You are on page 1of 21

Strategi Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Nesyiatul Eisyiah dan Deviani Setyorini


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
nezyia_rinjalaya@yahoo.com
ordinarydevi@gmail.com

ABSTRACT
Sultan Ageng Tirtayasa University is currently a World Class University. One way to reach a
world-class university (World Class University) is to pursue Webometrics. In order to raise its
ranking by rating Webometrics required roles and appropriate public relations strategy. The
purpose of this study was to determine the PR strategy in promoting and supporting activities
related to publicity World Class University, and public relations strategy in building the image of
World Class University based on Webometrics. The research method is case study method with a
qualitative approach. Informants in this study amounted to 2 (two) members of the public
relations chief and head of the Center for Data and Information (PUSDAINFO) University
Sultan Ageng Tirtayasa. Data collection techniques were interviews, observation and
documentation. Data analysis in this research is to use a triangulation of data collection
techniques. Results and conclusions of this research is to support public relations strategy and
supporting activities relating to publicity World Class University is divided into two parts, the
first of which is to create a media publication to disseminate information on policies and
information to the entire academic community, and the second is to establish cooperation with
the media or the press. Public relations strategy in building the image of World Class University
based on Webometrics assessment conducted by marketing the things that are achievements
through the media of Sultan Ageng Tirtayasa University website. Suggestions from this study is
to be improved public relations public relations strategies related to efforts to imaging the World
Class University among others by improving or optimizing the website's role and functions of
public relations for the University of Sultan Ageng Tirtayasa revitalized by improving human
resources, both in terms of quality and quantity.
Keywords: Public relations strategy, website, image, university.

PENDAHULUAN
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merupakan universitas negeri pertama yang
ada di provinsi Banten. Untirta saat ini menuju World Class University. World Class University
adalah universitas yang memiliki rangking utama di dunia, dan memiliki standar internasional
dalam keunggulan (excellence) (Fauji, 2010). Salah satu cara menuju universitas kelas dunia
(World Class University) adalah dengan cara menekuni Webometrics. Webometrics adalah
sebuah lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol, didirikan atas inisiatif

Cybermetrics lab (sebuah kelompok penelitian yang dimiliki Consejo Superior de


Investigaciones Cientificas (CSIC) sebuah lembaga penelitian terbesar di Spanyol) hanya fokus
pada pengembangan website perguruan tinggi (Irwandi, 2009). Agar dapat menaikkan
peringkatnya menurut penilaian Webometrics diperlukan peran dan strategi humas yang tepat.
Unsur penilaian yang ditetapkan oleh Webometrics, yaitu visibilitas (Visibility) yang
menghitung berapa banyak link eksternal yang terkandung website tersebut, ukuran (Size) yang
menghitung jumlah halaman yang tertangkap oleh mesin pencari seperti google, yahoo, live
search dan exalead. Kemudian juga dihitung dari kekayaan file (Rich files), yakni berapa banyak
file jenis PDF (adobe acrobat), Adobe PostScript, Word Document, dan PPT (Presentation
Document), serta Scholar (Sc) yang diambil dari data situs mesin pencari seperti disebutkan tadi
terkait dengan tulisan-tulisan ilmiah dari perguruan tinggi bersangkutan (Irwandi, 2009).
Menurut penilaian Webometrics pada Juli 2010, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
berada di peringkat 7124 untuk universitas sedunia. Peringkat ini turun dari peringkat
sebelumnya yang di-update pada bulan Januari 2010, yaitu ranking 6412 untuk universitas
sedunia dan ranking 46 untuk universitas se-Indonesia. Penurunan peringkat ini diperkirakan
disebabkan oleh kurangnya data atau karya ilmiah yang ada dalam website Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa dan kurangnya daya tampung website tersebut.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai universitas negeri yang menuju World Class
University, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mampu membentuk citra positif terhadap
lembaganya. Agar terbentuk citra lembaga yang positif ditentukan oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut bisa berbentuk hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu lembaga,
misalnya sejarah atau riwayat lembaga yang baik, manajemen yang baik, hubungan baik dengan
lembaga lain, mampu menghasilkan mahasiswa siap kerja dan peduli dengan lingkungan
(Sudigdo, 2009).
Citra lembaga yang positif merupakan sasaran humas. Oleh karena itu citra lembaga
penting dan harus tetap dijaga agar tetap baik di mata publik. Internal maupun eksternal.
Menurut Anggoro, citra lembaga merupakan citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan citra atas produk saja (Anggoro, 2005:62). Citra ini harus dikelola dengan baik melalui
hubungan yang harmonis dengan khalayak, mengingat citra lembaga dapat dikatakan sebagai
cerminan identitas lembaga tersebut.

