You are on page 1of 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT

KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH PUSKESMAS BUHU


KABUPATEN GORONTALO
(Factors Related To The Use Of Contraception In Fertile Age Couple In Buhu Health
Center Of Gorontalo Regency)
Rifa'i Ali1
1

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo, Email : rifai_ali86@yahoo.co.id


Telepon: 085256523386

Abstract
A question to use contraception in fertile couple is of public health problems which should receive
special attention pertaining to the attainment of the family quality. Research is aimed to analyze a
factor that deals with the use of a contraceptive in fertile couple. The kind of research that we use
is observational analytic with the approach of cross sectional study where the dependent variable
and independent researched simultaneously. Samples to be taken were 365 fertile couple with,
collection of samples conducted in proportional stratified random sampling. The result showed that
there is a relationship between knowledge by the use of a contraceptive in fertile couple with the
value of p = 0,000. There is a relationship between education by the use of a contraceptive device
with a value of p = 0,000. Is no link between the availability of birth control by the use of a
contraceptive device with a value of p = 0,000. And there is no relation between quantities child
with the use of a contraceptive device with a value of p = 0,222. Advised to the puskesmas to
make efforts promotive to every fertile couple relating to the use of birth control.
Keywords: knowledge, education, contraceptive devices, the availability of the number of children

74

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPENDUDUKAN


JEMBER, 16 NOPEMBER 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
Pendahuluan
Indonesia telah berhasil dalam menekan angka pertumbuhan penduduknya, sejak
program KB dicanangkan pada awal 2000. Angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR)
turun dari 6,61 pada tahun 2009 menjadi 2,6 pada tahun 2010, dan pada tahun 2011,
angka TFR tetap 2,6. Data sensus tahun 2012 diperoleh jumlah penduduk sebesar 206,2
juta jiwa dengan laju perumbuhan penduduk sebesar 1,49% atau lebih rendah dari laju
pertumbuhan penduduk periode 1990-2000 (2,32%) dan periode 2000-2010 (1,97%).1
Jumlah penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk tahun 2010 adalah
berjumlah 318,9 juta jiwa. Sedangkan penduduk Indonesia tahun 2011 berjumlah sekitar
329 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan 2,3% per tahun atau meningkat jika dibanding
tahun 2009 mencapai 1,8 persen dengan TFR pada tahun 2011 di atas. Peningkatan TFR
ini pada umumnya sebagai akibat dari meningkatnya pemakaian alat kontrasepsi
(prevalensi) pada pasangan usia subur. Pada tahun 2009, angka prevalensi 4,8%,
meningkat menjadi 26% pada tahun 2010, 48% pada tahun 2011, 57% tahun 2012 dan
saat ini diperkirakan sebesar 60% (SDKI 2010-2012).
Hasil Susenas 2010 menunjukkan bahwa angka prevalensi kontrasepsi Indonesia
adalah 56,71%. Artinya satu diantara dua PUS di Indonesia pada tahun 2010 sedang
memakai alat KB. Perbedaan angka prevalensi kontrasepsi di wilayah perkotaan dengan
wilayah pedesaan amat kecil, yang menunjukkan bahwa strategi pendekatan program KB
di daerah perkotaan dan pedesaan hampir sama kuatnya. Menurut propinsi, angka
prevalensi kontrasepsi bervariasi secara nyata antara 26,05% di Maluku dan 71, 42% di
Sulawesi Utara.1
Pada tahun 2010 di Indonesia, jumlah PUS sebanyak 4.918.271. Dari jumlah ini
dengan proporsi 11,72% (593.621 peserta) merupakan peserta KB baru dan 77,80%
(4.604.414 peserta) merupakan akseptor KB aktif. Menurut SDKI 2010-2012, prevalensi
pemakaian kontrasepsi di Indonesia 60%. Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah
metode suntik (49,1%), pil (23,3%), AKDR/alat kontrasepsi dalam rahim (10,9%), implant
(7,6%), metode operasi wanita /MOW (6,5%), kondom (1,6%), dan metode operasi pria
/MOP (0,7%). Tahun 2011 peserta KB mencapai 5,6 juta , diikuti peningkatan pada tahun
2012 menjadi 6,5 juta akseptor. Pada tahun 2013 diperkirakan akseptor mampu mencapai
angka 7 juta orang.1
75

