You are on page 1of 6

Pedoman Ujian Bantara

Di Ambalan Jodhipati-Candrasari

Ujian Bantara adalah salah satu tahap yang harus dilalui oleh
seorang Calon Bantara untuk menjadi seorang Bantara. Seorang
Bantara adalah seorang pribadi yang memiliki watak, mental dan
kepribadian yang baik serta diharuskan memiliki keterampilan dan
pengetahuan dalam mengelola organisasi, mandiri, peduli, bertanggung
jawab serta berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat yang
berlandaskan nilai-nilai kejuangan, kerelaan dan keikhlasan serta
semangat Parasuna Wirasakti.
Ujian Bantara dilaksanakan oleh sebuah Sangga Kerja Ujian
Bantara. Untuk menjadi seorang Bantara tentunya ada persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang Calon Bantara yang
ditentukan oleh Sangga Kerja Ujian Bantara selain persyaratan yang
ada dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU). Ujian Bantara yang
didesain dan dilaksanakan oleh Sangga Kerja Ujian Bantara, dalam
setiap pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Sehingga tidak terdapat aturan baku mengenai pelaksanaan Ujian
Bantara.
Seorang Bantara diharapkan memiliki mental dan kepribadian
serta pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
1. Konsisten (tidak mencla-mencle)
2. Berinisiatif tinggi
3. Berani mengungkapkan kebenaran
4. Mampu berpikir cepat
5. Jujur dan Kompak dengan teman

6. Siap bekerja keras


7. Selalu semangat
8. Tanggung Jawab dan mandiri
9. Disiplin tinggi; dan nilai-nilai kejuangan, kerelaan serta
keikhlasan

Berikut disampaikan beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman


untuk pelaksanaan Ujian Bantara:
1. Pelaksanaan Ujian Bantara bersifat rahasia baik waktu,
tempat serta siapa yang diuji dan hanya diketahui oleh Sangga
Kerja dan Dewan Ambalan
2. Sangga Kerja berkewajiban untuk memintakan ijin atas diri
Calon Bantara kepada orang tuanya untuk mengikuti kegiatan
Ujian Bantara
3. Ijin tersebut diberikan dalam bentuk lisan dan tulisan secara
resmi kepada orang tua Calon Bantara serta diketahui
Pradana dan Pembina
4. Sangga

Kerja

berkewajiban

menjaga

kesehatan

dan

keselamatan Calon Bantara dan sebelumnya telah mengetahui


kondisi kesehatan Calon Bantara sebelum mengikuti Ujian
Bantara sehingga Calon Bantara dapat masuk tahap ujian
selanjutnya
5. Calon Bantara sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya
akan diuji oleh Sangga Kerja Ujian Bantara
6. Jika dalam pelaksanaan ujian melibatkan dua orang Calon
Bantara atau lebih, maka Calon Bantara tersebut tidak
mengetahui keberadaan teman-temannya tersebut (terpisah

satu

sama

lain)

kecuali

telah

disepakati

untuk

mempertemukan Calon Bantara peserta ujian.


7. Semua yang terjadi dalam pelaksanaan Ujian Bantara bersifat
rahasia antara Sangga Kerja dengan Calon Bantara.
8. Hal-hal lain akan diatur sesuai kesepakatan Sangga Kerja,
Pradana dan Dewan Ambalan

Contoh pertanyaan dalam ujian untuk menumbuhkan dan


membentuk mental, kepribadian, keterampilan dan pengetahuan Calon
Bantara
Tahap Pengenalan Diri Pribadi
Sebutkan identitas rekan (nama, alamat, tempat/tanggal lahir,
cita-cita, hobi, nama orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah keluarga
(kakak/adik), tugas dirumah, kelebihan dan kekurangan, dll yang
menyangkut diri pribadi calon bantara).
Ditahap ini Sangga Kerja diharapkan mendapat informasi yang
mendetail

mengenai

pribadi

seorang

Calon

Bantara

dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dari jawaban


yang diberikan dan selalu mengontrol dan memasukkan nilai-nilai
seperti disebutkan diatas sehingga terbentuk Calon Bantara yang baik
serta seorang pribadi yang bermental baik.
Tahap Pengenalan Diri sebagai Anggota Ambalan
Sebutkan identitas rekan sebagai anggota ambalan (nama adat,
tanggal dilantik menjadi Calon Bantara, siapa yang melantik, dimana
dilantik, berapa usia dia di ambalan, apa motivasi dia masuk pramuka,
berapa jumlah temannya satu angkatan, sudahkah dia mengenal
3

