Professional Documents
Culture Documents
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia
yang di ampu oleh Danang Endarto, S.T, M.Si dan Drs. Wakino, M.S
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
LINTANG RONGGOWULAN
NURUL SULISTIYO PRIBADI
RINA WIDYANINGSIH
DIAN ADHETYA ARIF
NOVAL ARIZAL R DHI
K5408008
K5408042
K5408046
K5408026
K5408010
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sujud syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan
kesempatan sampai pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan, untuk
memenuhi nilai mata kuliah Geomorfologi Indonesia di Program Studi Geografi.
Banyak kendala dalam menyusun makalah ini, namun pada akhirnya
berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kendala tersebut dapat teratasi
dengan baik. Untuk itu atas segala bantuannya disampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Geografi.
2. Bapak Danang Endarto, S.T, M.Si dan Bapak Drs. Wakino, M.S
selaku Dosen pengampu mata kuliah Geomorfologi Indonesia yang
telah berkenan memberikan bimbingan, arahan serta ilmu yang
bermanfaat selama mengikuti mata kuliah ini.
3. Rekan-rekan kuliah Program Studi Geografi dan para sumber yang
diambil dari Internet maupun dari buku.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Meskipun disadari, makalah ini jauh dari sempurna, namun
diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu geografi pada khususnya.
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tatanan geologi dam geomorfologi Indonesia merupakan bagian yang
sangat unik dan rumit. Hal ini dikarenakan Indonesia berada pada pertemuan
paling tidak tiga lempeng tektonik besar di dunia yaitu Lempeng Samudera
Pasifik, Lempeng Benua Australia-Lempeng Samudera India serta Lempeng
Benua Asia.
Hampir seluruh tatanan geologi dan geomorfologi Indonesia
mempunyai tatanan yang rumit. Begitu pula tatanan tektonik yang ada di
Pulau Sumatera. Keunikan dan keruwetan kondisi ini sudah diuraikan oleh
para peneliti terdahulu dengan berbagai pendekatan konsep tektonik klasik
atau fisis, yaitu konsep yang berpandangan bahwa terbentuknya geosinklin
sampai pegunungan terjadi pada tempat yang tetap.
Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana yang
disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Ini merupakan dampak dari
wilayah Indonesia yang terletak di pertemuan dua jalur pegunungan aktif
terpanjang di dunia (Wardhana, 1998). Bagian Indonesia barat dilalui oleh
mediteran ring of fire-sirkum pegunungan mediterania, yang memanjang dari
laut mediteran diropa. Sedangkan di bagian timur merupakan ujung dari
pacific ring of fire-sirkum api pasifik, yang berasal dari pegunungan Rocky di
benua Amerika (Nungrat, 2001).
Kedua sirkum ini mengakibatkan munculnya sederet pegunungan di
pesisir oantai dan laut yang sampai saat ini masih berstatus aktif. Tercatat di
Indonesia terdapat sekitar 13 % gunung api aktif dari total gunung aktif di
dunia. Jumlah ini lebih banyak di banding gunung api di Amerika, Jepang,
Perancis, Italia dan negara lain. Saat ini terdapat 500 gunung api di Indonesia.
Sebanyak 129 diantaranya dikategorikan sebagai gunung api aktif yang
tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Kepulauan Banda, Halmahera hingga
Sulawesi. (Museum Gunung Api Batur, 2009).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Tatanan Tektonik Indonesia
Pada 50 juta tahun yang lalu (Awal Eosen), setelah benua kecil India
bertubrukan dengan Himalaya, ujung tenggara benua Eurasia tersesarkan lebih
jauh ke arah tenggara dan membentuk kawasan Indonesia bagian barat. Saat itu di
kawasan Indonesia bagian timur masih berupa laut (laut Filipina dan Samudra
Pasifik). Lajur penunjaman yang bergiat sejak akhir Mesozoikum di sebelah barat
Sumatera, menyambung ke selatan Jawa dan mengalir ke tenggara-timur
Kalimanyan-Sulawesi Barat, mulai melemah pada Paleosen dan berhenti pada
kala Eosen.
Pada 45 juta tahun yang lalu. Lengan Sulawesi terbentuk bersamaan
dengan jalur Ofiolit Jamboles. Sedangkan jalur Ofiolit Sulawesi Timur masih
berada di belahan selatan bumi.
