Professional Documents
Culture Documents
Pura Khayangan Tiga Desa Adat Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung
Pura Khayangan Tiga Desa Adat Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
dan
akal.
Dalam
bahasa
Inggris,
kebudayaan
disebut
dalam
kebudayaan
bahasa
mengandung
Indonesia.
Menurut
keseluruhan
Andreas
pengertian,
Eppink,
nilai,
norma,
dan
artistik
yang
menjadi
ciri
khas
suatu
masyarakat.
Dalam komunitas masyarakat Hindu di Bali, terdapat pola-pola
kebudayaan yang sangat unik dan tetap dijaga kelestariannya,
sehingga
dalam
unsur-unsur
lingkungan
kebudayaan
hidup
lokal
sangat
masyarakatnya
lekat
sampai
terasa
sekarang.
Pura
Puseh,
dan
Pura
Dalem
yang
telah
membudaya
di
desa
di
Bali
memiliki
berbeda-beda,
yang
disesuaikan
oleh
karakteristik
desa,
kala,
yang
patra
setempat.
karakteristik
yang
unik
dan
menarik
adalah
Pura
untuk
dimiliki
membahas
oleh
dan
Pura
mengungkapkan
Kahyangan
Tiga
keunikan-keunikan
di
Desa
Dalung
tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
keunikan-keunikan
yang
dimiliki
oleh
Pura
Tujuan Penulisan
mengetahui
potensi-potensi
yang
dimiliki
oleh
1.4
Manfaat Penulisan
ilmu
pengetahuan
acuan,
diharapkan
menambah
kajian
dapat
ilmu
dan
menjadi
suatu
sebagai
bahan
Metode Penulisan
1.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penyusunan
data
yang
dapat
mendukung
penulisan
Suatu
cara
mencari
data
dan
teori
yang
memiliki
dari
individu
masalah
yang
yang
memiliki
berhubungan
pengetahuan
dengan
obyek
Analisis,
yang
yaitu
dimiliki
mengadakan
menjadi
analisis
unsur-unsur
penguraian
yang
lebih
pemecahan
permasalahan
sesuai
dengan
konteks
dan
Kompilasi,
yaitu
menginventarisasikan
data
Sintesis,
analisis
untuk
yaitu
dengan
mendapatkan
menggabungkan
rumusan
sebagai
hasil
dasar
keputusan.
Dari berbagai metode pembahasan data yang ada di
atas, kami menggunakan ketiga metode tersebut di dalam
penyusunan laporan tugas ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
berarti
suci
mendapat
awalan
ka
dan
akhiran
an,an
unsur,
yang
menjadikan
adanya
Desa,
masing-masing
Desa.
Dengan
adanya
ketiga
unsur
jiwa,
fisik
dan
pada
Purnama
sasih
bulan
Kapat
atau
sasih
sekitar
kadasa
bulan
sekitar
Oktober.
bulan
Purnama
April.
Sasih
5
kelima
sekitar
bulan
Nopember.
Untuk
upacara
pecaruan
tertentu
Galungan
seperti
dan
Kuningan,
Kahyangan
Tiga
tertulis
yang
menycbutkan
secara
jelas
belum
karena
tersebut.
dipakai
Di
dalam
kata
Kahyangan
untuk
prasasti-prasasti
menyebut
Bali
Kuna
pura
belum
sekta-sekta
Wesnawa,
Boddha,
tahun
989-1011
keagamaan
Brahmana,
sepenti
Rsi,
.di
Udayana
Bali
dan
berkembang
Pasupata,
Bhairawa,
Sora,
Canapatya
dan
Siwa
berhasil
dalam
menanamkan
pengertian
dibidang
karangannya
Purana
Tattwa,
Dewa
Tattwa,
Widisastra,
6
sebagai
seorang
filosof
besar
dan
negarawan
yang
bijaksana.
