Professional Documents
Culture Documents
2. Sunnah
Secara etimologi, sunnah berarti jalan yang biasa dilalui, cara yang biasa
dilakukan, kebiasaan yang selalu dilaksanakan. Secara terminologi, sunnah
(menurut ulama ushul fiqh) adalah seluruh yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun persetujuan/penetapan
(taqrir). Ada beberapa istilah yang mempunyai kesamaan makna dengan sunnah,
antara lain:Hadist, Khobar, dan Atsar.
Sebagai sumber hukum kedua, sunnah mempunyai tiga fungsi:
a. Bayan takid, sebagai penetap dan menegaskan hukum-hukum yang terdapat
dalam Al-Quran.
b. Bayan tafsir, berfungsi sebagai penjelas, atau memperinci atau membatasi yang
secara umum dijelaskan Al-Quran.
c. Bayan Tasyri, sunnah berfungsi menetapkan suatu hukum yang secara jelas tidak
disebutkan dalam Al-Quran.
Hadist dapat digolongkan menjadi beberapa bagian:
Ditinjau dari segi bentuknya
(1) Hadist qauli: berupa ucapan Nabi, (2) Hadist fili: berupa perbuatan Nabi, (3)
Hadist taqriri: berupa ketetapan Nabi
Ditinjau dari segi jumlah orang yang meriwayatkannya
(1) Hadist mutawatir, (2) Hadist masyur, (3) Hadist ahad
Ditinjau dari segi kualitasnya
(1) Hadist shahih, (2) Hadist hasan, (3) Hadist dhaif, (4) Hadist maudhu.
3. Ijtihad
Ijtihad berarti mencurahkan segala kemampuan dan memikul beban. Secara
terminologi, berarti mencurahkan kemampuan untuk mendapatkan kaum syara
(hukum Islam) tentang suatu masalah dari sumber (dalil) hukum yang tafsili/rinci
(Al-Quran dan Sunnah). Dengan demikian dapat dipahami ijtihad merupakan suatu
upaya (metode) para ulama dalam secara rinci tidak disebutkan dalam Al-Quran
maupun sunnah. Beberapa metode (ijtihad) yang digunakan ulama dalam
memutuskan suatu hukum:
(a) Ijma, (b) Qiyas, (c) Istislah, (d) Istihsan, (e) Urf, (f) Sad al-zahiriyah, (g) Istishab,
(h) Madzab Shahabi, (i) Syaru man qablana.
Al-Syaukani (1992:297-302) menandaskan bahwa untuk melakukan ijtihad harus
memenuhi persayaratan-persyaratan, antara lain:
a. Memahami betul Al-Quran dan hadist
b. Menguasai seluruh masalah yang hukumnya telah ditunjukkan oleh ijma
(kesepakatan)
c. Menguasai bahasa Arab secara komprehensif
d. Menguasai ilmu ushul al-fiqh
e. Memiliki pengetahuan di bidang Nasikh-Mansukh(konsep pembatalan hukum)
C. Prinsip Hukum Islam
Menurut Hasby Al-Shidiqqi ada 5 prinsip yang menjadi batu pijakan hukum Islam:
1. Persamaan
2. Kemaslahatan
3. Keadilan
4. Tidak memberatkan
5. Tanggung jawab
Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama hukum Islam adalah untuk mencegah
kerusakan (mafsadah) dan mendatangkan kemaslahatan (maslahah) secara pribadi
dan masyarakat (Ash-Shiddiqi, 1997:99). Mengatur tata kehidupan mereka, baik
kehidupan duniawi dan ukhrawi, kehidupan individual, bermasyarakat, dan
bernegara (Mahfudz, 1994:4)
mengurusi persoalan perkawinan, akan tetapi juga persoalan waris, wasiat, hibah,
wakaf, dan sedekah.
Melihat perkembangan hukum Islam sebagaimana dijelaskan di depan, dapat
dikatakan bahwa hukum Islam merupakan bagian dari sistem tata hukum nasional
yang sebagian telah dimuat dalam hukum positif dan akan tetap berperan sebagai
contribution factor dalam pembangunan kodifikasi hukum nasional.
