You are on page 1of 5

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG HIV/AIDS

DENGAN TINDAKAN PERAWAT TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH


SAKIT PANCARAN KASIH MANADO

THE RELATIONS BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF NURSE ABOUT


HIV/AIDS WITH NURSE ACTION TO MEDICAL PATIENT OF HIV/AIDS IN PANCARAN
KASIH MANADO HOSPITAL
Christine Silalahi1, dr. B. S. Lampus, Mkes2, Rahayu Akili, SKM, Mkes3
Bidang Minat Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstract: AIDS is one of contagious disease that is still a problem around the world, including Indonesia.
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS) is disease of most peril
and find yet medicine for heal that. This disease form one of sexual infect disease species.the last date
about HIV/AIDS patient in whole world is 33,3 milions, and this rate is still rise from year to year
(UNAIDS, 2012). The nurse whom work in health facilities is very risk to flat. Because the nurse when give
the rearing to patient will direct contact with body liquid or patient blood. And its can be place of infectious
agent growing and infect from one patient to other patient. Object from this research is to know relations
between knowledge and ttitude from nurse with action to AIDS patient in Pancaran Kasih Manado Hospital.
The results showed that as many as 67 (42.7%) dog owners have a good level of knowledge and as many as
124 (79%) dog owners have a positive attitude towards rabies prevention measures. The results of statistical
analysis using Chi Square test showed that there is a significant relationship between the knowledge of the
owner of the dog with rabies prevention measures (p = 0.000) and no significant relationship exists between
the owner of the dog with the attitude of rabies prevention measures (p = 0.017).
Keywords: knowledge, attitude, measures, rabies.
Abstrak: AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS)
adalah penyakit yang paling berbahaya dan belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Penyakit ini
merupakan salah satu jenis penyakit infeksi yang tergolong didalam kelompok penyakit infeksi menular
seksual. Data terakhir mengenai jumlah penderita HIV/AIDS di dunia mencapai 33,3 juta jiwa. angka ini
terus meningkat dari tahun ke tahun (UNAIDS, 2012).Perawat yang bekerja di fasilitas kesehatan sangat
beresiko terpapar infeksi yang secara potensial membahayakan jiwanya, karena perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien akan kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah pasien dan dapat
menjadi tempat dimana agen infeksius dapat hidup dan berkembang biak yang kemudian menularkan infeksi
dari pasien satu ke pasien lainnya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap pearawat dengan tindakan perawat terhadap penderita HIV/AIDS dirumah sakit pancaran kasih
Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 46 (57,5) perawat memiliki pengetahuan baik, 34
(42,5) perawat memiliki sikap yag baik dan sebesar 45 (56,25) perawat memiliki tindakan yang baik. Hasil
analisis statistic dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan perawat dengan tindakan perawat (p= 0,000) dan terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap perawat dengan tindakan terhadap penderita HIV/AIDS (p= 0,017).
Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, rabies

PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS)
adalah penyakit yang paling berbahaya dan
belum
ditemukan
obat
untuk
menyembuhkannya. Penyakit ini merupakan
salah satu jenis penyakit infeksi yang
tergolong didalam kelompok penyakit infeksi
menular seksual. Data terakhir mengenai
jumlah penderita HIV/AIDS didunia mencapai
33,3 juta jiwa. angka ini terus meningkat dari
tahun ke tahun (UNAIDS, 2012).
Perawat yang bekerja di fasilitas
kesehatan sangat beresiko terpapar infeksi
yang secara potensial membahayakan jiwanya,
karena perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien akan kontak
langsung dengan cairan tubuh atau darah
pasien dan dapat menjadi tempat dimana agen
infeksius dapat hidup dan berkembang biak
yang kemudian menularkan infeksi dari pasien
satu ke pasien lainnya. Menurut penelitian
apabila tenaga medis terkena infeksi akibat
kecelakaan maka resikonya 1% mengidap
hepatitis fulminan, 4% hepatitis kronis (aktif),
5% menjadi pembawa virus (Syamsuhidajat
dan Wim, 1997). Tahun 2008 CDC (Center
For Desease Control) melaporkan ada 52 kasus
petugas kesehatan lain HIV akibat kecelakaan
di tempat kerja. Sedangkan 114 orang petugas
kesehatan lain di duga terinfeksi ditempat
kerja. Sedangkan di Indonesia data ini belum
terlaporkan. namun dari kejadian tersebut,
resiko perawat mempunyai andil yang paling
besar untuk tertular akibat terpapar cairan dan
tertusuk jarum, sehingga berkembang upaya
untuk mencegah terinfeksi dari paparan HIV
(Nurmartono, 2006).
Sejak menjadi wabah sampai dengan
tahun 2010, HIV telah menginveksi lebih dari
60 juta laki-laki, perempuan dan anak-anak.
Penderita AIDS telah mendekati angka 20 juta
pada dewasa dan anak-anak. Meskipun
masyarakat internasional telah merespon
kejadian pandemik HIV/AIDS, HIV berlanjut
tersebar menyebabkan lebih dari 14.000
infeksi baru setiap hari. Saat ini AIDS menjadi
penyebab kematian utama di Afrika, dan di
seperempet belahan dunia ( WHO, 2012)