semua temannya termasuk pribadi semua temannya, sudahkah dia


memenuhi semua persyaratan masuk ambalan, apa tugasnya sebagai
seorang anggota ambalan, bagaimana kecintaannya kepada ambalan,
bagaimana kesetiaannya kepada ambalan, dll)
Ditahap ini diharapkan Sangga Kerja mulai menilai pribadi
seorang Calon Bantara yang dilihat dari keseluruhan sikap, perilaku,
mental, kepribadian, keterampilan dan pengetahuan seorang Calon
Bantara sehingga Sangga Kerja mampu memasukkan nilai-nilai seperti
yang disebutkan diatas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang

dikembangkan

dari

jawaban

yang

diberikan

dan

selalu

mengontrol konsistensi Calon Bantara.


Tahap Penekanan (Stressing)
Pada tahap ini Calon Bantara ditekan dengan cara diberikan
pertanyaan yang kritis, analitis, mendasar dan cepat tentang tugas dan
tanggung jawab seorang Bantara sehingga diharapkan seorang Calon
Bantara memiliki keterampilan Berpikir Cepat, Mampu Membuat
Skala Prioritas, Bertanggung Jawab, mandiri dan setia kepada
ambalan.
Tahap Pengadatan
Dalam tahap ini, seorang Calon Bantara Jodhipati diuji tentang
pengetahuan adatnya oleh Pemangku Adat sebagai penanggung jawab
dan Sangga Kerja. Dimana selain diuji kemampuan adatnya, disini juga
kembali ditegaskan dan dimasukkan nilai-nilai seperti yang tersebut
diatas.
Tahap Pendinginan (Cooling Down)
Dalam tahap ini, Sangga Kerja mengevaluasi semua yang ada
pada diri Calon Bantara dengan memberikan pesan-pesan yang sarat
nilai untuk kebaikan diri seorang Calon Bantara agar menjadi pribadi

yang baik dan berguna bagi keluarga, kawan bangsa dan negaranya
serta mengingatkan untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik.
Tahap Akhir
Dalam tahap ini, Sangga Kerja kembali mengingatkan Calon
Bantara bahwa semua kegiatan yang dilakukan bersifat rahasia dan
hanya diketahui peserta ujian, Sangga Kerja dan Orang Tua peserta
ujian. Dan diakhiri dengan saling bersalaman dan meminta maaf atas
semua yang telah terjadi serta memberikan pemahaman bahwa semua
yang dilakukan adalah untuk kebaikan diri Calon Bantara Jodhipati.
Jika dilakukan pelantikan maka ada tambahan proses dalam
Ujian Bantara, yaitu Tahap Pemberian Modal dan Tahap Mijili
Tahap Pemberian Modal
Untuk menjadi seorang Bantara, maka calon Bantara harus
memiliki modal yang menjadi syarat mutlak untuk menjadi Bantara.
Modal tersebut merupakan dasar bagi Bantara untuk bersikap dan
perilaku selama dia HIDUP. Modal diberikan oleh seorang Bantara
yang dianggap mampu menyampaikannya kepada calon Bantara,
biasanya modal diberikan oleh Pemandu atau oleh rekan Bantara satu
angkatan.

Tahap Mijili
Mijili atau Membaca Kitab Mijil adalah tahap akhir dari proses
ujian Bantara, dimana calon Bantara merenungi hidup dan kehidupan
dia dengan membaca Kitab Mijil. Kitab Mijil adalah Kitab Kuno Milik
Ambalan yang dibuat sekitar tahun 1972. Isi dari Kitab Mijil adalah
renungan

kehidupan

yang

diharapkan

setelah

calon

Bantara

membacanya, calon Bantara tersebut menjadi semakin sadar akan


tugas dan tanggung jawabnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME.

NB: Pedoman ini tidak bersifat mengikat dan dapat dikembangkan


oleh Sangga Kerja.
Yogyakarta, 09 Februari 2010
Pukul 23.45 WIB

ERIK ADITIA ISMAYA

You might also like