Professional Documents
Culture Documents
1. Larutan CuSO4 1 M
Timbang CuSo4 sebanyak 4 gram Masukkan dalam labu ukur 250 mL, lalu larutakan
dengan aquadest sampai tanda tera.
2. Larutan Yodium
Larutkan 1,3 gr Yodium (I) dan 2,5g Kalium Yodida (KI) dalam kira-kira 10 mL air.
Kemudian tambahkan air sampai menjadi 100 mL.
3. Larutan Yodium Untuk Reaksi Yodoform
Larutkan 10 gr Yodium (I) dan 20 gr Kalium Yodida (KI) dalam 80g air.
4. Larutan Amilum
Masukkan 1 gr Amilum ke dalam kira-kira 10 mL air, kemudian mengaduk terusmenerus. Lalu tambahkan lalutan tersebut ke dalam 200 mL air panas. Lanjut panaskan,
diaduk sampai warna berubah bening.
Perhatikan: Beberapa macam amilum mengandung glukosa, harus hati-hati. (Kalau
mengandung glukosa, maka beraksi dengan Larutan Fehling).
5. Larutan Tollens
Membuat Larutan 2 mL AgNO3 5%. Kemudian teteskan 1 tetes NaOH. Lalu teteskan
NH4OH 6 M ke dalam Larutan tersebut sampai warna menjadi bening.
Perhatikan: larutan Tollens itu tidak boleh disimpan selama lebih 1 hari. Sebelum mau
pakai, baru membuat LarutanTollens.
6. Larutan BTB (Bromotimol Biru)
Larutkan 0,1-1 gr BTB dalam 20 mL Etanol 90-95%. Kemudian tambahkan air sampai
menjadi 100 mL.
7. Larutan TB (Timol Biru)
Larutkan 0,1 gr Timol Biru dalam 20 mL Etanol 90-95%, kemudian tambahkan air
sampai menjadi 100 mL.
8. Larutan Fenolftalin
Larutan 0,1-1,0 gr Fenolftalin dalam 90 mL Etanol 95%, kemudian tambahkan air sampai
menjadi 100 mL.
9. Larutan Metil Jingga
Larutkan 0,1 gr Metil Jingga dalam air sampai menjadi 100 mL.
10. Larutan MM (Metil Merah)
Larutkan 0,2 gr Metil Merah dalam 90 mL Etanol 95%, kemudian tambahkan air sampai
menjadi 100 mL.
11. Larutan Fehling
Fehling A Larutkan 3,5 gr Tembaga Sulfat (CuSO 4 5H2O) dalam air sampai menjadi 50
mL. Fehling B Larutkan 17,3 gr Kalium-Natrium Tartrat (KNaC 4H4O6 4H2O) dan 5 gr
Natrium Hidorokisada (NaOH) dalam air sampai menjadi 50 mL. Cara pakai
Sebelum praktek, Campur A dan B dengan sama ukurannya. Larutan Fehling teidak boleh
simpan lama, karena itu campur A dan B sebelum praktek. (Hanya untuk 1 kali praktek).
penambahan 78 mL H2SO4 pekat dalam 300 mL air. Setelah oksida larut, encerkan larutan
sampai 1 liter, pindahkan dalam botol yang bersih. Bila larutannya keruh, sebelum
dipakai harus disaring. Pengendapan Cerium (IV) fosfat dalam larutan asam lambat sekali
dan bila segera dipakai setelah dibekukan, penyaringan dapat dihapuskan.
21. Larutan Cerium (IV) Ammonium Nitrat 0,1 N
Timbang 54.83 gram contoh yang murni. Masukkan dalam piala 1 liter. Tuangkan 56
mL H2SO4, aduk kira-kira 2 menit. Tambahkan 100 ml air dan aduk. Lanjutkan
penambahan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai volumenya 600 ml. Pindahlan
larutan ke dalam labu ukur 1 liter dan encerkan sampai tanda tera, homogenkan.