Citra di lembaga pendidikan tinggi sudah menjadi hal yang sangat penting, khususnya
bagi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, karena di era persaingan antar perguruan tinggi ini
bukan lagi mempermasalahkan perguruan tinggi mana yang menang, namun citra perguruan
tinggi mana yang menang. Proses pembentukan citra postif di lembaga pendidikan tinggi
membutuhkan waktu yang cukup lama. Apabila citra positif itu sudah terbentuk, maka cara
untuk mempertahankan citra juga menjadi hal yang sulit. Oleh karena itu, untuk membangun dan
mempertahankan citra positif, peran humas di lembaga pendidikan tinggi sangat diperlukan.
Citra lembaga pendidikan tinggi dapat dibangun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat
(humas).
Fungsi dan tujuan humas di lembaga pendidikan tinggi sedikit berbeda dengan
perusahaan. Humas dilembaga pendidikan tidak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
seperti perusahaan. Tetapi secara struktur organisasi dapat dikatakan sama. Humas di lembaga
pendidikan tinggi bukan membangun aset lembaga, tetapi menjual kredibilitas lembaga tersebut
kepada publik. Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang baru berdiri pada Januari 2009, dituntut untuk mampu melakukan strategi yang tepat
berkaitan dengan pencitraan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, terutama pencitraan menuju
World Class University.
Humas juga dituntut untuk mampu menjembatani antara pihak rektorat dengan
mahasiswa. Cutlip, Center dan Broom mengatakan bahwa, mahasiswa adalah publik paling
penting sekaligus wakil humas yang paling penting. Pertama sebagai mahasiswa dan yang
berikutnya sebagai alumni. Opini mahasiswa dan tingkah laku mereka merupakan faktor-faktor
kuat dalam menentukan opini publik tentang pendidikan tinggi (Cutlip, Center and Broom,
2005:433).
Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah melakukan berbagai strategi berkaitan
dengan pencitraan Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Humas Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa melakukan pencitraan internal dengan melakukan kegiatan sosialisasi kebijakankebijakan dari pihak rektorat, membantu Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) dalam
menyebarkan informasi yang bersifat administrasi dan akademik kepada mahasiswa, mengupdate informasi mengenai aktivitas kampus melalui website kampus www.untirta.ac.id,
menyebarkan informasi dari luar ke dalam mengenai lembaga pendidikan tinggi, serta
mengadakan kegiatan seminar humas. Pencitraan eksternal sendiri dilakukan melalui kerjasama

dengan pers menyediakan kolom Academia bagi seluruh civitas akademika yang ingin
menyalurkan aspirasinya melalui artikel, serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah
daerah maupun pusat.
Pencitraan perguruan tinggi bukan merupakan aktivitas yang insidental dalam
menghadapi suatu permasalahan, namun pencitraan merupakan suatu proses panjang dan
berkelanjutan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pencitraan perguruan
tinggi melalui tahapan yang panjang, dimulai dari tata kelola, penjaminan mutu dan sinergi
dengan para pemangku kepentingan (pengguna dan masyarakat). Pencitraan perguruan tinggi
akan kuat ketika para pemangku kepentingan internal (mahasiswa, dosen) memiliki pencitraan
yang baik terhadap lembaganya sendiri (Rumusan Semiloka, 2010).
Humas memerlukan strategi yang tepat dan perlu proaktif dalam mencari informasi dan
pandai mengemas sehingga informasi itu bernilai di mata publik. Informasi yang dikemas dan
kemudian disampaikan kepada publik tersebut paling tidak yang memiliki nilai berita dan
bermutu misalnya yang berkaitan dengan penelitian atau menemukan inovasi baru, dimana citra
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bisa terbangun dan menunjukkan dapat bersaing dengan
perguruan tinggi lain dan dapat mencapai ranking universitas kelas dunia (World Class
University). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa agar dapat menaikkan peringkatnya menurut
penilaian Webometrics diperlukan peran dan strategi humas yang tepat. Strategi humas tersebut
berkaitan dengan strategi humas dalam membangun citra Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yang menuju World Class University.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi humas dalam mendukung dan
menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan publisitas World Class University, dan
strategi humas dalam membangun citra World Class University berdasarkan penilaian
Webometrics. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pengembangan ilmu
komunikasi, terutama dalam pembahasan mengenai komunikasi organisasi dalam sebuah
lembaga atau instansi. Penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan bagi bidang kehumasan,
karena berkaitan dengan salah satu fungsi humas yaitu membentuk corporate image, yang berarti
humas berupaya menciptakan citra bagi lembaganya. Penelitian ini lebih dikhususkan lagi untuk
perkembangan humas di lembaga pendidikan tinggi, yaitu sebagai masukan bagi para praktisi
humas dalam sebuah institusi pendidikan tinggi sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
kemampuan menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan masa depan.

Komunikasi dalam sebuah lembaga memegang peran sangat penting dalam mencapai
tujuan lembaga. Penyampaian informasi dengan tepat dan jelas kepada publik, baik publik
internal maupun publik eksternal dapat menimbulkan saling pengertian dan goodwill antara
publik dengan lembaga. W. Emerson Reck menjelaskan humas adalah kelanjutan dari proses
penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan
kepentingan orang orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan
dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk
menjamin adanya pengertian dan penghargaan-penghargaan yang sebaik-baiknya (Muslimin,
2004:2). Goodwill dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan oleh humas
lembaga untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Kemudian
diikuti tindakan nyata lembaga untuk komitmen mewujudkan kepentingan public (Kriyantono,
2008:21).
Fungsi adalah harapan khalayak terhadap apa yang dilakukan humas sesuai dengan
kedudukannya. Secara garis besar fungsi humas adalah (Ruslan, 2008:9-10):
1. Sebagai communicator atau penghubung antara lembaga yang diwakili dengan publiknya.
2. Membina hubungan, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling
menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen
lembaga.
4. Membentuk corporate image, artinya humas berupaya menciptakan citra bagi
lembaganya.
Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan humas sehingga tidak salah sasaran.
Tujuan humas menurut Rachmat Kriyantono antara lain menciptakan pemahaman publik,
membangun citra korporat, membangun opini publik yang favourable serta membentuk goodwill
dan kerjasama (Kriyantono, 2008:7-20):
1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara lembaga dengan publiknya.
Tujuan kegiatan humas pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara
lembaga dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan
informasi (well-informed) antara lembaga dan publiknya. Kecukupan informasi ini
merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi

atau kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi


(primary-breakdown of communication).
2. Membangun citra korporat (corporate image).
Citra perusahaan atau lembaga (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang humas
sendirian, tetapi perilaku seluruh unsur lembaga (karyawan dan manajer) ikut andil dalam
pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Citra positif merupakan langkah penting
menggapai reputasi lembaga di mata khalayak.
3. Membentuk opini publik yang favourable.
Sikap publik terhadap lembaga bila diekspresikan disebut opini publik. Humas dituntut
memelihara komunikasi persuasif yang ditujukan untuk menjaga opini yang mendukung
(maintain favourable opinion), menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum
diekspresikan (create opinion where none exist or where it is latent), serta menetralkan opini
yang negatif (neutralize hostile opinion).
4. Membentuk goodwill dan kerjasama.
Pada tahap ini, tujuan humas sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah tercipta jalinan
kerjasama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan lembaga. Goodwill
dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh
humas untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publik. Kemudian
diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik.
Ruang lingkup pekerjaan humas dalam sebuah lembaga secara garis besar adalah sebagai berikut
(Kriyantono, 2008:23-25):
1. Publication and Publicity, yaitu mengenalkan lembaga kepada publik. Misalnya
membuat tulisan yang disebarkan ke media, news letter, artikel, dan press release.
2. Events, mengorganisasi event atau kegiatan supaya membentuk citra.
3. News, pekerjaan seorang humas adalah menghasilkan produk-produk tulisan yang
sifatnya menyebarkan informasi kepada publik, seperti press release, news release, dan
berita.
4. Community Involvment, humas harus membuat program-program yang ditujukan untuk
menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.

5. Identity-Media, merupakan pekerjaan humas dalam membina hubungan dengan media


(pers). Media adalah mitra kerja abadi humas. Media butuh humas sebagai sumber berita
dan humas butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini publik.
6. Lobbying, keahlian dalam lobbying dan negosiasi dibutuhkan pada saat terjadi krisis
manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai.
7. Social Investment, pekerjaan humas untuk membuat program-program yang bermanfaat
bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.
Humas perguruan tinggi sangat berbeda dengan humas perusahaan, instansi pemerintah
ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Humas perguruan tinggi outputnya bukan produk
yang bisa langsung dipasarkan. Produk humas perguruan tinggi adalah mendukung kegiatan
pendidikan yang menghasilkan mahasiswa berkualitas, hasil penelitian yang dapat diterapkan
pada dunia usaha dan lainnya serta kegiatan-kegiatan lain dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang dapat membentuk citra positif lembaga perguruan tinggi (Nasution, 2006:80).
Karakteristik humas perguruan tinggi meliputi praktisi humas perguruan tinggi bersifat
seni, praktisi humas cenderung tidak emosional, diplomatis dan human relations, bersifat
interaksional kepada mahasiswa, dosen dan karyawan, masyarakat maupun instansi, pemerintah
atau swasta, bagian yang membangun kesan dan citra positif lembaga (Nasution, 2006:81).
Berdasarkan karakteristik tersebut, fungsi humas di lembaga pendidikan tinggi pada umumnya
antara lain (Nasution, 2006:28):
1. Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara langsung (komunikasi
tatap muka) dan tidak langsung (melalui media) kepada pimpinan lembaga dan publik
internal (mahasiswa dan dosen).
2. Mendukung dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mempublikasi
lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas bertindak sebagai pengelola informasi kepada
publik internal dan publik eksternal. Seperti menyampaikan informasi kepada pers dan
promosi.
3. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya.
Keberadaan humas perguruan tinggi sangat membantu untuk mempromosikan atau
mempublikasikan lembaganya kepada publik. Selain itu juga sebagai mediator antara pimpinan
dengan publiknya. Oleh karena itu peran humas perguruan tinggi merupakan kunci bagi
lembaganya, yaitu (Nasution, 2006:80):

1. Humas membantu mencari solusi dalam menyelesaikan masalah antar perguruan tinggi
dengan publiknya.
2. Humas bertindak sebagai mediator untuk membantu pimpinan perguruan tinggi
mendengarkan kritikan, saran dan harapan mahasiswa. Dan sebaliknya humas juga harus
mampu menjelaskan informasi dan kebijakan dari pimpinan perguruan tinggi.
3. Humas membantu mengatasi permasalahan yang terjadi pada perguruan tinggi dengan
memberikan masukan kepada pimpinan.
Citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau
kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi dan sebagainya (Oliver,
2007:50).
Citra merupakan tujuan utama humas dan juga sekaligus hasil akhir yang hendak dicapai bagi
humas. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis,
tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan
tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya (Ardianto, 2009:131). Citra yang baik dari sebuah lembaga akan
mempunyai dampak yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila citra yang terbangun negatif,
maka akan merugikan lembaga tersebut. Citra yang baik dari suatu lembaga atau organisasi,
merupakan aset karena citra mempunyai dampak pada persepsi public (Ardianto, 2009:135).
Gronroos (1990) mengidentifikasi terdapat empat peran citra bagi suatu lembaga
(Ardianto, 2009:136):
1. Citra mempunyai dampak pada adanya pengharapan.
Citra yang positif lebih memudahkan bagi lembaga untuk berkomunikasi secara efektif,
dan mebuat orang-orang lebih mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut. Tentu
saja, citra yang negatif mempunyai dampak yang sama, tetapi dengan arah yang
sebaliknya. Citra yang netral atau tidak diketahui mungkin tidak menyebabkan
kehancuran, tetapi hal itu tidak membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan lebih
efektif.
2. Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan lembaga.
Kualitas teknis dan khususnya kualitas fungsional dilihat melalui saringan ini. Apabila
citra baik, maka citra menjadi pelindung. Perlindungan hanya efektif pada kesalahankesalahan kecil pada kualitas teknis atau fungsional.