Dan uraia di atasdapat diduga bahwa pengelompokan masyarakat
ketika itu disebut dcsa pakraman dan dalam perkembangannya
mengala ml peruba han yang akhirnya disebut desa adat yang
dilengkapi dengan peraturafleraturafl yang disebut Awig-awig:
Awig-awig mi - mempunyaj kedudukan sebagai stabilisator yang
mengatur kegiatan
dan aspek kehidupan masyarakat. Tujuannya ialah agar suasana
kehidupan desa menjadi tetap terpelihara secara serasi dan
harmonis dengan ketertiban yang mantap.
Keserasian dan keharmonisan kehidupan
diukur
dengan
sistem
cara
berpikir
masyarakat
yang
luas
dapat
dan
tidak
yang
cbih
dikenal
dengan
istilah
suka
duka
di
masyarakat
sehingga
sering
menimbulkan
itu
maka
raja
Udayana
Brahma,
Dewa
Wisnu
dan
Dewa
Siwa.
Tempat
pesamuan
yang
tersimpan
banyak
peninggalan
purbakala
seperti
lingga,
dirasakan
dan
dialami
dalam
kehidupan
di
dunia
mi
berputar
sepanjang
sebagai
zaman,
suatu
karena
lingkaran
ia
kodrat
yang
alam
dan
tiada
hukum
(pralip.a)
diwujudkan
berarti
dengan
tiga
Dewa
merupakan
dewa
yaitu
Tn
:
tiga
silat
Murti.
Dewa
Di
yang
dabm
Brahma,
absolut
Weda.
Wisnu
Tn
dan
dan
Murti
Jswara
dengan
warna
merah
dan
senjata
Gada.
Aksara
Un
di
Pusat
desa
Desa
dalam
pekarangan
Tata
zoning
di
bagian
kaja
yang
pekarangannya
kangin
dibatasi
dibagi
dan
tembok
dua
atau
dilengkapi
pintu
betelan
ke
arah
samping
pada
untuk
halaman
di
sudut
depan
dan
halaman
pertama.
atau
kentongan
yang
Fungsi
dari
kentongan
berkaitan
dengan
nedunang
bhatara
upacara
seperti
ketika
bergantung
di
atasnya.
pelaksanaan
dan
ketika
berbentuk
yang
agak
bale
tinggi
panjang
dan
dengan
atapnya
dasar
disangga
tempat
pesamuan
berlangsung
(pertemuan)
upacara
para
Ngusabha
bhatara
dan
setelah
ketika
upacara
ini
disebut
pula
dengan
nama
Sanggar
berfungsi
sebagai
stana
Hyang
Raditya/Hyang
Widhi.
b. Gedong Agung.
Bangunannya
berbentuk
gegedongan
yang
di
bagi
tembok
keliling
pada
keempat
sisi,
sehingga
memakai
laksana
(ciri)
Dewa
Brahma
sebagai
empat
yang
menghadap
ke
semua
arah
mata
dibuat
berbentuk
tugu
yang
berfungsi
pusat
satu/bersebelahan
pekarangannya
Desa
dengan
dibagi
dua
berdekatan
pura
atau
Desa.
tiga,
atau
menjadi
Tata
zoning
jaba
sisi,
jaba
ada
dengan
Desa.
Pura
pula
yang
Umumnya
menjadi
Pura
satu/
Desa
atau
bersebelahan
Bale
Agung
yang
terdapat
pada
halaman
pertama
dariPura Desa.
buah
bangunan
dengan
fungsinya
masing-masing
seperti:
a.Sanggar Agung
Bangunan suci ini pada bagian puncaknya terbuka
yang
berfungsi
sebagai
tempat
memuja
Hyang
tidak
bangunan
Gedong
sebagai
Stananya.
adalah
merupakan
sumber
mata
air
yang
d.Sedahan Pengrurah
12
e.Gedong Pertiwi
Bangunan
ini
berfungsi
sebagal
stana
dari
Ibu
Pertiwi.
f.Batur Sari
Bangunan ini berfungsi sebagai stana dari Dewi
Danuh yang berkaitan dengan kesuburan.
tembok
didepan
penyengker
dan
Kori
sekelilingnya
Agung
di
dengan
jeroan.
candi
Bangunan
dalam
secara
harfiah
berarti
jauh
atau
sulit
adalah
adalah
sulit
niskala,
dicapai
oleh
wyapi-wyapaka.
manusia
Sakti
karena
dari
Dewa
beliau
Siwa
sebagai
wujud
kroda
dan
Dewa
Siwa
yang
13
Siwa
sebagai
Mahadewa
ardhacandrakapala
laksana
yaitu
bulan
atau
sabit
cirinya
adalah
bawah
sebuah
di
adalah
dan
Mahakala
kemandalu,
berjanggut
rupanya
Trisula,
panjang.
perutnya
Sedangkan
menakutkan
seperti
gendut
sebagai
raksasa,
bersenjatakan gada.
