Professional Documents
Culture Documents
Rancangan
PERATURAN ORGANISASI
tentang
POLA DASAR KADERISASI KARANG TARUNA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010
Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan:
1. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna adalah hukum
yang tertinggi di mana semua hukum dan peraturan organisasi lahir
daripadanya, yang bersifat mengikat bagi seluruh anggota dan
kelengkapan organisasi, yang selanjutnya disingkat PD/PRT;
2. Peraturan Organisasi adalah suatu peraturan yang mengatur dan mengikat
seluruh perangkat organisasi termasuk mekanisme kerjanya yang belum
diatur dalam PD/PRT dan Keputusan TKN KT, yang selanjutnya disingkat
PO;
3. Temu Karya adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada setiap
tingkatan organisasi yang diselenggarakan setiap lima (5) tahun sekali
kecuali tiga (3) tahun sekali untuk tingkat desa/kelurahan, yang
selanjutnya disingkat TKN untuk tingkat nasional, TKP untuk tingkat
provinsi, TKB untuk tingkat kabupaten, TKK untuk tingkat kota, TKC untuk
tingkat kecamatan, TKS untuk tingkat desa, dan TKL untuk tingkat
kelurahan;
4. Pengurus adalah mandataris Temu Karya pada wilayah organisasi yang
bersangkutan, yang selanjutnya disingkat PNKT untuk tingkat nasional,
PKTP untuk tingkat provinsi, PKTB untuk tingkat kabupaten, PKTK untuk
tingkat kota, PKTC untuk tingkat kecamatan, PKTS untuk tingkat desa, dan
PKTL untuk tingkat kelurahan;
5. Warga Karang Taruna adalah setiap generasi muda yang berusia 11
sampai dengan 45 tahun di wilayah Republik Indonesia, yang mempunyai
hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan agama, suku, asal
keturunan, jenis kelamin, kedudukan sosial ekonomi, dan pendirian politik,
yang selanjutnya disingkat WKT;
6. Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (keanggotaan
otomatis), yakni seluruh remaja dan pemuda yang berusia 11 sampai
dengan 45 tahun;
7. Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader dan berusia 11
sampai dengan 45 tahun, karena potensi, bakat, dan produktivitasnya untuk
mendukung pengembangan organisasi dan program-programnya;
8. Pola Dasar adalah sebuah skema/disain/kerangka dasar yang dibangun
untuk menerapkan sebuah sistem;
9. Kader (yang berasal dari kata QUADRA, yang artinya kerangka, dan dalam
bahasa Perancis disebut CADRE, yang artinya bingkai dari suatu gambar)
adalah tenaga-tenaga inti dalam suatu organisasi yang selalu siap dalam
kondisi apapun untuk menjalankan tugas-tugasnya guna mencapai tujuan
bersama;
10. Kaderisasi/perkaderan adalah kegiatan atau proses dalam mempersiapkan
seseorang menjadi kader;
11. Pola Dasar Kaderisasi adalah sebuah skema/disain/kerangka dasar yang
dibangun untuk menerapkan sistem penyiapan seseorang menjadi kader;
12. Penerimaan/rekrutmen
adalah
proses,
perbuatan,
atau
cara
menerima/merekrut;
13. Lembaga adalah badan (organisasi) yang melakukan usaha/kegiatan
tertentu;
14. Mekanisme adalah cara kerja atau tatacara yang harus ditempuh dalam
melakukan sesuatu;
15. Jenjang Pelatihan adalah sebuah pola dan sistem pelatihan yang bertingkat
berdasarkan levelitas yang semakin menunjukkan kualitas yang
meningkat.
Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010
10
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
Peraturan Organisasi tentang Pola Dasar Kaderisasi Karang Taruna disusun
dengan maksud dan tujuan untuk memberikan pedoman arahan bagi anggota
Karang Taruna dan pengurus Karang Taruna yang bertanggung jawab disemua
jajaran Karang Taruna, agar dalam menjalankan tugasnya dapat memahami
bahwa kaderisasi harus dibangun berdasarkan pola dan sistem yang
representatif dan kondusif sehingga organisasi mampu melahirkan kaderkader yang siap memimpin organisasi dan menjadi pemimpin masyarakat
dilingkungannnya.
Pasal 3
Ruang Lingkup
Sesuai dengan maksud dan tujuannya, maka ruang lingkup PO ini meliputi:
1. Sifat, Hak, dan Kewajiban Keanggotaan Karang Taruna;
2. Pola Dasar Kaderisasi;
BAB II
SIFAT, HAK, DAN KEWAJIBAN KEANGGOTAAN KARANG TARUNA
Pasal 4
1. Pada dasarnya keanggotaan Karang Taruna bersifat stelsel pasif, akan
tetapi agar pengembangan dan pengarahan kader dan aktivis Karang
Taruna bisa lebih efektif, maka dikenal juga jenis keanggotaan yang lain
yakni: Anggota Aktif;
2. Pengertian dan kriteria Anggota Pasif dan Anggota Aktif adalah
sebagaimana ketentuan yang diatur dalam PRT KT pasal 2 dan 3;
3. Setiap Anggota Pasif dan Anggota aktif memiliki hak dan kewajiban
sebagaimana diatur dalam PRT KT pasal 5.
BAB III
POLA DASAR KADERISASI KARANG TARUNA
Pasal 5
Prinsip Pokok Kaderisasi
1. Kaderisasi dilaksanakan mulai dari tingkat desa/kelurahan atau komunitas
sosial yang sederajat sampai dengan tingkat nasional;
11
12
13
14
15
5. Sertifikat kelulusan yang diterima oleh seorang kader akan dapat menjadi
salah satu syarat seorang kader untuk:
a. Mengikuti program/jenjang pelatihan yang lebih tinggi;
b. Promosi menjadi pengurus Karang Taruna ditingkat yang lebih tinggi,
apabila direkomendasikan oleh pengurus Karang Taruna yang
bersangkutan;
c. Mengikuti program lamaran kerja diperusahaan yang dituju atau
mengikuti proses seleksi menjadi salah satu anggota lembaga publik.
6. Sertifikat kelulusan dari program kaderisasi bagi seorang kader tetap
berlaku apabila yang bersangkutan pindah alamat/domisili.
BAB IV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 11
Aturan Peralihan
1. Peraturan yang mengatur tentang Pola Dasar Kaderisasi Karang Taruna
yang ada tetap berlaku selama keberadaannya tidak bertentangan dengan
PO ini;
2. Seluruh
pengurus
pada
berbagai
tingkatan
diharuskan
untuk
menyesuaikan diri selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah PO ini
ditetapkan.
Pasal 12
Aturan Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam PO ini akan diatur lebih lanjut dalam
keputusan lain yang setara atau lebih rendah tingkatannya;
2. PO tentang Keanggotaan Karang Taruna ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan apabila di kemudian hari ditemukan kekeliruan, akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
2005
DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL
:
:
JAM
16
17