3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen.


Ketika konsumen membangun harapan dan realitas pengalaman dalam bentuk kualitas
pelayanan teknis dan fungsional, kualitas pelayanan yang dirasakan menghasilkan
perubahan citra. Apabila kualitas pelayanan yang dirasakan memenuhi atau melebihi
citra, citra akan mendapat penguatan dan bahkan meningkat.
4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.
Artinya, citra mempunyai dampak internal. Citra yang negatif dan tidak jelas mungkin
akan berpengaruh negatif pada publik internal lembaga itu sendiri.
Citra terhadap suatu perguruan tinggi, terbentuk berdasarkan banyak unsur yang
berkumpul dalam bentuk komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain reputasi
akademis atau mutu akademik dari suatu perguruan tinggi, penampilan kampus, biaya, lokasi,
jarak dari rumah tempat tinggal, kemungkinan karir masa depan, dan kegiatan sosial dari
lembaga (Alma, 2005:377). Citra positif suatu lembaga pendidikan tinggi dimungkinkan akan
terwujud apabila fungsi humas di lembaga pendidikan berjalan dengan baik dan didukung oleh
pihak manajemen lembaga. Citra suatu lembaga pendidikan tinggi perlu dibangun dan dikelola
dengan baik seperti yang sudah disebutkan tadi.
Menurut Philip. G Albach, World Class University yang berarti universitas kelas dunia
adalah universitas yang memiliki ranking utama di dunia dan memiliki standar internasional
dalam keunggulan (exellence). Keunggulan tersebut mencakup antara lain, keunggulan dalam
riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui publikasi internasional; keunggulan
dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualitas tinggi dan terbaik di bidangnya; keunggulan
dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual; keunggulan manajemen dan governance;
fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis, seperti perusahaan yang lengkap,
laboratorium yang mutakhir; dan pendanaan yang memadai untuk meunjang proses belajar
mengajar dan riset. Dan tak kurang pentingnya, keunggulan dalam kerjasama internasional, baik
dalam program akademis, riset dan sebagainya (Fauji, 2010).
Menurut Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Fasli Jalal, banyak jalan menuju World
Class University yang lebih realistis, yakni dengan menekuni Webometric. Webometrics (sebuah
lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol yang didirikan atas inisiatif
Cybermetrics lab, sebuah kelompok penelitian yang dimiliki Consejo Superior de

Investigaciones Cientificas (CSIC) sebuah lembaga penelitian terbesar di Spanyol) (Irwandi,


2009).
Webometrics merupakan sistem perangkingan universitas sedunia berbasis web. Dari
filosofinya, Webometrics sebetulnya berupaya untuk menggunakan website sebagai media
promosi untuk mencerminkan secara keseluruhan tentang institusi itu sendiri (Dharmawan,
2010). Terdapat empat komponen yang menjadi indikator dari penilaian Webometrics Repository
Institutional yaitu: Size (20%), Visibility (50%), Rich Files (15%), dan Scholar (15%). Size
(bobot 20%) berarti jumlah halaman website yang tertangkap oleh empat search engines
(Google, Yahoo, Live Search/Bing, dan Exalead). Size atau ukuran dari domain repository
institusi adalah merupakan kombinasi dari jumlah halaman website yang online dari website
tersebut (.html dan non html) dan jumlah sub-domain. Visibility (bobot 50%) merupakan jumlah
eksternal link yang unik (backlink) yang diterima oleh domain Repositori Institusi (inlinks) yang
tertangkap oleh empat search engines (Yahoo, Google, Live Search/bing, dan Exalead). Visibility
ini menyiratkan besarnya efek terhadap sebuah website. Rich Files (bobot 15%) merupakan
jumlah file dokumen (Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) and
Microsoft Powerpoint (.ppt), yang online di bawah domain Repository Institusi yang tertangkap
oleh empat search engines (Yahoo, Google, Live Search/bing, dan Exalead). Scholar (bobot
15%) merupakan jumlah paper dan jumlah sitasi yang tertangkap di Google Scholar
(http://scholar.google.com) untuk setiap domain repositori institusi. Kebanyakan file-file
dokumen (PDF, DOC, atau PPT) dapat terindeks dengan mudah di Google Scholar (Istadi,
2010).
Pemeringkatan Webometrics ini bertujuan untuk menakar komitmen perguruan tinggi
untuk mempublikasikan karya-karya ilmiah yang dihasilkan berupa artikel jurnal ilmiah, artikel
seminar, skripsi, tesis, disertasi, bahan kuliah, buku, dan lain-lain. Hal ini sangat penting karena
masyarakat membutuhkan lebih banyak informasi-informasi teknologi dari perguruan tinggi agar
dapat diaplikasikan di masyarakat (Istadi, 2010). Perlu dipahami bahwa dalam sistem
perangkingan webometrics ini adalah memberikan kesempatan bagi semua unsur universitas
seperti dosen, dan mahasiswa untuk menjadi seorang author. Sehingga masing-masing
author harus bertanggungjawab terhadap content websitenya masing-masing. Selain
content, yang harus diperhatikan juga adalah bagaimana mempromosikan website masingmasing. Ada beberapa cara yang bisa dikategorikan ampuhdalam hal ini, yaitu dengan selalu