E. Hak Asasi Manusia Menurut Ajaran Islam
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat secara eksistensial dalam
identitas kemanusiaan. Tanpa HAM, identitas kemanusiaan itu menjadi tidak berarti
atau malah dianggap tidak ada sama sekali. Di mana dan kapanpun, manusia
menyandang hak-hak asasinya itu sejak lahir. Pemikiran barat yang berkembang
selama ini sangat mementingkan individu. Akibatnya, pola pikir manusia lebih
difokuskan pada hak-hak asasi daripada kewajiban-kewajibannya. Para ahli pikir
barat tampaknya sangat dipengaruhi oleh pandangan individualisme, sehingga hakhak asasi manusia dianggap lebih utama dari kewajiban-kewajibannya. Akibat dari
pandangan ini manusia lebih banyak menuntut hak-haknya daripada memenuhi
kewajibannya.
Berbeda dengan pendekatan barat, antara hak dan kewajiban, Islam lebih
mengedepankan kewajiban daripada hak. Setelah kewajiban dikerjakan terlebih
dahulu, barulah boleh menuntut haknya, karena hak lahir dari kewajiban yang
dikerjakan. Seseorang berhak menuntut hak-haknya setelah kewajibankewajibannya ditunaikan. Dengan adanya kewajiban manusia, berarti manusia tidak
bebas dalam menjalani kehidupannya di dunia. Secara garis besar, kewajiban
manusia itu adalah:
1. Kewajiban terhadap Allah.
2. Kewajiban terhadap diri sendiri.
3. Kewajiban terhadap keluarga.
4. Kewajiban terhadap tetangga.
5. Kewajiban terhadap buruh.
6. Kewajiban terhadap harta.
7. Kewajiban terhadap negara.
8. Kewajiban terhadap lingkungan hidup.
Kewajiban-kewajiban tersebut tidak hanya menimbulkan hak bagi individu
melainkan juga akan memperoleh pahala kelak di akhirat. Pahala itu merupakan hak
yang diperolehnya dari kewajiban yang ditunaikannya. Berikut ini merupakan
delapan hak yang dimiliki manusia sebagai pemberian dari Allah SWT:
1) Hak untuk hidup
2) Hak memperoleh keselamatan dalam hidup
3) Penghormatan terhadap kesucian wanita
4) Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup
5) Hak memperoleh kebebasan
6) Hak memperoleh keadilan
7) Kesamaan derajat manusia
tertera di dalam ketiga sumber hukum Islam. Pemerintah harus lebih bijak dalam
menentukan hukum nasional sebab mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk
agama Islam. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan tidak terjadi simpangsiur mengenai tatanan hukum negara.
DAFTAR PUSTAKA
Idris, Manan, dkk. 2006. Reorientasi Pendidikan Islam. Surabaya:Hilal Pustaka.
Syarif Iberani, Jamal. 2003. Mengenal Islam. Jakarta:El-Kahfi.
Tahir Azari, Muhammad. 2003. Negara Hukum. Jakarta:Prenada Media.
Tim Dosen PAI IKIP Malang. 1997. Pendidikan Agama Islam untuk Mahasiswa.
Malang:Penerbit IKIP Malang.
http://aminnatul-widyana.blogspot.com/2011/07/perspektif-islam-tentang-hukumham-dan.html
2
LATAR BELAKANG
Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsepkonsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi
prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma. HAM dan Demokrasi merupakan
konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban
manusia di seluruh penjuru dunia. HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai
hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan mencapai harkat
kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi HAM dan demokrasilah
yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.Manusia
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin
derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan hak
asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia yang
merupakan karunia Sang Pencipta.
Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan hak-hak
yang sama, maka prinsip persamaan dan kesederajatan merupakan hal utama
dalam interaksi sosial. Namun kenyataan menunjukan bahwa manusia selalu hidup
dalam komunitas sosial untuk dapat menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai
tujuannya. Hal ini tidak mungkin dapat dilakukan secara individual. Akibatnya,
muncul struktur sosial. Dibutuhkan kekuasaan untuk menjalankan organisasi sosial
tersebut.
B.
1.
2.
3.