Metoda I : Dilarutkan kira-kira 28 gram Ammonium Ce (IV) Nitrat proanalisis (ekivalen
= 548.23) dalam 100 mL air, tambahkan larutan ammonia encer perlahan-lahan dan
sambil diaduk sampai terdapat sedikit kelebihan (kira-kira 60 ml larutan ammonia sekitar
2,5 N diperlukan). Saring Ce (IV) Hidroksida yang mengendap dengan kaca masir dan
cuci denganlima porsi air 50 ml untuk menghilangkan ammonium nitrat ; biarkan
endapan di atas pompa air selama kira-kira 30 menit untuk menghilangkan air sebanyak
mungkin. Pindahkan endapan kembali ke wadah semula sebanyak mungkin, dan
pindahkan hidroksida yang tersisa di atas saringan dari kaca masir dalam membilas
dengan empat porsi dan 50 ml asan sulfat 2 M yang sebelumnya telah dipanaskan sampai
kira-kira 60C. Tambahkan cairan cucian pada endapan dalam wadah dan panaskan
sampai endapan melarut lengkap. Dinginkan dan pindahkan larutan ke dalam sebuah labu
ukur 500 ml, dan encerkan sampai tanda tera dengan air suling. Larutan Ce (IV) Sulfat
yang dihasilkan kira-kira 0.1 N, dan memerlukan standardisasi sebelum digunakan.
Metoda II: Uapkan 55.0 gram Ammonium Ce (IV) Nitrat proanalisis sampai hamper
kering dengan asam sulfat pekat berlebih (48 ml) dalam sebuah pinggan penguap.
Larutan Ce (IV) Sulfat yang dihasilkan dalam asam sulfat 1 M (28 mL asam sulfat pekat
ke dalam 500 mL air), pindahkan ke dalam sebuah labu ukur 1 liter. Tambahkan asam
sulfat 1 M sampai dekat tanda tera, dan encerkan sampai tanda tera dengan air suling,
homogenkan.
Metoda III: Timbang 35-36 gram Ce (IV) Sulfat murni, tambahkan 56 ml asam sulfat 1 :
1 dan aduk, dengan sering penambahan air dan memanaskan perlahan-lahan sampai
garam melarut. Pindahkan ke sebuah labu ukur 1 liter yang bersumbat kaca dan ketika
dingin encerkan sampai tanda tera sampai air suling. Homogenkan.
Metoda IV: Simpan kira-kira 21 gram Ce (IV) Hidroksida dan tambahkan 100 mL asam
sulfat sambil diaduk rata. Teruskan pengadukan dan masukkan 300 mL air suling dengan
perlahan-lahan dan hati-hati. Diamkan semalaman, dan jika ada suatu residu tertinggal,
saring larutan ke dalam sebuah labu ukur 1 liter dan encerkan sampai tanda tera.
Standardisasi Larutan Cerium (IV) v Dengan As2O3
Ditimbang 200 mg As2O3 pekat yangdikeringkan pada suhu 100C selama 1 jam,
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 mL. Cuci dengan 25 ml larutan natrium
hidroksida pekat (8 % W/V), lalu dikocok hingga larut dan ditambahkan 100 mL air suling.
Tambahkan H2SO4 (33.3 % W/V) sebanyak 10 mL dan 2 tetes larutan 0-Phenantrolin pekat
dan larutan Osmium tetraoksida pekat (0.25 % W/V) dalam H2SO4 0.1 N. Titrasi perlahanlahan dengan larutan Ce (IV) sulfat hingga warna merah muda berubah menjadi biru
sangat pucat. Tiap ml Ce (IV) sulfat setara dengan 4.946 mg As 2O3. Reaksinya lambat
kecuali kalau Osmium tetraoksidasi OsO4, atau iodium monoklorida ICl, digunakan
sebagai katalis. Dengan katalis OsO4, titrasi dapat dilakukan pada suhu kamar. Feroin
merupakan indikator yang cocok. Dengan katalis ICl larutan dipanaskan sampai 50C.