mencantumkan nama website universitas di dalam situs jejaring sosial seperti facebook,
friendster, myspace, twitter, dan plurk (Dharmawan, 2010).
Humas merupakan fungsi srategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi untuk
menimbulkan pemahaman dan penerimaan publik. Karakteristik humas secara umum antara lain:
1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu lembaga yang berlangsung dua arah
secara timbal balik.
2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu
lembaga.
3. Publik yang menjadi sasaran humas adalah publik internal dan eksternal.
4. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara lembaga dan
publiknya dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak
organisasi maupun pihak publik.
Menurut Rosady Ruslan (2006:135), strategi humas dibentuk melalui dua komponen
terkait erat, yakni komponen sasaran dan komponen sarana. Komponen sasaran umumnya adalah
publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut dipersempit lagi
melalui upaya segmentasi yang dilandasi seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama
(common opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan lembaga yang menjadi
perhatian sasaran khusus. Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran
(target public). Sedangkan untuk komponen sarana berfungsi untuk mengarahkan ketiga
kemungkinan tersebut tadi kearah posisi atau dimensi yang menguntungkan.
Humas lewat media internet memiliki peran yang lebih besar dan luas dibandingkan
peran humas di dunia fisik, karena lewat media internet humas tidak perlu mengirimkan press
release kepada media atau wartawan secara langsung dan berharap mereka akan berminat pada
press release tersebut. Adanya internet akan menguntungkan humas, terlebih lagi jika lembaga
tersebut sudah memiliki website, maka tidak ada batas penghalang lagi dan humas dapat
menyampaikan berbagai pesan atau informasi kepada target publiknya (Onggo, 2004:4).
Publisitas melalui website dapat menggunakan pendekatan home page. Home page
adalah tempat pertama yang mewakili penglihatan publik sebagai respons informasi pada sebuah
krisis. Setiap lembaga atau organisasi yang sudah memiliki situs website sendiri dapat
mempublikasikan segala hal mengenai lembaganya melalui situs website tersebut. Melalui

website, publik dapat mengakses press release dan informasi-informasi terbaru dalam home page
yang ada di world wide web lembaga tersebut (Onggo, 2004:196).
Publisitas dalam rangka membangun citra juga biasanya dilakukan lewat ezine (electronic
newsletter). Ezine berbasis web adalah situs web yang berfungsi seperti majalah, namun
memberikan akses informasi online bagi pembaca. Menurut James E. Grunig (Kriyantono,
2008:260), bahwa perkembangan humas dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi
yaitu terdapat empat model, salah satunya adalah model public information. Model public
information ini humas bertindak seolah-olah sebagai Journalist in Resident. Berupaya
membangun kepercayaan organisasi melalui proses komunikasi searah (one way process) dan
tidak mementingkan komunikasi persuasif. Seolah-olah bertindak sebagai wartawan dalam
menyebarluaskan publisitas, informasi dan berita kepada publik. Disamping itu, mampu
mengendalikan berita melalui bekerja sama dengan media massa. Unsur kebenaran dan
obektivitas pesan (informasi) selalu diperhatikan oleh pihak narasumbernya (Kriyantono,
2006:65).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah metode riset yang
menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk
meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu,
kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006:65).
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, di mana peneliti berupaya
untuk menggambarkan secara jelas mengenai Strategi Humas Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, studi kasus Strategi Humas dalam Membangun Citra World Class University
berdasarkan penilaian Webometrics. Proses penentuan informan kunci dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive.
Informan atau informan kunci yang dipilih dan dijadikan data primer adalah Kepala dan
staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Humas dan Protokoler Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
karena dianggap merekalah pemegang kebijakan dan yang memiliki wewenang dalam menyusun
dan melaksanakan strategi membangun citra. Sedangkan untuk informan kunci yang dijadikan
data sekunder adalah Kepala Pusat Data dan Informasi, karena Kepala Pusat Data dan Informasi
yang memiliki wewenang dalam mengatur hal-hal yang mengenai website Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa. Informan atau informan kunci ini akan berkembang selama penelitian ini
berlangsung.
Instrumen penelitian utama dalam penelitian ini adalah wawancara. Jenis wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview). Peneliti
dalam penelitian ini melakukan pengamatan partisipasi pasif (passive partisipation), artinya pada
penelitian ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut. Observasi pada penelitian ini termasuk dalam teknik pengumpulan data
yang bersifat sekunder atau bukan yang utama. Observasi dilakukan dengan datang ke kampus
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan mengamati bagaimana tugas humas Sultan Ageng
Tirtayasa sehari-hari, bagaimana cara humas menerima tamu dari publik internal maupun
eksternal, serta mengamati bagaimana perkembangan atau info terbaru di website Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Penelitian ini bersifat deskriptif, oleh karena itu peneliti akan menjabarkan hasil
penelitian dalam bentuk kata-kata dan gambaran, bukan angka-angka. Uji keabsahan data yang
digunakan oleh peneliti adalah uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data dilakukan dengan
trustworthtiness yang mencakup authenticity dan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu (Sugiyono, 2008:273).
Peneliti menggunakan triangulasi teknik karena peneliti merasa teknik ini tepat untuk
menguji keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil wawancara yang diperoleh mengenai
fungsi humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan strateginya dalam membangun citra
menuju World Class University kemudian di cek kembali dengan menggunakan observasi dan
dokumentasi. Sehingga, apabila hasil dari ketiga teknik tersebut berbeda karena sudut pandang
setiap sumber berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data untuk
mencari tahu mana yang dianggap benar atau semuanya benar.