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Hukum dalam islam ?
Berapakah sumber hukum islam?
Apakah tujuan hukum islam?
4.
5.
A.
B.
Penjelasan Al-Quran:
Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut
dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat
Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti masalah akidah,
hukum waris dan sebagainya.
Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan kandungan ayat, jika
mengandung ketetapan hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat
menjadi dalil fiqh. Dalalah atau petunjuk al-Quran dibagi dua:
Qaty (definitive text): lafal yang mengandung pengertian tunggal dan tidak
bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal ini tidak membutuhkan ijtihad dan
takwil.
Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian lebih dari satu dan
memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.
4.
Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal mempunyai
peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan
dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa mempergunakan
akal sehat. (QS.5:90)
4.
Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Karena
itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan
Yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perzinahaan.
(qs4:23)
5.
Memlihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi
haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum
dan benar menurut aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh Allah untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer,
sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).
D.
bersifat theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah. Dalam konsep demokrasi
modern, kedaulatan rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam
meyakini bahwa kedaulatan Allah-lah yang menjadi inti dari demokrasi.[7]
KESIMPULAN
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang
kini terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai
Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitabkitab hadits.
Sumber hukum islam adalah Al-Quran, As-Sunnah, Ijma, Qiyas
Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi
(mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq
As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam.
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang
maha pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati), oleh karena itu, tidak ada
kekuasaan apapun yang dapat mencabutnya.
Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya,
dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai Rasul Nya melalui
sunah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam Al-Quran dan Hadits
PUSTAKA
Terjemah AL-QURAN
Husain, syekh syaukat, 1991, Hak asasi manusia dalam islam, Jakarta. Gema
Insani perss
Lopa, Baharuddin, 1999. Al Quran dan Hak Azasi Manusia, Yogyakarta, PT. Dana
Bakti Prima Yasa.
Ilyas, Muhtarom, 2009. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta: GagasMedia 2004
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/03/hukum-ham-dan-demokrasidalam-islam_6683.html
HUKUM ISLAM
3.1
Pengertian Hukum Islam
Hukum adalah seperangkat norma atau aturan yang mengatur tingkah laku
manusia, baik norma atau aturan tersebut tumbuh dalam masyarakat maupun yang
dibuat oleh cara tertentu dan tegakkan oleh penguasa.Sedangkan hukum Islam
adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat
dalam Al-Quran dan dijelaskan Nabi Muhammad sebagai Rassul-Nya melalui
Sunnah yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Hukum Islam
adalah hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari ajaran Islam. Hukum
tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda
dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia dan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya
dalam masyarakat dan hubungan manusia dengan benda alam sekitarnya.
3.2
Sunnah
Secara etimologi sunnah berarti jalan yang biasa dilalui, cara yang senantiasa
dilakukan, kebiasaan yang selalu dilaksanakan. Menurut ulama ushul fiqih sunnah
adalah seluruh yang disandarkan kepada Nabi Muhammad, baik perkataan,
perbuatan maupun penetapan (taqrir). Istilah yang mempunyai kesamaan makna
dengan sunnah antara lain :
1)
Hadis
2)
Khabar
3)
Atsar
Sebagai sumber hukum, sunnah memiliki tiga fungsi :
1)
Bayan takid
2)
Bayan tafsir
3)
Bayan tasyri
Ijtihad
Ijtihad berarti mencurahkan segala kemampuan dan memikul beban. Secara
terminologi berarti mencurahkan kemampuan untuk mendapatkan hukum syara
tentang suatu masalah. Beberapa metode ijtihad yang digunakan ulama dalam
memutuskan suatu hukum antara lain :
1) Ijma artinya kesepakatan semua ulama mujtahidin dari ummat Muhammad SAW
pada suatu masa, atas suatu hukum syariat
2) Qiyas menurut bahasa Arab berarti menyamakan, membandingkan atau
mengukur.
3) Al-mashalah al-mursalah
4) Ihtisan
5) Urf
6) Sadd al-dzarai
7) Istishab
8) Madzhab Shahabi
9) Syaru man qablana
3.4
Prinsip dan Fungsi Hukum Islam
Prinsip-prisip hukum islam sebagai berikut :
1. Prinsip Tauhid
Tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan bahwa semua
manusia ada di bawah satu ketetapan yang sama.