Durga
sebagai
saktinya
Siwa
dilukiskan
sebagai
ditaklukkan.
Lembu
mi
adalah
penjelmaan
raksasa
Durga
yang
terkenal
dan
Bali
adalah
Arca
ini
adalah
arca
perwujudan
dan
dari
Dewa
Siwa
adalah
Ganesa
yang
digambarkan
memegang
kapak.
Ganesa
mangkok,
disembah
pecahan
sebagai
taring,
Dewa
aksamala
penyelamat
dan
dari
Jeroan
(halaman
kedua).
Masing-masing
halaman
14
tersebut
disertai
dengan
bangunan-bangunan
dengan
Pada
tersuci,
halaman
kedua
terdapat
yang
beberapa
merupakan
jenis
halaman
bangunan
yang
dengan
a. Sanggar Agung
Bangunan suci ini ditempatkan pada bagian arah
Timur Laut (kaja kangin) dari denah halaman kedua.
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pemujaan Hyang
Raditya (Tuhan Yang Maha Esa).
b. Gedong Agung
Bangunan ini berbentuk gegedongan dengan memakai
atap dari ijuk. Pada bagian badan dari gedong terdapat
ruangan yang berfungsi sebagai tempat pratima (Arca)
dari
Dewa.
pemujaan
Gedong
Dewa
Siwa
Agung
berfungsi
dalam
wujud
sebagai
sebagai
Dewa
tempat
Durga
berbentuk
gedong
tetapi
ukurannya
d. Ratu Ngerurah
Bangunannya
berbentuk
tugu,
hanya
bagian
atas
bagian
konstruksi
kepala
kayu
dari
bangunan
atap
alang-alang
dengan
terbuat
atau
dari
ijuk.
BAB III
Study Kasus
Pura Khayangan Tiga di Desa Adat Dalung
Gambar 1:
Pura Desa lan Puseh
Gambar 2:
Pura Dalem
sejarah
menwi.
Sejak
kerajaan
mengwi
diperintah
Bhatara
Andewata
Ring
Sor
Ing
Belimbing,
memberikan
Perpindahan
antara
putra
tinggal
di
sengketa
ini
I
disebabkan
Gusti
Gede
Tibubeneng
ini
adalah
oleh
Meliling
dengan
berasak
terjadinya
di
dari
yang
Padang
sengketa
bertempat
Luwih.
masalah
Awal
pelebon
bertempat
memberitahukan
tinggal
akan
di
upacara
Tibubeneng,
tersebut
yang
kepada
tidak
Gusti
dari
Luwih.
putra-putra
Sehingga
almarhum
Gusti
yang
Ngurah
tinggal
Gede
di
Tegeh
petunjuk
dan
cerita-cerita
orang
tua
yang
Putu
Naya
sampai
dengan
tahun
1963.
Pada
masa
suatu
kemajuan
yang
dirasakan
oleh
pembenahan-pembenahan
terhadap
desa
dan
masyarakatnya.
ada
di
desa
dalung,
yaitu
kurang
lebih
600
kepala
juga
masih
dalam
tahap
renovasi
pada
beberapa
mengurangi
kemacetan
pada
saat
karya
ataupun
masuk
utamanya
dipura
ini
dipindahkan
dilaksanakan
ke
pada
sebelah
hari
barat.
Pemacekan
19
Gambar3:
20
Bale Agung
Bale agung,
Fungsi
21
pura
dari
Material
Bale Agung yang ada di Pura ini menggunakan
material genteng pada atap, kayu, batu bata, paras.
