Professional Documents
Culture Documents
SYOK
TOPIK : SYOK
PENYUSUN : Rahmat Hamongan, Sally A.Nasution
TINJAUAN UMUM (DEFINISI, PATOGENESIS SINGKAT, KLASIFIKASI : Syok adalah
sindrom klinis yang
gangguan
distribusi
aliran
darah
mikrovaskular,
kemudian
makin
memperburuk perfusi sel; perburukan perfusi sel kemudian dapat menyebabkan disfungsi
organ, gagal organ dan bila tidak dihentikan dapat menyebabkan kematian.
Klasifikasi Syok :
1. Syok Hipovolemik
2. Syok Kardiogenik
3. Syok Septik
4. Syok Neurogenik
5. Syok Hipoadrenal
PENDEKATAN
DIAGNOSIS
(ANAMNESIS,
PEMERIKSAAN
FISIK,
Syok hipovolemik dapat terjadi akibat kehilangan sel darah merah dan plasma darah
akibat pendarahan atau kehilangan volume plasma saja akibat sekuestrasi cairan
ekstravaskular atau kehilangan cairan dari gastrointestinal, urine dan insensible water
loss.
Diagnosis lebih sulit bila syok hipovolemik karena pendarahan disebabkan pendarahan
yang tersembunyi misalnya pendarahan gastrointestinal atau ketika volume plasma
sudah menurun.
Kehilangan plasma menyebabkan hemokonsentrasi dan kehilangan air menyebabkan
Penatalaksanaan
- Instabilitas hemodinamik yang berlanjut pada keadaan syok hipovolemik menunjukkan
bahwa syok belum sepenuhnya teratasi dan atau terdapat kehilangan darah atau cairan
signifikan yang berlanjut. Kehilangan darah yang dengan hemoglobin yang turun
dibawah 10 g/dl harus segera diatasi dengan transfusi darah. Pada keadaan ini pemberian
-
SYOK SEPSIS
Sepsis adalah sindrom inflamasi respon sistemik dengan bukti infeksi. Sindrom
inflamasi respons sistemik adalah bila ditemukan dua dari kondisi:
- Demam (suhu oral >38%C) atau hipotermia (< 36% C)
- Takipneu (> 24 x /menit)
- Takikardia (denjut jantung > 90 x/menit)
- Leukositosis (> 12.000 /L), leukopemia (< 4000/L) atau lebih dari 10% neotrofil
batang
Syok Sepsis adalah :
- Sepsis dengan hipotensi (tekanan darah arterial kurang dari 90 mmHg sitolik,
atau 40 mmHg menurun dari tekanan darah normal yang bersangkutan) selama
-
kekiri,
leukosistosis
dengan
pergeseran
kekiri,
trombrositopenia,
Diagnosis etiologi membutuhkan isolasi mikroorganisme dari darah atau dari tempat
infeksi lokal. Setidaknya dua sampel darah (masing-masing 10 CC) seharusnya diambil
dari tempat punksi
jam pertama adalah tekanan vena sentral 8-12 mmHg, tekanan arterial rata-rata / MAP
65 mmHg, produksi urine 0.5 ml/kg/jam dan saturasi oksigen vena sentral 70%.
Setelah resusitasi cairan dan tekanan vena sentral sudah mencapai 8-12 mmHg namun
MAP mash dibawah 60, dapat diberikan agen vasoakti seperti dopamin. Bila dalam 6
jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 70% dengan resusitasi cairan dengan
CVP 8-12 mmHg, maka dilakukan transfusi PRC untuk mencapai hematokrit 30%
dan /atau pemberian dobutamin (sampai maksimal 20 g/kg/menit).
- Hal lain yg perlu diperhatikan dalam terapi syok sepsis.
Eliminasi sumber infeksi dan terapi anti mikroba harus dimulai dalam 1 jam
pertama
Terapi suportif
Oksigenasi
Kontrol gula darah
Intervensi nutrisi
Mengatasi disfungsi organ
Terapi gangguan koagulasi
Steroid dan modifikasi respon inflamasi
bikarbonat
SYOK NEUROGENIK
Adanya interupsi pada vasomotor simpatis setelah cidera medula spinalis servikal,
cedera kepala hebat atau migrasi cephalatd anestesi spinal dapat menyebabkan syok
neorogenik. Sebagai tambahan pada keadaan dilatasi arteriolar, venolidasi menyebabkan
balik vena dan kardiac output. Ekstremitas sering kali hangat, berbeda dengan ekstemitas
dingin vasokontriksi pada syok hipovolemik atau kardiogenik.
