dengan tetap
memelihar Rahim. Biasanya dilakukan dengan rencana untuk memelihara
kesuburan. Resiko rekuensi dari mioma sebesar 40% dan resiko infertilitas
sehabis miomektomi adalah sebesar 40%. Miomektomi sering dilakukan
melalui laparotomy tetapi dapat dilaksanakan juga melalui laparoskopi pada
pasien terpilih.
Pengobatan
Medikamentosa
dengan
GnRH
(Gonadotropin
Releasing Hormon). Hal ini didasarkan atas pemikiran mioma terdiri atas
sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang
mengatur reseptor gonadotropin di hipofise akan mengurangi sekresi
gonadotropin yang mempengaruhi mioma.
Pemberian GnRH (buserilinasetat) selama 16 minggu pada mioma
uteri menghasilkan degenerasi hialin hingga uterus menjadi mengecil.
Karena itu GnRH berguna mengontrol perdarahan (kecuali pada polipoid
submucous yang malah dapat memperberat perdarahan). Terapi pengganti
untuk bedah dimana bedah untuk masalah ini tidak bisa dilakukan, untuk
vaginal histerektomi.
Pemakaian GnRHa lebih dari 3 bulan menyebabkan miomektomi
lebih sulit. Pemakaian GnRH tidak boleh lebih dari 6 bulan karena GnRH
menyebabkan menopause yang palsu. Bila pemakaian GnRHa dihentikan
maka mioma yang lisut itu akan tumbuh kembali dibawah pengaruh
estrogen oleh karena mioma masih mengandung reseptor estrogen dalam
konsentrasi yang tinggi.
2.11 Komplikasi
1. Degenerasi Ganas
Leimioma sarkoma 0.32 0.6% dan seluruh mioma merupakan 50
57% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan
pada pemeriksaan histologik uterus yang telah diangkat.
2. Tasi (Putaran Tungkai)
Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.
3. Nekrosis dan Infeksi
Terjadi karena gangguan sirkulasi darah padanya.
4. Mioma Uteri dan Kehamilan
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan
infertilitas. Risiko abortus berpengaruh karena distorsi rongga uterus,
khususnya pada mioma submukosa, letak janin menghalangi kemajuan
persalinan karena letaknya pada servik uterus menyebabklan inersia
maupun atonia uterus, sehingga menyebabkan perdarahan pada
persalinan plasenta sukar lepas dari dasarnya dan mengganggu proses
involusi dalam nifas.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Anamnesis
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya. Mioma uteri jarang terjadi
pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita
berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala
klinis antara 35 45 tahun.
2. Status Perkawinan
Kawin/tidak, usia pertama kali menikah, lamanya menikah, berapa kali
menikah.
3. Keluhan Utama
Pasien biasanya mengeluh adanya perdarahan yang abnormal :
hipermenore, menorargia, metrorargia, menometorargia. Mengeluh
nyeri pada perut, retensio ufing, poli uri, edema pada tungkai dan
pusing.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
b. Siklus : tidak teratur
c. Lamanya menstruasi sekitar 7 8 hari
d. Pasien setiap harinya mengganti pembalut 3 4 pembalut/hari
e. Warna darah : merah kehitaman kadang bergumpal
f. Dismenore : ya, pada saat sebelum, selama maupun setelah haid
g. Flor albus : kadang-kadang terdapat flour albus
h. HPHT
5. Riwayat Obstetris
a. Riwayat kehamilan
Kehimilan mempengaruhi pertumbuhan mioma, dimana mioma
uteri tumbuh cepat pada massa kehamilan ini di hubungkan
daerah uterus.
3. Vaginal Toucher
Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi
Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5. Rontgen
Untuk mengetahui mengidentifikasi sebuah mioma yang mengalami
kalsifikasi.
6. ECG
Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi
tindakan operasi. USG juga untuk melihat lokasi, besarnya mioma,
diagnosis banding dengan kehamilan.
7. Foto BNO/IVP
Pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
8. Histerografi dan histeroskopi
Untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas.
9. Laparaskopi
Untuk melihat lokasi, besarnya mioma uteri. Untuk membedakan
sebuah mioma di dalam ligamentum latum dari sebuah tumor padat
adneksa
10. Tes kehamilan.
3.2 Analisa Data
Data
DO:P=penyebab
Etiologi
Mioma
Masalah Keperawatan
Gangguan rasa nyaman:
timbulnya nyeri
Q=kualitas nyeri
R=tempat nyeri
S=skla nyeri (0-10)
T=waktu terjadinya
nyeri, berapa lama
DS : pasien mengeluh
Mioma menyempitkan
Nyeri
kanalis
Generasi merah
Nyeri
Intra abdomen
Penekanan kandung
kemih
Disuria
DO
lemah,
pasien
pasien
melakukan
tampak
tidak
HB
perawatan
diri.
DS : pasien mengeluh
Anemia
Kelemahan
aktivitas
perawatan diri.
DO : konsistensi feses
keras,
bising
usus
<5x/menit
DS : pasien mengeluh
sulit
untuk
BAB,
Resiko konstipasi
Penekanan rectum
Pola eliminasi alvi
tergangggu
Konstipasi
pasien
menanyakan
terlihat
terus
Mioma
Tindakan operasi
tentang
Kurang pengetahuan
Cemas
keadaan penyakitnya.
DS: pasien cemas akan
cemas
berkurang
Kriteria hasil : pasien mengungkapkan nyeri yang dirasakan dapat
berkurang atau hilang, skala nyeri turun, ekspresi wajah
rileks dan tenang
No. Intervensi
Rasional
1.
