You are on page 1of 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

Baby Ventisa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak
Kadar kolesterol total dalam darah mempunyai resiko yang bermakna apabila mengalami
peningkatan, di dalam artikel ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
kolesterol berdasarkan data yang telah diperoleh. Adapun tujuan artikel ini adalah mengetahui
apakah ada hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kadar kolesterol total. Berdasarkan
data yang didapat faktor-faktor yang digunakan adalah faktor merokok, indeks masa tubuh,
faktor jenis kelamin dan faktor stress. Dalam artikel ini menunjukkan hasil yang didapat bahwa
faktor-faktor tersebut tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Pendahuluan
Kolesterol tinggi merupakan salah satu permasalahan gizi yang ada di Indonesia.
Menurut survei KRT (1992) dilaporkan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian
utama (16,5%) dari total angka kematian. Hampir pada semua kasus disebabkan oleh
penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kolesterol yang utama adalah keturunan, makanan, berat badan, aktivitas fisik, umur dan jenis
kelamin, alcohol dan rokok. 1
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang bermakna dari kadar kolesterol dengan factorfaktor yang dapat mempengaruhi seperti indeks massa tubuh (IMT), kebiasaan merokok, jenis
kelamin, dan stress yang dialami.

Isi
Kolesterolemia adalah kelebihan kolesterol dalam darah yang disertai peningkatan kadar
LDL plasma dan kolesterol (Dorland, 2002). Kolesterolemia atau bisa disebut juga dengan
hiperkolesterol merupakan fraksi lipid utama yang ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliserida serta penurunan kadar HDL
(High Density Lipoprotein) (Almatsier, 2004).2
Di dunia maupun di Indonesia penelitian tentang jumlah penderita kolesterolemia dengan
obesitas yang dapat ditunjukkan dengan grafik perkembangan tiap tahunnya belum begitu

banyak penelitiannya. Walaupun begitu penelitian yang dilakukan Zelzer dkk pada tahun 2011
tentang hubungan obesitas dengan dislipidemia menunjukkan bahwa obesitas berhubungan
dengan dislipidemia.2
IMT dihitung sebagai berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) dikuadratkan (m 2)
dan tidak terikat pada jenis kelamin. IMT secara signifikan berhubungan dengan kadar lemak
tubuh total sehingga dapat dengan mudah mewakili kadar lemak tubuh. Saat ini IMT secara
internasional diterima sebagai alat untuk mengidentifikasikan kelebihan berat badan dan
obesitas. Orang-orang dengan IMT lebih yaitu kelebihan berat badan dan obesitas pada
hakekatnya meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi, stroke, penyakit jantung
koroner, dislipidemia dan diabetes mellitus tipe 2.
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas. IMT
tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu IMT tidak
dapat diterapkan dalam keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, dan
hepatomegali.3
Tabel I Rumus dan Batasan IMT4

Rokok juga merupakan salah satu factor yang berpengaruh pada kadar kolesterol karena
asap rokok yang terkandung dalam tembakau merupakan salah satu zat yang dapat mengganggu
kerja tubuh dan mempengaruhi metabolisme kolesterol di dalam tubuh, merusak dinding saluran
darah sehingga, memudahkan lemak-lemak menempel di dinding. Kadar HDL akan berkurang
karena merokok, dan juga mengurangi kemampuan HDL menyingkirkan kolesterol darah yang
berlebihan dari daerah-daerah yang terpengaruh oleh arterosklerosis (Graha CK, 2010).5