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
observasional analitik dengan menggunakan
desain penelitian cross sectional. Penelitian ini
dilaksanakan di Rumah sakit Pancaran Kaish
Manado dan dilakukan pada bulan Februari
2013 sampai dengan bulan Mei 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh perawat yang
ada di Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado
dengan jumlah 154 orang. Dan yang menjadi
Sampel dalam penelitian ini adalah setiap
perawat yang berada di ruang instalasi rawat
inap dengan jumlah sampel 80 orang.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tabel 1 memperlihatkan bahwa pengetahuan
responden tentang HIV/AIDS yaitu sebanyak
46 (57,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik
dan sebanyak 34 responden (42,5%) memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang baik.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Kategori Pengetahuan Perawat Tentang
HIV/AIDS
No

Kategori Pengetahuan

1.
2.

Baik
Kurang Baik

Jumlah
n
%
46 57,5
34 42,5
80

Total

100

Gambaran Sikap Responden


Tabel 2 memperlihatkan bahwa sikap
responden terhadap pencegahan rabies yaitu
sebanyak 45 (56,25%) memiliki sikap baik dan
sebanyak 35 responden 42,5%) memiliki sikap
kurang baik.
Tabel2. Distribusi Responden Berdasarkan
Sikap Perawat Terhadap Penderita HIV/AIDS
No

Sikap Responden

1.
Sikap Baik
2.
Sikap Kurang Baik
Total

Jumlah
n
%
45
56,25
35
42,5
80
100

Gambaran Tindakan Responden


Tabel 3 memperlihatkan bahwa tindakan
responden terhadap Penderita HIV/AIDS yaitu
yaitu sebanyak 45 (56,2%) memiliki tindakan
pencegahan yang baik dan sebanyak 35
responden
(45,7%)
memiliki
tindakan
pencegahan yang kurang baik.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Tindakan Pencegahan Rabies
No
1.
2.
Total

Kategori Tindakan
Responden
Baik
Kurang Baik

Jumlah
n
%
45
56,2
35
45,7
80
100

Positif
Negatif
Total

Tindakan Responden
Kuran
%
g Baik
35
76
11
24
Baik
29,4 24
70,5
Kurang Baik 10
45
35
Total
* Uji Chi Square; ** <0,05 = bermakna
Baik

Tindakan Responden
Sikap
Responden

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan


Tindakan Perawat terhadap Penderita
HIV/AIDS
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4
menunjukkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan baik dengan tindakan yang baik
sebanyak 35 orang (76%) dan tindakan yang
kurang baik sebanyak 11 orang (24%),
sedangkan
responden
yang
memiliki
pengetahuan kurang baik sebanyak 10 orang
(29,4%) dan yang tindakan kurang baik
sebanyak 24 orang (70,5%).
Hasil
analisis
statistik
dengan
menggunakan uji chi square pada penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan
tindakan perawat (p=0,000).
Tabel 4. Hubungan antara Pengetahuan dengan
Tindakan Pencegahan Rabies
Pengetahuan
Responden

Hasil
analisis
statistik
dengan
menggunakan uji fisher exact pada penelitian
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap dengan
tindakan pencegahan rabies (p=0,017).
Tabel 4. Hubungan Sikap dengan Tindakan
Pencegahan
Rabies

46
34

100
100
100

Hubungan
Sikap
dengan
Tindakan
Pencegahan Rabies
Berdasarkan hasil uji pada tabel 5
menunjukkan bahwa responden yang memiliki
sikap baik yang tindakan baik sebanyak 20
orang (44,4%) dan tindakan yang kurang baik
sebanyak 25 orang (55,5%), sedangkan
responden yang memiliki sikap kurang baik
yang tindakan baik sebanyak 25 orang (71,4%)
dan yang tindakan kurang baik sebanyak 40
orang (35%).

Baik

20
25
45

44,4
71,4

Kurang
Baik

25
10
35

p*

45
35
80

100
100
100

0,017
(p
<0,05)

%
55,5
40

* Uji Chi Square

PEMBAHASAN
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Tindakan Perawat Terhadap Penderita
HIV/AIDS
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi
setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh
melalui
mata
dan
telinga
(Notoatmojo, 2003b)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan responden dengan tindakan yang
baik diperoleh bahwa sebanyak 35 orang
(76%) dan tindakan yang kurang baik
sebanyak 11 orang (24%), sedangkan
responden yang memiliki pengetahuan kurang
p* baik yang tindakan baik sebanyak 10 orang
(29,4%) dan yang tindakan kurang baik
sebanyak 24 orang (70,5%). Dari hasil uji
0,000**
bivariat hubungan pengetahaun perawat
dengan tindakan terhadap penderita HIV/AIDS
diperoleh nilai p = 0.000 (p < 0.05). Hasil
penelitian ini sejalan dengan teori Green dalam
Notoadmojo 2010 bahwa perilaku seseorang
tentang kesehatan dalam hal ini tindakan
terhadap penderita HIV/AIDS salah satunya
dipengaruhi oleh pengetahuan. Didukung pula
dengan penjelasan menurut Notoadmojo
(2003) bahwa pengetahuan merupakan domain
kognitif yang sangat penting terbentuknya
tindakan seseorang. Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku didasari
oleh pengetahuan, maka apa yang dipelajari
antara lain perilaku tersebut akan bersifat