Pada tahun 2012 di Provinsi Gorotanlo, jumlah PUS sebanyak 864.236. Dari jumlah
ini dengan proporsi 63,64% (250.028 peserta) merupakan peserta KB aktif dan 12,49%
(245.271 peserta) merupakan peserta KB baru. Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi
adalah sebesar 86,13%. Berdasarkan peserta KB aktif, kontrasepsi yang banyak
digunakan adalah pil (45,64%), suntik (53,39%), kondom (9.18%), AKDR/alat kontrasepsi
dalam rahim (8.82%), MOW (4,48%), dan MOP (1,49%). Berdasarkan peserta KB baru,
kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik (9,99%), pil (37,38%). 2
Pada tahun 2012 di Kabupaten Gorontalo, tercatat sebanyak 73.147 PUS, dengan
proporsi peserta KB baru 25,73% (18.823 peserta) dan proporsi peserta KB aktif 74,27%
(54.324 peserta). Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi adalah sebesar 83,39%. Dari
data yang diperoleh dari petugas kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas Buhu
tahun 2012 masih sangat tinggi dengan proporsi peserta KB aktif 93 peserta, dan proporsi
peserta KB baru 22 peserta. Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi adalah sebesar
84,78%. Berdasarkan peserta KB aktif, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah
suntikan (48%), implant (22%), pil (25,63%), dan AKDR/alat kontrasepsi dalam rahim
(3,38%). Berdasarkan peserta KB baru, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik
(60%), pil (7,5%), dan implant (5,71%).2
Di Puskesmas Buhu juga tercatat pada tahun 2010 jumlah pasangan usia subur
sebanyak 7.196 jiwa, dari jumlah tersebut 6.100 jiwa (84,77%) yang menggunakan alat
kontrasepsi sedangkan 1.096 jiwa (15,23%) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Pada tahun 2011 jumlah PUS sebanyak 7.941 jiwa, dimana yang menggunakan alat
kontrasepsi sebanyak 7.924 (99,79%) dan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
sebanyak 17 jiwa (0,21%). Dan pada tahun 2012 dari jumlah PUS 7.424 jiwa, terdapat
7.103 jiwa (95,67%) yang PUS yang menggunakan alat kontrasepsi dan PUS yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 321 jiwa (4,33%).
Data tahun 2012 tersebut di dapatkan bahwa dari pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi yang berjumlah 7.103 jiwa, dimana metode kontrasepsi
yang digunakan yaitu IUD sebanyak 337 jiwa (4,74%), MOW sebanyak 85 jiwa (1,20%),
MOP sebanyak 13 jiwa (0,18%), KONDOM sebanyak 91 jiwa (1,28%), IMPLAN sebanyak
711 jiwa (10,01%), Suntikan sebanyak 4.821 jiwa (67,87%) dan PIL sebanyak 1045 jiwa
(14,71%).3
76

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPENDUDUKAN


JEMBER, 16 NOPEMBER 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
Bahan dan Metode
Lokasi dan rancangan penelitian
Lokasi penelitian adalah di wilayah Kerja Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Observasional Analitik dengan rancangan Cross Sectional Study.
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo tahun 2012 yang berjumlah 7.103
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari pasangan usia subur baik yang
menggunakan maupun yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 365 orang.
Cara pengambilan sampel dilakukan secara proportional stratified random sampling yakni
pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih wakil dari setiap wilayah ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyak subjek dalam wilayah tersebut
Metode pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer yaitu wawancara langsung
dengan responden dengan menggunakan keusioner. Data sekunder diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Gorontalo dan Puskesmas Buhu.
Analisis data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan kemudian
dilakukan analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik responden, analisis
bivariat dengan uji chi square untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur.
Hasil
Karakteristik Responden
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa secara umum umur rata-rata responden
mempunyai umur yang masih tergolong produktif, dimana pada kelompok umur 20-29
tahun terdapat 54,2% dan pada kelompok umur 30-39 tahun terdapat 30,5%. Karakteristik
responden berdasarkan umur karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, lebih
besar terdistribusi pada jenis kelamin Laki-laki yaitu 50,4% dan Perempuan berumlah
49,6%. Berdasarkan karakteristik Agama yang dianut oleh responden, sebagian besar
77

responden beragama Islam yaitu 97% dan 3% beragama Kristen. Gambaran pendidikan
responden pada tabel 1 menunjukkan bahwa lebih banyak responden dengan pendidikan
SLTA (31,8%) dan yang paling rendah adalah dengan tingkat pendidikan pada Perguruan
Tinggi (15,1%).
Karakteristik pekerjaan responden pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
besar responden adalah Ibu rumah tangga, yaitu sebesar 32,1% dan terendah pada
pekerjaan Tukang yaitu 3,8%.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Variabel