PEMBAHASAN
Pada setiap kegiatan internal yang membutuhkan media publikasi dan publisitas, pihak
humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membuat media publikasi untuk mensosialisasikan
kepada seluruh civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan penyebaran

informasi setiap penyelenggaraan kegiatan secara internal yang dilakukan adalah dengan
menggunakan media:
1. Leaflet
2. Website dan situs jejaring sosial
3. Spanduk
Misal: Ucapan selamat hari raya besar keagamaan, HUT RI, HUT Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, dan visi misi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class
University.
4. Poster Humas membuat Poster untuk sosialisasi yang dikirimkan ke Fakultas - Fakultas.
Misalnya Kegiatan Seleksi Para Calon Dekan.
5. Buletin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
sebagai redaksi buletin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terus berusaha meningkatkan
kinerja, sedangkan kegiatan penyebaran informasi setiap penyelenggaraan kegiatan
secara eksternal yang dilakukan adalah dengan press release yang disebarluaskan melalui
media, baik cetak maupun elektronik.
Kelima media tersebut (leaflet, website, spanduk, poster, dan buletin) yang baru
dilaksanakan adalah dengan menggunakan website, situs jejaring sosial dan spanduk. Hal itu
dikarenakan media tersebut yang dinilai cukup efektif dalam menyebarkan informasi.
Penyebaran informasi lewat spanduk yang dipasang di tempat-tempat strategis, seperti di
halaman depan kampus atau di depan gerbang kampus cukup efektif karena siapapun dapat
membaca informasi tersebut.
Media yang lain seperti leaflet, digunakan ketika menyebarkan informasi mengenai
universitas, misalnya saat promosi kampus, humas membuat leaflet yang berisi informasi sejarah
singkat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, visi-misi, fasilitas yang tersedia, dan fakultas yang
ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Media luar ruang poster dan buletin belum berjalan dikarenakan humas Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa masih terbatas, sehingga hal itu masih dalam tahap perencanaan dan
perlu proses dan dukungan untuk melaksanakannya. Humas sebagai pendukung dan penunjang
kegiatan yang berkaitan dengan publisitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World
Class University melakukan berbagai upaya salah satunya yaitu dengan menjalin kerjasama
dengan media atau pers (Pribadi, 2010).

Bentuk kerjasama dengan media ini adalah memberikan press release kepada para
wartawan berkaitan dengan prestasi, kegiatan di kampus, dan publikasi mengenai Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class University. Humas memasang iklan di koran-koran
serta menyediakan kolom Academia di surat kabar lokal Radar Banten, Kabar Banten, dan
Banten Raya Post.
Ketiga media tersebut (Radar Banten, Kabar Banten, dan Banten Raya Post) dipilih
karena dianggap memiliki khalayak atau pembaca yang cukup luas dan signifikan, sehingga
cukup tepat apabila humas menjalin kerjasama dengan ketiga media tersebut. Kerjasama tersebut
dalam bentuk menyediakan kolom Academia bagi seluruh civitas akademika Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (mahasiswa dan dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) dan alumni yang
ingin mengirimkan jurnal ilmiah atau artikel ilmiah.
Kolom Academia ini sebagai bentuk strategi humas dalam kegiatan publisitas universitas
yang disediakan untuk para civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang ingin
menyuarakan aspirasinya melalui tulisan-tulisan atau artikel. Tujuan dari adanya kolom
Academia ini untuk membudayakan menulis karya ilmiah bagi segenap civitas akademika dan
alumni.
Strategi ini didukung oleh kebijakan rektor dan didukung dari segi pendanaan, namun
terdapat kendala dalam pelaksanaan strategi ini. Kendala tersebut diantaranya adalah kurangnya
kesadaran menulis karya ilmiah dari setiap mahasiswa ataupun dosen, artinya yang menulis
artikel dan kemudian ditampilkan di kolom Academia tersebut masih terbatas pada beberapa
orang. Selain kurangnya kesadaran menulis, faktor lain yang menghambat strategi ini adalah
kurangnya kegiatan pelatihan menulis karya ilmiah yang kemudian dilanjutkan dengan lomba
menulis karya ilmiah. Lomba menulis karya ilmiah tersebut agar menarik minat peserta, perlu
disertakan hadiah menarik, misalnya beasiswa untuk melanjutkan S2. Kurangnya kegiatan
pelatihan penulisan karya ilmiah tersebut dapat menghambat peningkatan kualitas sumber daya
manusia segenap civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sehingga yang menulis
artikel atau jurnal ilmiah masih terbatas pada beberapa orang.
Humas selain menjalin kerjasama dengan media, juga mengelola kegiatan atau ajang
khusus sebagai bentuk publisitas dan upaya promosi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Kegiatan khusus tersebut salah satunya adalah dengan mengadakan seminar mengenai World
Class University yang diselenggarakan oleh humas. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal

