Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
ABY MUSHAFFA R.
ENY INDRIANI
FITRI FEBRIYANI
HERYAN PUTRI H
ONE ARI AGUSTIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan laporan hasi uji kandungan urin ini . terima kasih juga
kepada teman-teman, guru biologi kami serta semua pihak yang telah membantu kami
menyelesaikan laporan ini.
Sehubungan dengan materi kami, yaitu Sistem Ekskresi, kami menulis laporan hasil
praktikum ini untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang kandungan urin yang
terdapat dalam manusia . Di dalam laporan hasil praktikum ini dijelaskan tentang beberapa
hal diantaranya latar belakang dilakukannya praktikum ini, tujuan dari praktikum, teori yang
mendasari praktikum, hasil praktikum beserta pembahasan, pembahasan pertanyaan,
kesimpulan dan saran.
Semoga dengan adanya laporan hasil praktikum ini dapat membantu pembaca untuk
mengetahui dan menjelaskan kandungan urin pada manusia serta dapat membantu
memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem ekskresi manusia. Kritik dan saran
diharapkan untuk perbaikan laporan ini secara berkesinambungan.
DAFTAR ISI
1 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2 | Page
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai
proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran
dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem
eksresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal,
kulit, hati, paru-paru dan colon.
Pada uji praktikum kali ini kita lebih khusus membahas tentang alat ekskresi
pada ginjal dimana yang dihasilkan ginjal adalah urin. Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh
peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah
melalui sekresi urin.
Dalam praktikum uji urin ini, kami dapat mengetahui kandungan yang ada
dalam urin. Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung
dalam urin. Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka
kita dapat mengetahui secara lebih cepat.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja kandungan dalam urin manusia ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui nilai pH, kandungan amonia, klorida, proteinda glukosa dalam urin.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dapat diketahui nilai pH, kandungan amonia, klorida, proteinda glukosa dalam urin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur Ginjal
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang
mengandung jutaan alat penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas
badan malpighi (renal cospuscle), tubulus kontortus proksimal, bagian
tebal dan bagian tipis lengkung henle, tubulus kontortus distal.
3 | Page
5 | Page
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul
Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung
henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh
sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi
tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi adalah air,
glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan
sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif.
Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus
proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus
distal.
Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding
plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi
reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air
dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung
henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis
dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal.
Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya.
Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi
reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di
samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea,
kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki
kandungan air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari
6 | Page
7 | Page
9 | Page
ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam
berat.
4. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Adanya
glukosa dalam urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.
5. Hematuria
Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin.
Hematuria disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat
gesekan pada batu ginjal.
6. Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal
ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7. Diabetes Militus
Diabetes militus adalah penyakit yang disebabkan pankreas tidak
menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit insulin. Insulis : hormon
yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi
kadar gula dalam darah. Selain itu, Insulis juga membantu jaringan tubuh
menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi.
Diabetes militus juga dapat terjadi jika sel-sel di hati, otot, dan lemak
memiliki respons rendah terhadap insulin. Kadar glukosa di urin
penderita diabetes militus sangat tinggi. Ini menyebabkan sering buang
air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada
metabolisme lemak dan protein.
8. Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus adalah penyakit yang menyebabkan penderita
mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebabnya adalah kekurangan
hormon ADH (dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang). Jika
kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan
normal.
10 | P a g e
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Pembakar spiritus
5. Korek api
6. Kertas indikator pH
7. Pipit tetes
8. Botol urin
9. Urin
10. Larutan AgNO3
11. Larutan biuret
12. Larutan benedict
B. CARA KERJA
1. Uji Ammonia
a. Memasukkan 1 cm3 urin ke dalam tabung reaksi dengan mneggunakan pipit
tetes.
b. Menjepit tabung reaksi dengan menggunakan penjepit tabung reaksi.
c. Memanasakan tabung reaksi yang berisi urin dengan menggunakan pembakar
spiritus dan mencium aroma yang dihasilkan oleh urin tersebut.
2. Uji pH Urin
a. Memasukkan urin ke dalam gelas kimia secukupnya
b. Memasukkan kertas indikator pH ke dalam urin.
c. Menunggu selama 5 menit.
d. Mencocokkan dengan daftar indikator untuk mengetahui pH urin.
3. Uji klorida
a. Memasukkan 1 cm3 urin ke dalam tabung reaksi dengan mneggunakan pipit
tetes.
b. Menambahkan larutan AgNO3 sebanyak 5 10 tetes.
c. Mengamati perubahan terjadi.
4. Uji protein
a. Memasukkan 1 cm3 urin ke dalam tabung reaksi dengan mneggunakan pipit
tetes.