Ornamen
Ornament yang teradpat pada Bale Agung adalah
Karang Gajah yang terdapat pada bataran bale,
pepatraan.
Orientasi
Bale Piyasan
terdapat
22
Orientasi
Bale Pesandekan
Bale Pesandekan,
Fungsi
Bale ini difungsikan sebagai tempat peristirahatan
para sulinggih atau pemanggku yang menghadiri
upacara yang dilaksanakan di pura ini
Material
Ornamen
Orientasi
Bale Tarpana
Bale Tarpana,
Fungsi
Bale ini berfungsi sebagai tempat sulinggih atau
pemangku memuput upacara
Material
Material yang ada pada bale ini adalah atap yang
terbuat dari genteng, saka yang terbuat dari kayu,
dan lantainya dari keramik.
23
Ornamen
Ornament yang terdapat
murda pada atap.
pada
Bale
Tarpana
adalah
Orientasi
Bale Tarpana memiliki orientasi kearah timur yang
merupakan arah gunung yang memiliki sifat suci.
Bale Paselang
Bale Paselang
Fungsi
Bale ini digunakan sebagai
tempat barong landung
dan menempatkan pratima pratima yang ada dipura
ini.
Material
Ornamen
Orientasi
24
25
Gedong Desa
Gedong Desa
Fungsi
26
Material
Ornamen
Orientasi
Penyawangan
Penyawangan
Fungsi
Material
Ornamen
Orientasi
Padmasana
27
Padmasana
merupakan
simbol
yang
yang
terdapat
pada
padmasana
ini
28
Gedong Puseh
Gedong Puseh
29
Fungsi
Material
Ornamen
Orientasi
Ornamen
Orientasi
di
Desa
Adat
Dalung
Dalem
Meraja
Pati,
merupakan
satu
menggabungkan Dalem
dan
Pura
Penataran
memperluas
Pura.
arela
Hal
persembahyangan
tersebut
bagi
dikarenakan
para
oleh
31
3. Bale kul-kul
Nista Mandala
Nista mandala merupakan areal terluar dari pura.
Pada areal ini terdapat wantilan yang digunakan
sebagai tempat melaksanakan upacara tabuh rah.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Sarah
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang
Maha
Esa
karena
atas
berkat
rahmat-Nyalah
penyusun
bisa
dosen
pembimbing,
karena
tanpa
bimbingan
mereka
dalam
bimbingan
dan
bantuan
dari
semua
pihak
selama
Penysun sadar bahwa paper ini jauh dari sempurna akibat dari
keterbatasan penyusun. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik
dan
saran
yang
konstruktif
dari
semua
pihak
yang
bersifat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................i
DAFTAR ISI....................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................1
1.1. Latar Belakang........................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................2
1.3. Tujuan Penulisan......................................2
1.4. Manfaat Penulisan.....................................3
1.5. Metode Penulisan......................................3
BAB II KAJIAN TEORI............................................5
2.1. Pengertian Pura Kahyangan Tiga........................5
2.2. Sejarah Pura Kahyangan Tiga...........................6
2.3. Bagian Bagian Pura Kahyangan Tiga.....................9
2.3.1. Pura Desa.......................................9
2.3.2. Pura Puseh......................................12
2.3.3. Pura Dalem......................................14
BAB III Study Kasus...........................................17
3.1. Sejarah Desa Adat Dalung.............................17
3.2. Keadaan Geografi Desa Adat Dalung....................-3.3. Pura Kahyangan
3.3.1. Pura Desa lan Puseh.............................-2.3.2. Pura Dalem......................................-BAB IV PENUTUP................................................-3.1. Kesimpulan...........................................-3.2. Saran saran........................................-DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR PUSTAKA
http://203.130.242.190//artikel/1603.shtml
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ars4/2004/jiunkpe
-ns-s1-2004-22400095-4833-pakraman.pdf
http://digilib.unmer.net/gdl.php?mod=browse&node=1331
http://indoforum.org/showthread.php?p=798773
http://okanila.brinkster.net/mediaCat.asp?NID=5
http://yanuar.wordpress.com/2008/01/30/sejarah-Bali
35
APRESIASI BUDAYA
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
36