< 20

20

5,5

20-29

198

54,2

30-39

111

30,5

> 40

36

9,8

Laki-Laki

184

50,4

Perempuan

181

49,6

354

97

11

87

23.8

SLTP

107

29.3

SLTA

116

31.8

Perguruan Tinggi

55

15.1

IRT

117

32.1

PNS

55

15.1

Swasta

36

9.9

Pedagang

64

17.5

Tukang

14

3.8

Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Kelamin

Agama
Islam
Kristen
Pendidikan
SD

Pekerjaan

78

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPENDUDUKAN


JEMBER, 16 NOPEMBER 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
Petani

31

8.5

Buruh

48

13.2

< 2 Orang

181

49,5

> 2 Orang

184

50,5

Jumlah Anak

Analisis Bivariat
Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa dari 163 responden yang pengetahuannya
dikategorikan cukup, terdapat 22 orang (13,5%) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
dan 141 orang (86,5%) yang menggunakan alat kontrasepsi. Dari 202 responden yang
pengetahuannya dikategorikan kurang, terdapat 145 orang (71,8%) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi dan 57 orang (28,2%) yang menggunakan alat
kontrasepsi. Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square di peroleh hasil 2
hitung (123,472) > 2 tabel (3,481) dengan nilai =0,000< =0,05 ini berarti ada hubungan
antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur di
wilayah kerja Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo tahun 2012.
Berdasarkan table 2, menunjukan bahwa dari 171 responden yang dikategorikan
berpendidikan tinggi, terdapat 22 orang (12,9%) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
dan 149 orang (87,1%) yang menggunakan alat kontrasepsi, serta dari 194 responden
yang dikategorikan berpendidikan rendah, terdapat 145 orang (74,7%) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi dan 49 orang (25,3%) yang menggunakan alat
kontrasepsi. Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square di peroleh hasil 2
hitung (140,205) > 2 tabel (3,481) dengan nilai =0,000 < =0,05 atau yang berarti ada
hubungan antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia
Subur.
Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa dari 206 responden yang ketersediaan alat
kontrasepsinya dikategorikan cukup, terdapat 33 orang (16%) yang tidak menggunakan
alat kontrasepsi dan 173 orang (84%) yang menggunakan alat kontrasepsi, serta dari 159
orang yang ketersediaan alat kontrasepsinya dikategorikan kurang, terdapat 134 orang
(84,3%) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan 25 orang (15,7%) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
79

Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square di peroleh hasil 2 hitung
(168,451) > 2 tabel (3,481) dengan nilai =0,000 < =0,05 , ini berarti ada hubungan
antara keterdiaan alat kontrasepsi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan
Usia Subur di wilayah Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo.
Berdasarkan tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa dari 184 orang yang
dikategorikan jumlah anaknya banyak, terdapat 90 orang (48,9%) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi dan dari 181 orang yang dikategorikan jumlah anaknya
sedikit, terdapat 104 orang (57,5%) yang menggunakan alat kontrasepsi. Hasil uji statistik
dengan menggunakan Uji Chi-Square di peroleh hasil 2 hitung (1,492) > 2 tabel (3,481)
dengan nilai =0,222 < =0,05, ini berarti tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan
penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur di wilayah kerja puskesmas
Buhu Kabupaten Gorontalo.
Tabel 2. Analaisis Variabel Penelitian

Pengunaan Alat Kontrasepsi


Variabel
Pengetahuan
Cukup
Kurang
Jumlah
Pendidikan
Tinggi
Rendah
Jumlah
Ketersediaan Alat
Kontrasepsi
Cukup
Kurang
Jumlah
Jumlah Anak
< 2 Orang
> 2 Orang
Jumlah

80

Menggunakan

Tidak Menggunakan

Jumlah

Uji Statistik
(p value)