2. Prinsip Keadilan
Keadilan adalah keseimbangan antara kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia
dengan kemampuan manusia untuk melaksanakan kewajiban itu.
3. Prinsip Amar Maruf Nahi Munkar
4. Prinsip Kemerdekaan atau Kebebasan
5. Prinsip Persamaan
6. Prinsip Taawun
7. Prinsip Toleransi
Fungsi hukum Islam :
1. Memelihara Kemaslahan Agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain dan memenuhi
hajat jiwanya.
2. Memelihara Jiwa
Hukum islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya.
3. Memelihara akal
karena akal mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan
manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan
benar tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
4. Memelihara keturunan
Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan Yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan. (Qs.4:23)
5. Memelihara Harta Benda
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi
haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum
dan benar menurut aturan moral.
3.5
Kontribusi Umat Islam Dalam Perumusan Dan Penegakan Hukum
Islam
Dalam pembentukan hukum islam di indonesia, kesadaran berhukum islam
untuk pertama kali pada zaman kemeerdekaan adalah di dalam Piagam Jakarta 22
juni 1945 , yang di dalam dasar ketuhanan diikuti dengan pernyataan dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya. Tetapi dengan
pertimbangan untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akhirnya mengalami
perubahan pada tanggal 18 Agustus 1945 yang rumusan sila pertamanya menjadi
ketuhanan yang maha esa. Meskipun demikian, dalam berbagai macam peraturan
perundang-undangan, hukum islam telah benar-benar memperoleh tempat yang
wajar secara kontitusional yuridis.
Dengan demikian kontribusi umat islam dalam petrumusan dan penegakan
hukum sangat besar. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk penegakan hukum
dalam praktek bermasyarakat dan bernegara yaitu melalui proses kultural dan
dakwah. Apabila islam telah menjadikan suatu keebijakan sebagai kultur dalam
masyarakat, maka sebagai konsekuensinyahukum harus ditegakkan. Bila perlu law
inforcement dalam penegakkan hukum islam dengan hukum positif yaitu melalui
perjuangan legislasi. Sehingga dalam perjaalananya suatu ketentuan yang wajib
menurut islam menjadi wajib pula menurut perundangan.
2.
3.6
hak-hak asasi manusia bersifat teosentris artinya segala sesuatu berpusat pada
Tuhan. Dengan demikian Tuhan sangat dipentingkan.
Kewajiban Asasi Manusia adalah MENGHORMATI HAK ASASI MANUSIA.
Menghormati hak-hak asasi orang lain. Inilah yang sering terlupakan. Kita hanya
sering menuntut hak kita tetapi kita lupa bahwa kita juga punya kewajiban untuk
mengormati hak asasi orang lain.
3.7
2) HAM yang dianugerahkan oleh Islam bagi kelompok masyarakat yang berbeda
dalam situasi tertentu. Status, posisi, dan lain-lain yang mereka miliki. Hak-hak
khusus bagi non muslim, kaum wanita, buruh/pekerja, anak-anak, dan lainnya
seperti hak hidup, hak-hak milik, perlindungan kehormatan, keamanan, kesucian
kehidupan pribadi dan sebagainya.
The Universal Declaration Of Human Rights di dunia mengikat semua bangsa,
untuk menghargai Hak Asasi Manusia, meski faktanya dunia barat cukup banyak
melanggarnya. Dengan demikian para ahli hukum Islam mengemukakan Universal
Islamic Declaration Human Right, yang diangkat dari al-quran dan sunnah Islam
terdiri XXIII Bab dan 63 pasal yang meilputi seluruh aspek hidup dan kehidupan
manusia antara lain :
(1) hak hidup
(2) hak untuk mendapatkan kebebasan
(3) hak atas persamaan kedudukan
(4) hak untuk mendapatkan keadilan
(5) hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan
(6) hak untuk mendapatkaan perlindungan dari penyiksaan
(7) hak untuk mendapatkan perlindungan atas kehormatan nama baik
(8) hak untuk bebas berpikir dan berbicara
(9) hak untuk bebas memilih agama
(10) hak untuk bebas berkumpul dan berorganisasi
(11) hak untuk mengatur tata kehidupan ekonomi
(12) hak atas jaminan sosial
(13) hak untuk bebas mempunyai keluarga dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya
(14) hak-hak bagi wanita dalam kehidupan rumah tangga
(15) hak untuk mendapatkan pendidikan dan sebagainya.