30 Desember 2009 di Hotel Mahadria dengan tujuan mengupas tuntas mengenai persiapan
sebuah universitas menuju World Class University.
Kegiatan lainnya yang masih dalam tahap perencanaan dan akan dilaksanakan di
lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa maupun di luar Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, diantaranya adalah Pagelaran Ilmu dan Riset, Career Expo, dan Pagelaran Budaya dan
Seni. Ajang khusus lainnya yang sudah berjalan antara lain adalah:
a. Pameran
Upaya promosi yang dilakukan oleh Humas salah satunya yaitu keikutsertaan pada
pameran-pameran, baik yang diselenggarakan oleh tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) maupun antar perguruan tinggi lain atau Event Organizer besar lainnya. Misalnya
pameran perguruan tinggi provinsi Banten yang dilaksanakan di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa pada tahun 2009.
b. Mengkoordinasikan kunjungan dari dalam dan luar kampus
Dalam rangka membina hubungan baik dengan institusi dalam dan luar, baik luar negeri
maupun dalam negeri humas melakukan kordinasi dalam penerimaan kunjungan dari luar
tersebut. Dimana dalam setiap kunjungan selalu dilakukan dengan melibatkan semua
pihak yang berkaitan dengan acara penerimaan tamu, seperti:
1. Kunjungan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tujuan dari kunjungan SMA ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah untuk
memperoleh informasi mengenai program-program dan jalur masuk ke Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. SMA yang pernah melakukan kunjungan ke Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa adalah SMA Negeri 1 Panggarangan Lebak dan SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) Negeri 2 Bekasi pada tahun 2010. Humas pada pelaksanaannya
mengatur penerimaannya, berkoordinasi dengan Biro Akademik, Kemahasiswaan, serta
Bagian Rumah Tangga Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Kunjungan dari Luar Negeri
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menerima kunjungan dari Kyoto University Jepang
pada tahun 2009 yang lalu. Kunjungan University to University (U to U) tersebut
membicarakan tentang rencana Kyoto University untuk menjalin kerjasama dengan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dibidang riset dan pertukaran mahasiswa
dan dosen. Pada pelaksanaannya humas mengatur penerimaan, berkoordinasi dengan

bidang kerjasama, fakultas dan jurusan-jurusan serta unit-unit kegiatan mahasiswa yang
ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Strategi Humas dalam Membangun Citra World Class University berdasarkan Penilaian
Webometrics
Strategi dalam membangun citra World Class University ini dilakukan dengan
memasarkan hal-hal yang bersifat prestasi lewat media website Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Hal ini berkaitan dengan pencitraan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas
dalam menjalankan strategi ini bekerjasama dengan pihak PUSDAINFO, karena pihak
PUSDAINFO yang memiliki wewenang lebih dalam hal mengatur tampilan dan memperbaharui
gambar di website tersebut. Humas hanya menampilkan atau mengisi subdomain mengenai
artikel atau release yang berisi informasi atau kegiatan yang sudah terlaksana di lingkungan
kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Humas menampilkan tulisan-tulisan yang menarik dan bernilai berita agar menarik
perhatian setiap orang yang membuka website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas juga
menerima tulisan-tulisan atau karya ilmiah dari segenap civitas akademika Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa untuk kemudian dipublikasikan lewat media website ini. Namun faktor
penghambat dari strategi ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat kampus untuk menulis
karya ilmiah.
Website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mulai dibentuk pada Februari 2008 dengan
tujuan untuk mengenalkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada dunia luar sehingga
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bukan hanya terkenal dalam skala lokal dan nasional, bahkan
internasional. Website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menampilkan konten-konten atau
subdomain yang berisi informasi mengenai akademik, informasi dari setiap fakultas, artikel
mengenai berbagai kegiatan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, portal akademik, dan
terdapat pula subdomain dari www.detik.com.
Pihak yang berwenang mengatur tampilan halaman muka, portal akademik dan informasi
akademik lainnya yang ada dalam website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah bagian
administrator. Bagian administrator ini bekerja sama dengan humas untuk mengisi setiap artikel
dan tampilan website, dan melakukan rapat atau evaluasi setiap semester dengan tujuan untuk

memperbaharui tampilan agar publik yang berkunjung ke website tersebut tidak merasa jenuh.
Website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan publik.
Melalui website ini publik dapat mengakses informasi dan semua news release lembaga.
selain itu, melalui website ini pula Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dapat bersaing dengan
universitas lain menuju pemasaran perguruan tinggi secara global. Website Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan (rektor dan para pembantu rektor),
diantaranya dengan adanya kebijakan bahwa Information Technology (IT) menjadi prioritas
yang harus dibudayakan agar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mampu bersaing dengan
universitas lain dalam hal IT. Dukungan lain adalah dengan semangat bekerja keras para
administrator untuk selalu memperbaharui informasi dan tampilan website.