141
57
198

86,5
28,2
54,2

22
145
176

13,5
71,8
45,8

163
202
365

100
100
100

0,000

149
49
198

87,1
25,3
54,2

22
145
176

12,9
74,7
45,8

171
194
365

100
100
100

0,000

173
25
198

84
15,7
54,2

33
134
176

16
84,3
45,8

206
159
198

100
100
100

0,000

141
57
198

86,5
28,2
54,2

22
145
176

13,5
71,8
45,8

163
202
365

100
100
100

0,222

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPENDUDUKAN


JEMBER, 16 NOPEMBER 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
Pembahasan
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan pengetahuan tentang
kontrasepsi dengan penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur dengan nilai p =
0,000. Hal ini disebabkan karena berbagai macam informasi yang diterima oleh responden
baik dari petugas kesehatan maupun informasi dari media, menjadikan pengetahuan
responden menjadi lebih baik.. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Notoatmojo bahwa
pendidikan kesehatan dalam jangka waktu pendek dapat menghasilkan perubahan dan
peningkatan pengetahuan individu, kelompok maupun masyarakat. 4 Diketahui pula bahwa
lebih banyak para pasangan usia subur yang ada di wilayah kerja puskesmas Buhu masih
berpengetahuan kurangdimana rata-rata pendidikan mereka hanya sampai SMP bahkan
ada yang hanya sampai SD, hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengetahuan
mereka tentang penggunaan alat kontrasepsi dan disisi lain juga ada beberapa pasangan
usia subur yang mempunyai pengetahuan cukup akan tetapi mereka enggan
menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan alat kontrasepsi yang ada tidak cocok dengan
tubuh mereka. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukaisih yang menemukan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kontrasepsi dengan penggunaan alat
kontrasepsi pada pasangan usia subur. 5
Selanjutnya penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan pendidikan
dengan penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur dengan nilai p = 0,000. Hasil
penelitian juga menunjukan bahwa banyaknya pendidikan pasangan usia subur yang
hanya sampai sekolah dasar sehingganya mereka kurang menggunakan alat kontrasepsi
dan bahwa ada yang tidak mengetahui fungsi dari alat kontrasepsi tersebut, olehnya
banyaknya pasangan usia subur yang kurang meminati untuk menggunakan alat
kontrasepsi membuat jarak umur persalinan sangat dekat antara persalinan pertama dan
yang kedua begitu pun seterusnya.
Penelitian Gopar menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan responden dengan penggunaan alat kontrasepsi, dengan nilai p < 0,005.
Dimana semakin baik pendidikan seseorang dalam hal ini para pasangan usia subur
maka mereka akan menggunakan kontrasepsi yang dianggap baik menurut mereka. 6
Selanjutnya penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan ketersediaan
alat kontrasepsi dengan penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur dengan nilai
81

p = 0,000. Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk tersedia atau
tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Untuk dapat
digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah diperoleh.
Promosi metode kontrasepsi melalui media, melalui kontak langsung oleh petugas
program KB, oleh dokter dan sebagainya dapat meningkatkan secara nyata pemilihan
metode kontrasepsi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Penelitian Gopar yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan pelayanan alat
kontrasepsi dengan penggunaan alat kontrasepsi, dengan nilai p=0,000. 6
Selanjutnya penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara
jumlah anak dengan penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur dengan nilai p =
0,222. Hasil ini didapatkan bahwa jumlah anak dari pasangan usia subur tidak
mempengaruhi minat mereka untuk menggunakan alat kontrasepsi, walapun jumlah anak
mereka sudah lebih dari 2 orang, mereka enggan menggunakan alat kontrasepsi, terlebih
lagi yang hanya mempunyai anak 2 atau kurang dari 2, mereka malah tidak menggunakan
alat kontrasepsi, hal tersebut dikarenakan mereka masih menggunakan mitos bahwa
banyak anak maka banyak pula rejeki. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Gopar
dengan rancangan cross sectional study mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara jumlah anak dengan penggunaan alat kontrasepsi, hal tersebut
dikarenakan para pasangan usia subur tidak merencakan berapa jumlah anak pada saat
mereka menikah.6
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

Ada hubungan antara

pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur (p= 0,000).
Ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan
usia subur (p=0,000). Ada hubungan antara ketersediaan alat kontrasepsi dengan
penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur (p=0,000) dan Tidak ada
hubungan antara jumlah anak dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia
subur di wilayah kerja Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo (p = 0,222)

82

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPENDUDUKAN


JEMBER, 16 NOPEMBER 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
Daftar Pustaka
1. BPS. 2013. Pendataan KB tingkat Kecamatan. Dinas Kabupaten Gorontalo.
2. BKKBN Provinsi Gorontalo, 2012. Profil BKKBN Provinsi Gorontalo
3. Puskesmas Buhu, 2013, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) daftar kunjungan
PUS Puskesmas Buhu, Gorontalo: Puskesmas Buhu
4. Notoatmodko, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan edisi Revisi
Catakan ketiga. Rineka Cipta. Jakarta
5. Sukaisih, Tina Herawati. (2005). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap Dan
Dukungan Suami Terhadap Pemakaian KB IUD di Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang.

Diakses

tanggal

13

April

2013.

http://tina

herawati

sukaisih.files.wordpress.com/2007/keluarga-berencana
6. Gopar. Abdul.

(2009). Penggunaan Akseptor Kb Pus Di Pulau Jawa, Bali Dan

Papua..Diperoleh tangga l2 April 2013. http :// adul gopar .files .wordpress . com /
2009/ 12/keluarga-berencana-kb.pdf.

83

You might also like