Penatalaksanaan
Terapi mencakup pendekatan simultan terhadap hipovolemia relatif dan kehilangan
tonus vasomoter. Pemberian cairan dalam jumlah besar mungkin diperlukan untuk
menormalkan hemodinamik jika hanya diberikan sendirian. Jika pendarahan telah
disingkirkan, norepinefrin atau agen -adrenergi murni seperti fenilefrin dapat diberikan
untuk meningkatkan resistensi vaskular dan menjaga tekanan arterial yg adekuat
SYOK HIPOADRENAL
Respons normal terhadap stress : penyakit, operasi atau trauma memerlukan
peningkatan hormon kortisol yg dipolusi kelenjar adrenal. Syok hipoadrenal terjadi bila
terdapat keadaan insufisiensi adrenal pada seseorang yg kemudian mengalami stress
akut. Insufisiensi adrenokordikal dapat terjadi akibat pemakaian kronik glokokortikoid
eksogen dosis tinggi, penyakit kritis termasuk trauma dan sepsis. Penyebab lainnya
seperti atropi idiopatik, tuberculosis penyakit metatasis, pendarahan adreenal bilateral
dan amilodosis. Syok yg terjadi akibat insufisiensi adrenal ditandai oeh gangguan
dengan penurunan resistensi vaskular restitemik, hipovolemia dan penurunan
kardiacoutput. Diagnosis insulifisiensi adrenal ditegakkan dengan pemeriksaan kadar
kortisol, ACTH atau dengan testimulasi ACTH.
-
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding diantara 4 jenis syok tersebut. Penting untuk memebedakan jenis
sel.
Nilai keadaan ABCDE PASIEN (Airway,Breathing,Cicrculation , Disability,Exposure),
deteksi keadaan syok dan jenis syok, dan aktifkan tim resusitasi (menyiapkan obat-obat
hipovolemik dapat diberikan 2-3 liter cairan kristaloid dalam 20-30 menit.
Nilai segera tanda vital setelah loading cairan. Bila tanda vital stabil, lakukan definite
workup. Bila tanda vital stabil(tekanan darah sistolik < 90 mmHg dan frekuensi nadi
masih > 120 kali per menit ). Sebaiknya dilakuan pemasangan keteter vena sentral.
Bila tekanan vena sentral meningkat mengindikasikan disfungsi jantung atau tamponade.
Echocardiografi sebaiknya segera dilakukan dan syok kardiogenik ditatalaksana sesuai
etiologi
Bila tekanan vena sentral < 15 dan tanda vital belum stabil, resusitasi cairan dapat
dilanjutkan dengan kristaloid darah/komponennya untuk mencapai hematokrid 30
dan tekanan sentral 15, bila target tercapai dan tanda vital membaik, lakukan definite
workup.
Bila tanda vital tidak membaik/bahkan terjadi peburukan asidosis setelah melanjutkan
resusitasi cairan, dianjurkan untuk memasang kateter arteri pulmonalis untuk tatalaksana
selanjutnya.
Kateter kandung kencing dipasang untuk memudahkan penilaian produksi urin.
Penggantian volume yang memadai seharusnya menghasilkan keluaran urine minimal
sekitar 0.5-1 cc/kg berat badan/jam. Dekompresi lambung dengan NGT dapat
SYOK HIPODRENAL
Pada pasien yag himodinamiknya tidak stabil, dekstametason diberikan secara
intravena. Agen ini lebih dipilih jika terapi empirik dibutuhkan kerena, tidak seperti
hidrokortison, deksametason tidak mempengaruhi tes stimulasi ACTH. Jika diagnosis
insufisiensi adrenal absolot atau relatif ditegakkan dengan stimuli kortikotropin yang
non-responsif, pasien yg diberikan hidrokortison 100 mg tiap 6-8 jam dan dosis
diturunkan perlahan ketika hemodinamiknya stabil. Pada keadaan syok hipoadrenal
terapi glukokortikoid harus diberikan secara simultan dengan resusitasi volume dan
dukungan vasopresor.
KOMPLIKASI :
- Disfungsi dan atau gagal multi organ
sekuele akibat gatal multi organ atau akibat hipoperfusi yang berkepanjangan
pada syok kardiogenik: henti jantung, aneurisma ventrikal, stroke dan sekuele
tromboembolik lainnya
kematian