Professional Documents
Culture Documents
5analisis Rantai Pasokan Komoditas Rotan ... Banun DKK
5analisis Rantai Pasokan Komoditas Rotan ... Banun DKK
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Supply chain of raw rattan into raw materials ready to use should be shortened so as to suppress the
price of raw materials. The aims of this research was to obtain the amount of supply allocations for the three
regions of the four sources of rattan raw materials to change lanes. The results showed that the distribution of
rattan supply chain consists of several actors are farmers / collectors wicker, rattan collectors, major
collectors of local, inter-island traders, rattan exporter. Distribution costs from the rattan supply four areas
namely rattan raw material suppliers West Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan and Sumatra to the main
objectives of Cirebon, Surabaya and Jakarta. With the transportations methods in the form of VAM and
MODI. The use of Linear Programming with the Lindo 6.1 software shows the same result that is equal to Rp
204,775,375,000.00 to the allocation of supply to the three regions of the four sources of raw materials are
the same. Optimal allocation amount for the supply of rattan raw materials to Cirebon from West Nusa
Tenggara 520 tons / month, from Sulawesi by 4910 tons / month, from Borneo by 2770 tons / month. Supply
to Surabaya, from Sulawesi, amounting to 270 tons / month and from Borneo by 1330 tons / month. Supply
rattan to Jakarta from Sumatra by 200 tons / month.
Key Words : Supply chain, rattan
Pendahuluan
Indonesia memiliki potensi produksi
rotan yang cukup besar yaitu mencapai 696.000
ton per tahun. Indonesia merupakan negara
penghasil rotan terbesar di dunia sekarang ini
yaitu sekitar 85%, dan negara produsen rotan
lainnya berturut-turut malaysia (8,5%),
Thailand (7,5%), Philipina (6,6%) dan sisanya
diproduksi oleh negara-negara lain (Anonim,
1988 dalam Pramudiarto, 2006).. Luas areal
hutan rotan Indonesia tinggal 1,34 juta hektare
dengan jatah tebang tahunan (annual allowable
cut/AAC) lestari sebanyak 210.064 ton rotan
kering per tahun. Hutan ini tersebar di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa
Tenggara Barat, Maluku, dan Papua. Luas
rotan budidaya hanya berkisar 48.000 hektare.
Ketersediaan bahan baku rotan di
dalam negeri hanya sekitar 126.000 ton rotan
kering. Rotan itu sebagian diekspor dalam
bentuk asalan dan rotan setengah jadi, seperti
rotan poles, core, fitrit, dan kulit. Ekspor bahan
baku rotan pada 2010 mencapai 32.845 ton
dengan nilai US$32,35 juta atau sekitar Rp 290
miliar. Ekspor industri pengolahan tinggal
US$57 juta dengan kapasitas terpasang industri
di bawah 30%. (AMKRI, 2011)
100
100 107
Petani/
pemungut
rotan
DESEMBER 2011
Petani/
pemungut
rotan
Pengumpul
ISSN 0216-0188
Petani/
pemungut
rotan
Pengumpul
Petani/
pemungut
rotan
Pengumpul
Petani/
pemungut
rotan
Pengumpul
Pengumpul
besar lokal
Pedagang
antar pulau
Pemasok
lokal
Pengrajin rotan
Pemasok
lokal
Pengrajin rotan
Pemasok
lokal
Pengrajin rotan
Industri Rotan
Konsumen
Domestik
102
Pengrajin rotan
100 107
NTB
Surabaya
Sulawesi
Industri
Cirebon
Cirebon
Kalimantan
Sumatera
Jakarta
NTB
Sulawesi
Surabaya
Cirebon
Kalimantan
Sumatera
Analisis Distribusi
dengan Model
Transportasi
Persoalan transportasi yang ingin
diselesaikan bermula dari persoalan distribusi
pasokan dari sumber bahan baku rotan yang
dipasok ke Cirebon melalui Surabaya, yang
berdampak pada komponen harga bahan baku
yang tinggi dalam biaya produksi. Dugaan
semula, biaya yang diperlukan untuk
penyediaan bahan baku akan dapat turun
sebanyak 20% apabila pasokan bahan baku
tersebut dari daerah sumber langsung menuju
Cirebon, dan tidak melalui Surabaya.
Gambar 2 menunjukkan jaringan
distribusi awal di mana semua pasokan bahan
baku dari sumber asal bahan baku, dipasok
terlebih dahulu di Surabaya baru kemudian
didistribusikan
ke
daerah-daerah
pusat
permintaan seperti Cirebon. Jaringan distribusi
103
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Prosentase
(%)
51,80
27,70
15,30
5,20
104
100 107
5.
6.
7.
8.
Kendala Pasokan
1. Kendala jumlah pasokan rotan dari NTB
S11+S12 + S13 = P
2. Kendala jumlah pasokan rotan dari
Sulawesi
S21+S22 + S23 = Q
3. Kendala Jumlah pasokan rotan dari
Kalimantan
S31+S32 + S33 = R
4. Kendala Jumlah pasokan rotan dari
Sumatera
S41+S42 + S43 = T
Minimize TC =
Ci S
ij ij
i =1 j =1
Atau
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Kesimpulan
Analisis terhadap rantai pasokan bahan
baku rotan ini dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu biaya distribusi pasokan rotan
dari empat wilayah supplier bahan baku rotan
yaitu Nusa Tenggara Barat, Sulawesi,
Kalimantan dan Sumatera ke daerah tujuan
utama yaitu Cirebon, Surabaya, dan Jakarta
dengan metode transportasi berupa VAM dan
MODI dan Programa Liniear LINDO 6.1
menunjukkan hasil yang sama yaitu sebesar Rp
204.775.375.000,00 dengan alokasi pasokan
untuk tiga wilayah dari empat sumber bahan
baku juga sama. Jumlah alokasi optimal untuk
pasokan bahan baku rotan ke Cirebon yaitu
dari Nusa Tenggara Barat 520 ton/bulan, dari
106
100 107
Daftar Pustaka
107