Swift telah menemukan bahwa titrasi dapat dilakukan pada suhu kamar dengan
menggunakan ICl sebagai katalis, jika larutan adalah 4 M asam klorida. ICl bekerja juga
sebagai indikator.
v Dengan Natrium Oksalat Reaksi dengan ion Ce (IV) lambat dalam H2SO4 pada suhu
kamar dan baik dengan OsO4 atau ICl merupakan katalis yang paling cocok. Siapkan
larutan ammonium besi (II) sulfat kira-kira 0.1 N dalam asam sulfat ener, dan titrasi
dengan larutan Ce (IV) Sulfat dengan memakai indikator feroin. Timbang kira-kira 0.2
gram natrium oksalat p.a, masukkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan 25-30 asam
sulfat 1 M. Panaskan larutan sampai kira-kira 60C dan tambahkan 30 mL larutan Ce (IV)
yang akan distandarkan itu setetes demi setetes, denganmenambahkan larutan secepat
mungkinselaras dengan pembentukan tetes. Panaskan ulang larutan sampai 60C lalu
tambahkan 10 mL larutan Ce (IV). Diamkan selama 3 menit lalu dinginkan dan titrsi balik
kelebihan Ce (IV) dengan larutan besi (II) dengan memakai feroin sebagai indikator.
Akan tetapi, jika dengan larutan asam perklorat 2 M, reaksi berlangsung cepat pada suhu
kamar. Besi kawat murni dapat dipergunakan sebagai standar primer, reaksi berlangsung
cepat pada suhu kamar. Cara kerjanya adalah dengan menimbang 0.15-0.20 gram kawat
besi p.a. Masukkan sumbat karet yang pas yang dilengkapi dengan sebuah pipa
penghantar yang bengkok, dalam sebuah Erlenmeyer 300 mL dan jepit labu pada statif
labu suling, dalam kedudukan miring, di mana tabung membengkok sedemikian sehingga
mecelup ke dalam sebuah piala kecil yang mengandung larutan natrium hidrogen
karbonat jenuh atau larutan kalium hidrogen karbonat 20% (dibuat dari zat-zat padat panya). Taruh 100 ml asam sulfat 3 N ke dalam labu dan tambahkan 0.1-1 gram natrium
hidrogen karbonat p.a dalm 2 porsi; karbondioksia yang dihasilakan akan mengusir keluar
udara. Sementara itu, hasil penimbangan kawat besi p.a taruh cepat-cepat ke dalam labu,
masukkan kembali sumbat beserta pipa bengkok, dan panaskan perlahan-lahan sampai
besi larut sempurna. Dinginkan labu dengan cepat di bawah aliran air yang dingin, lalu
tambahkan larutan Ce (IV) Sulfat setelah ditambahkab indicator yang sesuai. Feroin
merupakan indikator yang baik.
22. Larutan Indikator Bromocresol Purple 0.1%
Timbang 0.1 gram indikator bromocresol purple dalam cawan yang sudah kering dan
bersih. Masukkan dalam labu ukur 100 mL, larutkan dengan menggunakan ethanol 20%
Aduk hingga homogen.
23. Larutan Clean Super Shijiyaku
Timbang 0.4 gram methylene red. Timbang 0.2 gram methylene blue Tambahkan 200 mL
ethanol Aduk hingga homogen. Larutan siap digunakan Perubahan warna indikator hijau
menjadi merah muda.
24. Larutan Indikator Amilum (Kanji) 1%
Timbang sebanyak 1 gram indikator amilum Larutkan dengan menggunakan aquadest
hingga 100 mL Aduk larutan hingga homogen sambil dipanaskan Larutan siap digunakan.
25. Larutan Mangan Sulfat 2.15 N
Timbang sebanyak 363,393 gram mangan sulfat monohydrate (BM=169.02 gr/mol)
Larutkan dengan menggunakan aquadest hingga volume 1000 mL Aduk hingga homogen
Larutan siap digunakan.
26. Larutan Potassium Iodate (KIO3) 0.025 N
Timbang sebanyak 0.0892 gram KIO3 (BM=214 gr/mol, BE= 35.666 gr/mol) Larutkan
dengan menggunakan aquadest tanda tera (100 mL) Aduk larutan hingga homogeny
Larutan siap digunakan.
27. Larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.025 N
Timbang sebanyak 1.5511 gram natrium tiosulfat secara seksama (BM=248.18 gr/mol)
Larutkan dengan menggunakan aquadest hingga volume 500 mL Aduk hingga homogen
Larutan siap digunakan. (standardisasi larutan sebelum digunakan).
28. Larutan H2SO4 2 N
Pipet hati-hati 5.3 mL asam sulfat pekat (96%, :1.84 gr/mL), lakukan di ruang asam.