Pada 20 juta tahun lalu benua-benua mikro bertubrukan dengan jalur
Ofiolit Sulawesi Timur, dan Laut Maluku terbentuk sebagian dari Laut
Philipina.Laut Cina selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara SerawakSabahm, mulai aktif.
Pada 10 juta tahun yang lalu, benua mikro Tukang Besi-Buton bertubrukan
dengan jalur Ofiolit di Sulawesi Tenggara, tunjaman ganda bertubrukan dengan
jalur Ofiolit di Sulawesi Tengara, tunjaman ganda terjadi di kawasan Laut
Maluku, dan Laut Serawak terbentuk di Utara Kalimantan.
Pada 5 juta tahun yang lalu, benua mikro Banggai-Sula bertubrukan
dengan jalur Ofiolit Sulawesi Timur, dan mulai aktif tunjangan miring di utara
Irian Jaya-Papua Nugini.
Di dalam zaman jura, India memisahkan diri dari Gondwanalad dan
bergerak ke arah Asia dengan kecepatan 10-18 cm pertahun. Menjelang
permulaan zaman tertier, India mulai mendesak Asia dan sebagian menyusup ke
bawah Asia. Akibat desakan yang besar ini munculah pegunungan Himalaya, dan
350
kilometer
potongan
dari
sesar
Sumatra
Gambar 9. Skema Pergerakan Relatif Patahan Turun, Patahan Naik dan Patahan
Geser (Sumber : Why the Earth Shakes: Seismic Science, The Exploratorium,
1999. http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id/Images/gempa/gempa%20(14).jpg)
Pergerakan lempeng samudera dimungkinkan terjadi karena adanya
magma yang naik dari dalam kulit bumi di zona pemekaran samudera ke
permukaan secara terus menerus. Proses ini mendorong lempeng samudera yang
mengapung pada lapisan yang bersifat padat tetapi sangat panas dan dapat
mengalir
secara
perlahan,
seperti
cairan
dengan
viskositas
tinggi.
patahan atau sesar naik, gerak relatif turun disebut sesar turun dan gerak relatif
geser disebut sesar geser.
adalah
di
Gunung
Lembu,
adapun
busur
dalam
hasil
atas (Crataceus) dan system orogene Sunda pada priode tersier kuarter, yang
dimaksud dengan Orogene Malaya adalah busur pegunungan yang terbentuk pada
Mesozoikun bawah dengan busur Zone Karimata dan busur luar Daerah Timah.
Yang dimaksud dengan Orogene Sumatra adalah busur pengunungan yang
terbentuk pada Mesozoikun atas dengan busur dalam Sumatra Timur dan busur
luar Sumatra Barat. Yang dimaksud dengan Orogenesa Sunda adalah busur
pengununagn yang terbuntuk periode Tersier-Kuarter dengan busur dalam Bukit
Barisan dan busur luar pulau-pulau sebelah barat Sumatra. Bukit Barisan pada
Mesozoikum atas masih merupakan Foredeep, memasuki tersier baru mengalami
pengangkatan pada priode Tersier pulau-pulau di sebelah barat Sumatra dari Nias
sampai Enggano belum ada memasuki periode Kuarter baru mengalami
penggkatan membentuk pulau-pulau tadi, sampai sekarang masih mengalami
pengakatan secara pelan-pelan.
d. Intra Meosen
Mengalami penggkatan II disertai intrusi Batholit mendekati
permukaan bumi membentuk vulkan-vulkan andesit tua. Pengkatan masa
ini bersifat vulkanis dengan erupsi asam dan sedang. Sebagai kompensasi
dari pengkatan ini terbentuk foredeep dan backdeep yang kemudian terisi
sedimen. Intrusi magma asam menyebabkan keluarnya larva dasitis yang
dapat di jumpai di Bengkulu berupa tuff dasitis (dasit adalah andesit yang
kaya dengan kuarsa, butir-butirnya kasar tidak seperti Andesit yang
berbutir
halus).
mengakibatkan
Reaksi
pucak
grafitasional
Geantiklin
terhadap
Bukit
pengangkatan
barisan
II
pecah-pecah
materi
yang
dimuntahkan
volumenya
sekitar
2000
km3,
menghasilkan gua di bagian bawah pipa kepundan. Bahan erupsi Batak Timor
sampai ke Malaka dalam jarak 300-400 km, di mana tebal abu vulkanik
sekitar 5 ft (1,5 m). Aliran lava menutupi daerah seluas 20.000-30.000 km2
yang tebalnya sampai ratusan meter.