langgeng, sebaliknya apabila perilaku itu tidak


didasari oleh pengetahuan maka tidak akan
berlangsung lama.

Hubungan Sikap dengan Tindakan Perawat


Terhadap Penderita HIV/AIDS
Sikap merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap
merupakan rekasi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek (Notoadmodjo, 2007).
Hasil analisis antara sikap \dengan tindakan
perawat diperoleh bahwa responden yang
memiliki sikap baik dengan tindakan baik
sebanyak20 orang (44,4%) dan tindakan yang
kurang baik sebanyak 25 orang (55,5%),
sedangkan responden yang memiliki sikap
kurang baik yang tindakan baik sebanyak 25
orang (71,4%) dan yang tindakan kurang baik
sebanyak 40 orang (35%). Dari hasil uji
bivariat hubungan sikap dengan tindakan
perawat diperoleh nilai p = 0.017 (p< 0.05).
Dari hasil uji statistik ternyata menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara sikap
perawat dengan tindakan perawat di Rumah
Sakit Pnacaran Kasih Manado. Hasil penelitian
tersebut sama dengan hasil penelitian Oktarina
2009 di Jakarta dan Barliantari 2007 Jakarta
Timur yang menunjukan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara sikap tentang
HIV/AIDS dan tindakan terhadap penderita
HIV/AIDS.
Hasil penelitian sesuai dengan teori
menurut Allport dalam Notoadmojo 2010 yang
menyatakan bahwa dalam menentukan sikap
yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan
dan emosi memegang peranan penting.
Berdasarkan teori adaptasi apabila tingkat
pengetahuan baik setidaknya dapat mendorong
untuk mempunyai sikap dan perilaku yang
baik pula (Widodo, 2005).
Hasil penelitian menurut fakta yang
didapat didalam penelitian sesuai dengan teori
Allport dalam Notoadmojo yang dirangkum
didalam pembahasan.lainnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis terhadap 80
responden Di Rumah Sakit Pancaran Kasih
Manado tentang hubungan pengetahuan dan
sikap perawat dengan tindakan perawat
terhadap penderita HIV/AIDS, maka dapat
dimbil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji bivariat diperoleh bahwa
ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan Perawat dengan tindakan
perawat terhadap penderita HIV/AIDS.
P = 0,000 (p < 0,05)
2. Berdasarkan uji bivariat diperoleh bahwa
ada hubungan yang signifikan antara sikap
perawat dengan tindakan perawat terhadap
penderita HIV/AIDS
P = 0,017 (p< 0,05)
SARAN
Adapun
saran dalam penelitian
ini,
berdasarkan dari hasil penelitian, yaitu:
1. Setiap perawat yang ada di ruang rawat
inap harus meningkatkan pengetahuan
tentang HIV/AIDS .
2. Memberikan rekomendasi kepada perawat
yang tingkat pendidikannya D3 untuk
menambah atau meningkatkankan ilmu
pendidikannya. Karena menurut hasil
penelitian, tingkat Sarjana memiliki
pengetahuan yang baik, sehingga hal ini
mempengaruhi sikap dan tindakan yang
baik kepada pasien.
3. Memberikan pelatihan-pelatihan khusus
bagi Petugas perawat yang ada di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Pancaran
Kasih Manado agar lebih meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto

Suharsimi, 2009. Manajemen


Penelitian
Bustan.2006. Pengantar Epidemiologi
Catillo, 2012. HIV Infection and Cancer:
Multi-Institutionsl
Collaboration is the Answer.
Vol III-issue IV-1000e105
Depkes, R.I. 2003. Surveilans Epidemiologi
dan Penangulangan KLB.
Direktorat Jenderal PPM &
PL. Jakarta.

Sudjana.

1975. Metode Statistik.Bandung


:Tarsito
Suharsimi.1985.
Dasar-dasar
Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara
Umboh Jootje M.L., MS, 2010. Pencemaran
Lingkungan
Wattimena dan Suharyo. 2010. Beberapa
HIV/AIDS di Ambon. Jurnal
Kesehatan
Masyarakat,
KESMAS 6(1)(2010) 24-29.
World Health Organization. 2005. AIDS
Elimination in South-East Asia
Report of Workshop Colombo,
10-12 November 2005, World
Health Organization SouthEast Asia Regional Office for
New Delhi. Sri Lanka.

You might also like