3.8
4
Latar Belakang
Agama Islam yang mulia telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
menuju kebahagian dunia dan akherat. Namun banyak orang yang tidak
mengetahuinya dan banyak pula yang enggan menerimanya dengan dalih-dalih
yang beraneka ragam banyaknya.Tidak dipungkiri lagi mengajak manusia untuk
taat kepada Allah dan beribadah hanya kepadaNya dizaman ini secara umum
mengalami kesulitan dan kendala. Terlalu banyak pemikiran dan isu yang
menghalangi manusia mencapai kebenaran yang dibawa agama Islam ini.
Sebenarnya Allah telah menjanjikan kemenangan dan kejayaan untuk islam dalam
firman-Nya (Q.S at-Taubah : 33) yang artinya : Dialah Allah yang telah mengutus
Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk diunggulkan
atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.
Kemenangan islam ini diwujudkan dengan dakwah yang membutuhkan
perencanaan, pemilihan uslub yang pas dan pengenalan terhadap realita yang
digeluti masyarakat dalam masyarakat islam maupun non islam.
Demikian juga membutuhkan persiapan dan pembekalan para dai agar siap
mengemban tugas menyebarkan kalimatullah diantara manusia dan untuk
perbaikan hati dan jiwa mereka. Semua ini ada dalam al-Qur`an dan sunnah Nabi
yang menjelaskan uslub dakwah yang baik dan pas. Juga ada contoh yang baik
dalam menjalankan dakwah dan mengajak bicara manusia serta perbaikan jiwa dan
hati mereka. Demikian juga di zaman kenabian telah ditetapkan ushul dakwah dan
adab-adabnya.
Mengenal hal ini merupakan bekal yang bisa menjadikan dai memiliki senjata
dalam dakwahnya. Tidaklah bagus amalan dai di zaman apapun dan dimanapun
kecuali dengan memiliki ilmu kitabullah dan sunnah, mempelajari ilmu-ilmu islam
baik aqidah maupun syariat dan berhias dengan akhlak yang mulia serta ittiba
dalam menyampaikan dan menasehati umat ini sesuai dengan perbedaan waktu
dan tempat.
Dalam kajian singkat ini kita mencoba menjelaskan permasalahan Konsep
Hukum, Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam Pandangan Islam dengan harapan
bisa mengetahui sebatas mana kebenaran isu ini dan syubhat yang dilontarkan
kepada kaum muslimin seputarnya.
a.
b.
c.
d.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Hukum dalam Islam
Hukum merupakan seperangkat norma atau aturan yang dibuat dengan cara-cara
tertentu dan ditegakkan oleh pemimpin sehingga tercapainya hak-hak manusia.
Bentuk hukum bisa berupa hukum tertulis dan tidak tertulis. Hukum tertulis berupa
perundang-undangan yang telah disusun sistematis oleh Negarademi kesejahteraan
rakyat.
Demikian hukum tidak tertulis yaitu seperti hukum adat, hukum yang muncul
karena kebiasaan atau adanya pengaruh-pengaruh eksternal maupun internal.
Hukum adat terjadi sebagian karena pengaruh kepercayaan masing-masing. Seperti
Bali mayoritas penganut agama hindu, sehingga seseorangpun jika tinggal disana
sedikit banyak akan terpengaruh dan mengikuti adat dari Hindu, pengaruhpengaruh spiritual seperti kepercayaan terhadap mistis menjadikan seseorang
melakukan adat yang mungkin orang modern sekarang sangat tidak masuk akal
seperti memberi sesajen diperempatan jalan dan lain sebagainya.
hukum dibuat oleh manusia untuk mengatur hubungan manusia satu sama lain dan
harta bendanya. Tidak dengan hukum Islam yang langsung bersumber dari Firman
Allah dan sebarkan melalui Rasul-Nya. Hukum Allah lebih luas cakupannya, karena
tidak hanya membahas seputar mengatur hubungan manusia dengan manusia
melainkan juga hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan dirinya sendiri
masyarakat dan alam sekitarnya.
