You are on page 1of 9

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN VETERAN JAKARTA
2014

Andre seorang anak laki-laki berusia 12 bulan


terpaksa dibawa ke puskesmas, karena menderita gizi
buruk dengan komplikasi penyakit diare. Dalam
kesehariannya Andre diasuh oleh neneknya, karena
kesibukan kedua orang tuanya. Mulai usia 3 bulan,
Andre sudah tidak diberi ASI lagi dan hanya diberi
susu botol. Andre tidak pernah dibawa ke posyandu
yang ada di daerahnya, sehingga pertumbuhannya
tidak terpantau. Tanpa disadari hari demi hari berat
badannya mengalami penurunan dan kurus sekali.
Kondisi Andre menjadi sangat lemah dan sakitsakitan. Apakah kejadian yang menimpa Andre harus
dialami oleh anak-anak lain?
(Suara Kita, 13 Agustus 2004)

Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau Keluarganya


Sadar Gizi
Tetapi siapa yang bertanggung jawab menyadarkan keluarga
Andre ?

Upaya

perbaikan

gizi

mempertimbangkan

beberapa hal penting sebagai berikut;


- Arah perbaikan gizi lebih mengedepankan
perubahan perilaku

keluarga,

untuk

mencegah dan menanggulangi gizi kurang


dan gizi lebih.
- Sasaran

perbaikan

gizi

diperluas

mencakup seluruh kelompok siklus


hidup, meliputi; bayi, balita, usia sekolah,
remaja dan usia

produktif

serta

usia

lanjut.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), merupakan
gambaran

keluarga

seimbang,
memecahkan

yang

mampu
masalah

berperilaku
mengenali
gizi

gizi
dan

anggota

Apa itu KADARZI ?

KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga


yang berperilaku gizi seimbang, mampu
mengenali dan mengatasi masalah gizi
anggotanya
PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah
pengetahuan, sikap dan praktek keluarga
meliputi mengkonsumsi makanan seimbang
dan berperilaku hidup sehat
MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan
makanan keluarga yang mengandung semua
zat gizi yang diperlukan masing-masing
anggota keluarga dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan danbebas dari
pencemaran

PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam bidang pangan,


gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat
keluarga
SUMBER DAYA dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat
keluarga
MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat
kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak sematamata disebabkan oleh kemiskinan dan
ketidaktersediaan pangan
KEBERSAMAAN antar keluarga dapat memobilisasi
masyarakat untuk
memperbaiki keadaan
dan
kesehatan

gizi

Bagaimana Menilai Keluarga


Sudah SADAR GIZI?

Status gizi seluruh anggota keluarga


khususnya ibu dan anak baik
Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada
keluarga
Semua anggota keluarga mengkonsumsi
garam beryodium
Semua ibu memberikan hanya ASI saja
pada bayi sampai usia 6 bulan
Semua balita dalam keluarga yang
ditimbang naik berat badannya sesuai
umur
Tidak ada masalah gizi lebih dalam
keluarga

Bagaimana Menuju KADARZI?


Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap,
serta faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial ekonomi,
dan ketersediaan sumber daya.

Di tingkat keluarga :
Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara
terus menerus
Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan
oleh tokoh masyarakat dan petugas
Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara
berjenjang yang terjangkau (posyandu, puskesmas dan
rumah sakit)
Di tingkat masyarakat:
Terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung
upaya menuju KADARZI (LSM; organisasi keagamaan;
organisasi kepemudaan; PKK)
Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan
informasi sistem pelayanan gizi
Sekurangnya terdapat kader di masing-masing
kelompok
Setiap kelompok aktif menyediakan dan
menyebarluaskan informasi dan sumber daya kesehatan
dan gizi

Memantau berat badan


secara teratur

Makan beraneka ragam

Hanya mengkonsumsi
garam beryodium

4. Memberikan hanya ASI


saja kepada bayi sampai usia
6 bulan
5. Mendapatkan dan
memberikan suplementasi gizi
bagi anggota keluarga yang

membutuhkan

You might also like