11 | P a g e
5. Uji glukosa
a. Memasukkan 1 ml urin ke dalam tabung reaksi dengan mneggunakan pipit
tetes.
b. Menambahkan larutan benedict sebanyak 5 10 tetes.
c. Menjepit tabung reaksi dengan penjepit tabung.
d. Memanaskan tabung reaksi yang berisi urin dan larutan benedict dengan
pembakar spiritus.
e. Mengamati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Hasil dari praktikum di atas adalah sebagai berikut :
No.
Nama Siswa
pH
Bau
1.
Aby Mushaffa
5-6
Seperti
terbakar
endapan,
biru
kekuninga
12 | P a g e
kehijauan
endapan,
putih susu
n
Tidak ada
2.
Eny Indriani
5-6
Pesing
endapan,
biru
keputihan
Ada
3.
Fitri Febriyani
5-6
Hijau
Tidak ada
kehitama
endapan,
putih susu
Seperti
endapan,
Kuning
terbakar
kuning
kehijauan
kehijauan
Ada
4.
Heryan Putri
5.
One Ari
5-6
5-6
Seperti
endapan,
Kuning
terbakar
kuning
kehijauan
Pesing dan
terbakar
kehijauan
Ada
endapan,
hijau lumut
Kuning
kehijauan
Tidak ada
endapan,
putih susu
Ada
endapan,
putih susu
Ada
endapan,
putih susu
2.
3.
4.
5.
ujiglukosa,
Yangpertamamengujibauamoniakdarihasilpenguraianureadalamurin.Yaitu
Yang kedua yaitu menguji kandungan protein dalam urin, dengan menggunakan
larutanbiuret5tetesdanmembiarkanselama5menit,semulawarnapadaurinyaitukuning
setelahdiberibiuretdandibiarkanselama5menitternyataperubahanwarnayangterjadi
yaitutetapkuningdantidakterjadiendapan,berartidapatdiketahuibahwauruntersebut
tidakmengandungprotein.
Kemudia yang ketiga yaitu menguji kandungan glukosa dalam urin, dengan
menambahkan5teteslarutanbenedictdanmemanaskanhinggamendidih,warnamulamula
pada urin yaitu kuning dan setelah di panaskan warna urin berubah menjadi kuning
kehijauan,dantidakterjadiendapandalamuruntersebut,darihalitudapatdiketahuibahwa
urintersebuttidakmengandungglukosa
Danujiyangterakhiryaitumengujikandungakloridadalamurin,dilakukandengan
menambahkan5teteslarutanAgNO3 , kemudianmelihathasilnya,danhasilyangdiperoleh
14 | P a g e
yaitubahwawarnaurinberubahdarikuningmenjadiputih,disebabkankarenaurintersebut
mengandunggaram.Danterjadiendapan,endapanituadalahendapangaram.
Pembahasan
Pada umumnya urine berwarna kuning transparan. Untuk mengetahui pH
urine menggunakan kertas indikator universal. Urine normal ber-pH asam
sekitar 5-7. Urine memiliki bau khas (pesing) atau bau amoniak yang
berasal dari urea. Bau urin dapat bervariasi karena kandungan asam
organik yang mudah menguap. Dan bau urine setiap orang juga berbeda.
Pengujian kandungan glukosa pada urine dengan menggunakan benedict
dan dibakar. Apabila urine berubah warna menjadi merah maka
mengandung glukosa.
Pengujian kandungan protein pada urine dibantu dengan tetesan biuret.
Jika urine berubah warna menjadi bening maka urine normal. Urine tidak
normal apabila urine berubah warna menjadi ungu maka urine
mengandung protein.
Pengujian kandungan klorida pada urine yaitu dengan ditetesi AgNO 3.
Urine normal jika menghasilkan warna putih susu dan ada endapan.
Artinya urine tersebut masih memiliki kandungan klor.
Pertanyaan
1 Berapakah pH dari urine dan apakah arti angka tersebut?
Jawab :
a Adi Saputra Al Ikhsan : pH=6 artinya urine tersebut asam karena
Adi mengkonsumsi banyak protein.
b Ridzki Dira Putra : pH=5 artinya urine tersebut asam karena Ridzki
mengkonsumsi banyak protein.
2 Apa warna urine dalam tabung reaksi setelah diberi larutan Benedict
dan dipanaskan? Apakah maksudnya?
Jawab :
a Adi Saputra Al Ikhsan : Urine berwarna biru setelah ditetesi
benedict dan sebelum dibakar. Setelah dibakar, urine menjadi hijau
muda. Maka pada urine tidak terdapat glukosa (kalaupun ada
dengan presentase kecil).
15 | P a g e
16 | P a g e