Hukum Islam dalam pengertian secara syari digariskan dalam 2 garis besar yakni ;
Ibadah dan Muamalah.
1.
Ibadah adalah amalan yang wajib dilakukan oleh seorang muslim dalam
menjalankan hubungan dengan Allah, seperti shalat, membayar zakat,
melaksanakan ibadah haji bagi yang telah mampu. Ini adalah tata cara hukum
dalam islam yang mutlaq, tidak pernah berubah hukumnya, tidak pernah berkurang
bahkan bertambah. Dengan demikian tidak mungkin terjadi proses yang
menyebabkan perubahan secara asasi menurut hukum, susunan dan tata cara
ibadah tersebut. Yang mungkin berubah hanyalaah alat-alat yang semakin modern
dan pelaksanaannya.
2.
Muamalah mencakup hungan antara manusia dengan sesamanya dalam
berusaha mensejahterakan kehidupan sosial mereka dengan usaha, berupa jualbeli, sewa menyewa, pinjam meminjam, persekutuan dan lain-lain.
Sumber sumber hukum islam bisa kita fahami dari ayat Allah dalam surat Q.S AnNisa; 59
1.
2.
3.
4.
Artinya : wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya
dan ulil amri diantara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia pada Allah (Al-quran) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benarbenar beriman kepadaa Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik(akibatnya).
Dari ayat tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam
menjalankan agamanya harus didasarkan urutan :
Selalu mentaati Allah dan mengindahkan seluruh ketentuan yang berlaku dalam
Al-quran
Mentaati Rasulullah dan memahami seluruh sunnah-sunnahnya
Mentaati ulil amri
Mengembalikan kepada Al-quran dan alhadis jika terjadi perbedaan dalam
menetapkan hukum
Untuk memahami alquran dan alhadis tidaklah cukup dengan memaknainya
secara literlijk, ada suatu hal yang harus dipertimbangkan ketika membaca sebuah
teks-teks alquran dan alhadist, yaitu seperti kondisi masyarakat pada saat
turunnya ayat, juga harus melihat dari segi bahasa. Contohnya Nahwu, balaghah,
ilmu mantek.
berkaitan dengan hadist nabawi yang mengatakan bahwa semua Bidah adalah
sesat, kita tidak bisa memukul kata. Nabi Muhammad SAW dalam hadist tersebut
menggunakan lafadz kullu yang secara harfiyah berarti seluruh. Namun, pada
dasarnya kullu tidak selamanya berarti seluruh tetapi berarti juga sebagian. ini
bisa kita lihatdalam ayat al-quran Surat Anbiya ; 30, pada ayat ini, kita bisa
melihat bahwa lafadz kullu yang ada dihadist nabawi tersebut tidaklah bermakna
seluruhnya, tetapi sebagian. Begitu juga dengan Bidah, tidak seluruhnya dihukumi
haram.
Imam Izzudin bin Abdus salam berpendapat bahwa bidah itu dibagi menjadi 5 ;
Bidah wajibah, muharromat, mandubah, makruhah dan mubahah. Sedangkan
Imam Syafii membedakan bidah menjadi 2 bagian, yakni Bidah Sayyiah (bidah
yang buruk) dan Bidah Hasanah (bidah kebaikan).
2.2 HAM dalam pandangan Islam
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang
menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut
dengan hak asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai
manusia yang merupakan karunia Sang Pencipta 1[1] tanpa mengganggu hak- hak
orang lain. Dan hak ini harus dijaga yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah pernah
bersabda, Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas
kamu. Dan negara bukan hanya harus menahan diri untuk tidak menyentuh hakhak asasi ini melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak
ini. Sebagai contoh negara wajib menjamin perlindungan sosial terhadap rakyatnya
tanpa melihat perbedaan Ras, jenis kelamin dan sebagainya. Dan Islam sangat
menjunjung tinggi hak-hak asasi ini, seperti yang terjadi pada zaman kepemimpinan
Abu Bakar as-Shiddiq, beliau memerangi orang orang yang tidak mau membayar
zakat.
begitupun pembelaan Rasullah yang gigih dalam menegakkan HAM ini lewat
pertemuan besarnya pada Haji wada.
