Professional Documents
Culture Documents
Pengaturan Diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan
adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak,
sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
Karbohidrat : 60-70%
Protein : 10-15%
Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan
fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan
memperbaiki respons sel-sel terhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian dilaporkan
bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah
salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan
3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga
sebaiknya diperhatikan.
Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak
diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam
(terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari.
Di samping akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat
dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM
tanpa resiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan sumber serat seperti sayur dan
buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral.
Olahraga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah
raga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan
asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olahraga yang
disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance
Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur),
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olah raga yang
disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga
aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 510 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan
meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
Terapi Obat
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien DM Tipe
2. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes.
Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral
dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan
dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat keparahan
diabetes (tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit
lain dan komplikasi yang ada.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
a. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea
dan glinida (meglitinida dan turunan fenilalanin).
b. Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi
obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk
memanfaatkan insulin secara lebih efektif.
c. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor -glukosidase yang bekerja menghambat
absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal
hyperglycemia). Disebut juga starch-blocker.
kadar
glukosa
darah
supaya
mendekati
normal
dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosa oral
dan aktivitas fisik.
Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3 Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
hipoglikemia,
komplikasi
jangka
pendek,
dan
jangka
melalui
panjang
zat
serta
gizi
yang
lemak
sedang,
yaitu
20-25%
dari
kebutuhan
energi
total,
dalam
bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari
lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal.
Asupan kolesterol dibatasi, yaitu < 300 mg per hari.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total , yaitu 60-70%.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
6. Penggunaan
gula
alternatif
dalam
jumlah
terbatas.
Gula
alternatif
adalah
bahan pemanis selain sakarosa. Misalnya, fruktosa, gula alkohol, aspartam dan
sakarin.
7. Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi kebutuhan
serat sehari.
8. Pasien
DM
denagn
tekanan
darah
normal
diperbolehkan
mengkonsumsi
natrium
dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila
mengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi
9. Cukup vitamin dan mineral.
Diet pada DM Tipe 1
Pasien
penderita
Diabetes
Tipe
(IDDM)
memerlukan
terapi
diet
untuk
a. Makan makanan secara teratur (3 kali makanan pokok dan 3 kali cemilan/hari
dengan waktu yang kurang lebih sama setiap hari)
b. Makan
makanan
dengan
jumlah
kalori
yang
cukup
untuk
memungkinkan
tumbuh
kembang normal
c. Makan karbohidrat dengan jumlah yang sama setiap kali makan makanan utama
atau makanan camilan untuk meningkatkan pengendalian glukosa darah
d. Batasi asupan lemak khususnya lemak jenuh rantai panjang dan kolesterol
e. Batasi asupan gula sederhana termasuk gula pasir, gula aren, madu, sirup
jagung, dan mungkin pula fruktosa
f. Meningkatkan asupan serat hingga 25 g/hari
g. Mempertahankan BB optimal atau ideal
h. Ikutsertakan olahraga atau latihan jasmani dalam perencaan kesehatan
i.
Pada
pasien
diabetes
yang
menderita
dislipidemia,
asupan
Diet B
Diet B meliputi kebutuhan karbohidrat sebanyak 68%, protein 12%, lemak 30%,
serat 35 gram/100kkal.
Pemberian Diet B ini diindikasikan kepada pasien yang tidak tahan lapar,
menderita hiperkolesterolemia, dan berusia >= 15 tahun.
Diet B1
Diet B1 meliputi kebutuhan karbohidrat sebanyak 60%, protein 20%, lemak 20%,
serat 35 gram/100kkal.
Pemberian diet ini diindikasikan kepada penderita yang membutuhkan protein
yang tinggi seperti pada saat pertumbuhan, hamil dan menyusui, mengalami
cedera,operasi, dan infeksi.
a.
Bahan makanan
Dianjurkan
Sumber karbohidrat
Beras,
roti,
kentang,
ubi,
Tidak dianjurkan
biscuit,
singkong,crackers
tepung
tepung
mie,cake,
dan
juga
terigu,kue-kue manis.
singkong
dan
sagu
Sumber
hewani
protein Ikan,
ayam
tanpaDaging
dan
ikan
kulit,
susu
skim,diawetkan,
seperti:
tempe,
tahu,
sapi,ikan
dendeng,
asin,
yang
protein Semua
jenis
kacangan
yang
dan
kacang-Semua
hasilnyakacangan
merupakan
protein
jenis
sumberyang
hasilnya
merupakan
bernilaiprotein
biologik tinggi.
dan
kacangsumber
bernilai
biologik rendah.
Sayuran
caisim,
sawi,
kangkung,
wortel,
dan
terong
Buah-buahan
Buah-buahan
rendahBuah-buahan
kalium,
jambu,
kedondong,:
mangga,
anggur,
arbei,
melon,
nangka,
yang
semangka,biji,
pir,
jeruk,
papaya,
salak,dan pisang.
sawo.
Lemak
Semua
jenis
makananMengandung
banyak
seperti:
makanan
cake,
siap
dan
saji
goreng-
gorengan
Minuman
Minuman
dengan
glukosa rendah.
Bumbu
Semua
jenis
selain gula
kadarBerbagai
minuman
jenis
gula
dan
madu
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20165/4/Chapter%20II.pdf