(BE=1/2. 98.08 gr/mol) Masukkan kedalam labu ukur yang telah diisi air. Tepatkan
volume hingga tanda tera (100 mL) Aduk hingga homogen Larutan siap digunakan.
29. Larutan KI 10%
Timbang 10 gram KI dalam cawan timbang. Masukkan Kristal KI yang telah ditimbang
kedalam labu ukur 100 mL Larutkan dengan aquadest hingga tanda tera (100 mL) Aduk
larutan hingga homogen Larutan siap digunakan.
30. Larutan Alkali Iodide Azide (NaOH-KI)
Timbang sebanyak 50 gram Sodium Hydroxide (NaOH), larutkan dengan 50 ml aquadest.
Aduk hingga homogen (Larutan A). Timbang sebanyak 15 gram potassium iodide (KI),
Timbang sebanyak 225 gram KOH dalam beaker glass Larutkan dengan beberapa ml
aquadest Masukkan dalam Labu ukur 500 mL Larutkan dengan menggunakan aquadest
hingga tanda tera Aduk hingga homogeny, dan larutan siap digunakan.
39. Larutan Indikator Murexide (Ammonium Purpurate) 1%
Timbang 1 gram indikator murexide Masukkan dalam labu ukur 100 mL Larutkan dengan
aquadest. Tambahkan aquadest hingga tanda tera Aduk hingga homogen dan larutan siap
digunakan.
40. Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 0.02 N
Pipet hati-hati 0.55 mL asam sulfat pekat (96%, : 1.84 gr/cm 3), lakukan di ruang asam.
(BE = 1/2. 98.08 gr/mol) Masukkan kedalam labu ukur yang telah diisi air. Tepatkan
volume hingga tanda tera (1000 mL). Aduk hingga homogen Larutan siap digunakan
41. Larutan Methyl Orange Indicator
Timbang 0.04 gram methyl orange dalam cawan timbang Masukkan dalam beaker glass
Larutkan dengan etanol 20% beberapa mL. Masukkan dalam labu ukur 100 ml Encerkan
dengan ethanol 20% hingga tanda tera. Aduk hingga homogeny, dan larutan siap
digunakan.
42. Larutan Phenolphtalein Indicator
43. Timbang 0.1 gram Phenolpthalein dalam cawan timbang Masukkan dalam beaker glass
Larutkan dengan etanol 96% beberapa mL. Masukkan dalam labu ukur 100 mL Encerkan
kembali dengan ethanol 96% hingga tanda tera. Aduk hingga homogen, dan larutan siap
digunakan.
44. Larutan HCl 0,1 N
Diukur sebanyak 2,07 ml larutan HCl 37%, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu
takar 250 ml sampai garis batas dan distandarisasi dengan menggunakan larutan Na 2CO3
0,1 N.
45. Larutan Na2CO3 0,5 N
Sebanyak 6,625 gram Na2CO3 dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 250 ml sampai
garis batas.
46. KOH-Alkohol 0,5 N
Ditimbang KOH sebanyak 7,0125 gram dan dilarutkan dengan alkohol dalam labu takar
250 ml sampai garis batas dan distandarisasi dengan menggunakan larutan H2C2O4 0,1
N dan indikator fenolptalein.
47. Larutan KOH 0,1 N
Ditimbang KOH sebanyak 1,4 gram dan dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 250
ml sampai garis batas dan distandarisasi dengan menggunakan larutan H 2C2O4 0,1 N
indikator fhenolptalen.
48. Larutan KOH 0,02 N
Diukur sebanyak 50 ml larutan KOH 0,1 N dan diencerkan dalam labu takar 250 ml
dengan menggunakan akuades batas.
49. Larutan H2C2O4 0,1 N
Ditimbang 1,575 gram H2C2O4.2H2O dimasukkan kedalam labu takar 250 ml dan
diencerkan dengan akuades sampai garis batas.
50. Larutan Indikator Fhenolptalein
Ditimbang 1 gram Fenolptalein dan dilarutkan dengan alkohol dalam labu takar 100 ml.
51. Larutan Alkohol Netral
Sebanyak 200 ml alkohol 96%, ditambahkan 4 tetes indikator Fenolptalein dan ditetesi
dengan larutan KOH 0,1 N hingga menjadi larutan merah muda.
Larutan HCl
1.