Sebagai akibat dari gaya berat atap gua yang terbentuk di bawah pipa
kepundan maka atap gua runtuh membentuk depresi yang kemudian terisi air
membentuk Danau Toba. Kemudian gaya dari dalam dapur magma
mendorong runtuhan tadi sehingga terungkit ke atas dan muncul di permukaan
danau sebagai pulau. Pada mulanya ketinggian permukaan air danau 1.150 m
di atas permukaan laut, tetapi karena erosi mundur yang dialami sungai
Asahan mencapai danau Toba maka drainasenya lewat sungai Asahan
menyebabkan permukaan air danau turun hingga ketinggian 906 m di atas
permukaan laut.
Sebagaiman telah disinggungkan dimuka, pada periode Neogen (MioPliosen) Sumatera Timur mengalami penurunan mencapai ribuan meter,
kemudian terisi dengan sedimen marine (Telisa & Lower Palembang stage)
dan sedimen daratan (Middle & Upper Palembang stage). Ketika terjadi
Gambar 12.
(Sumber: http://www.mgi.esdm.go.id/files/u1/geomorfologi03.jpg)
batuan reservoar relatif rendah karena laju pengendapan yg relatif cepat di laut
dalam, demikian pula dengan pengaruh proses pematangan diagenesa
volkanisme di bagian timur yang jaraknya terlalu jauh.
yang terbentuk di daerah bagian dalam yang memisahkan prisma akresi dengan
busur kepulauan (island arc) mengakibatkan peningkatan pasokan sedimen yang
lebih besar (Lubis et al, 2007). Demikian pula akibat terjadinya pengangkatan
tersebut maka morfologi palung laut di kawasan ini memperlihatkan bentuk lereng
yang terjal dan sempit dibandingkan dengan palung yang terbentuk di kawasan
timur Indonesia.
2) Banyaknya Gunung Api
Di Pulau Sumatera terdapat banyak gunung aktif yang berpotensi untuk
meletus dan sangat membahayakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
tersebut. Sebagian besar sebaran Gunung Api berada di pesisir barat Pulau
Sumatera yang berjarak hanya beberapa km dari bibir pantai.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi
oleh keberadaan lempeng samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh
keberadaan lempeng benua. Berdasarkan gaya gravitasi, magnetisme dan
seismik ketebalan sekitar 20 kilometer, dan ketebalan lempeng benua
sekitar 40 kilometer (Hamilton, 1979).
2. Pulau Sumatera dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu
h. Dataran alluvial terbentang di pantai timur.
i. Tanah endapan/ Foreland tersier (peneplain) dengan Pegunungan
Tiga Puluh
j. Depresi sub Barisan
k. Barisan depan / fore barisan dengan masa lipatan berlebihan (over
thrust masses)
l. Scheifer Barisan dengan lipatan yang hebat dan batuan metamorf.
m. Barisan tinggi / High Barisan dengan vulkan-vulkanmuda.
n. Dataran alluvial terbentang di pantai barat.
3. Kenampakan pola tektonik di Pulau Sumatera dibagi menjadi tiga yaitu
bagian utara, tengah dan selatan Sumatera. Tiap tiap bagian mempunyai
kenampakan dan pola yang berbeda karena dibentuk oleh sesar.
4. Satuan geomorfologi pulau Sumatera dibagi menjadi 4 diantaranya
Geomorfologi zona subduksi
proses-proses yang terjadi pada tepian kerak samudera, tepian kerak benua
dan proses penunjaman itu sendiri, terbentuknya gunungapi laut;
Geomorfologi palung laut; Geomorfologi palun; Geomorfologi Prisma
Akresi membentuk gugusan pulau pulau memanjang di lepas pantai
barat Aceh; dan Geomorfologi cekungan busur muka.
DAFTAR PUSTAKA