KESIMPULAN DAN SARAN


Strategi humas sebagai pendukung dan penunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan publisitas World Class University terbagi kedalam dua bagian, diantaranya pertama
adalah pada saat kegiatan internal yang membutuhkan media publikasi dan publisitas, pihak
humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membuat media publikasi untuk mensosialisasikan
kepada seluruh civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sosialisasi ini dilakukan
melalui media website, situs jejaring sosial (facebook), dan spanduk.
Kedua adalah dengan menjalin kerjasama dengan media atau pers. Bentuk kerjasama
dengan media ini adalah memberikan press release kepada para wartawan berkaitan dengan
prestasi, kegiatan lain di kampus, publisitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World
Class University, memasang iklan di koran-koran serta menyediakan kolom Academia di surat
kabar lokal Radar Banten, Kabar Banten, dan Banten Raya Post.
Humas juga mengelola kegiatan atau ajang khusus sebagai bentuk publisitas dan upaya
promosi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan khusus tersebut dilaksanakan di
lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa maupun di luar Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, misalnya kegiatan pameran perguruan tinggi Banten yang dilaksanakan di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Strategi humas dalam membangun citra World Class University berdasarkan penilaian
Webometrics dilakukan dengan memasarkan hal-hal yang bersifat prestasi lewat media website
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas menampilkan tulisan-tulisan yang menarik agar

menarik perhatian setiap orang yang membuka website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Humas juga menerima tulisan-tulisan atau karya ilmiah dari segenap civitas akademika
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa untuk kemudian dipublikasikan lewat media website ini.
Strategi humas yang dapat dilakukan humas berkaitan dengan upaya pencitraan World
Class University adalah dengan meningkatkan atau mengoptimalkan peran website. Website
dapat digunakan sebagai media yang cukup efektif untuk membangun citra Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Berkaitan dengan hal ini, humas perlu meningkatkan kerjasama dengan
PUSDAINFO. Perlu adanya strategi humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam
melakukan publisitas secara internasional.
Strategi lain yang dapat dilakukan oleh humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
berkaitan dengan World Class University adalah perlu lebih proaktif lagi dalam
mensosialisasikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class University. Hal
tersebut dapat dilakukan misalnya dengan sesering mungkin menyebut atau mencantumkan kata
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class University dalam spanduk, website,
atau pemberitaan di koran.
Perlunya merevitalisasi fungsi humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai bentuk
kesiapan humas dalam menghadapi rencana otonomi pengelolaan perguruan tinggi, serta dalam
menghadapi era pemasaran global. Upaya revitalisasi tersebut dapat diwujudkan dengan
meningkatkan sumber daya manusia, baik itu dari segi kualitas dan kuantitas. Peningkatan
sumber daya manusia dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar humas
dalam skala lokal, nasional maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ardianto, Elvinaro. 2009. Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjadjaran.
Cutlip, Scott M., Et al. 2005. Effective Public Relations, Merancang dan Melaksanakan
Kegiatan Kehumasan dengan Sukses edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
______________. 2008. Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan
Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press.
Nasution, Zulkarnain. 2006. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Malang: UMM Press.
Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Jakarta: Esensi Erlangga Group.
Onggo, Bob Julius. 2004. E-PR Menggapai Publisitas di Era Interaktif Lewat Media Online.
Yogyakarta: Andi.
Ruslan, Rusady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumber Lain :
Arsip Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2010.
Buku Panduan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
tahun 2006.
Dharmawan. 2010. Sekilas Tentang Webometrics. http://dharmawan.unpad.ac.id/campus/sekilastentang-webometrics.html. diakses pada hari Rabu tgl 23-06-10 pkl 16.46 di Serang.
Fauji,

Hilman.
World
Class
University
dan
Persiapan
Indonesia.
http://www.untirta.ac.id/index.php?option=com_wrapper&view=wrapper&Itemid=66.
Diakses pada hari Jumat 11-06-10 pkl 12.15 di Serang.

Hasil wawancara dengan Kepala Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.


Hasil wawancara dengan Kepala PUSDAINFO Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Irwandi.
2009.
Jalan
Menuju
World
Class
University
Realistis.
http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=819:jalanmenuju-wcu-yang-realistis&catid=54:berita-dirjen&Itemid=185. Diakses pada hari Senin
tgl 14-06-10 pkl 15.25 di Serang.
Istadi. 2010. Undip Institutional Repository (Undip-IR) Masuk Top 50 Besar Dunia
Webometrics.

http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1571:undipinstitutional-repository-undip-ir-masuk-top-50-besar-duniawebometrics&catid=159:artikel-kontributor
Sudigdo,
Joko.
2009.
Humas
dan
Citra
Lembaga
Perguruan
Tinggi.
http://www.pnj.ac.id/warta/index.php?topik=antar_kita&id=218. Diakses pada hari Jumat
tgl 07-05-10 pkl. 12.15 di Serang.
2010. Rumusan Semiloka Strategi Peraihan Mahasiswa Baru dan Peningkatan Mutu
Perguruan
Tinggi.
http://aptikom4.wordpress.com/2010/04/21/rumusan-semiloka%E2%80%9Cstrategi-peraihan-mhs-baru-dan-peningkatan-mutu-pt%E2%80%9D/.
Diakses pada hari Jumat, tgl 14-05-10 pkl. 11.15 di Serang.

You might also like