Merokok mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan jantung dalam


membawa dan mengirimkan oksigen, menurunkan level HDL kolesterol di dalam darah serta
menyebabkan pengaktifan platelet. Penggumpalan cenderung terbentuk pada arteri jantung,
terutama jika sudah ada endapan kolesterol di dalam arteri (Mary P,2001). Akibatnya dinding
pembuluh darah menebal secara bertahap yang menyulitkan jantung memompa darah (Amstrong
S,1991).5
Telah lama diketahui bahwa stress termasuk etiologi dari penyakit jantung koroner. Stress
ini bisa emosional, berkaitan dengan pekerjaan , social, cultural, herediter, dan stressor fisik.
Orang dengan hiperkolesterolemia mempunyai resiko lebih tinggi menderita penyakit jantung
arterosklerotik daripada orang dengan kadar normal. Sebaliknya, hasil studi menunjang adanya
sifat protektif dari lipoprotein tertentu yang disebut high density lipoprotein (HDL), yang
ternyata dapat menghambat atau mencegah perkembangan arterosklerosis. Kadar HDL serum
wanita lebih tinggi dari kadar pada pria, sesuai dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa
estrogen berfungsi menaikkan kadar HDL, sementara androgen cenderung menurunkan kadar
HDL. Selama stress, kadar kolesterol serum meningkat. Ada penelitian yang menunjukkan antara
stress menahun dengan tekanan darah. Stress meningkatkan tekanan darah, yang pada gilirannya
melemahkan dan merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya
lipid sehingga terbentuk plak kolesterol.6
Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan studi Cross sectional.
Dalam penelitian ini digunakan variabel dependent (terikat) dan variabel independent (bebas).
Variabel terikat adalah total kolesterol. Variabel bebas berupa IMT, jenis kelamin, rokok, stress.

Hasil
Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang. Kemudian dicari
karakteristik subjek menurut jenis kelamin, rokok, stress, dan index massa tubuh (IMT).
Tabel 2 Sebaran Subjek Berdasarkan IMT, Rokok, Jenis kelamin, dan Stress.
Variabel
IMT

Frekuensi

Persentase

19
Underweight <18,5
Normal weight 18,5-25 79
Over weight > 25
32
Merokok

14,6
60,8
24,6

107

82,3

23

17,7

Laki-laki
Perempuan

89

68,5

41

31,5

Tidak Stress
Stress

58

44,6

72
130

55,4
100

Tidak Merokok
Merokok

Jenis Kelamin

Stress

Total

Tabel 3 Hubungan kadar kolesterol dengan factor-faktor yang mempengaruhinya.


Variabel

Total Kolesterol
Norma

Hiperkolestero

Uji

df

H0

Likehoo

(>0,05)

Diterima

IMT

Underweight

<18,5
Normal weight 2
18,5-25
Over weight >
3
25
Rokok

16

19

d Ratio
77

79

29

32

101

107

21

23

Laki-laki
Perempuan

83

89

39

41

Tidak Stress
Stress

54

58

Tidak Merokok
Merokok

Fisher

0,83

(>0,05)

0,631

(>0.05)

(>0,05)