Dari Umamah bin Tsabalah, nabi SAW bersabda, Barangsiapa merampak hak
seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga.
Seorang pria berkata, meskipun itu sesuatu yang kecil? beliau menjawab,
meskipun hanya sebatang kayu arak. HR. Muslim
Islam berbeda dengan sistem lain dalam menyikapi bahwa hak-hak manusia
sebagai hamba Allah tidak bisa tergantung pada pemimpin dan Undang-undangnya,
melainkan semuanya harus mengacu pada yang telah disyariatkan dalam islam.
Sampai shadaqohpun tetap dipandang ebagai hal-hal yang besar lainnya. Misalnya
Allah melarang beshadaqoh(berbuat baik) melalui cara yang buruk. dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya.. (Q.S Ali
Imron ; 267)
Hak dibagi dalam beberapa pengelompokan, yakni :
1. Hak-hak Alamiyah yang telah diberikan Allah kepada seluruh umat yang
diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula. Hak Alamiyah
mencakup, hak kebebasan pribadi, beragama dan hak bekerja.
2.
Hak hidup mecakup hak kepemilikan, hak berkeluarga, hak keamanan, hak
keadilan, hak saling membela dan hak keadilan dan persamaan.
Dalam HAM barat, manusia lah yang menjadi tolak ukur segala sesuatu. Hal ini
dikarenakan manusia menjadi pusat segala sesuatu, dan bangsa Barat beranggapan
bahwa kebebasan manusia itu merupakan suatu hak asasi.
Secara umum HAM dibagi menjadi dua yaitu:
a. Hak asasi alamiah manusia sebagai manusia, yaitu menurut kelahirannya,
seperti: hak hidup, hak kebebasan pribadi dan hak bekerja.
b. Hak asasi yang diperoleh manusia sebagai bagian dari masyarakat sebagai
anggota keluarga dan sebagai individu masyarakat, seperti: hak memiliki,
hak berumah-tangga, hak mendapat keamanan, hak mendapat keadilan dan
hak persamaan dalam hak.
Terdapat berbagai klasifikasi yang berbeda mengenai hak asasi manusia menurut
pemikiran barat, diantaranya :
1. Pembagian hak menurut hak materiil yaitu: hak keamanan, kehormatan dan
pemilihan serta tempat tinggal, dan hak moril, yang termasuk di dalamnya:
hak beragama, hak sosial dan berserikat.
2. Pembagian hak menjadi tiga: hak kebebasan kehidupan pribadi, hak
kebebasan kehidupan rohani, dan hak kebebasan membentuk perkumpulan
dan perserikatan.
Pembagian hak asasi ini semata mata hanya untuk membendung pengaruh
Sosialisme dan Komunisme, partai-partai politik di Barat mendesak agar negara ikut
campur-tangan dalam memberi jaminan hak-hak asasi seperti untuk bekerja dan
jaminan sosial.
Perbandingan antara HAM versi Islam dengan Konsep HAM barat
Sisi Sumber Pengambilan Hukumnya
HAM barat dibuat oleh manusia sehingga kebenarannya masih tidak dapat di
pertanggung jawabkan atau tidak luput dari kesalahan. Sedangkan HAM dalam
islam di ambil dari kitap suci al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah yang tidak berbicara
dengan hawa nafsu. Sehingga Ham versi syariat adalah Rabbaniyatul mashdar.
2.
Konsekuensi hukuman
Konsekuensi HAM barat hanyalah sekedar konsep dan harapan yang berasal
dari PBB tidak ada paksaan dan konsekuensi hukum dan tidak juga ada konsekuensi
bila tidak dapat dijalankan dengan satu hukum undang-undang. Sedangkan HAM
dalam islam bersifat abadi, pati, memiliki konsekuensi hukum dan tidak menerima
pelaksanaan parsial, penghapusan dan perubahan. Setiap individu harus
melaksanakannya dengan berharap pahala dari Allah dan takut dari adzab-Nya.