Kaji tingkat dan kerakteristik Untuk mengetahui
nyeri,
termasuk
kualitas, nyeri.menentukkan
rentang
intervensi
intensitas
Ajarkan pasien latihan teknik Untuk mengurangi rasa nyeri
3.
an
yang
diperlukan
mempertahankan
penampilan
yang dapat
4.
Kontrol
tanda-tanda
5.
pasien.
Kolaborasikan
untuk
me umum
klien
untuk Untuk mengurangi rasa sakit
Awasi
pemasukan
Rasional
Mengetahui
kebiasaan
klien
dan Membantu
BAK
memonitoring
urine
Pasang kateter urin
Membantu
memenuhi
kondisi perkemihan.
Melancarkan pengeluaran urin
dengan indikasi
Rasional
Meningkatkan kemauan klien
4.
personal hygiene
Libatkan keluarga
proses penyembuhan
dalam Meningkatkan peran dan fungsi
5.
6.
7.
kemandirian
memandirikan
klien.
tangan Memelihara hygiene
Intervensi
Kaji pola BAB pasien
Rasional
Mengetahui kebiasaan BAB
klien
Membuat feses lunak dan
Kolaborasi pemberian
mudah keluar
Melunakkan feses
laksatif
Kolaborasi tindakan
kolostomi
uteri.
5. Cemas berhubungan dengan tindakan operasi dan kurangnya
informasi
Tujuan: dalam 1x24 jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil : Menunjukkan kontrol ansietas, mempertahankan
penampilan
peran,
manifestasi
kecemasan
menunjukkan
melaporkan
secara
tidak
fisik,
perilaku
mengkomunikasikankebutuhan
ada
tidak
agresif,
dan
perasaan
Intervensi
Rasional
1.
2.
3.
Mengetahui perkembangan
kondisi ansietas.
setiap hari.
Selidiki teknik yang dimiliki
masa lalu.
ansietas
Membantu mengurangi beban
untuk mengungkapkan
klien
5.
ansietas
Sediakan pengalihan melalui
media lainnya
Sediakan lingkungan yang
nyaman
sangat membantu
meminimalkan kondisi
6.
ansietas.
Meningkatkan peran dan fungsi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi
jaringan ikat. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri
( 2 % ) dan pada korpus uteri ( 97 %). Myoma Uteri umumnya terjadi pada
usia lebih dari 35 tahun. Degenerasi ganas mioma uteri ditandai dengan
terjadinya perlukaan serta warna yang keabu abuan, terutama jika mioma
tumbuh dengan cepat atau ditemukan pada post menopause. Mioma uteri
berhubungan dengan genetik, esterogen, progesteron, human growth hormone.
Jenis mioma yaitu Mioma Submokosum, Mioma Intramural, Mioma
Subserosum. Penatalaksanaan mioma uteri yaitu dengan pengobatan operatif
diantaranya adalah histerektomi.
4.2 Saran
Sebagai perawat, kita harus memberi penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit mioma uteri dan mampu memberikan asuhan keperawatan
sesuai kondisi pasien agar pasien dapat mengetahui tanda dan gejala awal dari
mioma uteri. Selain itu agar diagnosis mioma uteri dapat di tegakkan sedini
mungkin. Penatalaksanaan mioma uteri harus tepat dan dilakukan dengan
segera, karena mioma uteri ini dapat menyebabkan perdarahan dan dapat
membahayakan nyawa penderita mioma uteri.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakart
Galle, Danielle. Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta
Rayburn, William F. & J. Christopher Carey. 2001. Obstetri & Ginekologi.
Jakarta:Widya Medika.
Wiknjosastro. Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Cetakan 3. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Diskusi
1. Annisa Zahra F (131011117): apakah nafsu makan tetap baik? Jika mengalami
gangguan, mengapa tidak dimasukkan pada WOC?
pada pasien dengan mioma uteri terjadi perubahan nafsu makan, hal ini
dikarenakan pasien mengalami nyeri. Hal ini tidak kelompok masukkan
kedalam WOC karena dalam satu etiologi kami hanya mengangkat satu
diagnosa. Jadi yang harus diatasi adalah nyeri pasien. Jika nyeri teratasi
maka masalah nafsu makan pasien pun akan teratasi.
2. Putu Indraswari Aryanti (131011114): apa yang dimaksut putaraan tungkai?
Bagaimana proses terjadi generasi merah? Dan apa yang teerjadi pada hormon
estrogen hingga menyebabkan mioma uteri?
Putaran tungkai disebut juga putaran tangkai adalah terjadinya
degenerasi sarkoma yang lebih besar. Dimana mioma uteri yang muncul
mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui vagina
dan mengalami torsi atau perputaran, hal ini disebut sebagai mioma
submukosa bertungkai yang dapat menimbulkan Myomgeburt dan
sering mengalami nekrose atau ulserasi,
Patogenesis generasi merah diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut
sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang
mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen
hemosiserin dan hemofifusi.
Jika jumlah produksi esterogen meningkat maka jumlah reseptor
esterogen juga meningkat, hal ini sebanding dengan percepatan
pertubuhan mioma.
3. Dian Laili A (131011093): kenapa perdarahan pervagina dapat mengakibatkan
syok hipovelemik? Apakah setiap klasifikasi mioma penatalaksanaan
pembedahannya sama dan bagaimana dengan pasien yang masih berkeinginan
untuk hamil?
Syok hipovolemik terjadi dikarenakan adanya kehilangan darah yang
banyak, pada mioma uteri pasien akan mengalami perdarahan pervagina
dengan kuantitas darah yang dikeluarkan banyak. Pasien dengan mioma