Diterima

Jenis Kelamin

Fisher

Diterima

Stress

Fisher

Diterima

68

72

Pembahasan
Dari data diatas didapatkan bahwa orang dengan IMT <18,5 atau underweight ada 19 orang
(14,6%) dan 3 orang diantaranya memiliki kadar kolesterol normal dan ada 16 orang dengan
hiperkolesterolemia. Dan pada orang yang normal weight atau dengan IMT 18,5-25 ada 79 orang
(60,8%) dan 2 diantaranya memiliki kolesterol normal dan ada 77 orang dengan hiperkolesterol.
Sedangkan pada 32 orang dengan IMT >25 atau over weight ada 3 orang yang kolesterolnya
normal dan 29 orang dengan hiperkolesterolemia, serta tidak didapatkan hubungan yang
bermakna dari indeks massa tubuh (IMT) seseorang dengan kadar kolesterol yang dimilikinya
(p>0,05).
Hubungan merokok dengan kadar kolesterol seseorang ditemukan bahwa dari 107 orang (82,3%)
orang yang tidak merokok ditemukan 6 orang yang memiliki kadar kolesterol normal dan 101
orang memiliki hiperkolesterolemia, dan dari 23 orang (17,7%) yang merokok ditemukan 2
orang yang kadar kolesterolnya normal dan 21 orang yang hiperkolesterolemia, serta dengan
menggunakan uji Fisher ditemukan tidak ada hubungan yang bermakna antara merokok dengan
kadar kolesterol seseorang (p>0,05).
Dari penelitian hubungan antara jenis kelamin dan kadar kolesterol, ditemukan bahwa dari 89
orang (68,5%) laki-laki ada 6 orang yang kolesterolnya normal dan 83 orang diantaranya
hiperkolesterolemia, dan dari 41 orang (31,5%) perempuan ada 4 orang diantaranya yang
kolesterolnya normal dan 39 orang diantaranya yang hiperkolesterolemia. Dan dengan
menggunakan uji Fisher menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan
kadar kolesterol (p>0,05) yang dimilikinya.
Dari data didapat hubungan antara stress dan kadar kolesterol didapatkan bahwa dari 58 orang
(44,6%) yang tidak mengalami stress ada 4 orang yang kolesterolnya normal dan 54 orang
mengalami hiperkolesterolemia dan dari 72 orang (55,4%) yang mengalami stress ada 4 orang
yang normal kadar kolesterolnya dan 68 orang yang tinggi kolesterolnya, dari uji Fisher
ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna (p>0,05) antara stress dan kadar kolesterol.

Kesimpulan
Dari tujuan penelitian untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara kadar kolesterol
dengan factor-faktor seperti indeks massa tubuh (IMT), rokok, jenis kelamin, dan stress
didapatkan hasil penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang ditemukan bahwa dari 79
orang (60,8%) yang nomal weight ada 77 orang yang hiperkolesterolemia, dan dari 107 orang
(82,3%) yang tidak merokok didapatkan 101 orang yang hiperkolesterolemia, dan dari 41 orang
(31,5%) perempuan didapatkan 39 orang yang hiperkolesterolemia, dan pada 58 orang (44,6%)
yang tidak mengalami stress ada 54 orang yang hiperkolesterolemia, ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol yang tinggi dengan indeks massa
tubuh, kebiasaan merokok, jenis kelamin, dan stress.

Saran
Dalam rangka mengurangi dan mencegah terjadinya hiperkolesterolemia adalah dengan
mengurangi mengkonsumsi makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi, tingkatkan asupan
buah dan sayuran, olahraga yang teratur, ubah gaya hidup mengkonsumsi alcohol dan merokok,
mengkontrol berat badan yang dapat disesuaikan dengan standar IMT, dan jangan lupa untuk
check up rutin ke dokter.7

Daftar Pustaka
1. Hastuti HT. Hubungan antara tingkat konsumsi gizi, olahraga, serta indeks massa tubuh
dengan kadar LDL kolesterol. Diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/13191/1/1340.pdf

2. Hasrulsah B, Muhartono. Hubungan obesitas dengan tingkat kolesterolemia pada pasien


usia > 30 tahun di puskesmas kiara pandak kecamatan sukajaya kabupaten bogor jawa
barat.

Diunduh

dari:

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/30/29
3. Idapola SSJ. Hubungan indeks massa tubuh dengan dislipidemia. Diunduh dari:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126760-S-5637-Hubungan%20indeks-Literatur.pdf
4. Tabel
I
Rumus
dan
Batasan
IMT.
Diunduh
dari:
http://dhatulum.blogspot.com/2012/03/bunda-yang-sehat-berawal-dari-remaja.html
5. Hubungan
rokok
dengan
kolesterol.
Diunduh
dari

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-latifahnim-6940-3-babii.pdf
6. Tambayong J.Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.p.13-4
7. Nilawati S, Krisnatuti D, Mahendra B, Djing OG. Care yourself kolesterol. Jakarta:
Penerbit Penebar Plus; 2008.p.11

You might also like