Siapa yang sengaja mentelantarkannya maka pemerintah dalam islam berhak
memaksanya untuk melaksanakan dan menerapkan hukuman syari atasnya pada
keadaan tidak dilaksanakannya hal tersebut.
3.
Lahirnya istilah HAM
HAM dunia pertama kali ada pada tahun 1215 M atau diabad ke 13 Masehi.
Sedangkan islam mengenal konsep dan HAM sejak awal munculnya Islam.
4.
Perlindungan HAM dan Jaminannya
1.
Dalam HAM barat perlindungan internasional tidak ada kecuali hanya himbauan
etika dan usaha-usaha yang belum sampai pada batas pelaksanaannya. Hal ini
dibagi menjadi dua diantaranya yaitu:
Usaha kesepakatan berdasar umum dan pengakuan antara seluruh negara
Usaha meletakkan hukuman yang dipakai untuk menghukum negara yang
melanggar HAM.
Hal ini pada dasarnya hanya tersurat saja dan cenderung pada hasrat
manusia itu sendiri. Sedangkan HAM dalam islam, HAM tersebut adalah
anugerah Allah kepada manusai sebagai pelindung dan penjamin. Hal itu
karena:
Suci yang terselubungi kewibawaan dan pemuliaan, dikarenakan turun
dari sisi Allah sehingga menjadi penghalang bagi pribadi dan pemerintah
secara sama dari melanggar dan melampai batasannya.
Pemuliaanya bersumber dari dalam diri yang beriman kepada Allah.
Tidak bisa di hilangkan, dihapus dan dirubah.
Tidak ada sikap ektrim baik terlalu melampaui batas atau tidak dihiraukan.
Ditambah lagi untuk menjaga HAM dan syariat, diadakan Hudud syariat dan aturan
peradilan untuk melindungi HAM.
5.
Bersifat universal
Dalam HAM islam memiliki keistimewaan atas selainnya dalam keuniversalan
konsep HAM nya. Sebagian HAM dalam islam yang belum tercantum dalam HAM
dunia ialah:
a)
Hak anak yatim, dalam HAM internasional hanya ada isyarat pemeliharaan anak
yatim saja. Sedangkan dalam islam ada perhatian khusus terhadap anak yatim,
penjagaan hak-haknya dan anjuran berbuat baik kepada mereka dengan seluruh
jenis kebaikan. Bahkan memberikan pahala atas hal tersebut. Allah berfirman: Dan
berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu
menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu Makan harta mereka
bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu,
adalah dosa yang besar. (an-Nisaa: 2 ).Bahkan memberikan balasan terhadap
orang yang memakan harta yatim dengan zhalim seperti dalam firman Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka). (an-Nisa`: 10)
b)
Hak orang yang lemah akalnya. Islam memberikan perhatian dan menjaga hakhak mereka, seperti dijelaskan dalam firman Allah : Dan janganlah kamu serahkan
kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka
belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik. (an-Nisaa: 5)
c)
Hak Waris. Hak ini banyak diabaikan dan tidak diperhatikan dalam HAM
internasional, namun islam memberikan perhatian yang besar atas hak waris ini
hingga menjelaskan semua tata cara pembagiannya dengan lengkap dalam alQur`an. Seperti dijelaskan dalam firman Allah: Bagi orang laki-laki ada hak bagian
dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak
bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.(an-Nisaa`: 7).
Ketiga, akuntabilitas. Poin ini menjadi akibat wajar esensial bagi sistem
konstitusional/partisipatoris. Kepemimpinan dan pemegang otoritas bertanggung
jawab pada rakyat dalam kerangka Islam. Kerangka Islam di sini bermakna bahwa
semua umat Islam secara teologis bertanggung jawab pada Allah dan wahyu-Nya.
http://mawaddatulkarimah.blogspot.com/2012/10/hukum-ham-dandemokrasi-dalam-islam.html